Anda di halaman 1dari 24

NAMA SEKAR AYU DIYAH LEST KELAS XI MIPA 5

ABSEN 28 GURU RISMA ELVI SINAGA, S.PD

KONJUNGSI
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONJUNGSI?
Sederhananya, konjungsi adalah kata penghubung atau disebut juga
kata sambung. Kata penghubung merupakan kata tugas yang
berfungsi untuk menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan
antar paragraf.

Kata penghubung antar klausa umumnya terletak di


tengah-tengah kalimat. Untuk kata penghubung antar
kalimat, biasanya terletak di awal kalimat, setelah tanda
titik, tanda tanya, dan tanda seru. Sementata kata
penghubung antarparagraf, diletakkan di awal paragraf.

JENIS JENIS
KONJUNGSI antar klausa
konjungsi intra kalimat/konjungsi

Kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak.


Umumnya, kata penghubung antar klausa ini diletakkan di
tengah-tengah kalimat. Di dalam intra kalimat (antar klausa),
terdapat dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yakni
konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif,

konjungsi antar kalimat

Kata penghubung yang menghubungkan kalimat yang satu


dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi antar kalimat ini
digunakan untuk menyatakan makna yang berbeda-beda.
Konjungsi antar kalimat biasa diletakkan di awal kalimat, atau
setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.

konjungsi antar paragraf


Kata yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf yang
lainnya. Konjungsi ini berguna untuk menjadikan sebuah
paragraf koheren, menyeluruh serta sistematis.
KONJUNGSI
INTRA KALIMAT
JENIS-JENIS DAN CONTOHNYA

Hubungan waktu
Contoh : Sesudah, sementara, sebelum, ketika,
sehabis, setelah, sehingga, sejak, selesai, tatkala,
sambil, seraya, selagi, selama, sampai
Contoh dalam kalimat : Ia bekerja tak kenal lelah dari
pagi sampai petang.

Hubungan syarat
Contoh : Jika, jikalau, kalau, asal, bila, asalkan
manakala
Contoh dalam kalimat : Akan kulakukan bila terpaksa.

Hubungan pengandaian
Contoh : Andaikan, seandainya, sekiranya,
seumpamanya
Contoh dalam kalimat : Sekiranya mampu, Andi pasti
menang.

Hubungan tujuan
Contoh : Agar, supaya, biar,
Contoh dalam kalimat : Dito tidak mau jajan supaya
hemat.
KONJUNGSI
INTRA KALIMAT
JENIS-JENIS DAN CONTOHNYA

Hubungan konsesif
Contoh : Biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun,
walau, sunguhpun, kendatipun
Contoh dalam kalimat : Tetap diangkat meskipun berat.

Hubungan pemiripan
Contoh : Seakan-akan, sebagaimana, seolah-olah,
seperti, sebagai, bagaikan, laksana
Contoh dalam kalimat : Senyumnya manis seperti gula.

Hubungan penyebaban
Contoh : Sebab, oleh karena, karena
Contoh dalam kalimat : Rudi minum karena haus.

Hubungan pengakibatan
Contoh : Sehingga, sampai, sampai -sampai, maka,
makanya, karenanya,
Contoh dalam kalimat : Udin berlari sampai keringatan.

Hubungan penjelasan
Contoh : Bahwa
Contoh dalam kalimat : Ia mengira bahwa besok libur.
KONJUNGSI
INTRA KALIMAT
JENIS-JENIS DAN CONTOHNYA

A. Konjungsi Koordinatif
: Kata penghubung yang menghubungkan dua klausa
atau lebih yang mempunyai status sederajat.

Contoh : dan, tetapi, atau, sedangkan, melainkan,


padahal, lalu, kemudian.

Contoh dalam kalimat : Tuti membeli beras dan gula.


Adi cuci kaki, lalu mandi.
Abdul bingung ingin minum jus atau soda.

b. Konjungsi Subordinatif
Konjugsi Subordinatif adalah kata penghubung yang
menghubungkan dua klausa atau lebih dengan status
yang tidak sama derajatnya. Jenis -jenis konjungsi
subordinatif ada beberapa, berikut jenis konjungsi
subordinatif dan contohnya.

Hubungan cara
Contoh : Dengan, melalui
Contoh dalam kalimat : Indah menelusuri sungai
dengan kayak.
KONJUNGSI ANTAR
KALIMAT
a. Biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun
demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian,
walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun
begitu
Makna : untuk menyatakan kesediaan melakukan
sesuatu yang berbeda atau bertentangan dengan
yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.
Contoh kalimat : Dua pasangan itu selalu
bertengkar. Walaupun demikian, mereka saling
mencintai.

b. Kemudian, setelah itu, sesudah itu, selanjutnya


Makna : Menyatakan kelanjutan dari suatu peristiwa
atau keadaan yang diterangkan pada kalimat
sebelumnya.
Contoh kalimat : Masukkanlah minyak ke dalam
wajan. Lalu tunggulah sampai minyak panas.
KONJUNGSI ANTAR
KALIMAT
c. Tambahan pula, selain itu, lagi pula
Makna : Menyatakan adanya hal atau keadaan lain
di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.
Contoh kalimat : Campur bahan ini dengan adonan
tadi. Selain itu tambahkan pula sedikit air.

d. Sebaliknya
Makna : Mengacu pada kebalikan dari yang
dinyatakan sebelumnya.
Contoh kalimat : Anak-anak yang pendiam
biasanya akan menjadi pemikir yang hebat.
Sebaliknya, anak-anak yang sangat aktif biasanya
akan menjadi anak yang kreatif.

e. Sesungguhnya, bahwasanya
Makna : Menyatakan keadaan yang sebenarnya.
Contoh kalimat : Bersabarlah atas musibah.
Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang sabar.
KONJUNGSI ANTAR
KALIMAT
f. Malah, malahan, bahkan
Makna : Menguatkan keadaan yang dinyatakan
sebelumnya
Contoh kalimat : Si Mujib kemarin mancing di
sungai dapat ikat banyak sekali. Malahan, saya juga
dikasih empat ikan.

g. Akan tetapi, tetapi, namun, kecuali itu


Makna : Menyatakan keadaan pertentangan dengan
keadaan sebelumnya
Contoh kalimat : Orang itu gajinya sebulan besar
sekali. Akan tetapi, ia merasa kurang terus.

h. Dengan demikian
Makna : Menyatakan konsekuensi
Contoh kalimat : Tanah longsor yang terjadi telah
menutupi jalan. Dengan demikian, mobilitas warga
menjadi terganggu.
KONJUNGSI ANTAR
KALIMAT
i. Oleh karena itu, oleh sebab itu
Makna : Menjelaskan akibat
Contoh kalimat : Banjir melanda kota Bima. Oleh
karena itu, ratusan rumah rusak parah.

j. Sebelum(nya) itu
Makna : Menjelaskan sesuatu yang mendahului
terjadinya sebuah peristiwa yang telah diterangkan
Contoh kalimat : Pada tahun 2014, Pak Jokowi
diangkat menjadi presiden. Sebelum itu, Beliau
menjadi gubernur Jakarta.

k. Kecuali
Makna : Menjelaskan keeklusifan
Contoh kalimat : Semua siswa ikut studi tour ke
Yogyakarta. Kecuali Anton dan Budi yang tidak ikut
karena sakit.
Konjungsi Antar Paragraf
Macam macam Konjungsi Antar Paragraf

Disamping … Terlebih lagi … Oleh karena itu … Tak hanya


sebagai … Adapun ... Berdasarkan … Selain itu ... Akan hal ....

Sejak kecil Ani adalah hanya ibunya saja yang


anak yang periang. Dia pergi tetapi ayahnya juga.
sangat senang bermain- Hanya Ani yang dapat
main dengan ibu dan diselamatkan. Beruntung
ayahnya. Meskipun anak Ani bisa dikeluarkan dari
tunggal, Ani tidak pernah mobilnya sebelum mobil

manja. Dia selalu tersebut meledak.

membantu pekerjaan Berdasarkan cerita

ibunya tanpa disuruh. warga, tiba-tiba mobil

Namun kini semuanya oleng kemudian jatuh ke

tinggal kenangan. jurang yang dalam. Warga

Kecelakaan maut tak sempat mengevakuasi

merenggut nyawa kedua Ibu dan Ayah Ani yang


terjepit sehingga sangat
orang tuanya.
sulit dikeluarkan.
Terlebih lagi, bukan
Macam-Macam Konjungsi

Berdasarkan Fungsi
Konjungsi aditif (gabungan)
Merupakan konjungsi koordinatif yang fungsinya untuk
menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat yang
mempunyai kedudukan yang sederajat. Contoh : dan, lagi pula,
lagi, dan serta.

Contoh kalimat : Ibu pergi ke pasar dan membeli beberapa


sayuran.

Konjungsi pertentangan
Adalah bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua
bagian kalimat yang sederajat, namun dengan mempertentangkan
kedua bagian tersebut. Umumnya, bagian yang kedua menduduki
posisi yang lebih penting daripada bagian pertama. Contoh : tetapi,
melainkan, sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan
namun.

Contoh kalimat : Ibu pergi ke pasar dan membeli beberapa


sayuran.

Konjungsi Disjungtif (pilihan)


Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang
menghubungkan dua unsur yang sederajat yang berfungsi untuk
memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh : atau,
atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...

Contoh kalimat : Kamu lebih suka main basket atau sepakbola?


Macam-Macam Konjungsi

Berdasarkan Fungsi
konjungsi urutan
Menyatakan urutan akan sesuatu hal. Contoh konjungsi urutan :
mula-mula, lalu, dan kemudian.

Contoh kalimat : Bu Ida pergi kepasar kemudian membeli daging


ayam 1kg.

konjungsi penanda
Menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Contoh konjungsi
penanda : misalnya, umpama, contohnya. Ada pula konjungsi
penanda pengutamaan, yang contohnya seperti : pokok, paling
utama, dan terutama.
Contoh kalimat : Di kelas XI sangat populer dengan para muridnya
yang pandai, terutama Andi.

konjungsi situasi
Menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi atau berlangsung dalam
keadaan tertentu. Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal,
sedangkan, dan sambil

Contoh kalimat : Adik makan sambil bermain mobilan di ruang


tamu.
Macam-Macam Konjungsi

Berdasarkan Fungsi
konjungsi perbandingan
Berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara
membandingkan kedua hal tersebut. Yang sering digunakan
sebagai konjungsi perbandingan : sebagai, seperti, bagaikan,
sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat, umpama, dan daripada.

Contoh kalimat : Odi dapat berlari sangat cepat bagaikan seekor


kuda.

konjungsi korelatif
Menghubungkan beberapa kalimat menjadi kalimat yang efektif
sehingga kalimat tersebut mudah dipahami maksudnya. Jika saja
beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, maka
kalimat tersebut menjadi ambigu dan rancu, sehingga sulit di
pahami. Contoh : semakin …..semakin, sedemikian rupa ...,
kian….. kian, bertambah……bertambah, sehingga..., tidak
hanya….tetapi juga..., baik..., dan maupun.
Contoh kalimat : Baik Cinta maupun Rangga, mereka sama-sama
saling mencintai satu sama lain.

konjungsi tak bersyarat


Menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat
- syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata - kata yang termasuk
dalam konjungsi tak bersyarat meliputi : walaupun, meskipun, dan
biarpun.

Contoh kalimat : Adik tetap bermain di luar rumah walaupun sudah


dilarang oleh Ibu.
Macam-Macam Konjungsi

Berdasarkan Fungsi
konjungsi penegas (menguatkan atau intensifikasi)
Berfungsi untuk menegaskan atau meringkas bagian kalimat yang
telah disebutkan sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan
rincian. Contoh konjungsi penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu,
yakni, misalnya, umpama, ringkasnya, dan akhirnya.

Contoh kalimat :

konjungsi pembenaran (konsesif)


Konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara
membenarkan atau mengakui suatu hal, sekaligus dengan
menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi.
Pembenaran ini dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat),
sementara penolakannya dinyatakan dalam anak kalimat yang
didahului oleh konjungsi seperti, walaupun, meskipun, biar,
sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.
Contoh kalimat : Budi akan tetap bermain bola meskipun kakinya
patah.

konjungsi pembatasan
Menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-
batas mana perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi
pembatasn , misalnya kecuali, selain, dan asal.

Contoh kalimat : Dian suka semua makanan kecuali bakso.


Macam-Macam Konjungsi

Berdasarkan Fungsi
konjungsi sebab (kausal)
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab
tertentu. Bila anak kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, maka
induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan
untuk menyatakan hubungan sebab ini meliputi : sebab, karena,
sebab itu, dan karena itu.
Contoh kalimat : Budi tidak masuk sekolah karena sakit.

konjungsi akibat (konsekutif)


Menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang
lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang
menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam
induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi
akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

Contoh kalimat : Doni tidur di dalam kelas ketika pelajaran sedang


berlangsung sehingga di hukum berdiri di depan kelas.

konjungsi syarat (kondisional)


Menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi ketika syarat -syarat
yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan
hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, dan
bilamana.

Contoh kalimat : Tika akan ikut kegiatan bakti sosial


besok asalkan mendapat izin dari orangtuanya.
Macam-Macam Konjungsi

Berdasarkan Fungsi
konjungsi waktu(temporal)
Berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau
peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat temporal ini dapat
menjelaskan hubungan yang tidak sederajat atau pun sederajat. Contoh
konjungsi waktu yang menghubungkan kalimat tidak sederajat : apabila,
bilamana, hingga, sejak, selama, sementara, ketika, bila, sambil,
sebelum, sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak,
sesudah, dan tatkala. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan
dua bagian kalimat yang sederajat : sebelumnya dan sesudahnya

Contoh kalimat : Saya akan memberangkatkan haji ibu dan


bapak ketika uang tabungan saya sudah mencukupi.

konjungsi final
Semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan
suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya digunakan
untuk menyatakan hubungan ini adalah: guna, untuk,supaya, dan agar.

Contoh kalimat : Setiap sore Erwin dan teman-temanya berlatih


sepakbola supaya hebat dan lolos turnamen nasional.

konjungsi penjelas (penetap)


Berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.

Contoh kalimat : Narasumber menyatakan bahwa gempa bumi


saat ini dapat berdampak tsunami.
JENIS-JENIS KALIMAT
menurut bentuknya

I. KALIMAT TUNGGAL
: Kalimat bahasa Indonesia yang hanya memiliki satu struktur
Subjek-Predikat maupun satu klausa. Kalimat tunggal tersusun
dengan rapi dan baik dengan inti maupun tanpa inti. Kalimat ini
juga dapat disebut kalimat nomina karena susunannya ditata
menggunakan frasa adjektif maupun frasa nomina yang
menjelaskan mengenai susunan subjek dan predikatnya. Apabila
susunan subjek dan predikatnya panjang ataupun gabungan
keduanya panjang maka dapat disebut dengan kalimat verbal atau
kalimat tunggal berpredikat verba.

Jenis jenis kalimat tunggal berpredikat verba


Kalimat transitif  ialah sebuah kalimat yang memiliki
objek. Jenis kalimat ini dapat dibagi lagi menjadi kalimat
dwitransitif maupun kalimat ekatransitif. Kalimat
Ekatransitif merupakan sebuah kaimat yang hanya
memiliki satu objek. Misalnya Ina bermain bola(Ina = S,
bermain = P, bola = O).
Kalimat Dwitransitif merupakan kalimat yang memiliki
dua objek. Misalnya Ibu membuatkan Ayah makanan(Ibu
= S, membuatkan = P, Ayah = O, makanan = Pelengkap).
Kalimat Intransitif ialah jenis jenis kalimat tunggal yang
tidak memiliki objek maupun tidak memiliki pelengkap.
Namun seperti kalimat tunggal lainnya, jenis kalimat ini
juga diikuti dengan kata keterangan. Maka kalimat
intransitif memiliki struktur pola S-P-K. Contohnya
Kakek makan di dapur. (kakek = S, makan = P, di dapur =
K)
Kalimat semitransitif  ialah jenis kalimat tunggal yang
tidak memiliki objek namun memiliki pelengkap.
Contohnya Pak Joko menjadi ketua RT. (Pak Joko = S,
menjadi = P, ketua RT = Pelengkap)
JENIS-JENIS KALIMAT
menurut bentuknya

II. KALIMAT MAJEMUK


: Kalimat yang memiliki susunan klausa dua atau lebih. Kalimat
majemuk dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kalimat
majemuk bertingkat maupun kalimat majemuk setara.

1. Kalimat Majemuk Setara : kalimat yang tersusun oleh dua klausa


yang saling berkaitan secara setara. Hubungan klausa satu
dengan klausa yang lain dikaitkan menggunakan koordinator
atau kata penghubung. Maka dari itu kalimat majemuk setara
dapat disebut kalimat gabung atau kalimat koordinasi.

POLA : Klausa 1 - koordinator - Klausa 2 - koordinator - Klausa 3

Kalimat Majemuk Setara dengan Penjumlahan. Jenis jenis kalimat


majemuk setara yang pertama memiliki hubungan yang hampir
sama dengan  penjumlahan. Dalam kalimat ini menggunakan
kata penghubung serta, baik, maupun, dan, atau. Apabila dilihat
dari jenis hubungan penjumlahannya maka dapat dijelaskan
sebagai sebab akibat, urutan waktu, perluasan maupun
pertentangan.
Kalimat Majemuk Setara dengan Memilih.  Jenis jenis kalimat
majemuk setara adapula yang hampir sama dengan hubungan
pilihan. Dalam kalimat ini menggunakan kata penghubung atau.
Misalnya Mereka dapat memakan buah ini atau minum jus buah
itu.
Kalimat Majemuk Setara dengan Perlawanan.  Kalimat ini
merupakan jenis jenis kalimat majemuk yang memiliki hubungan
dengan perlawanan. Hubungan kalimat tersebut ditandai dengan
kata penghubung tetapi. Kalimat majemuk setara yang
mempunyai hubungan dengan perlawanan memiliki makna
penguatan. Misalnya Riko belum selesai kuliah tetapi berhasil
mendirikan usahanya dengan omset jutaan rupiah.
JENIS-JENIS KALIMAT
menurut bentuknya

2. Kalimat Majemuk Bertingkat : jenis kalimat tunggal yang di-


perluas menjadi sebuah klausa yang baru. Klausa satu dengan
klausa lain dihubungan dengan subordinator. Kalimat ini memiliki
nama lain yaitu kalimat kompleks atau kalimat subordinasi.

POLA : subordinasi - anak kalimat/klausa sematan - Klausa


1/Kalimat utama atau Klausa 1/Kalimat utama - subordinasi -
anak kalimat/klausa sematan

Jenis jenis kalimat majemuk bertingkat ini juga menggunakan kata


sambung misalnya:
Sehabis/Sebelum : kata penghubung yang menyatakan urutan
waktu.
Sejak : kata penghubung yang menyatakan ikatan awal.
Ketika/Sewaktu : kata penghubung yang menyatakan persamaan
waktu.
Jika/Andaikan/Kalau : kata penghubung yang menyatakan
syarat.
Sampai/Hingga : kata penghubung yang menyatakan waktu
kehadiran.
Biarpun/Walaupun/Meskipun/Kendatipun : kata penghubung
yang menyatakan perlawanan.
Agar/Supaya : kata penghubung yang menyatakan tujuan. 
Karena/Sebab : kata penghubung yang menyatakan penyebab
kejadian.
Maka/Akibatnya/Sehingga/Sampai sampai : kata penghubung
yang menyatakan akibat kejadian.
Ibarat/Seperti : kata penghubung yang menyatakan
perbandingan.
Padahal : kata penghubung yang menyatakan kenyataan.
Maka : kata penghubung yang menyatakan hasil.
Seolah olah/Seakan akan : kata penghubung yang menyatakan
penyangkalan.
Yang : kata penghubung yang menyatakan keterangan dan
atribut.
Apa/Bahwa : kata penghubung yang menyatakan penjelasan.
Jenis Kalimat Berdasarkan
Fungsi Subjeknya

Kalimat aktif merupakan jenis kalimat dalam


bahasa Indonesia yang subjeknya melakukan
tindakan. Contohnya Adik menulis buku, Ayah
memperbaiki sepeda, Ibu memasak sayur.
Kalimat pasif merupakan jenis kalimat dalam
bahasa Indonesia yang subjeknya dikenakan
tindakan. Contohnya : Buku ditulis Adik, Sepeda
diperbaiki Ayah, Sayur dimasak Ibu.

Kalimat aktif dan kalimat pasif berkaitan dengan


bentuk verba yang digunakan, jenis verba yang
berguna sebagai predikat serta berkaitan dengan
subjek dan objek.

Jenis jenis kalimat pasif masih memiliki hubungan


perubahan dengan kalimat aktif transitif. Hal tersebut
dapat terjadi karena :
Predikat yang memiliki imbuhan Me- diganti dengan Di-,
serta apabila tokoh melakukan pronomina pertama dan
kedua maka verbanya tidak diberikan imbuhan Me-.
Terdapat penambahan kata oleh pada tokoh pronomina
ketiga yang memiliki sifat fakultatif. Namun apabila
tindakan dilakukan tokoh pronomina satu atau dua
maka tidak perlu ditambahkan kata oleh.
Terdapat penukaran Subjek menjadi Objek.
Jenis Kalimat Berdasarkan
Maknanya
1. Kalimat Berita 2. Kalimat Perintah

Memiliki intonasi yang objektif Memiliki intonasi untuk


sehingga suara terakhir memiliki memerintah sehingga memiliki
nada yang menurun. nada suara yang naik.
Isi kalimat ini menjelaskan suatu Isi kalimatnya ialah sebuah
hal (deklaratif). perintah untuk melakukan
Penulisan dalam jenis kalimat ini tindakan.
ditulis dengan huruf kapital pada Penulisan dalam jenis kalimat ini
awal kalimatnya dan tanda titik ditulis dengan pemberian tanda
pada akhir kalimatnya. seru (!) pada akhir kalimat.
Tidak memiliki tanggapan dari Kalimat perintah memiliki
pembaca atau pendengarnya. tanggapan berupa sebuah
tindakan.

Kalimat perintah dapat dibagi menjadi beberapa jenis.


1. Kalimat permintaan. Contohnya : Coba tuliskan hasil rapat
hari ini!
2. Kalimat ajakan. Contohnya : Yuk kita jalan sekarang!
3. Kalimat perintah biasa. Contohnya : Ambilkan baju itu!
4. Kalimat larangan. Contohnya : Jangan sembarangan
bicara disini!
5. Kalimat ejekan. Contohnya : Dapatkan nilai bagus, jika
kamu bisa!
6. Kalimat syarat. Contohnya : Kasihkan kue ini kepadanya,
pasti dia mau memakannya!
Jenis Kalimat Berdasarkan
Maknanya
3. Kalimat Seru 4. Kalimat Tanya

Kalimat seru dapat dibuat dengan Memiliki intonasi yang bertanya


cara: sehingga nada akhirnya naik.Isi
Dengan penambahan partikel -Nya kalimatnya ialah sebuah
pada predikat. pertanyaan.
Dengan penambahan kata seru Penulisan dalam jenis kalimat ini
pada predikat. ditulis dengan pemberian tanda
Dengan mengubah pola kalimat S- tanya (?) pada akhir kalimat.
P menjadi pola P-S Kalimat tanya memiliki
tanggapan berupa sebuah
Contohnya : Rajinnya anak tadi!, jawaban.
Manisnya anakmu!

Jenis jenis kalimat tanya ini ada yang memiliki sifat total.
Maka dari itu muncullah sebuah kalimat tanya total yang
dapat dibuat menggunakan beberapa cara seperti:
1. Menambahkan katanya dengan Apakah. Misalnya :
Apakah kau lapar?
2. Mengubah intonasi dalam kalimatnya. Misalnya : Kau
lapar?
3. Menambahkannya dengan partikel Kah pada kalimatnya.
Misalnya : Laparkah anda?
4. Menambahkan katanya dengan ya, tidak, belum, bukan.
Misalnya : Anda lapar bukan?, Suka tidak dengan kue ini?,
Sudah datang ya?, Paham belum?
Jenis Kalimat Berdasarkan
Maknanya
5. Kalimat Emfatrik

: Kalimat emfatik merupakan sebuah kalimat yang maknanya tentang


penegasan kepada subjek.

Kalimat emfatik ini dapat dibuat menggunakan beberapa cara yaitu:


Dengan penambahan kata sambung yang terletak dibelakang subjek
sehingga subjek melakukan penegasan dan berubah menjadi predikat.
Dengan penambahan partikel -Lah dibelakang subjek.

Berikut contoh kalimat emfatik : Ina(S) mengawali(P) pembicaraan(O)


menjadi Inalah(P) yang mengawali pembicaraan(S)

Jenis Kalimat Berdasarkan


Tata Bahasa Modern
Berdasarkan tata bahasa modernnya maka kalimat tersebut dapat
dibagi menjadi kalimat mayor dan kalimat minor.
1. Kalimat mayor ialah jenis kalimat bahasa indonesia yang paling
tidak memiliki dua unsur inti atau pusat. Contohnya : Ina(S)
menulis(P), Adik(S) menggambar(P), dan lain lain.
2. Kalimat minor ialah jenis kalimat bahasa indonesia yang
memiliki satu unsur inti atau pusat. Contohnya : Mari!, Keluar!,
Dimana?
Kalimat Langsung
: Kalimat yang berasal dari kutipan langsung dari perkataan
seseorang.

Kalimat langsung  mempunyai ciri sebagai berikut :


Ditandai dengan tanda petik (") untuk mengapit petikan atau
perkataan seseorang.
Huruf pertama kalimat petikan menggunakan huruf
kapital.Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan
dengan tanda koma (,).
Pola kalimat langsung : Pengiring, "Kutipan" / "Kutipan,"
pengiring / "Kutipan," pengiring, "Kutipan"

Contoh Kalimat Langsung Pak Karyoto mengatakan,


1. "Aku akan pergi ke Kaligayam."
2. "Siswa baru itu cantik sekali," kata Pak Solihin.
3. "Tolong ambilkan baju itu," Suruh Mama.
4. "UN tidak perlu disikapi dengan rasa takut yang berlebihan."
Kata pak guru.
5. "Sikapmu yang cuek itu akan berakibat buruk untukmu di masa
depan." Kata Ibu."
6. Jangan suka mengejek keburukan orang lain." Kata Ayah.
7. "Untuk menghadapi UN, kalian harus belajar dengan giat."
Himbau kepala sekolah.

Jika terdapat 2 petikan, maka penulisan adalah :- Huruf awal


petikan pertama ditulis dengan huruf kapital- Sedangkan pada
petikan kedua ditulis dengan huruf kecil, kecuali nama orang dan
kata sapaan.

Contoh :"Minta izin saja sama Bu Ida," kata Mba Indah, "beliau pasti
mengiinkannya.""Berikan sedikit perhatian pada temanmu," Kata
Susi, "Pasti hatinya akan luluh."
Kalimat Tidak Langsung
: Kalimat yang memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk
kalimat berita.

Kalimat Tidak Langsung, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


Tidak menggunakan tanda petik
Kata ganti yang digunakan adalah kata ganti orang ke-3
Biasanya menggunakan konjungsi bahwa

Contoh Kalimat Tidak Lagsung :


1. Pak Agus berkata bahwa hari ini dia tidak bisa mengantar siswa
pulang.
2. Bu Mike berkata bahwa dia sedang mengikuti pelatihan di Slawi,
jadi tidak bisa mengajar kelas VII.
3. Menurut pak Salim, korban bencana alam itu telah dievakuasi ke
tempat yang aman.
4. Setiap malam anaknya selalu minta dibacakan dongeng kata pak
Yoto.

Anda mungkin juga menyukai