Oleh :
Kelas :
Contoh Konjungsi :
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam konjungsi intra kalimat dan
konjungsi antar kalimat. Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang
menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga
ada 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif. Sedangkan konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kata yang satu
dengan lainnya. Berikut penjelasan konjungsi intra dan antar kalimat. Konjungsi dalam bahasa
Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat.
Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan
klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau
konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Sedangkan konjungsi antar
kalimat adalah kata yang menghubungkan kata yang satu dengan lainnya. Berikut penjelasan
konjungsi intra dan antar kalimat.
a) Konjungsi Koordinatif
yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status
sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal.
Jika salah satu atau kedua-duanya akan dinyatakan, maka orang sering memakai dua
konjungsi secara bersamaan, yakni dan/atau dengan garis miring di antara kedua kata itu.
d) Fungsi Konjungsi
Fungsi konjungsi menghubungkan :
Kata penghubung ini untuk menyatakan “gabungan biasa” dipakai pada bagian berikut, Di antara
dua buah kata kerja
Contoh:
Di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat majemuk/luas
Contoh;
Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa”, bisa juga dipakai diantara dua buah kara
benda. Contoh:
Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa” dipakai diantara dua buah kata benda.
Contoh:
Kata ini berfungsi sebagagai pernyataan “memilih” bisa dipakai diantara bagian berikut.
Kata ini berfungsi sebagai pernyataan “menggabungkan pertentangan” dipakai diantara bagian
berikut.
Dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh:
Dua buah klausa yang subjeknya mengarah pada sebuah identitas yang sama sedangkan
predikatnya merupakan dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh:
Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan mempertentangkan” dipakai diantara dua buah kalimat.
Kalimat yang pertama atau sebelumnya berisi penyatuan serta kalimat kedua berisi pernyataan yang
kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
1. Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa
menjadi orang besar dia lupa kepada kami.
2. Sehabis lebaran banyak kantor masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk-duduk,
mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka tetap berada di tempat sampai jam kantor.
1. Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main.
Kata ini berfungsi “menghubungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah kalimat. Contohnya:
Contohnya: Mari kita makan di restoran ini saja, masakannya enak, harganya murah, lagipula
pelayanannya memuaskan.
Kata ini berfungsi untuk menyatakan “menggabungkan menguatkan” dipakai pada awal
keterangan tambahan atau kalimat tambahan. Contohnya:
1. Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan SD
2. Jalan-jalan di ibu kota seringkali macet. Apalagi pada jam-jam sibuk.
Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah
kalimat yang amanatnya sejalan. Kalimat pertama umumnya diawali dengan kata dengan
penghubung hanya.
Contoh:Hanya lima orang yang hadir dalam rapat itu. Itupun dua orang diantara mereka sudah
akan meninggalkan rapat sebelum selesai.
Kata ini berfungsi untuk “menguatkan mempertentangkan” dipakai pada bagian dengan
klausa pertama pada kalimat majemuk setara sedangkan pada klausa disertakan partikel pun.
Contohnya:
Kata penghubung hanya digunakan dengan aturan sebagai berikut: Untuk menyatakan
“menggabungkan-mengecualikan” digunakan diantara dua buah klausa. Contohnya:
2.Kata Ganti
Pengertian Kata Ganti
Kata ganti merupakan salah satu jenis kata yang yang berfungsi untuk menggantikan kata
benda atau orang tertentu yang tidak disebut secara langsung. Istilah untuk kata ganti disebut
sebagai pronomina. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar suatu kalimat disampaikan secara
lebih efektif dan tidak bertele-tele.
Pronomina biasanya terdapat pada posisi subjek dan objek, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan pada posisi predikat.
Acuan pronomina tidak tetap atau berpindah-pindah tergantung pada siapa yang
dibicarakan.
Pronomina menyesuaikan konteks kalimat.
Tunggal Jamak
Orang pertama saya, aku, daku kita, kami
Orang kedua kamu, anda, kau kalian, kamu sekalian
Orang ketiga ia, dia, beliau mereka
Contoh:
1. Aku bekerja keras dari kecil untuk menggapai cita-cita ayah dan ibu.
2. Kamu tidak perlu membahas semua keburukan orang itu.
3. Terima kasih anda telah membantu keluarga saya selama ini.
4. Kalian terus saja mengganggu murid baru itu.
5. Dia duduk termenung di sudut sekolah sejak tadi pagi.
6. Mereka sangat histeris setelah dinobatkan menjadi juara umum.
7. Kita tidak bisa mencapai kesuksesan tanpa peran serta guru.
8. Rintangan yang kau hadapi barulah awal dari sebuah perjalanan panjang.
9. Kamu sekalian akan merasakan karma ketika menyakiti hati orang tua.
10. Saya selalu menangis ketika mendengar curahan hati anak yatim.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Dengan kelembutan suaranya, Amelia mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya untuk
memberikan ijin pergi ke luar negeri. (kata ganti -nya secara jelas menunjuk ke Amelia)
Itu yang membuat Indri selalu gusar selama sepekan ini. (kata ganti -itu tidak jelas
menggantikan hal apa)
3.Kalimat Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta
seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau
penulisnya.
Kaliamat perintah jenis ini adalah kalimat yang isinya secara langsung hanya menyuruh
seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kalimat perintah jenis ini mengandung perintah dengan cara mengajak seseorang untuk
melakukan sesuatu. Biasanya kalimat perintah ini ditandai dengan kata-kata “ayo, “marilah”, dan
lain-lain.
Kalimat perintah ini bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan
atau melarang orang lain berbuat sesuatu. Bisanya kalimat ini ditanda dengan kata - kata larangan
seperti “jangan”, dan lain-lain.
Kalimat perintah ini bermakna menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu
dengan cara memberikan saran. Kalimat perintah ini ditandai dengan kata-kata seperti
seharusnya, sebaiknya, dan lain-lain.