Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANDIRI

BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah LKSD-04

Oleh:

RINDANG PRAKASIWI 952017008

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN BERSUBSIDI


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2018
SOAL

1. Apa sajakah objek kajian sintaksis itu ? jelaskan dan berilah contoh masing-masing dua
contoh yang berbeda serta sebutkan jenisnya.
Jawab:
a. Objek kajian sintaksis
Menurut aliran struktural sintaksis diartikan sebagai subdisiplin linguistik yang
mempelajarai tata susun frasa sampai kalimat. Dengan demikian ada tiga tataran
gramatikal yang menjadi ruang lingkup sintaksis yakni; frasa, klausa, dan kalimat.
1) Frasa
Adalah suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih sebagai
unsurnya, demikian definisi yang diberikan berdasarkan pola pikiran Hockett.
Definisi ini kurang meyakinkan, oleh karena itu, banyak yang menambahknannya
dengan keterangan “tidak merupakan konstruksi S-P.
Hal inipun oleh kaum transformasi dan tagmemik dianggap tidak mantap.
Kaum struktural membagi frasa atas dua tipe konstruksi, yakni; tipe konstruksi
endosentrik dan ekosentrik.
a) Tipe Konstruksi Endosentrik
Tipe konstruksi endosentrik adalah suatu tipe konstruksi frasa yang
kelasnya sama dengan salah satu atau semua unsure langsungnya.
Tipe konstruksi ini terdiri atas tiga subtipe, yaitu:
1) Subtipe endosentrik atribut/subordinatif:
Contoh:
agak sukar
belum makan
2) Subtipe endosentrik koordinatif:
Contoh:
ayah bunda
kampong halaman
3) Subtipe endosentrik apositif
Contoh:
Pak Wisnu, guru metematika kami, hari ini sakit
b) Tipe Konstruksi Eksosentrik
Tipe konstruksi ekosentrik adalah suatu tipe konstruksi frasa yang
kelasnya tidak sama dengan satu atau kedua unsure langsungnya. Berdasarkan
kelas unsure intinya, frasa dapat dibedakan atas frasa benda, frasa kerja, frasa
adjektif, dan sebagainya. Frasa benda adalah frasa yang intinya katan benda,
frasa kata kerja adalah frasa yang intinya kata kerja, dan frasa adjektir adalah
frasa yang intinya kata sifat. Biasanya frasa membentuk konstruksi yang
setingkat lebih besar daripadanya, yakni klausa. Akan tetapi ada kalanya justru
membentuk konstruksi yang jenjangnya lebih rendah yang berstatus
kata.Kejadian ini dinamakan hierarki terputar.
2) Klausa
Kaum struktural umumnya mendefinisikan klausa sebagai suatu satuan
gramatikal yang berkonstruksi S-P. Ada juga yang mendefinisikan bahwa klausa
adalah suatu string (hubungan untaian) yang berisi S-P dan merupakan unsure
kalimat.
Definisi ketiga itu tampaknya agak menarik karena mendefinisikan klausa
tidak hanya dari struktur semata-mata tetapi juga dari segi maknanya. Berdasarkan
ketransitifannya klausa dapat dibedakan atas klausa transitif, klausa intransitive,
dan klausa ekuatif.
a) Klausa Transitif
adalah klausa yang kohesi predikatnya memaksa hadirnya objek
sebagai penderita.
Contoh:
Pak Andi memanggil Herlambang.
b) Klausa intransitive
Klausa intransitive adalah klausa yang kohesi predikatnya memaksa
tidak hadirnya objek penderita.
Contoh:
Pelatih kesebelasan Rusia menggerutu.
c) Klausa Ekuatif
Klausa ekuatif adalah kohesi ketransiifannya memaksa hadirnya
komplemen sebagai karakter subjek. Predikat pada klausa ekuatif fungsinya
digantikan ”link”. Di dalam bahasa Indonesia “link” ini boleh tidak hadir. Di
dalam tata bahasa Tradisional klausa ekuatif ini dikenal dengan nama kalimat
nominal.
Contoh:
Paman saya dokter gigi.
3) Kalimat
Kaum struktural memberikan definisi kalimat adalah gramatik yang tidak
berkonstruksi lagi dengan bentuk lain. Tidak berkonstruksinya dengan bentuk lain
itu ditandai dengan adanya intonasi final. Definisi lain yang sesuai dengan definisi
klausa yang ketiga, kalimat adalah satuan gramatik yang bermakna preposisi yang
secara potensial terdiri atas klausa-klausa. Di sini dikatakan secara potensial sebab
memang ada kalimatterdiri dari satu klausa. Oleh para ahli tata bahasa Tradisional
dinamakan kalimat tunggal. Berdasarkan kelengkapan fungtor-fungtornya kaum
struktural biasanya membedakan kalimat mayor dan kalimat minor.
a) Kalimat Mayor adalah kalimat yang lengkap fungtor-fungtornya.
Contoh:
Mereka tidur.
Kakak saya akan membeli buku tulis.
b) Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap fungtor-fungtornya.
Contoh:
Sudah!
Di belakang jendela!

2. Analisislah kalimat berikut ini berdasarkan kategori fungsi, kata, frasa dan klausa.
“sekarang ini, sedang musim buah durian.”
Jawab:
“ Sekarang ini, sedang musim buah durian”
Jawab:
a. Berdasarkan fungsi
Subjek : -
Predikat : -
Objek : buah durian
Keterangan : sekarang ini
b. Berdasarkan kata
1) aekarang : kata interjeksi
2) ini : kata hubung
3) sedang : kata hubung
4) musim : kata benda
5) buah : kata benda
6) durian : kata benda
c. Berdasarkan frasa
1) sekarang ini
2) musim buah durian
d. Berdasarkan klausa
(Tidak ada klausa karena tidak memiliki predikat)

3. Jelaskan perbedaan antara makna leksikal, fungsional, gramatikal, denotatif dan konotatif
dengan memberi contoh masing-masing dua kata.
Jawab:
Perbedaan antara makna leksikal, fungsional, gramatikal, denotatif dan konotatif
a. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata berdasarkan yang sebenarnya. Oleh karena
itu, makna leksikal bisa kita lihat di dalam sebuah kamus. Apa yang ada di kamus
itulah makna leksikal dari sebuah kata. contoh:
(1) Rani membanting tulang sapi.
(2) Rani membanting tulang agar bisa membeli rumah.
Kalimat (1) adalah makna denotatif dalam hal ini 'membanting tulang' ayam
secara fisik, tetapi pada kalimat (2) membanting tulang tersebut adalah makna
konotatif karena 'membanting tulang' di sini artinya adalah bekerja keras.
'Membanting tulang' tersebut merupakan sebuah idiom. Dalam hal ini, meskipun
maknanya berbeda jauh, tetapi masih ada asosiasi antara makna denotatif dan makna
konotatif tersebut, misalnya membanting tulang memerlukan energi keras untuk
melakukannya, sehingga dalam konteks yang lain, 'membanting tulang' disamakan
dengan 'bekerja keras'
b. Makna Fungsional
Makna fungsional adalah makna yang muncul sebagai akibat berfunsinya
kata dalam kalimat. Misalkan dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dua kalau kata
dua di tempatkan dalam kalimat,
contoh : Satu?, Satu!, Masih satu. Baru satu. Satu kali.
c. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh karena adanya proses
gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, atau perubahan bentuk kata (misalnya play
menjadi playing, plays, atau played). Makna gramatikal umumnya diperoleh melalui
proses infleksional dan derivasional. Dalam makna gramatikal, makna intinya tidaklah
berubah. Dengan kata lain, makna gramatikal umumnya tidak jauh dari makna
leksikal sebuah kata. contoh:
1) Baju ini berwarna merah.
2) Baju-baju ini berwarna biru.
“Baju-baju” mengalami makna gramatikal karena terjadi reduplikasi. Makna
leksikalnya tetaplah sebuah baju, tetapi bedanya adalah baju-baju berarti banyak baju,
sedangkan pada kalimat (1) baju hanya berjumlah tunggal.
d. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna yang dikandung sebuah kata secara objektif.
Makna denotatif disebut juga maka konseptual, makna denotasional, atau makna
kognitif. Makna denotatif disebut makna denotasional karena makna denotatif
menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itulah, makna denotatif
sering juga disebut dengan makna sebenarnya.
Contoh: uang muka, persekot, panjar sama artinya dengan ‘uang tanda jadi’
Makna konotatif merupakan makna yang ditimbulkan oleh
pendengar/pembaca dalam merespon suatu stimulus. Makna konotatif dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
1) Konotasi positif, yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa tinggi, baik, halus,
sopan, menyenangkan, dan sakral, contoh: jenazah.
2) Konotasi negatif, yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar,
kotor, porno, dan berbahaya, contoh: mayat, bangkai.
4. Jelaskan perbedaan antara kata umum-khusus, abstrak-konkrit, sinonim-antonim,
homofon-homograf dan homonim dengan memberi contoh masing-masing dua kata.
Jawab:
a. Umum-Khusus
Kata umum adalah kata yang memiliki ruang lingkup luas, dan masih bisa
diperinci serta dijabarkan lebih lanjut. Sedangkan kata khusus adalah kata yang
memiliki ruang lingkup sempit dan terbatas.
Contoh :
1) Dayu membawa barang-barang kesukaannya ketika piknik. (kata umum)
Lani menjinjing belanjaan yang dia beli dari pasar. (kata khusus)
2) Di pasar banyak buah-buahan. (kata umum)
Ibu membeli buah manggis. (kata khusus)
b. Abstrak-Konkrit
Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau
pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata.
Contoh : kejujuran, kesibukan, kesenian.
Sedangkan kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret
yaitu kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera.
Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa
dicium.
Contoh : rumah, mobil, nasi.
c. Sinonim-Antonim
Sinonim adalah kata – kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan
maupun pelafalan, tetapi kata – kata tersebut memiliki makna yang mirip atau sama.
Contoh :
pandai = pintar
bahagia = senang
Antonim adalah kata – kata yang maknanya saling berlawanan satu sama lain.
Antonim sering sekali disebut dengan lawan kata.
Contoh :
mati=hidup
besar = kecil
d. Homofon
Homofon adalah kata – kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi bentuk,
tulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
Randi terkena sanksi dari Bu Guru karena terlambat datang sekolah.
Aku sangsi terhadap penjelasan Indah tentang kejadian itu.
Penyanyi Nike Ardilla terkenal dengan suaranya yang merdu pada masanya.
Semangka memiliki massa yang lebih berat daripada apel.
e. Homograf
Adalah kata – kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi pelafalan dan
maknanya berbeda.
Contoh :
Adikku memiliki mental yang berani dan bertanggung jawab.
Lani melempar bola hingga mental keluar rumah.
Aku berkunjung ke Jepang saat musim semi datang.
Sekolahku berhasil masuk ke semi final piala Presiden.
f. Homonim
adalah jenis – jenis kata yang memiliki pelafalan dan tulisan yang sama tetapi
memiliki makna yang berbeda.
Contoh:
Ibu membeli tahu di pasar.
Aku tahu dia tidak masuk sekolah hari ini.
Rani membeli sepatu dengan hak yang sangat tinggi.
Siswa mempunyai hak untuk belajar dengan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai