DOSEN : Dr.Noermansyah,M.Pd.
A. HAKIKAT PARAGRAF
1. Menurut Arifin dan Tasai (2006:125) “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik”.
4. Menurut Akhadiah dkk. (1990:144), inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
karangan yang terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, utama/topik,
penjelas sampai pada kalimat penutup.
B. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
1. Kesatuan
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di
dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh
menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam
sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua
kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2. Kepaduan
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai
penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.
Kata ganti (promina) adalah sebuah kata yang digunakan untuk mewakili suatu benda,
tempat, ataupun frase kalimat.
Berdasarkan penggunaannya, kata ganti dibagi menjadi tiga macam, yaitu kata ganti
orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti penanya.
Yaitu: aku, saya, beta, ana, ambo, awak, daku, aye, gua/gue, hamba.
Catatan:
– Verb yang diawali kata ku-, penulisannya harus digabung. Misalkan: kubuat,
kumaki, kucari, kubawa, bandingkan dengan aku buat, aku maki, aku cari, aku bawa.
– Kata ganti kepemilikan yang terdiri dari satu suku kata, penulisannya harus
digabung. Misalkan: ibuku, tanganku, bukuku, pacarku bandingkan dengan ibu saya,
tangan beta, buku hamba, pacar gua.
Contoh:
Aku masih diam di sini. Menunggu sahabatku, Kana, yang katanya mau datang pukul
19.00 tadi. Tapi, sudah satu jam aku menunggu, tak juga ia menunjukkan batang
hidungnya. Kubuka layar ponselku, mencoba mengirim pesan singkat. Mungkin saja
ia lupa.
Terkadang penulis masih bingung tentang perbedaan kata “kita dan kami”. Kita
adalah kata ganti yang mewakili aku, kamu, dia/mereka. Sedangkan kami adalah kata
ganti untuk mewakili aku dan dia/mereka (kamu tidak termasuk).
Yaitu: kamu, kau, Anda, saudara/i, engkau, sampean, elo/elu, awak, situ.
Catatan:
Verb yang bersubyek “kau” penulisannya harus digabung. Misalkan: kauucap,
kaugapai, kaumakan, bandingkan dengan kamu ucap, engkau gapai, elo makan.
Kata Anda selalu diawali huruf kapital, dimanapun tempatnya karena dianggap
sebagai sapaan hormat, seperti sapaan Pak, Bu, Kek, dll.
Catatan:
Kata ganti kepemilikan dia dan ia, diubah menjadi -nya dan penulisannya digabung.
Misalkan: makanannya, bukunya, nasinya, dll.
Yaitu: mereka
1. Penunjuk Umum
2. Penunjuk Tempat
Catatan:
Jika terdapat kata depan (di dan ke), maka penulisan tetap harus dipisah. Misalkan: di
sini, di sana, di situ, ke sini, ke sana, ke situ.
3. Penujuk Ikhwal
2. Penanya Tempat
Catatan:
Kata di, ke, dan dari, penulisannya digabung karena sudah dianggap perpaduan yang
pas dalam EYD. Seperti partikel pun dalam kata walaupun, meskipun, biarpun,
ataupun.
3. Penanya Waktu
Yaitu: kapan
Mungkin itu saja yang bisa saya tuliskan. Jika ada kesalahan dalam artikel di atas,
bisa kasih kritik dan sarannya di kolom komentar.
Hubug
anan
Penam
bahn
Contoh
: dan
a. H
ub
un
ga
n
Pe
mi
lih
an
C
on
to
h:
at
au
b. H
u
b
u
n
g
a
n
P
e
r
l
a
w
a
n
a
n
C
o
n
t
o
h
:
t
e
t
a
p
i
2. Kata Penghubung
Subordinatif
(menghubungkan dua
klausa, keduanya
bertingkat.
a. Hubungan waktu. Contoh: sesudah, setelah, sehabis, sejak, selesai,
ketika,
kendati(pun), sungguh(pun).
Contoh:
Contoh :
Dengan cara menyusui dua anak secara langsung dalam dunia kebidanan dinyatakan sebagai
tandem breastfeeding atau tandem nursing. Menyusui dengan dua anak ini tidak akan
berbahaya dan tidak juga mengurangi dalam jatah untuk bayi yang lebih kecil atau sang adik.
Dengan catatan ibu menyusui harus selalu menjaga asupan nutrisi yang lengkap dan bisa
diberikan berupa suplemen multivitamin, serta menjaga sistem kebugaran tubuh dari stressor
dan rasa lelah yang berlebihan selama masa menyusui.
2. Eksposisi:
Contoh :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam kebidanan yang evidence atau up to
date sebagai dasar munculnya rumusan dan terobosan baru dalam konsep pengetahuan dan
praktik kebidanan. Disisi lain diberbagi disiplin ilmu lain juga mengalami perkembangan
pesat, termasuk perkembangan atau trend maupun need (kebutuhan) masyarakat juga
berubah. Tidak lepas juga dari pengaruh perkembangan era globalisasi, akan meningkatkan
kritis masyarakat terhadap pelayanan kebidanan. Berbagai permasalahan yang muncul
diseputar praktik profesi bidan terkait dengan etika dan hukum merupakan bahan belajar yang
sangat bagus bagi bidan untuk menciptakan kajian yang lebih mendalam untuk menjawab
berbagai pertanyaan tentang hal tersebut.
3. Persuasi :
Contoh :
Berolahraga sangatlah penting untuk kesehatan kita. Namun, olahraga yang dilakukan jangan
sampai melampaui batas kemampuan diri kita. Sebab, olahraga yang kita lakukan justru akan
menimbulkan malapetaka bagi tubuh kita. Berolahraga secara berlebihan akan membuat otot-
otot dan sendi di tubuh kita akan mengalami keram dan sakit yang berlebih. Sementara itu,
detak jantung kita juga akan berdenyut dua kali lebih cepat dibanding biasanya. Jika
dibiarkan, maka bukan tidak mungkin serangan jantung akan menyerang tubuh kita. Oleh
karena itu, janganlah berolahraga terlalu keras. Melainkan, kita mesti berolahraga secara rutin
sesuai dengan kemampuan tubuh kita. Misalnya, jika kita kuat berolahraga selama dua kali
seminggu, maka berolahragalah dengan durasi waktu tersebut. Dengan begitu, fungsi
olahraga sebagai penyebab sehatnya tubuh pun akan lebih terasa.
4. Argumentasi :
Contoh :
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi
jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara
mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang
paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta.
Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita.
Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
5. Narasi :
Contoh :
Pada tanggal 4 Juli 1927 Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan
tujuan Indonesia segera merdeka. Namun nyatanya pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda
memasukkan beliau ke dalam penjara Sukamiskin di Bandung sampai pada tanggal 31
Desember 1931.
Beliau dibebaskan dan kemudian bergabung dengan Partindo namun untuk yang kedua
kalinya Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores pada tahun 1933. Kemudian
beliau dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, beliau bersama Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945