Anda di halaman 1dari 7

JENIS JENIS KONJUNGSI BESERTA CONTOHNYA

1. Konjungsi Intra Kalimat (Antarklausa)


Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan
klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat.
Konjungsi intra kalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan
frasa, dan satuan kata dengan kata.
Konjungsi intra kalimat terbagi menjadi dua, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif.
Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif,
dan korelatif.
a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memilki kedudukan sederajat/setara.
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa atau beberapa
klausa, tetapi memiliki sintaksis yang sama. Di antaranya: padahal, lalu, kemudian, sedangkan,
melainkan, atau, dan, tetapi.
Contoh konjungsi koordinatif:

 Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.


 Sarah adalah orang yang periang, sedangkan Adit orangnya pendiam.
 Kakak memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
 Ibu sudah tidur, padahal ia belum makan malam.
 Kakak baru saja pulang dari sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain.

b. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif, antara lain: agar, untuk, supaya,
sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dan lain-lain.
Contoh konjungsi subordinatif:

 Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.


 Dito bermain layangan setelah pulang sekolah.
 Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.
 Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek Biologi dengan baik.
 Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.

c. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata,
frasa, klausa, ataupun kalimat.
Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung pada
konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri
dari satu kata saja.
Konjungsi ini bisa juga kita gunakan pada kalimat majemuk setara atau sintaksis, kalimat
konjungsi korelatif merupakan suatu kalimat yang tersusun atas dua kalimat/klausa atau lebih
yang dihubungkan dengan kata konjungsi korelasi.
Jika beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, kalimat tersebut menjadi ambigu
dan rancu sehingga sulit dimengerti.
Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif
biasanya berupa kalimat majemuk.
Ciri yang mudah ditemukan adanya kata penghubung: demikian-sehingga, baik-maupun, tidak
hanya-tetapi juga, tidak hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan, sedemikian
rupa-sehingga, entah-entah.
Contoh konjungsi korelatif:

 Jangankan bukit, gunung pun sanggup aku daki.


 Bukan hanya Zahra yang bisa bernyanyi, melainkan Dodit juga bisa!
 Entah benar entah tidak, aku masih meragukan kata-katanya.
 Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut harus aktif mengemukakan
pendapat.
 Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di
pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.

2. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat
lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau perbedaan
makna.
Dalam penggunaannya, konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun, di
beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Antara
lain sebagai berikut:

 Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.


 Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.
 Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu.
 Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
 Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya:
sebaliknya.
 Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.
 Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.
 Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan.
 Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya:
namun, akan tetapi.

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antarkalimat:


 Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental
memberi.
 Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu karena dia bekerja keras semenjak
muda.
 Mereka makan hanya dengan sepotong ikan asin. Bahkan, mereka sering kali makan
tanpa lauk.

3. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf
sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Kata hubung yang kerap
digunakan, di antaranya:

 Terlebih lagi
 Di samping
 Oleh karena itu
 Berdasarkan
 Jadi

Contoh konjungsi antarparagraf:

 Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah
dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu
pekerjaan ibu tanpa diminta. Namun, sekarang semua tinggal kenangan. Semua
kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.
 Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa
diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
 Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat
segera menolong, akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit susah untuk
dievakuasi.

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)


Konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa,
klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat.
Contoh; dan, lagi pula, serta.
Contoh kalimat dengan konjungsi aditif:

 Ibu dan Ayah sedang pergi ke luar kota untuk kebutuhan pekerjaan.
 Bani sedang belajar serta makan secara bersamaan.
 Kamu tidak perlu cemas, lagipula di sini sudah aman kok!

2. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)


Konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan
memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh: maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau…atau.
Contoh kalimat dengan konjungsi disjungtif:

 Jamu ini bermanfaat baik untuk pria maupun wanita.


 Baik Lisa maupun Jenny, keduanya sama-sama cantik.
 Nasi atau jagung keduanya sama-sama sumber karbohidrat.

3. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan berfungsi sebagai kata penghubung antardua kalimat sederajat yang
saling bertentangan. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama.
Contoh: sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.
Contoh konjungsi pertentangan:

 Andika anak yang pandai, akan tetapi kakaknya bodoh.


 Ibu sedang memasak, sedangkan ayah sedang membaca koran.
 Lisa tidak pergi, melainkan sedang tidak di kamar

4. Konjungsi Final (Tujuan)


Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan.
Contoh: untuk, supaya, agar, guna.
Contoh konjungsi final:

 Amara membeli tas baru untuk menghadiri pernikahan sepepunya.


 Ibu minum vitamin agar tubuhnya lebih sehat.
 Adik minum susu supaya bisa cepat tidur.

5. Konjungsi Waktu
Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua
hal atau peristiwa.
Contoh: apabila, bila, hingga, ketika, sebelum, sampai, selama, sementara, sesudah, setelah,
sejak, tatkala.
Contoh konjungsi waktu:

 Apabila hari sudah malam, Ani bergegas harus pulang.


 Putri harus pulang sebelum waktu magrib.
 Adi sudah sampai rumah, setelah seharian sekolah.

6. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berfungsi untuk membandingkan dua hal
tertentu.
Contoh: sebagai, seakan-akan, umpama, sebagaimana, ibarat, bak, bagaikan.
Contoh konjungsi perbandingan:

 Sebagai anak laki-laki, dia memiliki jiwa tanggung jawab yang tinggi.
 Umpama ibunya masih ada, dia pasti lebih bahagia.
 Bagaikan pinang dibelah dua, wajah kakak dan adik itu mirip.

7. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)


Konjungsi konsekutif berfungsi untuk menjelaskan akibat dari terjadinya suatu peristiwa atau
kejadian tertentu.
Contoh: sampai, akibatnya.
Contoh kalimat:

 Tika jarang gosok gigi, akibatnya giginya sakit.


 Ia bekerja terlalu keras, sampai jatuh sakit.

8. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)


Konjungsi syarat berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan syarat
di dalamnya.
Contoh; jika, apabila, jikalau, bilamana, asalkan.
Contoh kalimat:

 Kalau saja hari itu aku tidak sakit, aku pasti bisa mengikuti OSN.
 Bila Ibu pulang detik ini juga, aku akan langsung berhambur memeluknya.

9. Konjungsi Tak Bersyarat


Konjungsi tak bersyarat berfungsi untuk menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak
membutuhkan syarat tertentu.
Contoh: walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun.
Contoh kalimat:

 Kakak membersihkan rumah meskipun ibu tidak menyuruhnya.


 Lia tetap pergi sekolah sekalipun cuaca sedang hujan deras.

10. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)


Konjungsi penegas merupakan konjungsi yang fungsinya untuk menegaskan atau meringkas
suatu bagian kalimat yang sebelumnya telah disebut.
Contoh; bahkan, yaitu, umpama, apalagi, misalnya.
Contoh kalimat:

 Ibu sangat menyukai tanaman hias, misalnya anturium.


 Ayah senang minuman manis, apalagi secangkir teh.

11. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)


Konjungsi pembenaran berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan
suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada anak
kalimat.
Contoh: walaupun, biar biarpun, sungguhpun, kendatipun, meskipun.
Contoh kalimat:

 Ibu tetap pergi ke pasar kendatipun badannya masih kurang sehat.

12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)


Konjungsi penjelas berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Kata yang termasuk konjungsi penjelas adalah kata "bahwa".

 Ara menjelaskan bahwa dia tidak bersalah karena saat itu dia ada di rumah.

13. Konjungsi Korelatif


Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat
yang berkaitan sehingga saling memengaruhi.
Contoh; semakin…semakin…, bertambah…bertambah…, tidak hanya…tetapi juga…,
sedemikian rupa…,kian…kian, sehingga…, baik…, maupun.
Contoh kalimat:

 Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.


 Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.

14. Konjungsi Kausal


Konjungsi kausalitas berfungsi untuk menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian
tertentu.
Contoh: sebab, karena, sebab itu, karena itu.
Contoh kalimat:

 Ina tidak masuk sekolah karena sakit.

15. Konjungsi Urutan


Konjungsi urutan berfungsi untuk menyatakan urutan suatu hal dalam kalimat.
Contoh: mula-mula, lalu, kemudian.
Contoh kalimat:

 Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan bumbu-bumbunya.


 Kita mampir ke Bandung terlebih dahulu lalu baru kita ke Lembang.

16. Konjungsi Penanda


Konjungsi penanda merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menunjukkan penandaan pada
suatu hal.
Contoh: misalnya, contoh, umpama, terutama, antara lain.
Contoh kalimat:

 Di kelas X sangat populer dengan para muridnya yang pandai, terutama Andi.
 Di kantin banyak makanan enak yang dibeli oleh murid, misalnya bakso bakar.

17. Konjungsi Pembatasan


Konjungsi pembatasan berfungsi untuk menyatakan pembatasan terhadap suatu hal.
Contoh: kecuali, asal, selain.
Contoh kalimat:

 Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.
 Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.

18. Konjungsi Situasi


Konjungsi situasi berfungsi untuk menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi dalam waktu
tertentu.
Contoh: sedang, sedangkan, sambil, padahal.
Contoh kalimat konjungsi situasi:

 Cilla tetap ke rumah nenek padahal kakinya masih sakit.


 Putra main game di kamar sambil makan bakso.

Anda mungkin juga menyukai