Anda di halaman 1dari 4

KOHESI DAN KOHERENSI DALAM WACANA

A. PENGERTIAN KOHESI

Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana (kata atau
kalimat), sehingga tercipta pengertian yang memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.

Contoh kalimat kohesi

Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-baru ini tarif
pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak pelanggan
listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik sekarang meningkat.
Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang
penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.

Contoh wacana di atas dikatakan kohesif, karena menggunakan alat kohesi pengulangan, misalnya listrik
yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu karena bagian-bagian paragraf itu tidak
mempunyai kepaduan secara maknawi.

Unsur-Unsur Kohesi
Unsur-unsur kohesi wacana dibagi menjadi dua jenis :
1. Kohesi Gramatikal
2. Kohesi Leksikal

Piranti kohesi gramatikal meliputi konjungsi, ellipsis, subtitusi, dan referensi.


Piranti kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi.

 KONJUNGSI (KATA SAMBUNG)


adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau
penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan
kalimat, dan seterusnya. Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan.
Berdasarkan perilaku sintaksisnya, konjungsi dibagi menjadi beberapa bagian : Konjungsi koordinatif,
Konjungsi subordinatif, Konjungsi korelatif, Konjungsi antarkalimat, dan Konjungsi antarparagraf.
a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif berfungsi sebagai penghubung dua buah kalimat sehingga terpadu dengan
erat. Kata-kata dan, atau, tetapi, adalah contoh kata penghubung ini.
Contoh kalimat :
1) Mereka orang-orang yang baik, tetapi mereka kurang diperhatikan.
2) Sayakah yang akan berangkat atau dia yang pergi?
3) Kami sudah sampai jam 10.00 dan mereka baru datang jam 12.00.
Kata-kata yang lain untuk ini adalah serta, sedangkan, melainkan, padahal, kemudian, lantas.

b. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur berupa klausa yang tidak
memiliki status yang sama.
Konjungsi subordinatif dibagi menjadi 10 jenis :
1. Subordinatif Waktu (ketika, sejak, sambal, selagi, sudah, sebelum, sesudah, hingga, sampai)
Contoh : Kami dapat mengerjakan tugas itu sesudah istirahat.
2. Subordinatif Syarat (jika, kalua, jikalau, asal, bila, manakala)
Contoh : Kamu bisa melakukan hal itu jika kamu bersungguh-sungguh.
3. Subordinatif Pengandaian
adalah suatu konjungsi yang menghubungkan dua klausa ataupun kalimat dimana menerangkan
hubungan pengandaian. Bentuk konjungsi ini ditandai dengan kata : seakan-akan, seandainya,
andaikata, seumpama, sebagai, laksana.
Contoh : Seandainya saja dia lebih dewasa, dia akan disukai banyak kaum hawa
4. Subordinatif Tujuan
adalah suatu konjungsi yang menerangkan adanya keterkaitan hubungan tujuan diantara dua
klausa ataupun kalimat. Bentuk konjungsi ini ditandai dengan kata : agar, supaya, biar.
Contoh : Belajarlah sungguh-sungguh agar kalian berhasil.
5. Subordinatif Konsesif
adalah konjungsi dimana menyatakan suatu keadaan atau kondisi yang berlawanan diantara dua
klausa atau kalimat tersebut. Bentuk konjungsi ini ditandai dengan kata : biarpun, walaupun,
meskipun, sekalipun.
Contoh : Meskipun dia sudah berusaha, hasilnya masih nihil.
6. Subordinatif Komplementasi
Konjungsi dimana menerangkan jika suatu klausa atau kalimat ialah hanya pelengkap dari
klausa atau kalimat sebelumnya. Bentuk konjungsi ini ditandai dengan kata : bahwa
Contoh : Aku sekarang tahu bahwa sejak dulu dia sudah pintar berbohong
7. Subordinatif Sebab (oleh karena itu, sebab, karena itu)
Contoh : Dia tidak bisa datang, karena sakit.
8. Subordinatif Perbandingan (sama…dengan…lebih…daripada)
Contoh : Aku berharap semoga di semester ini lebih baik daripada semester sebelumnya.
9. Subordinatif Cara (dengan, tanpa)
Contoh : Dengan berdiam diri dia mengharapkan hal itu akan selesai
10. Subordinatif Atribut
adalah suatu konjungsi yang menghubungkan kata atau klausa utama dengan klausa
penjelasnya. Bentuk konjungsi ini ditandai dengan kata : yang
Contoh :Nina yang harus bertanggungjawab terhadap permasalahan yang telah terjadi.

c. Konjungsi Korelatif
adalah Konjungsi terbelah, yaitu sebagian terletak di awal kalimat dan sebagian lagi terletak di
tengahnya seperti :baik..maupun, tidak…tetapi, bukan…melainkan, sedemikian…hingga.
 baik……maupun
Contoh : Baik si A maupun si B sudah berangkat
 tidak hanya…….tetapi
Contoh : Tidak hanya si A tetapi si B pun sudah datang

d. Konjungsi Antarkalimat
adalah Konjungsi yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Secara bentuk
konjungsi ini berada bersama-sama dengan suatu kalimat sehingga menjadi bagian dari kalimat.
Penghubung ini ditandai dengan kata : oleh karena itu, walaupun demikian, akan tetapi, sebaliknya,
selain itu, lagipula, selanjutnya, sementara itu, setelah itu, akibatnya, berkaitan dengan, pada
akhirnya.
Contoh:
1) Roni terburu-buru berangkat ke sekolah, sehingga dia tidak sempat sarapan. Akibatnya, dia pun
pingsan saat upacara berlangsung.
Konjungsi antarkalimat : Akibatnya
2) Adiknya begitu ramah. Sebaliknya kakaknya begitu cerewet.
Konjungsi antarkalimat : Sebaliknya

e. Konjungsi Antarparagraf
adalah Konjungsi yang menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. kata
penghubung konjungsi antarparagraf sama dengan konjungsi antarkalimat.
Contoh:
Menentukan bidang yang hendak digeluti ketika berkarier nanti merupakan hal yang patut
dilakukan. Dengan melakukan hal tersebut, kita bisa lebih fokus dalam membangun karier dan
kesuksesan kita di masa depan.
Berkaitan dengan hal tersebut, bidang yang hendak digeluti bisa apa saja, tergantung dari minat
dan kemampuan kita sendiri. Misalnya, jika kita mempunyai minat di bidang kreatif-baik itu film,
seni rupa, dan sebagainya, maka kita harus memasuki bidang industri kreatif untuk menggeluti
minat kita tersebut.
Konjungsi antarparagraf : berkaitan dengan

Anda mungkin juga menyukai