Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI TERHADAP LIRIK

LAGU AMIGDALA “KUKIRA KAU RUMAH”

Mariah Febriyanti – 18201241051


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: Mariahfebriyanti2018@student.uny.ac.id

Abstrak

Hadir dengan membawakan lagu “Kukira Kau Rumah” Amigdala


mampu mencapai kesuksesan dan diterima oleh penikmat musik indie.
“Kukira Kau Rumah” merupakan single pertama yang dirilis oleh
Amigdala setelah sebelumnya mengawali karir dengan menyanyikan ulang
lagu “Sampai Jadi Debu” mili Banda Neira. Dalam penelitian ini teori
utama yang digunakan adalah teori semantik makna denotasi dan konotasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan
pendekatan interpretatif deskriptif. Bercerita mengenai kenyataan
percintaan manusia yang seringkali datang kepada seseorang di waktu atau
suasana yang tidak tepat. “Kukira Kau Rumah” mengajarkan bahwa
seringkali seseorang yang hadir dalam hidup tidak selalu ditakdirkan untuk
dimiliki. Pemilihan kata “Kukira Kau Rumah” sebagai ungkapan
kekecewaan tokoh “Aku” terhadap kenyataan percintaan yang dialami.
Lagu ini mengajak pendengar agar kembali mengingat bahwa apa yang
berada di dekat kita belum tentu menjadi milik kita.

Kata Kunci: Denotasi, Konotasi, Lirik Lagu, Ku Kira Ku Rumah

A. PENDAHULUAN
Emery, dikutip dari Suprapto (2009: 5-6) mengatakan bahwa, “komunikasi
adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang pada orang lain”.
dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan dapat terlepas dari komunikasi
sebab komunikasi merupakan sarana penyampaian pesan terhadap orang lain.
Hakikatnya komukasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan non verbal.
Tentu saja komunikasi verbal merupakan komunikasi yang paling lzim ditemui.
Seperti yang diungkapkan Emery bahwa tujuan utama komunikasi adalah untuk
menyampaikan pesan sehingga sarana komunikasi menjadi hal yang penting. Hal
ini bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Salah satu
sarana menyampaian pesan yang cukup efektif yaitu melalui musik atau lagu.
Jamalus (1988:1) mendefinisikan musik sebagai suatu karya seni bunyi
dalam bentuk lagu atau komposisi musikyang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni,
bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.
Melalui musik inilah penulis atau pengarang ingin menyampaikan pesan,
menghibur, dan menceritakan pengalamannya sehingga dapat menjadi
pembelajaran bagi penikmat musik tersebut. Lirik menjadi hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam sebuah lagu sebab melalui lirik inilah apa yang ingin
disampaikan penulis dicurahkan. Dalam penulisannya, lirik dapat menjadi sebuah
ciri khas tersendiri bagi sebuah musik.
Perkembangan musik semakin pesat seiring berjalannya waktu. Seperti pada
saat ini, berkenaan dengan wabah yang melanda hampir sebagian dunia musisi-
musisi semakin produktif dalam berkarya. Musik Indie merupakan salah satu
musik yang berkembang pesat saat ini. musik indie sendiri berasal dari kata
“independent” yang artinya mandiri. Septian dan Hendastomo mengungkapkan
bahwa musik indie adalah karya musik yang berada di luar corak musik yang
biasanya berada di pasaran. Pengertian kedua mengungkapkan musik indie
sebagai musik yang berbentuk group band yang menciptakan, merekam, serta
memasarkan sendiri lagu-lagunya.
Salah satu musisi Indie yang sedang naik daun adalah Amigdala yang
sukses dengan single pertamanya berjudul “Kukira Kau Rumah”. Berasal dari
Bandung, Jawa Barat ini membawakan musik Indie yang identik dengan liriknya
yang puitis. “Kukira Kau Rumah” merupakan lagu dengan lirik yang sederhana
tetapi memiliki pesan dan mengandung perasaan mendalam yang dapat dirasakan
oleh pendengarnya. Lirik yang sederhana dan bermakna inilah yang menjadi daya
tarik sehingga penulis melakukan analisis lirik.
Menganalisis lirik lagu bertujuan untuk memahami makna dengan cara
mencari tanda-tanda yang memungkinkan timbulnya makna pada lagu. Mengutip
penjelasan dari Riffaterre “pembacalah yang bertugas untuk memberikan makna
pada tanda-tanda yang terdapat pada karya sastra. Tanda- tanda itu akan memiliki
makna setelah dilakukan pembacaan dan pemaknaan terhadapnya. Sesungguhnya,
dalam pikiran pembaca transfer semiotik dari tanda ke tanda terjadi (1978: 164-
166). Hal ini berarti bahwa suatu pemaknaan akan menjadi lebih utuh apabila
seorang pembaca mampu memahami konteks riil yang terdapat pada sebuah teks”
Dengan uraian di atas, dimana setiap bait dalam lirik lagu Amigdala
“Kukira Kau Rumah” memiliki makna yang ingin disampaikan oleh penyanyinya,
maka tujuan penulis adalah untuk meneliti lirik ini lebih jauh akan makna denotasi
dan konotasi yang terkandung di dalam lirik lagu “Kukira Kau Rumah”
Amigdala.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
interpretatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang datanya dinyatakan
dalam bentuk verbal, dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik.
(Sangadji, 2016: 26).. Terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, Peneliti
mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, Peneliti mereduksi segala informasi yang
diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, Peneliti menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara
mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang
dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan,
hipotesis, bahkan teori baru. (Sugiyono, 2012: 43).
Pendekatan interpretatif adalah analisis dalam yang menentukan dasar dan
makna sosial. Interpretatif bukanlah kerja otonom dan tidak ditentukan oleh suatu
kekuasaan khusus manusia tertentu. Dalam interpretatif dapat menggunakan
bantuan orang lain serta informasi tertulis. Penelitian yang menggunakan analisis
semiotika adalah merupakan teknik penelitian bagi kajian komunikasi yang
cenderung mengarah lebih banyak pada penerimaan pesan maupun sumber.
Dikategorikan kedalam penelitian interpretatif dan subjektif karena
mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan teks ataupun tanda yang
dapat dikaitkan dengan nilai-nilai ideologi, budaya, moral dan spiritual. Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba menganalisa dan mencari tahu arti dan makna
sesungguhnya dari lirik lagu Ku Kira Kau Rumah yang dipopulerkan oleh
Amigdala.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


“Kukira Kau Rumah” merupakan sebuah single pertama Amigdala yang
dirilis melalui kanal Youtube Indielokal pada bulan Februari 2017 dan sedang
naik daun akhir-akhir ini. Amigdala merupakan sebuah band lokal bergenre folk
atau indie yang berdomisili di Bandung dan dibentuk pada tahun 2016 silam.
Amigdala sendiri memiliki arti suatu bagian otak manusia yang meregulasi emosi,
seperti amarah, senang, takut, cemas, daan emosi lainnya.
Seperti musik-musik indie pada umumnya “Kukira Kau Rumah” juga
memiliki instrumen musik yang sangat syahdu dengan perikan gitar dan dentingan
piano pada intronya. Selain instrumennya, lirik yang sederhana namun memiliki
makna yang begitu dalam juga menjadi daya tarik tersendiri bagi lagu ini sehingga
videonya ditonton sampai 18 juta kali di Youtube.
Berikut adalah lirik lagu “Kukira Kau Rumah” yang dinyanyikan Amigdala:
Kau datang tatkala sinar senjaku telah redup
Dan pamit ketika puramaku belum seutuhnya
Kau yang singgah tapi tak sungguh
Kau yang singgah tapi tak sungguh

Kukira kau rumah


Nyatanya kau cuma aku sewa
Dari tubuh perempuan yang memintamu untuk pulang

Kau bukan rumah


Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah

(Amigdala- Kukira Kau Rumah)


1. Makna Denotasi pada Lirik Lagu Kukira Kau Rumah
Analisis Makna Denotasi Bait I
Kau datang tatkala sinar senjaku telah redup
Dan pamit ketika puramaku belum seutuhnya
Kau yang singgah tapi tak sungguh
Kau yang singgah tapi tak sungguh

Analisis larik 1:
Kau datang tatkala sinar senjaku telah redup

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI”, kata “Kau”


berarti engkau yang umumnya digunakan sebagai bentuk terikat di
depan kata lain. Kemudian kata “datang” berarti tiba ditempat yang
dituju, berasal, hadir, muncul. Kata “tatkala” dalam KBBI bermakna
ketika (itu), waktu (itu). “Sinar” sendiri berarti pancaran terang
(cahaya), sedangkan “senja” bermakna waktu setengah gelap sesudah
matahari terbenam. Selanjutnya kata “telah” bermakna sudah dan
“redup” bermakna berawan (langit), tidak terang (cuaca), suram,
berkurang. Berdasarkan konteks kalimatnya maka berkurang dianggap
sebagai makna yang paling tepat.
“Kau” sebagai subjek merujuk pada sesosok manusia yang hadir
di kehidupan tokoh aku, yang diperkuat dengan kata “datang”. Tokoh
utama seolah mengungkapkan bahwa tokoh „kau” datang kepadanya
disaat “sinar senjaku telah redup” yang diartikan sebagai waktu malam
setelah senja berakhir. Setelah memahami makna per kata dari kalimat
“kau datang tatkala sinar senjaku telah redup” memiliki pengertian
denotasi bahwa yang signifikan di dalam larik terdapat pada kata “kau”,
“datang”, dan “tatkala”.
Analisis Larik 2:
Dan pamit ketika purnamaku belum seutuhnya

Kata “dan” bermakna menghubungkan dengan kata sebelumnya,


dalam hal ini menghubungkan dengan larik pertama. Kata “pamit”
bermakna permisi akan pergi. Selanjutnya “ketika” menunjukkan
keterangan waktu, “purnama” berarti saat bulan bundar benar atau satu
bulan. Dalam KBBI “belum” memiliki arti masih dalam keadaan tidak,
“sepenuhnya” bermakna lengkap.
Setelah memaknai berdasarkan kata, kalimat “dan kau pamit
ketika purnamaku belum seutuhnya” bermakna denotasi bahwa tokoh
“kau” pergi meninggalkan tokoh aku sebelum bulan purnama utuh.
Pada kalimat ini, terdapat tanda signifikan pada kata-kata “pamit” dan
“belum seutuhnya”

Analisis Larik 3 dan 4:


Kau yang singgah tapi tak sungguh
Kau yang singgah tapi tak sungguh

KBBI memaknai kata “singgah” sebagai berhenti sebentar di


suatu tempat atau mampir, sedangkat kata “sungguh” dimaknai sebagai
benar atau sungguh-sunggu. Sehingga pada talik ketiga dan keempat
bermakna denotasi bahwa tokoh “kau” hanya mampir dan tidak
bersungguh-sungguh datang pada tokoh “aku”. Pada kalimat ini,
terdapat tanda signifikan pada kata “singgah”.

Analisis Makna Denotasi Bait 2


Kukira kau rumah
Nyatanya kau cuma aku sewa
Dari tubuh perempuan yang memintamu untuk pulang
Analisis Larik 1:
Kukira kau rumah

Kata “rumah” dimaknai sebagai bangunan untuk tempat tinggal.


Berdasrakan makna denotasi kalimat “kukira kau ruamh” bermakna
bahwa tokoh “aku menganggap tokoh “kau” sebagai tempat untuk
tinggal.

Analisis Larik 2:
Nyatanya kau cuma aku sewa

“Nyatanya” bermakna terbukti atau buktinya, “Cuma” berarti


hanya atau tidak ada yang lain, dan “sewa” bermakna pemakaian
sesuatu dengan membayar uang. Sehingga kalimat “nyatanya kau Cuma
aku sewa” bermakna denotasi bahwa tokoh “kau” hanya datang ketika
dibayar atau diberi uang.

Analisis Larik 3:
Dari tubuh perempuan yang memintamu untuk pulang

Kata “dari”merupakan kata depan tyang menyatakan tempat


permulaan, sedangkan “tubuh” bermakna keseluruhan jasad manusia.
“Perempuan dalam KBBI bermakna orang yang mempunyai vagina,
dapat menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Selanjutnya kata
“pulang” bermakna pergi ke rumah atau ke tempat asal. Sehingga
kalimat “dari tubuh perempuan yang memintamu untuk pulang”
bermakna denotasi dari seorang wanita yang meminta tokoh “kau”
kembali ke rumah atau asalnya.
Analisis Makna Denotasi Bait 3
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah

Pada bait ketiga hanya mengulang kalimat “kau bukan rumah”


yang memiliki makna bahwa tokoh “kau” bukanlah tempat untuk tokoh
“aku” menetap.

2. Makna Konotasi pada Lirik Lagu Kukira Kau Rumah


Makna konotasi merupakan makna yang bersifat subjektif, yaitu
pemaknaan yang berdasarkan pada sudut pandang pembaca yang
disesuaikan dengan nilai-nilai kebudayaan pembaca. Setelah melakukan
analisis makna denotasi, tataran selanjutnya yaitu analisis makna
konotasi.
Analisis Makna Konotasi Bait 1
Kau datang tatkala sinar senjaku telah redup
Dan pamit ketika puramaku belum seutuhnya
Kau yang singgah tapi tak sungguh
Kau yang singgah tapi tak sungguh

Pada bait pertama, apabila dimaknai berdasarkan makna konotasi


maka tidak dapat dipisahkan perlariknya. Misalnya saja pada larik satu
dan dua, frasa “sinar senjaku telah redup” dan “purnamaku belum
seutuhnya” menggambarkan sebuah kurun waktu yang sangat singkat.
Yang mana tokoh kau bahkan baru datang pada permulaan malam dan
pergi sebelum tengah malam. Akan tetapi kedua frasa tersebut dapat
diartikan sebagai kondisi hati tokoh aku pada saat tokoh “kau” hadir.
“sinar senjaku mulai redup” dapat dimaknai sebagai kondisi dimanaa
tokoh “aku” baru saja melewati sebuah perpisahan. Hal ini dikarenakan
“senja” diidentikan dengan sebuah perpisahan. Sedangkan “purnamaku
belum seutuhnya” dapat dimaknai sebagai kebahagiaan yang belum
sepenuhnya.
Baris ketiga dan keempat berupa kalimat “kau yang singgah tapi
tak sungguh” yang diulangi. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa
tokoh “kau” hanya datang sementara kepada tokoh “aku” sebagai
pelampiasan atau sekedar singgah sementara waktu tanpa berniat untuk
menetap dengan tokoh “aku”. Pengulangan kalimat mempertegas
kekecewaan tokoh “aku” kepada “kau”.
Berdasarkan permaknaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada bait pertama dapat dimaknai sebagai ungkapan kekecewaan tokoh
“aku” kepada tokoh “kau” yang disangka dapat mengobati lukanya
setelah mengalami kehilangan. Akan tetapi, ternyata bahkan sebelum
tokoh “aku” menemukan kebahagiaan tokoh “kau” sudah memutuskan
untuk pergi.

Analisis Mkana Konotasi Bait 2


Kukira kau rumah
Nyatanya kau cuma aku sewa
Dari tubuh perempuan yang memintamu untuk pulang

Pada bait kedua diawali dengan kalimat “Kukira kau rumah”,


rumah dalam kalimat ini dimaknai bukan sebagai tempat tinggal. Akan
tetapi dimaknai sebagai tempat untuk berlindung, saling berbagi, dan
berkeluh kesah atau dapat pula diartikan sebagai teman hidup.
Selanjutnya, pada larik kedua terdapat kata “sewa” yang dapat dimaknai
sementara. Sedangkan pada larik terakhir “tubuh perempuan” dapat
dimaknai sebagai seorang wanita, “yang memintamu untuk pulang”
artinya ia memiliki hak atas tokoh “kau”.
Berdasarkan pemaknaan di atas, dapat ditari kesimpulan pada bait
kedua ini tokoh “aku” sudah berharap untuk dapat hidup bersama dengan
tokoh “kau” tetapi nyatanya ada wanita lain yang lebih berhak atas tokoh
“kau”, yaitu kekasihnya.

Analisis Makna Konotasi Bait 3


Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah

Bait ketiga hanya mengulang kalimat “kau bukan rumah”


sebanyak empat kali. Pada bait ini mempertegas kekecewaan tokoh
“aku” pada kenyataan bahwa “kau” memang bukan miliknya, tokoh
“aku” tidak akan bisa bersama dengannya. Kalimat ini juga menjadi
cambuk untuk menyadarkan tokoh “aku” agar tidak kembali berharap
pada “kau”.

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis makna denotasi dan konotasi pada lirik lagu
“Kukira Kau Rumah, peneliti memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Makna denotasi dari lagu “Kukira Kau Rumah” menggambarkan mengenai
pertemuan singkat tokoh “aku” dan “kau” yang tidak bisa bersama karena
tokoh “kau” sudah memiliki kekasih.
2. Makna Konotasi dari lagu “Kukira Kau Rumah” mengungkapkan mengenai
kehadiran tokoh “kau” di saat tokoh “aku” baru saja melewati perpisahan
tetapi pergi sebelum tokoh “aku merasakan kebahagiaan. Tkoh “aku” sempat
berharap untuk bisa hidup bersama namum kenyataannya hal tersebut tidak
akan terjadi sebab tokoh “kau” sudah memuliki kekasih yang lebih berhak
atas dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Jamalus. 1988. Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui


Pengalaman Musik. Jakarta: Pengembangan Lembaga Pendidikan

Riffaterre, M. 1978. Semiotics of poetry. Bloomington & London, Inggris: Indiana


Unversity Press, 164-166

Sangadji, E.M., & Sopiah. 2016. Perilaku konsumen: pendekatan praktis disertai:
himpunan jurnal penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi

Septian, Wisma Tegar dan Grendi Hendrastomo. _____. Musik Indie Sebagai
Identitas Anak Muda di Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sosiologi.
Vol___No 1-21 dapat diakses melalui
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.st
udent.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/download/15778/15264&ved=
2ahUKEwjK66y0stXtAhV74XMBHfh2A1s4FBAWMAN6BAgIEAE&usg
=AOvVaw1yq3lvZpgQjk2ty3rn3zfh diakses pada 16 Desember 2020 pukul
09.00

Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto, T. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta,


Indonesia: MedPress

Anda mungkin juga menyukai