Anda di halaman 1dari 13

Kumpulan Konjungsi, Kalimat

Perintah, Kata Ganti

Oleh :

Kelas :

SMA NEGERI 1 MATAULI PANDAN


PANDAN
T.A 2019/2020
1.KONJUNGSI
A.Pengertian Konjungsi
  Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan
antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di
tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda
titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal
paragraf.

Contoh Konjungsi :

1. Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.


2. Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.
3. Engkau berangkat sekarang atau engkau ketinggalan kereta.

Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam konjungsi intra kalimat dan
konjungsi antar kalimat. Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang
menghubungkan klausa  induk dan klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga
ada 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif. Sedangkan konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kata yang satu
dengan lainnya. Berikut penjelasan konjungsi intra dan antar kalimat. Konjungsi dalam bahasa
Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat.
Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan klausa  induk dan
klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau
konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Sedangkan konjungsi antar
kalimat adalah kata yang menghubungkan kata yang satu dengan lainnya. Berikut penjelasan
konjungsi intra dan antar kalimat.

a) Konjungsi Koordinatif

yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status
sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal.

Contoh kalimat dengan konjungsi koordinatif :

 Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.


 Dia mencari saya dan adik saya

Jika salah satu atau kedua-duanya akan dinyatakan, maka orang sering memakai dua
konjungsi secara bersamaan, yakni dan/atau dengan garis miring di antara kedua kata itu.

 Kami mengundang Ketua dan/atau


 Para dekan dan/atau pembantu dekan pertama diminta hadir.
b) Konjungsi Subordinatif
Konjugsi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar, seperti,
sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif.

Contoh Konjungsi Contoh


Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai,
Hubungan waktu ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi,
selama, sehingga, sampai
Hubungan syarat Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
Hubungan pengandaian Anadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya
Hubungan tujuan Agar, biar, supaya
Biarpun, meskipun, sekalipun walau(pun),
Hubungan konsesif
sunguhpun, kendatipun
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti,
Hubungan pemiripan
sebagai, laksana
Hubungan penyebaban Sebab, karena, oleh karena
Hubungan pengakibatan Sehingga, sampai (-sampai), maka(-nya)
Hubungan penjelasan Bahwa
Hubungan cara Dengan

Contoh kalimat dengan konjungsi subordinatif :

 Pak Buchori sudah meninggal ketika dokter datang.


 Saya akan naik haji jika tanah saya laku.
 Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui kesalahannya.
 Narto harus belajar giat agar naik kelas.
 Dia takut kepada saya seolah-olah saya ini musuhnya.
 Hari ini dia tidak masuk kantor karena
 Ali tidak mau membayar utangnya, padahal dia mempunyai uang.

c) Konjungsi Antar Kalimat


Konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar kalimat menyatakan makna yang berbeda-
beda, diantaranya : oleh karena itu, sebelum itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan
demikian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya. Konjungsi antar kalimat di awal kalimat (setelah
tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya). Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.

Contoh Konjungsi Makna


Biarpun demikian/begitu, sekalipun Menyatakan kesediaan untuk melakukan
demikian/begitu walaupun sesuatu yang berbeda atau pun
demikian/begitu, meskipun bertentangan dengan yang dinyatakan
demikian/begitu pada kalimat sebelumnya
Kemudian, sesudah itu, setelah itu, Menyatakan kelanjutan dari peristiwa
selanjutnya atau keadaan pada kalimat sebelumnya
Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau
Tambahan pula, lagi pula, selain itu keadaan lain di luar dari yang telah
dinyatakan sebelumnya.
Mengacu ke kebalikan dari yang
Sebaliknya
dinyatakan sebelumnya
Sesungguhnya, bahwasanya Menyatakan keadaan yang sebenarnya.
Menguatkan keadaan yang dinyatakan
Malah(-an), bahkan
sebelumnya
Menyatakan keadaan pertentangan
(akan) tetapi, namun, kecuali itu
dengan keadaan sebelumnya
Dengan demikian Menyatakan konsekuensi
Oleh karena itu, oleh sebab itu Menyatakan akibat
Menyatakan kejadian yang mendahului
Sebelum itu
hal yang dinyatakan sebelumnya

d) Fungsi Konjungsi
Fungsi konjungsi menghubungkan :

1. Kata dengan kata.


2. Frasa dengan frasa.
3. Klausa dengan klausa.
4. Kalimat dengan kalimat.
5. Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)

a) Kata Penghubung “dan”

Kata penghubung ini untuk menyatakan “gabungan biasa” dipakai pada bagian berikut, Di antara
dua buah kata kerja

Contoh:

1. Mereka makan dan minum di kelas


2. Ibu mencuci dan menyetrika pakaian kami

Di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat majemuk/luas

Contoh;

1. Saya mau piano dan adik menggesek biola


2. Ali belajar bahasa Inggris dan kakaknya belajar bahasa Arab

b) Kata Penghubung “dengan”

Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa”, bisa juga dipakai diantara dua buah kara
benda. Contoh:

1. Dia dengan anaknya sudah datang


2. Saya menggunting dengan gunting.

c) Kata Penghubung “serta”

Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa” dipakai diantara dua buah kata benda.
Contoh:

1. Kakak serta nenek akan datang minggu depan


2. Uangmu serta uangku sebaiknya kita satukan saja untuk modal usaha.

d) Kata Penghubung “atau”

Kata ini berfungsi sebagagai pernyataan “memilih” bisa dipakai diantara bagian berikut.

 Dua buah kata benda atau frase benda Contoh:


e) Kata Penghubung “tetapi”

Kata ini berfungsi sebagai pernyataan “menggabungkan pertentangan” dipakai diantara bagian
berikut.

 Dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh:

1. Anak itu cerdas tetapi malas


2. Dia memang bodoh tetapi rajin

 Dua buah klausa yang subjeknya mengarah pada sebuah identitas yang sama sedangkan
predikatnya merupakan dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh:

1. Rumah itu besar dan indah, tetapi halamannya sempit


2. Anak itu memang bodoh, tetapi hatinya jujur

f) Kata Penghubung “namun”

Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan mempertentangkan” dipakai diantara dua buah kalimat.
Kalimat yang pertama atau sebelumnya berisi penyatuan serta kalimat kedua berisi pernyataan yang
kontras dengan kalimat pertama. Contoh:

1. Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa
menjadi orang besar dia lupa kepada kami.
2. Sehabis lebaran banyak kantor masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk-duduk,
mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka tetap berada di tempat sampai jam kantor.

g) Kata Penghubung “sedangkan”

Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan memertentangkan atau mengkontraskan” dipakai


diantara dua buah klausa. Contohnya:

1. Ayah menjadi dokter di puskesmas, sedangkan ibunya menjadi bidan.


2. Kami bekerja keras memperbaiki tanggul yang jebol itu, sedangkan mereka berdua duduk-
duduk saja berpangku tangan.

h) Kata penghubung “sebaliknya”


Kata ini bersebrangan dengan fungsi untuk menyatakan “menggabungkan mempertentangkan dengan
tegas” bisa dipakai di antara dua buah klausa atau diantara dua buah kalimat. Contoh:

1. Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main.

i) Kata Penghubung “bahkan”

Kata ini berfungsi “menghubungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah kalimat. Contohnya:

1. Anak itu memang nakal. Bahkan ibunya sendiri pernah ditipunya.


2. Dia pandai sekali memegang rahasia. Bahkan kita sendiri tidak tahu.

j) Kata Penghubung “lagipula”

Contohnya: Mari kita makan di restoran ini saja, masakannya enak, harganya murah, lagipula
pelayanannya memuaskan.

k) Kata Penghubung “apalagi”

Kata ini berfungsi untuk menyatakan “menggabungkan menguatkan” dipakai pada awal
keterangan tambahan atau kalimat tambahan. Contohnya:

1. Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan SD
2. Jalan-jalan di ibu kota seringkali macet. Apalagi pada jam-jam sibuk.

l) Kata Penghubung “itupun”

Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah
kalimat yang amanatnya sejalan. Kalimat pertama umumnya diawali dengan kata dengan
penghubung hanya.

Contoh:Hanya lima orang yang hadir dalam rapat itu. Itupun dua orang diantara mereka sudah
akan meninggalkan rapat sebelum selesai.

m) Kata Penghubung “jangankan”

Kata ini berfungsi untuk “menguatkan mempertentangkan” dipakai pada bagian dengan
klausa pertama pada kalimat majemuk setara sedangkan pada klausa disertakan partikel pun.
Contohnya:

1. Jangankan berjalan, berdiri pun aku tak sanggup


2. Jangankan seribu, seripiah pun tak punya

n) Kata Penghubung “melainkan”


Kata ini berfungsi untuk menyatakan ”  koreksi atau pembetulan” dipakai diantara dua buah
klausa. Kluasa pertama umumnya disertai dengan kata ingkar bukan, dan diletakan pada muka
usur kalimat yang akan dikoreksi.

Contoh: Kami bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya

o) Kata Penghubung “hanya”

Kata penghubung hanya digunakan dengan aturan sebagai berikut: Untuk menyatakan
“menggabungkan-mengecualikan” digunakan diantara dua buah klausa. Contohnya:

1. Semua orang setuju, hanya dia yang tidak setuju


2. Kami semua sudah siap untuk bertransmigrasi, hanya dia yang masih ragu-ragu

2.Kata Ganti
 Pengertian Kata Ganti
Kata ganti merupakan salah satu jenis kata yang yang berfungsi untuk menggantikan kata
benda atau orang tertentu yang tidak disebut secara langsung. Istilah untuk kata ganti disebut
sebagai pronomina. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar suatu kalimat disampaikan secara
lebih efektif dan tidak bertele-tele.

 Ciri-ciri Kata Ganti

Kata ganti mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain:

 Pronomina biasanya terdapat pada posisi subjek dan objek, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan pada posisi predikat.
 Acuan pronomina tidak tetap atau berpindah-pindah tergantung pada siapa yang
dibicarakan.
 Pronomina menyesuaikan konteks kalimat.

1. Kata Ganti Orang


Kata ganti orang disebut juga dengan pronomina persona. Pronomina persona merupakan
jenis kata ganti yang digunakan untuk menggantikan kata benda orang (persona) dengan kata
benda lain. Kata ganti jenis ini dibagi menjadi 6 jenis, yaitu kata ganti orang pertama tunggal,
kata ganti orang pertama jamak, kata ganti orang kedua tunggal, kata ganti orang kedua jamak,
kata ganti orang ketiga tunggal, dan kata ganti orang ketiga jamak.

Tunggal Jamak
Orang pertama saya, aku, daku kita, kami
Orang kedua kamu, anda, kau kalian, kamu sekalian
Orang ketiga ia, dia, beliau mereka

Contoh:

1. Aku bekerja keras dari kecil untuk menggapai cita-cita ayah dan ibu.
2. Kamu tidak perlu membahas semua keburukan orang itu.
3. Terima kasih anda telah membantu keluarga saya selama ini.
4. Kalian terus saja mengganggu murid baru itu.
5. Dia duduk termenung di sudut sekolah sejak tadi pagi.
6. Mereka sangat histeris setelah dinobatkan menjadi juara umum.
7. Kita tidak bisa mencapai kesuksesan tanpa peran serta guru.
8. Rintangan yang kau hadapi barulah awal dari sebuah perjalanan panjang.
9. Kamu sekalian akan merasakan karma ketika menyakiti hati orang tua.
10. Saya selalu menangis ketika mendengar curahan hati anak yatim.

2. Kata Ganti Penanya


Jenis kata ganti yang kedua adalah kata ganti penanya, atau sering disebut sebagai pronomina
interogativa. Kata ganti jenis ini digunakan untuk menanyakan waktu, tempat, orang, atau
keadaan tertentu. Kata ganti ini berfungsi untuk menggali informasi atas suatu kejadian.

 Penanya waktu : kapan.


 Penanya tempat : di mana, ke mana.
 Penanya orang : siapa, apa.
 Penanya keadaan tertentu : bagaimana, kenapa, mengapa.

Contoh:

1. Kapan sekolah ini akan dilanjutkan pembangunannya?


2. Di mana letak kantor kepala sekolah yang baru?
3. Ke mana perginya semua warga desa ini?
4. Siapa yang akan melanjutkan perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa?
5. Bagaimana pemerintah bisa menangani semua bencana ini?
6. Mengapa tidak ada yang menindak tegas sekumpulan begal itu?

3. Kata Ganti Pemilik/Kepunyaan


Pronomina posesiva merupakan sebutan lain untuk kata ganti pemilik. Kata ganti ini
digunakan untuk menyatakan suatu pengganti kepemilikan. Kata ganti yang tergolong dalam kata
ganti pemilik adalah -ku, -mu, -nya, kami, mereka. Kata ganti ini diletakkan di bagian belakang
kata.

Contoh:

1. Bukuku hilang entah kemana semenjak dipinjam Doni.


2. Tulisanmu seperti tulisan seorang calon dokter.
3. Sumbangan kami raib dirampok sekawanan begal di tengah hutan.
4. Tangisan mereka ternyata belum membuahkan hasil.
5. Kerja kerasnya dipandang remeh oleh semua warga desa.

4. Kata Ganti Penghubung


Pronomina relativa atau kata ganti penghubung digunakan sebagai penghubung antara
induk kalimat dan anak kalimat. Contoh dari kata ganti penghubung adalah yang. Kata ganti
penghubung ini sering ditemukan dalam kalimat majemuk. Hal ini dikarenakan dalam kalimat
majemuk diperlukan suatu kata penghubung (konjungsi) untuk menghubungkan induk kalimat
dan anak kalimat.

Contoh:

1. Rumah yang berwarna hijau itu selalu ramai oleh anak-anak.


2. Ibu membuat masakan yang sangat lezat.
3. Seseorang yang bersandar di tiang listrik adalah ketua RT di wilayah ini.

5. Kata Ganti Penunjuk


Kata ganti yang digunakan sebagai penunjuk lokasi atau suatu benda disebut sebagai kata
ganti penunjuk atau pronomina demonstrativa. Pronomina demonstrativa dibagi menjadi 3
macam yaitu penunjuk umum, penunjuk tempat, dan penunjuk hal/ ikhwal.

 Penunjuk umum : ini, itu.


 Penunjuk tempat : sana, sini, situ, ke sana, ke sini, ke situ, di sana, di sini, di situ.
 Penunjuk hal/ ikhwal : begini, begitu.

Contoh:

1. Rumah ini adalah bukti perjuangan dan kerja keras ayah.


2. Udara di sini sangat segar dan membuat hati nyaman.
3. Pergilah ke sana sementara aku akan tetap di sini!
4. Keadaan begini yang membuat Rani tidak merasa nyaman di rumah.
5. Alat itu tidak berfungsi sama sekali ketika gempa susulan terjadi.

6. Kata Ganti Tak Tentu


Jenis kata ganti yang terakhir adalah kata ganti tak tentu. Kata ganti jenis ini digunakan
untuk menunjukkan sesuatu yang informasinya masih belum diketahui dengan jelas, baik wujud
atau jumlahnya. Kata ganti tak tentu diantara sesuatu, seseorang, barang siapa, masing-masing,
para.

Contoh:

1. Tunggulah di sini, Ani akan membawa sesuatu untukmu.


2. Ada seseorang yang selalu mengamatimu sepanjang hari ini.
3. Para wali murid diminta selalu mengawasi putra-putri mereka selama di rumah.
4. Barang siapa menemukan dompet berwana ungu tolong serahkan ke kantor polisi.
5. Masing-masing siswa mengambil jatah makan siang di kantin sekolah.

7. Pronomina Intratekstual dan Ekstratekstual


Dua jenis pronomina ini merupakan jenis pronomina yang dilihat dari hubungannya dengan
nomina (kata benda) yang digantikan. Pronomina intratekstual merupakan kata ganti yang
menggantikan kata benda yang ada dalam sebuah artikel/bacaan/percakapan. Sedangkan
pronomina ekstratekstual menggantikan kata benda yang terdapat di luar sebuah
artikel/bacaan/percakapan. Agar lebih jelas perhatikan contoh berikut:

 Dengan kelembutan suaranya, Amelia mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya untuk
memberikan ijin pergi ke luar negeri. (kata ganti -nya secara jelas menunjuk ke Amelia)
 Itu yang membuat Indri selalu gusar selama sepekan ini. (kata ganti -itu tidak jelas
menggantikan hal apa)

3.Kalimat Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta
seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau
penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Perintah

1. Intonasi pada bagian akhir kalimat naik atau meninggi.


2. Diakhiri dengan tanda baca seru (!).
3. Kalimat perintah menggunakan pola inversi
4. Biasanya menggunakan partikel lah ataupun kan.

Jenis dan Contoh Kalimat Perintah

1. Kalimat perintah biasa

Kaliamat perintah jenis ini adalah kalimat yang isinya secara langsung hanya menyuruh
seseorang untuk melakukan sesuatu.

Contoh:1. Tutup pintu itu!


2. Ambilkan aku air minum!
3. Buatkan ayah sarapan pagi sebelum berangkat!
4. Periksa semua jendela sebelum pergi meninggalkan rumah!
5. Hidupkan lampumu agar ruangan ini menjadi terang!
6. Bangunkan kakakmu segera!
2. Kalimat perintah ajakan

Kalimat perintah jenis ini mengandung perintah dengan cara mengajak seseorang untuk
melakukan sesuatu. Biasanya kalimat perintah ini ditandai dengan kata-kata “ayo, “marilah”, dan
lain-lain.

Contoh: 1. Ayo belajar dengan giat!


2. Marilah berbuat baik satu sama lain!
3. Ayo kita bangun rasa kekeluargaan!
4. Budayakanlah hidup bersih!

3. Kalimat perintah larangan

Kalimat perintah ini bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan
atau melarang orang lain berbuat sesuatu. Bisanya kalimat ini ditanda dengan kata - kata larangan
seperti “jangan”, dan lain-lain.

Contoh: 1. Jangan membuang sampah di sembarang tempat!


2. Jangan bangun kesiangan!
3. Jangan berjalan di atas rumput!
4. Jangan berbicara selagi makan!
4. Kalimat perintah saran

Kalimat perintah ini bermakna menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu
dengan cara memberikan saran. Kalimat perintah ini ditandai dengan kata-kata seperti
seharusnya, sebaiknya, dan lain-lain.

Contoh: 1. Sebaiknya kamu datang tepat waktu esok hari!


2. Sebaiknya kamu jangan pernah menggangunya!
3. Seharusnya kamu pergi dari ruanagn ini sekarang!
4. Sebaiknya Anda belajar dengan giat agar naik kelas!

5. Kalimat perintah sopan


Kalimat perintah ini seperti kalimat perintah biasa namun terdengar lebih sopan. Agar
menjadi kalimat perintah yang sopan kalimat perintah perlu ditambah dengan menggunakan kata-
kata permohonan seperti, “mohon”, “tolong”, dan lain-lain.
Contoh: 1. Mohon jangan berisik di ruangan ini!
2. Mohon pindahkan motor Anda dari tempat ini!
3. Tolong pinjamkan aku uang seribu rupiah!
4. Tolong hapus nomor handphoneku !
5. Tolong jangan pr ganggu aku lagi !

Anda mungkin juga menyukai