Anda di halaman 1dari 28

Contoh majas perbandingan, pertentangan,

sindiran dan penegasan.


Pengertian dan Macam-Macam Majas (Gaya Bahasa)

Majas atau kiasan adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih
umum.

Majas dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, dan dari empat golongan tersebut
mempunyai turunan masing-masing, sebagai berikut :

A. Majas Perbandingan

Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan
kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca.

1. Perumpamaan

Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada
hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata
bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh :

o Semangatnya keras bagaikan baja.


o Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama.

2. Metafora

Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa


perbandingan analogis.

Contoh :

o Dia dianggap anak emas majikannya.


o Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3. Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah


mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh :

o Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.


o Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4. Alegori

Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang
utuh.

Contoh :

o Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam
rumah tangga)

5. Simbolik

Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan

mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh :

o Rumah itu hangus dilalap si jago merah.


o Ia adalah seorang bunga desa

6. Metonimia

Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut.

Contoh :

o Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
o Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7. Sinekdok

Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya.

Contoh :

– Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.


– Per kepala mendapat Rp. 300.000.

B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau
meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”.
1. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh :
– Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
– Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh :
– Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
– Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan
maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh :
– Suaranya menggelegar membelah angkasa.
– Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya
dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
– Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
– Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?

C. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan
dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.
1. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
– Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
– Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
– Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
– Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra
bangsa.
3.Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin
meningkat.
Contoh:
– Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.
– Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak
untuk mengurusi hal pribadi seseorang.

4. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama
semakin menurun.
Contoh :
– Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
– Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

5. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya
memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
– Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
– Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

D. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan
dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir
seseorang.
Contoh:
– Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu pulang malam.
– Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.

2. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung kepada orang lain
Contoh :
– Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar seperti
dirimu.
– Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.

3. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang
sedang marah.
Contoh:
– Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
– Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
Jenis Jenis Pantun dan Contohnya
Pantun merupakan kekayaan artistik nusantara. Orang barat sedang gandrung dengan kebudayaan
asli Indonesia, dari mulai bahasa Indonesia hingga aksara Jawa. Pedihnya, sering kali kita sebagai
anak bangsa mengabaikan ke-khas-an yang sudah kita miliki. Kita mungkin semakin lancar
berbahasa asing, namun, lancarkah ketika kita membuat pantun? Berikut konsepsi tentang jenis
jenis pantun dan contohnya.

Pantun merupakan bentuk puisi Indonesia atau melayu. Pantun ini termasuk jenis puisi lama (baca :
jenis jenis puisi) yang terikat dengan beragam ketentuan dan aturannya. Sehingga sebuah puisi tidak
dapat disebut pantun ketika tidak memenuhi ketentuannya.

Ciri Ciri pantun

Pantun memiliki karakteristik dan aturan sebagai berikut :

1. Terdiri dari 4 baris


2. rima akhir a-b-a-b (bukan berati harus berakhiran huruf a dan b, ini hanya format
bahwa baris pertama dan baris ketiga berakhiran huruf/lafal sama, serta baris kedua
dan keempat berakhiran huruf/lafal yang sama)
3. Umumnya terdapat 8-12 suku kata setiap baris
4. baris 1 dan 2 menjadi sampiran
5. baris 3-4 menjadi isi

1-2 Jenis Jenis Pantun Berdasarkan keterkaitan Sampiran dan Isi

Berdasarkan keterkaitan antara sampiran (larik 1,2) dan isi (larik 3,4), pantun dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :

1. Pantun mulia

Dinamakan pantun mulia apabila sampiran pada baris 1-2 fungsinya selain mempersiapkan lafal
untuk isi sekaligus sebagai isyarat dari isi pada baris ke 3-4.

Contoh :

1. Air di dalam tambah dalam (sampiran)

Hujan di hulu belum juga teduh (sampiran)

Hati ini dendam bertambah dendam (isi – artinya hatinya bertambah marah)

Dendam dahulu belum juga sembuh (isi – kemarahannya dari dulu masih ada)

2. Ke warung lama menanti (sampiran)

Tunggu ibu beli nasi (sampiran)

Jadilah anak berbaik hati (isi – artinya harus menjadi anak yang baik, rajin)

Agar bisa berprestasi (isi – artinya supaya bisa mencapai kesuksesan belajar)
2. Pantun tak mulia

Dinamakan pantun tak mulia apabila sampiran pada baris 1-2 fungsinya hanya mempersiapkan lafal
untuk isi, kata-kata dalam sampiran tidak berhubungan dengan isi pada baris 3-4.

Contoh :

Berburu di padang datar (sampiran)

Mendapat unta belang kaki (sampiran)

Berguru kepalang ajar (isi – artinya ilmu yang dituntut tidak sempurna)

Bagai bunga kembang tak jadi (isi – artinya tidak akan memiliki faedah)

3-17 Jenis Jenis Pantun Berdasarkan Isi

3. Pantun Anak-anak

 Pantun bersuka cita

Pantun bersuka cita berisi ungkapan perasaan kegembiraan atau kebahagian

Contoh :

Burung kenari burung dara (sampiran)

Terbang kearah angkasa luas (sampiran)

Hati siapa tak gembira (isi – arinya setiap anak akan bahagia)

Karena beta telah naik kelas (isi – artinya telah naik kelas)

 Pantun berduka cita

Pantun berduka cita merupakan pantun isinya mengungkapan kesedihan atau duka .

Contoh pantun :

Memetik duku di kota Kedu (Sampiran)

Membeli tenda uangnya hilang (Sampiran)

Menangis aku tersedu-sedu (Isi – artinya aku menangis hingga terisak-isak)

Mencari bunda belum juga pulang (isi – artinya tangisku karena ibu lama tidak pulang ke rumah)
4. Pantun nasib atau pantun dagang

Pantun nasib atau pantun dagang adalah pantun yang menggambarkan keadaan seseorang.

Contoh :

Pergi ke sekolah mampir Cimahi (sampiran )

Depan bukit lihat belalang (sampiran)

Mungkin memang sudah takdir Illahi (isi – artinya sepertinya sudah ketetapan Tuhan)

Badan sakit tertinggal tulang (isi – artinya memiliki penyakit yang tidak kunjung sembuh)

5. Pantun perkenalan

Pantun perkenalan merupakan pantun yang mengungkapkan pengenalan kepada seseorang dan
ucapan ketika berkenalan.

Contoh :

Dari mana hendak kemana (sampiran)

Manggis kupas dengan pisau (sampiran)

Jikalau boleh kami bertanya (Isi – artinya seseorang ingin berkenalan)

Gadis manis siapa namamu (isi – artinya kepada seorang gadis ia menanyakan namanya)

6. Pantun Persahabatan

Pantun persahabatan merupakan pantun yang bertema persahabatan atau hubungan dengan teman.

Contoh pantun persahabatan :

1. Lima enam tujuh delapan (sampiran)

Di Pekalongan beli batik (sampiran)

Kalau kau cari teman (Isi – artinya ketika kamu memilih teman atau sahabat)

Seorang teman harus baik (Isi – artinya pilihlah teman yang baik)

2. Beli motor mahal harganya (sampiran)

Tokonya tidak buka (sampiran)

Pilihlah aku orangnya (Isi – artinya kamu lebih baik memilihku menjadi sahabatmu)
Ada ketika suka duka (Isi – artinya karena aku selalu menemani disaat kamu senang maupun sedih)

3. Jalan-jalan kunjungi taman (sampiran)

Pergi naik odong-odong (sampiran)

Jika ingin miliki teman (Isi – artinya ketika ingin memiliki banyak teman)

Jangan engkau berlaku sombong (Isi – artinya harus menjaga sikap tidak boleh sombong)

7. Pantun Adat

Pantun adat merupakan pantun yang isinya mengandung tentang adat istiadat dan kebudayaan.

Contoh :

Menanam kelapa di tanah Bukum (sampiran)

Tinggi sedepa telah berbuah (sampiran)

Adat bermula dari hukum (Isi – artinya adat suatu suku awalnya berasal dari aturan)

Hukum sandar dari Kitabullah (Isi – artinya aturan aturan yang menjadi adat bersandar dari kitab
Allah)

8. Pantun Agama

Pantun agama adalah pantun yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan.

Contoh :

Banyak bulan perkara bulan (sampiran)

Tidak semulia bulan puasa(sampiran)

Banyak tuhan perkara tuhan (Isi – artinya di dunia ini banyak sekali agama dengan banyak
Tuhannya)

Tidak semulia Tuhan Yang Esa (Isi – artinya namun hanya satu yang mulia yaitu Tuhan yang esa)

9. Pantun Budi

Pantun budi adalah pantun yang berisi tentang kesopanan, sikap dan perilaku.

Contoh :
Apa faedah berkain batik (sampiran)

Jikalau tidak dengan sujinya (sampiran)

Apa faedah beristeri cantik

Jikalau tidak dengan budinya

10. Pantun Jenaka

Pantun Jenaka merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur pendengar. Selain itu, pantun ini
juga dijadikan sebagai media untuk menyindir dalam suasana akrab, sehingga tidak menyinggung.
Penggunaan pantun jenaka ini berguna untuk mencairkan suasana.

Contoh :

Jalan-jalan sekitar rawa (sampiran)

Jika lelah duduk dipohon palm (sampiran)

Geli hati tahan tawa (Isi – artinya ingin tertawa karena lucu namun ditahan)

Melihat katak pakai helm (Isi – artinya lucu ketika melihat katak yang memakai helm, katak sama
helm gedean helmnya )

11. Pantun Kepahlawanan

Pantun kepahlawanan merupakan pantun yang berisi tentang semangat kepahlawanan, patriotisme
dan kebangsaan.

Contoh :

Jika seorang menjaring ungka (sampiran)

Rebung seiris akan mengukusnya (sampiran)

Kalau arang tercorong ke muka (Isi – artinya pahlawan akan melawan saat penjajah menyerang
bangsa)

Ujung keris akan menghapusnya (Isi – artinya perlawanan pahlawan bisa dilakukan dengan keris,
yang merupakan senjata asli nusantara)

12.Pantun Kias

Pantun kias adalah pantun yang mengandung makna konotasi, perumpamaan dan biasanya memakai
majas metafora.
Contoh :

Kayu tempinis dari kuala(sampiran)

Dibawa orang pergi Melaka (sampiran)

Berapa manis bernama nira (Isi – artinya sebaiknya mampu mengubah sesuatu, nira : air kelapa)

Simpan lama menjadi cuka (Isi – artinya agar nantinya mendapatkan manfaat darinya)

13. Pantun Nasihat

Pantun nasihat adalah pantun yang berisi anjuran, himbauan dan nasihat yang baiknya dilaksanakan.

Contoh :

1. Kemuning tengah balai (sampiran)

Bertumbuh lalu semakin tinggi (sampiran)

Berunding pada orang tak pandai (Isi – artinya bermusyawarah dengan orang yang bodoh)

Bagai alu pencungkil duri (Isi – artinya tidak akan menyelesaikan masalah)

2. Pergi ke pasar beli gitar

Belinyanya di toko depan

giat-giatlah belajar

ada manfaat di masa depan

14. Pantun Percintaan

Pantun percintaan adalah pantun yang isinya tentang cinta, kasih dan sayang.

Contoh :

1. Coba-coba bertanam mumbang (sampiran)

Moga-moga menjadi kelapa (sampiran)

Coba-coba menanam sayang (Isi – artinya penulis berusaha memberikan rasa sayang kepada
seseorang)

Moga-moga tumbuh cinta (Isi – artinya penulis berharap orang lain pun memiliki rasa cinta)

2. Jelatik elang di awan,


selasih diatas peti.

Sudah cantik dengan padan,

kasih tersangkut di dalam hati.

15. Pantun Peribahasa

Pantun peribahasa adalah pantun yang berisi tentang ungkapan yang pada umumnya memiliki
susunan tetap.

Contoh :

Ke hulu potong pagar (sampiran)

Jangan terpotong pohon durian (sampiran)

Carilah guru tempat belajar (Isi – artinya selagi masih muda harus belajar dengan seorang guru)

Janganlah sesal kemudian (Isi – artinya agar nanti tidak menyesal dikemudian hari)

16. Pantun Teka – Teki

Pantun teka – teki adalah pantun yang berisi tentang terkaan atau tebakan terhadap pantun tersebut.

Contoh :

Jika tuan membawa keladi (sampiran)

Bawakan pula si pucuk rebung (sampiran)

Jika tuan bijak bestari (Isi – artinya kalau tuan berpengetahuan baik dan luas)

hewan apa tanduk di hidung?( Isi – artinya maka apa nama hewan yang memiliki tanduk di
hidung?)

17. Pantun Perpisahan

Pantun perpisahan adalah pantun yang berisi tentang seseorang yang akan pergi ataupun
ditinggalkan orang lain.

contoh :

Pucuk mangga delima batu(sampiran)

Anak sembilang di tapak tangan(sampiran)


Biar jauh di negeri satu(Isi – artinya walaupun jauh namun masih dalam satu negara)

Hilang di mata di hati jangan (Isi – artinya meskipun tak bisa dilihat secara langsung, namun
jangan sampai perasaannya juga menghilang)

18 – 20 Jenis Jenis Pantun Berdasarkan Suku Daerah

Masing – masing suku bangsa di nusantara memiliki pantun yang khas. Berikut ini pantun dari
beberapa suku di Indonesia yaitu :

1. Di Jawa pantun disebut parikan


2. Orang Sunda menamakannya susualan atau sisindiran
3. Orang Mandailing menamakannya ende-ende
4. Orang Aceh menamakannya boligoni atau rejong
5. Orang Melayu, Banjar dan Minang menamakannya pantun.

18. Pantun Sunda

Pantun Sunda berbeda maknanya dari pantun Melayu. Pantun Melayu maknanya lebih mendekati
sisindiran Sunda. Sisindiran Sunda adalah puisi yang terdiri dari dua bagian meliputi sampiran dan
isi. Namun Pantun Sunda merupakan seni pertunjukan berupa cerita tutur berbentuk sastra Sunda
yang disajikan secara prolog, dialog, dan sering dinyanyikan.

Contoh sisindiran Sunda :

Seng getol nginum jajamu (Sampiran – rajin-rajinlah minum jamu)

Nu guna nguatkeun urat (sampiran – yang bermanfaat menguatkan urat)

Sing getol neangan ilmu (isi – artinya rajin rajinlah menuntut ilmu)

nu guna dunya akhirat (isi – artinya yang bermanfaat bagi dunia akhirat)

19. Pantun Banjar

Pantun Banjar merupakan pantun yang dituliskan atau dilisankan dengan Bahasa Banjar. Bahasa
Banjar digunakan oleh suku Banjar daerah Kalimantan Selatan dan sekitarnya serta daerah – daerah
perantauan dari suku Banjar. Pantun Banjar adalah puisi rakyat berjenis hiburan yang dituliskan dan
dilisankan dalam Bahasa Banjar dengan bentuk mental dan bentuk fisik tertentu sesuai konvensi
khusus yang telah berlaku dalam literatur folklor Banjar.

contoh pantun Banjar :

Rak sinduk jangan dibuang


Sampai rusakan talimpat pulang
Ratik banyak bukan kapalang
Sungai jangan tampat mambuang
20. Pantun Betawi

Pantun Betawi tersebar di wilayah budaya Betawi meliputi :Pinggiran Tambun, Krawang, Bekasi
bagian Timur, Cimanggis, Depok, Ciputat dan Cibinong di bagian selatan, Tanggerang pada bagian
timur.

Hal yang paling menonjol dalam pantun ini yaitu kuatnya karakteristik yang menunjukkan ekspresi
spontan. Sebagaian besar sampiran memperlihatkan nada demikian. Bisa jadi semangat serta
ekspresi spontanitas tersebut didasari oleh kemauan untuk membangun bunyi yang berakhiran sama
: a-b-a-b. Maka dari itu, hampir semua sampiran pantun Betawi tidak berkaitan dengan isi.
Sampiran seperti terlontar apa adanya, bebas, lepas, tanpa beban.

Berikut contoh pantun Betawi:

Mbelah nangka di daon waru (sampiran)

Daon digelar ama pengejeg (sampiran)

Sapa nyangka nasibnya guru (Isi – artinya tidak ada yang dapat menentukan nasib seorang guru)

Pagi ngajar sorenya ngojeg (Isi – artinya paginya mengajari murid-murid kemudian sorenya bekerja
sebagai ojek motor)

Isi pantun Betawi berkenaan dengan ungkapkan berbagai nasihat yang ada kaitannya dengan etika,
adab, moral, sopan, santun dan ajaran agama, serta kritik sosial. Maka dari itu, kita dapat melihat
bahwa pantun Betawi dapat dikatakan sebagai representasi dari dinamika kehidupan sosial dan
budaya, serta sejarah orang Betawi.

Berikut beberapa contoh pantun Betawi:

Ke Setu ngorak kecapi (sampiran)

Kedebong ditebang sepuun (sampiran)

Baru satu dia punya tipi (Isi – artinya hanya mempunyai satu televisi)

Eh, sombongnya minta ampun (Isi – artinya membuat seseorang sombong sekali akan TVnya)

Contoh pantun betawi di atas mengandung unsur kritik sosial dan nasihat sopan santun

Cimuning jalannya redug (sampiran)

Abis ujan disamber kilat (sampiran)

Baju kuning nyeng nabuh bedug (Isi – artinya seseorang yang memakai baju kuning menabuh
bedug)

Abis ajan malah gak solat (Isi – artinya penabuh bedug tersebut tidak menunaikan sholat)

Contoh pantun betawi di atas mengandung unsur ktitik, keagaman.


Masyarakat Betawi menghadapi perubahan zaman di dalam kehidupan mereka sehari-hari
dituangkan dalam bentuk pantun. Hal tersebut mengakibatkan, beberapa pantun, selain mengandung
kritik sosial dan potret masyarakat Betawi, juga seperti akan mengusung egalitarian. Peristiwa apa
pun, entah yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah, hubungan menantu dengan mertua,
dapat diungkapkan secara lepas. contohnya:

Buah pinang buah belimbing

Betiga ame buah mangga

Sungguh senang berbapak suwing

Biar marah tertawa juga

Pantun memang dipelajari di bangku sekolah, namun penggunaannya untuk pergaulan sehari-hari
belum bisa menjadi kebiasaan masyarakat Nusantara. Tidak dipungkiri bahwa membuat pantun
tidak semudah percakapan biasa. Pantun terikat aturan, sehingga pemakainya harus memiliki kosa
kata bahasa Indonesia yang komprehensif. Mari lestarikan keragaman artistik Nusantara.
Contoh Gurindam Dua Belas Lengkap Beserta Maknanya

Gurindam Dua Belas – Gurindam adalah puisi lama yang saat ini masih sangat digemari. Gurindam
pertama kali dibawa ke Nusantara oleh seorang penyebar agama Hindu dari Tamil (India), sehingga
wajar jika gurindam versi kuno banyak didapati pengaruh ajaran Hindu dalam sastra-sastranya.

Setelah masuk ke Nusantara, gurindam mengalami banyak perubahan, baik versi bahasa Melayu
maupun bahasa Indonesia.

Jika dilihat dari barisnya, gurindam terbagi menjadi 2, yaitu gurindam berkait dan gurindam
berangkai.

Gurindam dilihat dari isi pesannya ada gurindam nasihat, gurindam pendidikan, gurindam cinta,
gurindam agama, gurindam motivasi, gurindam budi pekerti, guindam moral, gurindam lingkungan
hidup, gurindam sahabat, gurindam 12 dan lain sebagainya.

Dari sekian tema gurindam tersebut, yang paling terkenal adalah gurindam dua belas (12) yang
dikarang oleh Raja Ali Haji pada tahun 1847. Gurindam karya Raja Ali haji tersebut dinamakan
gurindam 12 karena terdiri atas 12 fasal yang berisi nasihat dan petunjuk menuju hidup yang
diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Selain itu, gurindam 12 juga berisi pelajaran dasar ilmu tasawuf tentang mengenal ‘yang empat’;
yaitu syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Gurindam 12 pertama kali diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch
Genootschap No. II, Batavia. Gurindam 12 awalnya berbahasa Arab, kemudian oleh Elisa Netscher
diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda.

Rekomendasi bacaan: Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Gurindam dari Berbagai Tema

Berikut isi gurindam 12 berserta maknanya,

Fasal 1

Barang siapa tiada memegang agama,


Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

 Maksudnya setiap orang harus beragama karena agama sangat penting baginya, orang
yang tidak beragama akan buta arah dalam menjalankan hidupnya.

Barang siapa mengenal yang empat,


Maka ia itulah orang ma’rifat

 Untuk mencapai kesempurnaan di dalam kehidupan, manusia harus mengenal empat


hal. Empat hal tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Barang siapa mengenal Allah,


Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
 Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Barang siapa mengenal diri,


Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

 Orang yang memahami penciptaan dirinya, maka ia telah mengenal Penciptanya.

Barang siapa mengenal dunia,


Tahulah ia barang yang terpedaya

 Orang yang mengetahui bahwa dunia itu fana, ia akan berhati-hati menjalani
kehidupan, ia tahu bahw dunia hanyalah tempat tipu daya.

Barang siapa mengenal akhirat,


Tahulah ia dunia mudharat

 Orang yang menyakini adanya akhirat, pasti ia juga yakin bahwa dunia tempatnya
kemudharatan.

Fasal 2

Barang siapa mengenal yang tersebut,


Tahulah ia makna takut

 Seorang yang meyakini hal-hal di atas (Allah, penciptaan diri, agama, dunia dan
akhirat), ia akan semakin takut jika melanggar aturan-Nya.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,


Seperti rumah tiada bertiang

 Perumpamaan orang yang meninggalkan shalat seperti rumah tanpa tiang, karena
sejatinya shalat adalah tiangnya agama.

Barang siapa meninggalkan puasa,


Tidaklah mendapat dua termasa

 Orang yang meninggalkan puasa wajib akan kehilangan kenikmatan kehidupan dunia
dan akhirat.

Barang siapa meninggalkan zakat,


Tiadalah hartanya beroleh berkat

 Orang yang tidak mau membayar zakat, hartanya tidak akan mendapat keberkahan.
baik di dunia terlebih di akhirat.

Barang siapa meninggalkan haji,


Tiadalah ia menyempurnakan janji

 Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, ia akan mudah menginkari janji yang ia
buat.
Fasal 3

Apabila terpelihara mata,


Sedikitlah cita-cita

 Kita harus mempergunakan mata dengan sebaik-baiknya, jangan sampai


menggunakannya untuk melihat yang dilarang Allah SWT.

Apabila terpelihara kuping,


Khabar yang jahat tiadalah damping

 Telinga arus dijauhkan dari segala dosa pendengaran, seperti gunjingan, hasutan, gosip
serta dosa pendengarana lainnya.

Apabila terpelihara lidah,


Niscaya dapat daripadanya faedah

 Orang yang senantiasa menjaga bicaranya, ia akan memperoleh banyak manfaat.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,


Daripada segala berat dan ringan

 Berusahalah menjaga tangan dari perbuatan sia-sia dan dilarang agama.

Apabila perut terlalu penuh,


Keluarlah fi’il yang tiada senonoh

 Jangan makan terlalu kenyang, karena hal itu akan menyebabkan berbuat yang tidak
baik.

Anggota tengah hendaklah ingat,


Di situlah banyak orang yang hilang semangat

 Jagalah angota tubuh yang tengah (kemaluan), karena itu yang menyebabkan banyak
orang kehilangan semangat hidup (jika terlanjur melakukan zina).

Hendaklah peliharakan kaki,


Daripada berjalan yang membawa rugi

 Langkahkah kakimu ke tempat-tempat yang diridhai Allah, jika tidak maka akan
menyebabkan kerugian.

Fasal 4

Hati kerajaan di dalam tubuh,


jikalau zalim segala anggota pun rubuh

 Hati merupakan pusat kendali semua anggota tubuh, jika ia melakukan kezaliman akan
menyebabkan kerugian semua anggora tubuh.

Apabila dengki sudah bertanah,


Datanglah daripadanya beberapa anak panah
 Hati yang dengki akan merugikan diri sendiri.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,


Di situlah banyak orang yang tergelincir

 berhati-hatilah dalam berbicara, banyak yang tergelincir hanya karena salah bicara.

Pekerjaan marah jangan dibela,


Nanti hilang akal di kepala

 Jangan memperturutkan amarah, ia dapat menghilangkan akal sehat.

Jika sedikitpun berbuat bohong,


Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong

 Orang yang sudah terbiasa berbohong, jika berbicara pasti ada unsur kebohongannya
meskipun sedikit.

Tanda orang yang amat celaka,


Aib dirinya tiada ia sangka

 Orang yang celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri.

Bakhil jangan diberi singgah,


Itulah perampok yang amat gagah

 Jangan memelihara sifat kikir dan bakhil, justru sifat itu yang akan menguras habis
hartanya.

Barang siapa yang sudah besar,


Janganlah kelakuannya membuat kasar

 Jangan sampai dengan bertambahnya usia, menjadikanmu bertambah kasar. Milikilah


sikap bijaksana dalam setiap perbuatan.

Barang siapa perkataan kotor,


Mulutnya itu umpama ketor

 Perkataan yang kita keluarkan hendaklah terhindar dari perkataan kotor.

Di mana tahu salah diri,


Jika tidak orang lain yang berperi

 Setiap kesalahan yang kita perbuat, kita harus meminta maaf kepada orang yang kita
dhalimi.

Pekerjaan takbur jangan direpih


Sebelum mati didapat juga sepih

 Jangan mengambil pekerjaan yang dilarang agama.


Fasal 5

Jika hendak mengenal orang berbangsa,


Lihat kepada budi dan bahasa

 Kita dapat mengenal suatu bangsa dari perilaku dan bahasanya.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,


Sangat memeliharakan yang sia-sia

 Orang yang bahagia adalah orang yang meninggalkan perbuatan tidak berguna dan sia-
sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,


Lihatlah kepada kelakuan dia

 Orang yang mulia dan terhormat bisa dilihat dari sikap dan perilakunya.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,


Bertanya dan belajar tiadalah jemu

 Orang yang berilmu tidak akan pernah bosan belajar dan mengambil pelajaran dari
kehidupannya.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,


Di dalam dunia mengambil bekal

 Orang yang berakal telah mempersiapkan bekalnya di dunia, untuk menjalani


kehidupannya di akhirat.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,


Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

 Jika ingin melihat orang yang berbudi luhur, lihatlah ketika ia bergaul dengan orang
lain.

Fasal 6

Cahari olehmu akan sahabat,


Yang boleh dijadikan obat

 Carilah sahabat setia yang mau membantu kita dalam setiap kondisi.

Cahari olehmu akan guru,


Yang boleh tahukan tiap seteru

 Carilah guru bijaksana, yang bisa tidak menyembungikan ilmunya dan dapat
mendamaikan orang yang berseteru.

Cahari olehmu akan isteri,


Yang boleh menyerahkan diri
 Carilah sitri yang selalu berbakti kepada suami.

Cahari olehmu akan kawan,


Pilih segala orang yang setiawan

 Carilah teman yang setia, baik di saat kita senang maupun susah.

Cahari olehmu akan abdi,


Yang ada baik sedikit budi

 Carilah pengikut/pembantu yang memiliki budi pekerti luhur.

Fasal 7

Apabila banyak berkata-kata,


Di situlah jalan masuk dusta

 Orang yang banyak bicaranya, akan mudah melakukan kebohongan.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,


Itulah tanda hampirkan duka

 Apabila terlalu mengharapkan sesuatu, akan menimbulkan kekecewaan saat sesuatu


tersebut tidak didapat.

Apabila kita kurang siasat,


Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

 Setiap perkerjaan harus memiliki strategi dan persiapannya.

Apabila anak tidak dilatih,


Jika besar bapanya letih

 Jika anak tidak dididik dengan benar, ketika besar akan membangkang dan
menyusahkan orang tuanya.

Apabila banyak mencela orang,


Itulah tanda dirinya kurang

 Orang yang sering menghina orang lain, pertanda dia merasa kurang sempurna.

Apabila orang yang banyak tidur,


Sia-sia sajalah umur

 Jangan menyia-nyiakan umur dengan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Apabila mendengar akan khabar,


Menerimanya itu hendaklah sabar

 Bila mendengar kabar duka atau kurang menyenangkan, hendaklah sabar dan
menerima dengan lapang dada.
Apabila mendengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

 Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain.

Apabila perkataan yang lemah lembut,


Lekaslah segala orang mengikut

 Perkataan yang lemah lembut akan mudah diterima dan didengar orang lain.

Apabila perkataan yang amat kasar,


Lekaslah orang sekalian gusar

 Perkataan yang kasar membuat orang yang mendengarnya tidak nyaman dan resah.

Apabila pekerjaan yang amat benar,


Tidak boleh orang berbuat onar

 Orang yang baik tidak boleh difitnah.

Fasal 8

Barang siapa khianat akan dirinya,


Apalagi kepada lainnya

 Orang yang mempunyai sifat khianat dalam dirinya, pasti ia akan berkhianat kepada
orang lain.

Kepada dirinya ia aniaya,


Orang itu jangan engkau percaya

 Jika kepada diri sendiri saja ia melakukan aniaya, maka jangan pernah
mempercayainya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,


Daripada yang lain dapat kesalahannya

 Jangan suka menganggap diri sendiri paling benar dan suka menyalahkan orang lain.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,


Biar pada orang datangnya khabar

 Daripada memuji diri sendiri, lebih baik berbuat baiklah kepada orang lain, agar kamu
dipuji oleh orang lain.

Orang yang suka menampakkan jasa,


Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

 Jangan menginginkan imbalan dari setiap bantuan yang kita perbuat.

Kejahatan diri sembunyikan,


Kebajikan diri diamkan
 Sifat-sifat buruk dalam diri hendaknya disembunyikan, begitu pula kebaikan yang
pernah diperbuat.

Ke’aiban orang jangan dibuka,


Ke’aiban diri hendaklah sangka

 Jangan menyebarkan aib orang lain, hendaklah melihat pada aibnya sendiri.

Fasal 9

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,


Bukannya manusia yaitulah syaitan

 Orang yang tetap mengerjakan perbuatan yang tidak baik padahal ia sudah tahu, ia
bukanlah manusia melainkan setan.

Kejahatan seorang perempuan tua,


Itulah iblis punya penggawa

 Orang tua yang masih melakukan kejahatan, ia bagaikan pimpinan setan.

Kepada segaia hamba-hamba raja,


Di situlah syaitan tempatnya manja

 Jangan engkau tergoda akan kekayaan para raja, karena di situlah tempat setan
menggoda manusia.

Kebanyakan orang yang muda-muda,


Di situlah syaitan tempat bergoda

 Masa muda jangan mudah tergoda dengan rayuan setan.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,


Di situlah syaitan punya jamuan

 Perkumpulan laki-laki dan perempuan adalah tempat setan melakukan godaannya.

Adapun orang tua yang hemat,


Syaitan tak suka membuat sahabat

 Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktunya, setan tidak suka kepada
orang tersebut.

Jika orang muda kuat berguru,


Dengan syaitan jadi berseteru

 Masa muda yang digunakan untuk menuntut ilmu, setan akan menjadi musuhnya.

Fasal 10

Dengan bapa jangan durhaka,


Supaya Allah tidak murka
 Jangan durhaka kepada orang tua, agar Allah tidak murka kepadamu.

Dengan ibu hendaklah hormat,


Supaya badan dapat selamat

 Setiap anak harus patuh dan hormat kepada ibunya, agar selamat di akhirat kelak.

Dengan anak janganlah lalai,


Supaya boleh naik ke tengah balai

 Jangan pernah melalaikan tanggung jawab mendidik anak, maka kamu akan bahagia
dunia akhirat.

Dengan kawan hendaklah adil,


Supaya tangannya jadi kafil

 Bersikap adillah kepada temanmu, agar ia dapat menjadi penolongmu kelak.

Fasal 11

Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa

 Hendaklah menjadi orang yang berjasa dan bermanfaat untuk bangsa.

Hendaklah jadi kepala,


Buang perangai yang cela

 Jika kamu menjadi pemimpin, hilangkan perangai buruk dan tercela.

Hendaklah memegang amanat,


Buanglah khianat

 Begitu juga pegang amanat kepemimpinan tersebut, jangan sampai mengkhianati


masyarakat.

Hendak marah,
Dahulukan hajat

 Jika hendak melampiasakan kemarahan pikir ulang lagi, apakah marah tersebut akan
mendatangkan kebaikan dan menyelesaikan hajat orang banyak.

Hendak dimulai,
Jangan melalui

 Segala sesuatu perlu awal yang baik.

Hendak ramai,
Murahkan perangai

 Jika ingin dikenal baik, jagalah perilaku dan budi pekerti.


Fasal 12

Raja muafakat dengan menteri,


Seperti kebun berpagarkan duri

 Hubungan raja dengan menterinya adalah saling bekerjasama dan menjaga satu sama
lain.

Betul hati kepada raja,


Tanda jadi sebarang kerja

 Raja yang adil kepada rakyatnya dalah raja yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Hukum adil atas rakyat,


Tanda raja beroleh inayat

 Raja yang mendapat petunjuk Allah SWT akan melaksanakan hukum yang adil bagi
rakyatnya.

Kasihkan orang yang berilmu,


Tanda rahmat atas dirimu

 Bila kamu menghormati orang berilmu, tandanya kamu mendapat rahmat dari Allah.

Hormat akan orang yang pandai,


Tanda mengenal kasa dan cindai

 Menghormati orang berilmu, tanda ia mengenal kematian yang merupakan gerbang


alam akhirat.

Ingatkan dirinya mati,


Itulah asal berbuat bakti

 Bila manusia mengingat kematian, ia akan lebih berbakti kepada Allah SWT.

Akhirat itu terlalu nyata,


Kepada hati yang tidak buta

 Orang yang tidak buta mata hatinya, akan meyakini bahwa akhirat benar adanya.
5 Jenis-Jenis Syair dan Contohnya dalam
Bahasa Indonesia
Jenis-jenis syair dan contohnya dalam bahasa Indonesia – Syair terkenal sebagai media untuk
mengungkapkan isi hati tentang suatu peristiwa, kejadian, seseorang, atau perasaan. Lalu apa itu
sebenarnya syair? Apa yang membedakannya dengan karya lainnya? Untuk lebih memahami syair,
berikut dipaparkan penjelasan mengenai syair. Mulai dari pengertian syair, ciri-ciri syair, jenis jenis
syair, dan contoh dari masing-masing jenis syair tersebut. Nah..Selamat belajar ya!

Pengertian Syair

Syair merupakan salah satu dari jenis jenis puisi lama. Kata syair berasal dari bahasa Arab “syu’ur”
yang berarti perasaan, kemudian berkembang menjadi “syi’ru” yang berarti puisi. Syair adalah puisi
lama yang masih terikat dengan aturan sajak dan bait.

Ciri-Ciri Syair

Beberapa ciri-ciri syair yang membedakannya dengan jenis puisi lain adalah:

 Setiap bait pada syair terdiri dari 4 baris


 Tiap baris mengandung 4 kata
 Setiap baris mengandung minimal 8 suku kata
 Sajak pada syair adalah a-a-a-a
 Bahasa pada syair masih berbentuk kiasan
 Syair biasanya berisi tentang suatu cerita yang memuat nasihat
 Semua baris dalam syair merupakan isi, tidak ada sampiran layaknya pada pantun

Jenis-Jenis Syair

Syair dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu syair agama, syair kiasan, syair panji, syair romantis, dan
syair sejarah. Berikut adalah penjelasannya:

1. Syair Agama

Syair agama mulai dikenal di Indonesia ketika bersamaan masuknya agama Islam. Terdapat
beberapa jenis syair agama, yaitu syair sufi, syair ajaran Islam, syair cerita nabi, dan syair nasihat.
Contoh:

Dengarkanlah wahai kawan sejati,


Syair sederhana dari lubuk hati,
Tentang hidup dunia fana ini,
Tentang kerikil yang kena dihadapi,
Hidup sementara hanyalah untuk beribadat,
Bukan mengumpat bukan maksiat,
Janganlah terbuai godaan syahwat,
Hingga ibadah kena terlewat,
Janganlah lalai akan sholat,
Janganlah kikir akan zakat,
Kenalah kita perbanyak sholawat,
Guna bekal kelak di akhirat,
Tuhan tak pernah lupa,
Tuhan pun tak pernah memalingkan kita,
Sebab Tuhan selalu bersama kita,
Tapi kita selalu lupa pada-Nya,
Kemanakah kita di waktu bahagia,
Memilih sesama meluapkan suka,
Kemanakah kita di kala lara,
Teringat Tuhan mengeluh duka,
Cobalah tuk selalu ingat pada Illahi,
Berdoa dan berserah diri,
Baik suka duka dalam diri,
Ya Allah ya Tuhan kami,
Seringkanlah kita memohon ampun,
Agar jiwa laksana embun,
Janganlah sampai nanti tertegun,
Saat nyawa lepas dari ubun-ubun,

2. Syair Kiasan

Kunci utama dalam syair ini adalah digunakannya kiasan. Kiasan pada syair ini digunakan sebagai
sindiran atas peristiwa atau kejadian tertentu. Kiasan yang digunakan biasanya memakai perandaian
objek tertentu seperti hewan, bunga, atau buah. Contoh:

Aku hanya bunga biasa


tak seindah mawar
yang merah merona
dan slalu dipuja-puja
Aku hanya bunga pinggiran
tak sesuci melati
yang putih nan bersih
dan slalu dibanggakan
Aku hanya bunga biasa
kumbang pun tak mau melirikku
burung pun enggan denganku
lebah pun serasa tak tahu aku ada
Aku memang tak punya intan
emas tak pernah ku genggam
berlian tak pernah hiasiku
hanya rasa ini di dalam hati
Cinta ku tak bisa kularang
rasaku tak bisa kutolak
anugerah ini akan slalu ada
meski hanya sebelah saja
Kau insan yang sempurna
tiada cacat tiada luka
semua sungguh sempurna
tak pernah luput pandangku untukmu
Cinta ini bukan ‘tuk dinyatakan
tiada daya kekuatan keberanian
upaya pun sungguh tak terasa pantas
karna ku hanya pungguk rindukan bulan
3. Syair Panji

Jenis syair ini bercerita tentang keadaan, peristiwa dan orang-orang yang ada dalam istana. Berikut
disajikan contoh syair panji yaitu Syair Ken Tambuhan. Syair ini menceritakan kehidupan seorang
putri cantik yang bernama Ken Tambunan.

Jika tuan menjadi air


Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir

Jika tuan menjadi bulan


Kakang menjadi pungguk merawan
Aria ningsun emas tempawan
Janganlah bercerai apalah tuan

Tuan laksana bunga kembang


Kakanda menjadi seekor kumbang
Tuan memberi kakanda bimbang
Tiadalah kasihan tuan akan abang

Jika tuan menjadi kayu rampak


Kakanda menjadi seekor merak
Tiadalah mau kakanda berjarak
Seketika pun tiada dapat bergerak

4. Syair Romantis

Syair ini berisi kisah-kisah percintaan dan kasih sayang, dapat juga merupakan kisah cerita rakyat
atau hikayat. Contoh:

wahai kau bidadari


bidadari dalam mimpi
bidadari dambaan hati
lama nian kau kunanti
bukan hanya sekedar cinta
bukan pula karna harta
dan bukan untuk nafsu buta
tapi kau untuk ke surga
bidadari pujaanku
kaulah tulang rusukku
pesonamu laksana peluru
menghujam ke dalam kalbu
kau layaknya penerang
hadir di tengah perang
syukur selalu tak pernah lekang
atas engkau dinda sayang
terimakasih teruntuk adinda
terimaku apa adanya
tiada harta tiada tahta
hanya ada rasa cinta
janjiku pada Tuhan
tuk hilangkan susah di badan
lenyapkan duka pikiran
dalam hidupmu bidadari impian

5. Syair Sejarah

Sesuai dengan namanya, syair sejarah dibuat berdasarkan suatu peristiwa, tokoh, atau tempat-
tempat bersejarah. Berikut adalah contoh syair sejarah mengenai legenda yang terdapat di
Negaradipa:

Bermula kalam kami tuliskan


Segenap pikiran dicurahkan
Untuk menyusun syair kesejarahan
Merangkai kejadian secara berurutan

Adapun nama syair yang dituliskan


Kerajaan Negaradipa di Kalimantan Selatan
Sebagai bahan pengetahuan
Untuk Saudara, Kawan sekalian

Walaupun bukti sejarah Kalimantan Selatan


Tidak berupa benda bertuliskan
Namun bekas kerajaan dapat dibuktikan
Menurut penelitian para sejarawan

Bekas kerajaan yang dapat disebutkan


Seperti Candi Agung bukti peninggalan
Letaknya di Amuntai sudah dipastikan
Pemugarannya pun sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai