BAB 3
Bentukan Kata
1. Pengertian Imbuhan
Imbuhan atau Afiks adalah bunyi yang ditambahkan pada awal, akhir maupun
tengah kata atau gabungan diantara tiga imbuhan tersebut untuk membentuk kata baru
yang artinya berhubungan dengan kata pertama. Kata berimbuhan adalah kata yang telah
mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan atau afiksasi adalah morfem
terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk kata. Hasil dari
pengimbuhan tersebut disebut kata berimbuhan atau kata turunan.
2. Fungsi Imbuhan
Penggunaan imbuhan bisa mengubah kelas kata. Misalnya, kata benda jika diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya begitu juga sebaliknya.
Contohnya seperti:
batu (benda) > membatu (sifat)
3. Jenis Imbuhan
Berdasarkan posisinya, imbuhan dibagi menjadi empat bentuk, yaitu prefiks
(awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), dan konfiks (awalan dan akhiran). Ada juga
imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing.
3.1. Prefiks
Prefiks adalah imbuhan diawal kata. Contohnya seperti :
Me-
Imbuhan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif pada kata
dasarnya, Imbuhan me- bisa berubah-ubah menjadi beberapa bentuk sesuai dengan
kata dasar yang diikutinya. Contohnya :
Ber-
Imbuhan ber- bisa berubah menjadi dua bentuk yaitu bel- dan be-, jika
imbuhan ber- bertemu dengan kata dasar yang diawali dengan konsonan, maka ber-
menjadi be-. Contohnya:
Di-
Imbuhan di- tidak memiliki perubahan bentuk dan berfungsi untuk
membentuk makna pasif pada kata dasarnya. Contohnya:
Ter-
Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, namun memiliki
beberapa fungsi di antaranya:
Pe-
Imbuhan pe- memiliki beberapa macam bentuk perubahan di antaranya
peng-, penye-, dan per-, Imbuhan ini juga memiliki beberapa fungsi diantaranya:
Ke-
Imbuhan ke- tidak memiliki bentuk perubahan dan berfungsi sebagai
penunjuk urutan. Contohnya:
Ke + Dua = Kedua
Ke + Tiga = Ketiga
3.2. Infiks
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di tengah-tengah kata dasar,
imbuhan ini diantaranya yaitu -el, -em, dan -er. Berikut beberapa contoh sisipan:
Getar + er = gemetar
Tali + el = Temali
3.3. Sufiks
Imbuhan ini diletakkan pada bagian akhir kata dasar. Ada beberapa jenis
imbuhan ini, diantaranya:
-kan dan -i
Digunakan sebagai pembentuk makna perintah. Contohnya:
-pun
Imbuhan ini berfungsi untuk membentuk makna. Contohnya :
-kah
Imbuhan ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya. Contohnya :
3.4. Konfiks
Imbuhan ini diletakkan pada bagian awal dan akhir kata dasar. Fungsi
imbuhan konfiks diantaranya yaitu:
Me-kan
Sebagai pembentuk makna aktif. Contohnya:
Pe-an
Konfiks pe-an berfungsi membentuk kata benda. Imbuhan ini bisa
berubah bentuk menjadi pe-an, pem-an, pen-an, peng-an, peny-an dan penge-an.
Konfiks pe-an memiliki makna sebagai berikut:
Se-nya
Bentuk konfiks se-nya berfungsi untuk membentuk jenis jenis kata
keterangan dari kata sifat. Makna dari imbuhan ini antara lain:
Ke-an
Konfiks ke-an akan membentuk kata benda konkret dan abstrak, jenis
jenis kata kerja pasif, dan jenis jenis kata sifat. Imbuhan ke-an memiliki beberapa
makna, yaitu:
Ber-an
Bentuk konfiks ber-an ada dua macam yaitu ber-an dan be-an.
Konfiks ber-an ini membentuk kata kerja. Imbuhan ber-an dalam suatu kata dapat
menunjukkan beberapa makna yaitu:
Me-kan
Makna Imbuhan me-kan dibedakan menjadi makna benefaktif dan
makna kausatif.
Benefaktif :
Kausatif :
3) Menyebabkan seseorang atau sesuatu menjadi seperti yang disebutkan pada kata
dasarnya.
4) Menyebabkan jadi atau menganggap sebagai apa yang disebut kata dasarnya.
Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari
bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat
produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.
4.1. Akhiran Bahasa Sanskerta
Dalam bahasa Indonesia, terdapat akhiran –wan dan –man yang kita pungut
dari bahasa sanskerta. Bentuk –wan muncul apabila morfem dasar yang dilekatinya
berakhiran dengan vokal, misalnya : hartawan, bangsawan, rupawan, sejarawan,
wartawan. Sedangkan bentuk –man muncul bila morfem dasar yang dilekatinya
berakhiran dengan vokal, misalnya : budiman.
Akhiran –ah
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal
kata almarhum dan almarhumah. Kedua kata itu dipakai untuk menyebut seseorang
yang telah meninggal. Kata almarhum menunjuk kepada yang telah meninggal
laki-laki, sedangkan almarhumah berarti yang telah meninggal perempuan.
Penggunaan akhiran ini sangat terbatas.
4.3. Akhiran dari Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda
Akhiran –is
Dalam bahasa Indonesia kta mengenal kata-kata ekonomis, praktis,
logis. Akhiran –is berasal dari bahasa Belanda –isch. Kata-kata dengan akhiran –
isch itu dalam bahasa Belanda merupakan kata sifat, demikian juga kata-kata
bahasa Indonesianya. Seperti ekonomis artinya bersifat ekonomis.
dipublisir dipublikasikan
diprodusir diproduksikan
direalisir direalisasikan
produktif produktip
aktif aktip
positif positip
strukuturil structural
formil formal
rasionil rasional