PEMBAHASAN
Adapun pengertian afiks dan afiksasi menurut sumber dan para ahli
1. Kridalaksana, 1993
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna
gramatikalnya
2. Richards, 1992
Afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah
kata.
3. A.Chaer (106: )
Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori
verba,berkategori nomina maupun berkategori adjektiva.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks pada kata dasar
2.2.6 Simulfiks
Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata
dasarnya. Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas
kata yang lain menjadi kata kerja. Misalnya :
kopi → ngopi
sate → nyate
kebut → ngebut
tulis → nulis
2.2.7 Superfiks
Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.
2.2.8 Interfiks
Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia
interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
Indonesia-logi → Indonesianologi
Jawa-logi- → Jawanologi
2.2.9 Transfiks
Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.
Contohnya:
f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)
m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)
Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu:
1. Afiks asli, merupakan afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia sendiri.
2. Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Prefiks Infiks Sufiks Klofiks Konfiks
Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli
meN- pra- -el- -an -man me-i ber-an
ke- super- -em- -i -wan di-i ber-kan
ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an
di- swa- -nya memper- pe-an
peN- tuna- diper- per-an
per- inter- memper-kan se-nya
per- mikro- diper-kan
se- dwi- ber-kan
anti- ke-an
homo- per-kan
auto- per-i
hetero- keber-an
epi- kese-an
tuna- keter-an
pember-an
pemer-an
penye-an
perse-an
perseke-an
2.3 AFIKSASI DALAM PEMBENTUKAN VERBA, NOMINA, DAN ADJEKTIVA
2.3.1 Afiksasi pembentukan verba
Afiks-afiks pembentuk verba ,yaitu prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an,
klofiks ber-kan, sufiks -kan, sufiks -i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i, prefiks me-
, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks ke- dan konfiks ke-an
2.3.1.1 Verba berprefiks ber-
Afiksasi prefiks ber-
makna gramatikal
a) Mempunyai (dasar) atau ada dasarnya
Komponen makna (+umum),(+milik) atau (+bagian)
b) Memakai atau menggunakan (dasar)
Komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan)
c) Mengendarai atau menumpang naik(dasar)
Komponen makna (+kendaraan)
d) Berisi atau mengandung (dasar)
Komponen makna (+benda),(+dalaman) atau (+kandungan)
Contoh:beracun,berkuman
e) Mengeluarkan atau menghasilkan (dasar)
Komponen makna (+benda),(+hasil ) atau (+keluar)
Contoh : bertelur,berdarah
f) Mengusahakan atau mengupayakan
Komponen makna (+bidang usaha)
g) Melakukan kegiatan
Komponen makna (+benda) dan (+kegiatan)
h) Mengalami atau berada dalam keadaan
Komponen makna (+perasaan batin)
i) Menyebut atau menyapa
Komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan)
j) Kumpulan atau kelompok
Komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan)
k) Memberi
Komponen makna (+benda) dan (+berian)
Afiks-afiks pembentukan nomina, yaitu prefiks ke-, konfiks ke-an, prefiks pe,konfiks pe-an,
konfiks per-an,sufiks -an, sufiks –nya, prefiks ter-, infiks -el-,-em-, dan -er-,sufiks dari bahasa
asing
3.2 SARAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena
itu saya masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari
Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutama bagi kita
semua yang mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan
penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan
media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika
berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga
Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia
yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami
secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat
digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia
dapat digunakan secara baik dan benar.
Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat
digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah
kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar
atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya
didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk
dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Akhiran –i
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja
bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang
kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak
dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang
menyatakan :
a. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh : Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur. Pukuli artinya
(pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tempat. Contoh : Jangan duduki kursi itu. Duduki artinya “duduk di kursi.
c. Untuk mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh : Hormatilah gurumu! Hormati artinya “merasa
hormat pada gurumu.
d. Untuk mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I harus diimbuhkan pada
kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan. Contoh : Tolong nasihati anak-
anak itu! Nasihati artinya “memberi nasihat pada anak-anak itu.
e. Untuk menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus diimbuhkan pada
beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya. Contoh : Jangan kalian
budaki anak itu! Budaki artinya “anggap sebagai budak”
f. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada kata sifat.
Contoh : Lengkapi dulu syarat-syaratnya! Lengkapi artinya “jadikan lengkap pada”
Catatan :
Akhiran –I lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I
yaitu yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DI- sehingga
menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
3. Akhiran –AN
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata kerja tertentu.
Contoh : Tulisan adik sudah bagus. Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
b. Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh : Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada. Pikulan artinya “alat untuk memikul.
c. Untuk mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal pekerjaan” akhiran –AN harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh : Makanan ini lezat sekali Makanan artinya
“sesuatu yang dimakan”
d. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja. Contoh : Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau. Kubangan artinya “tempat kerbau
berkubang.
e. Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –AN harus digunakan pada kata benda yang
menyaakan waktu atau satuan ukuran. Contoh : Majalah bulanan ini terbit di Jakarta. Bulanan
artinya terbit tiap-tiap bulan.
f. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya” akhiran –
AN harus diimbuhkan pada kata benda tertentu. Contoh : Ayah sudah ubanan Ubanan artinya
“banyak ubannya
g. Untuk mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah” akhiran –AN harus digunakan
pada kata bilangan. Contoh : Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
Belasan artinya “himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas”
h. Untuk mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya” akhiran –AN harus
digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh : Dia tak mau membeli barang murahan Murahan
artinya “harganya murah”.
4. Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang
kata yang diimbuhkan. Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau pemilik. Contoh :
saya minta tolong kepadanya Kedua : -nya sebagai akhiran. Contoh : turunnya harga beras
menggembirakan rakyat. Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang
menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh : Tenggelamnya kapal Tampomas banyak
menelan korban.
b. Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus diimbuhkan pada kata
benda. Contoh : Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
c. Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata
tertentu. Contoh : Agaknya dia tidak akan dating.
5. Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara bersama-
sama digunakan pada sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-
mula diberi awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi dengan
sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan itu adalah
menyatakan menjadikan yang disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut kata dasarnya.
Cntoh: pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda wlaupun hanya
bersenjatakan bamboo runcing.
Bersenjatakan artinya “menjadiakan bamboo runcing sebagai senjata”
7. Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PELPER digunakan pada
kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.PE
digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan
perendah.PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.Fungsi awalan
PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+ aspek+pelaku+kata
kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan
- Jadikan lebih
- Anggap sebagai
- Bagi
1) Untuk mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER- harus diimbuhkan pada kata sifat.
Contoh: pertegas aturannya! Pertegas artinya “jadikan tegas”Untuk mendapatkan makna
“jadikan atau anggap sebagai” awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa kata benda,
yang dikenal dengan sifatnya. Contoh: jangan kalian perbudak anak-anak itu Perbudak
artinya “jadikan atau anggap sebagai budak”
2) Untuk mendapatkan makna “jadikan atau bagi” awalan PER- harus diimbuhkan pada
beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja Perdua artinya “jadikan dua”
10. Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam macam
bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan
sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- merasa (me + rasa)
- melihat (me + lihat)
- mewarisi (me + warisi)
- meyakinkan (me + yakinkan)
- memerah (me + merah)
- menanti (me + nanti)
- menyanyi (me + nyanyi)
- menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v.
umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- membawa (mem + bawa)
- memilih (mem + pilih)
- memfitnah (mem + fitnah)
- memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t. konsonan d
tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan
bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- mendengar (me + dengar)
- menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu
tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
- menyingkir (me + singkir)
- menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh; serta
vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal
dari awalan itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- mengirim (me + kirim)
- menggali (me + gali)
- menghitung (me + hitung)
- mengkhayal (me + khayal)
- mengambil (me + ambil)
- mengiris (me + iris)
- mengutus (me + utus)
- mengekor (me + ekor)
- mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- mengetik (me + tik)
- mengebom (me + bom)
Fungsi awalan Me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara lain menyatakan:
melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan bahan, memakan
meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi, menjadikan lebih, menjadi atau
berlaku seperti, menjadikan menganggap atau memberlakukan seperti, dan memperingati.
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini adalah:
a). untuk mendapatkan makna “melakukan perbuatan yang disebutkan dasarnya” awaln Me-
harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran. Membaca artinya “melakukan pekerjaan baca”
b). Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan alat yang disebutkan kata dasarnya” awalan
me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji itu? Menggergaji artinya “bekerja dengan alat
gergaji”
c). untuk mendapatkan makna “membuat baraang yang disebut kata dasarnya” awalan me-
harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol.
Menggambar artinya “membuat gambar”
d). untuk mendapatkan makna “bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya” awalan
ME- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?
Mengecat artinya “bekerja dengan cat sebagai dasarnya”
e). untuk mendapatkan makna “mamakan, meminum, dan menghisap” awaln me harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan makanan atau minuman.
1. untuk mendapatkan makna yang “menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya” imbuhan
gabung me- -kan harus diimbuhkan pada:
a. kata sifat
contohnya: Pemerintah akan melebarkan jalan didepan sekolah kami. Melebarkan artinya
‘membuat jadi lebar’
b. kata kerja yang menyatakan keadaan
contohnya: Kapal perang Inggris dengan mudah menenggelamkan kapal perang Argentina
itu.
Menenggelamkan artinya ‘membuat jadi tenggelam’
c. kata benda yang mempunyai ciri khas
contohnya: Kami akan membukukan hasil seminar itu.
Membukukan artinya ‘menjadikan buku’
d. kata keterangan yang menyatakan derajat
contohnya: Kami berhasil menyamakan kedudukan kami.
Menyamakan artinya ‘menjadikan sama’
Untuk mendapatkan makna ‘menyebabkan atau membuat jadi’ imbuhan gabung me- -kan
dapat juga diimbuhkan pada:
1. kata kerja keadaan yang berbentuk kata jadian
contoh:\ Gubernur akan menyeragamkan pakaian semua sopir taksi.
Menyeragamkan artinya ‘membuat jadi seragam’
2. kata kerja keadaan atau kata sifat yang berbentung gabungan kata
contoh: Pemerintah bertekad untuk melipatgandakan produksi pangan.
Melipatgandakan artinya ‘membuat jadi berlipat ganda’
2. Untuk mendapatkan makna “melakukan untuk orang lain” imbuhan gabung me- -kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang sudah transitif .
Contoh: Saya membelikan rokok untuk ayah.
Membelikan artinya ‘membeli untuk (ayah)
3. Untuk mendapatkan makna “menjadikan berada di…”, imbuhan gabung me- -kan harus
diimbuhkan pada kata dasar yang menyatakan lokasi, wadah, atau ruang.
Contoh: Pilot mendaratkan pesawatnya dengan baik.
Mendaratkan artinya ‘menyebabkan jadi berada di darat’
4. Untuk mendapatkan makna “melakukan yang disebutkan bentuk dasarnya” imbuhan
gabung me- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh:
Jangan mengharapkan bantuan lagi.
Mengharapkan artinya ‘mengharap akan (bantuan-nya)
12. Imbuhan gabung me- - i
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung me- -i adalah awalan me- dan akhiran –i
yang digunakan bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar diimbuhkan akhiran –i setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya pada
kata dasar tanam diimbuhkan akhiran –i sehingga menjadi Tanami. Setelah itu diimbuhkan
pula awalan me- sehingga menjadi menanami. fungsi imbuhan gabung me- -i adalah
membentuk kata kerja transitif aktif. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil
pengimbuhan, antara lain menyatakan:
1. membuat jadi yang disebut kata dasarnya pada
2. memberi atau membubuhi pada
3. melakukan pada
4. melakukan berulang-ulang
5. merasa pada
1) untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi yang yang disebut kata dasar pada objeknya’
imbuhan gabung me- -i harus digunakan pada kata sifat.
Contoh:
Bulan menerangi bumi. Menerangi artinya ‘membuat jadi terang pada (bumi)’.
2) Untuk mendapatkan makna ‘memberi atau membubuhi yang disebut kata dasarnya pada
objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat,
atau bahan.
Contoh:Siapa yang menggarami laut?
Menggarami artinya ‘memberi atau membubuhi garam pada (laut).
3) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan atau berbuat sesuatu pada atau di’imbuhan gabung
me- -i harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh:Mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tanaman hias.
Menanami artinya ‘melakukan pekerjaan tanam di(halaman rumah).
4) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan berulang-ulang’ imbuhan gabung me- -i harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh:Mereka memukuli pencuri itu sampai babak belur.
Memukuli artinya ‘berilang kali memukul’
5) Untuk mendapatkan makna ‘merasa sesuatu pada’ imbuhan gabung me- -i harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan emosi atau sikap batin.
Contoh:Kami tidak menyukai sikap anak itu.
Menyukai artinya ‘merasa tidak suka pada (sikap anak itu)’..
13 Awalan di-
awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun
sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya.
Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh: Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata
kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh: Kata kerja transitif kata kerja pasif Berawalan me- berawalan di-
- membaca - dibaca
- menulis - ditulis
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat
dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah
masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar
dalam komunikasinya sehari-hari.