Anda di halaman 1dari 3

Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan

informasi secara tepat (Widjono, 2008:160). Hal ini berarti bahwa susunan kalimat efektif
tidak terdiri atas kata yang bertele-tele dengan maksud yang tidak jelas. Jika kalimat disusun
secara singkat, padat, jelas, lengkap, dan menyampaikan informasi secara tepat kepada
pembaca disebut kalimat efektif.

a. Kontaminasi atau Kerancuan


Kontaminasi adalah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan
dengan Kerancuan. Rancu artinya ‘kacau’. Jadi, kerancuan artinya ‘kekacauan’.
Putrayasa (2010:95) menyatakan bahwa kerancuan adalah susunan, perserangkaian,
dan penggabungan. Dua yang masing-masing berdiri sendiri disatukan dalam satu
perserangkaian baru yang tidak berpasangan atau berpadanan. Hasilnya ialah
kekacauan. Alwi dalam Putrayasa (2010:95) menyatakan bahwa kerancuan adalah
kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga
informasinya sulit dipahami. Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancuan
sebuah kalimat dapat terjadi karena dua gagasan digabungkan kedalam satu
pengungkapan. Sementara itu, jika dilihat dari segi strukturnya, kerancuan itu timbul
karena penggabungan dua struktur kalimat ke dalam satu struktur.
Contoh :
1. Murid-murid dilarang tidak boleh merokok.
2. Meskipun perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan
orang.
3. Dalam bahasa Indonesia tidak mengenal konyugasi.

b. Pleonasme Pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang berlebihan (Putrayasa 2010:100).


Penggunaan dua kata yang mengandung makna yang sama tidak perlu karena menimbulkan
makna yang mubazir. Jadi, terkesan tidak efektif. Badudu dalam Putrayasa (2010:100)
menyatakan bahwa gejala pleonasme timbul karena berbagai kemungkinan, antara lain :
1. pembicara tidak sadar, bahwa apa yang diucapkannya itu mengandung sifat berlebih-
lebihan. Jadi, dibuatnya dengan tidak sengaja;
2. dibuat bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa katakata yang
digunakannya mengungkapkan pengertian yang berlebih-lebihan; dan
3. dibuat dengan sengaja sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk memberikan
tekanan pada arti (intensitas).
a. Dalam frasa terdapat dua atau lebih kata yang searti
b. Kata kedua tak perlu digunakan karena pengertian yang terkandung pada kata itu
sudah terkandung pada kata yang mendahuluinya Contoh: naik ke atas, turun ke
bawah,
c. Bentuk jamak dinyatakan dua kali
d. Contoh:
 Semua guru-guru sedang rapat dalam penyusunan silabus.
 Para murid-murid sedang membaca di Perpustakaan
 Dalam ruangan itu dipamerkan seratus buah lukisan-lukisan Perbaikan
kalimat yang benar adalah sebagai berikut. 1b) Semua guru sedang rapat
dalam penyusunan silabus. 2b) Para murid sedang membaca di
Perpustakaan. 3b) Dalam ruangan itu dipamerkan seratus buah lukisan.

Penyebab Kalimat Menjadi Tidak Efektif

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat

 Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.


Kalimat efektif: Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.

 Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.


Kalimat efektif: Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

2. Penggunaan kata berlebih (Pleonastis) yang mengganggu struktur kalimat

 Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera
diubah.
Kalimat efektif: Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera
diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.

 Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.


Kalimat efektif: Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.

3. Penggunaan imbuhan yang kacau

 Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.


Kalimat efektif: Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. /
Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan.

 Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.


Kalimat efektif: Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi
perbuatannya.

4. Kalimat tak selesai

 Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
Kalimat efektif: Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin
berinteraksi.

 Rumah yang besar yang terbakar itu.


Kalimat efektif: Rumah yang besar itu terbakar.

5. Penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana (pengaruh bahasa asing)
Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
Kalimat efektif: Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.

 Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-
zat yang diperlukan oleh tubuh.
Kalimiat efektif: Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh.

 Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat).

 Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada


dihilangkan).

 Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya
katakan)

6. Penggunaan kata daripada yang tidak tepat

 Seorang daripada pembantunya pulang ke kampung kemarin.


Kalimat efektif: Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.

 Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.


Kalimat efektif: Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.

Anda mungkin juga menyukai