Anda di halaman 1dari 10

Macam-Macam Konjungsi Secara Umum

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas macam-macam konjungsi. Peran konjungsi dalam
sebuah kalimat sangatlah penting, karena jika kalimat hanya terdiri dari subjek dan predikat
tanpa ada tambahan kata lain, pasti kalimat akan membingungkan.

Secara umum, macam konjungsi dibagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi
intrakalimat. Maka dari itu, perlu bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari macam-macam
konjungsi agar kedepannya bisa diaplikasikan pada tulisan yang dibuat.

1. Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)

Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan
klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat.

Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan
frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif,
dan korelatif penjelasan dibawah ini.

Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah penghubung dua unsur atau lebih yang setara. Berikut adalah daftar
konjungsi koordinatif beserta fungsinya.
Dan: penanda penambahan Atau: penanda pemilihan Melainkan: penanda perlawanan Padahal:
penanda pertentangan Sedangkan: penanda pertentangan Serta: penanda pendampingan Tetapi:
penanda perlawanan

Dan/atau: penanda jumlah atau pilihan

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang
sama pentingnya atau memiliki status sintaksis yang sama, contohnya adalah dan, atau, dan
tetapi.

Contoh konjungsi koordinatif penambahan adalah “dan”.

Contoh kalimat:

Riko membeli sayur dan buah di pasar swalayan.

Rani mengerjakan tugas Kimia dan Matematika dalam dua jam.

Rina memasak nasi dan sayur di dapur.

Contoh konjungsi koordinatif pemilihan adalah “atau”.

Contoh kalimat:

Rina bingung memilih boneka atau parfum sebagai hadiah untuk Riska.
Fani bingung mau pulang sendiri atau diantar temannya.

2. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase atau klausa yang
memiliki status sintaksis yang sama.

Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau klausa
yang dihubungkan, contohnya adalah baik...maupun..., tidak hanya..., tetapi juga...,
demikian...sehingga..., entah...entah..., dan jangankan...,...pun....

Konjungsi Korelatif

Konjungsi ini memuat dua konjungsi yang berpasangan untuk menghubungkan dua unsur yang
sederajat.

Baik … maupun ….

Tidak hanya …, tetapi juga ….

Bukan hanya …, melainkan juga ….

Demikian … sehingga ….

Sedemikian rupa sehingga ….

Apa(kah) … atau ….

Entah … entah ….

Jangankan …, … pun ….
Contoh konjungsi korelatif adalah:

baik sendiri maupun bersama-sama

bukan hanya hari ini melainkan besok

enggak hanya sehat tapi juga lezat

b. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk, supaya,
sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dll.

Contoh konjungsi subordinatif:

Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.

Dito bermain layangan setelah pulang sekolah.

Sarah tidak mau makan, sehingga ia menjadi kurus.

Abdi tidak mau belajar, sehingga ia tidak bisa mengerjakan ujian.

Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.

Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek Biologi dengan baik.

Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.
Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif menghubungkan dua unsur atau lebih yang tidak setaraf.

Subordinatif Waktu

Menunjukkan awal peristiwa: sejak, sedari, dan semenjak.

Menunjukkan awal peristiwa yang ditandai dengan peristiwa lain: begitu, demi, ketika, sambil,
selagi, selama, sementara, seraya, tatkala, dan sewaktu.

Menunjukkan awal peristiwa yang didahului dengan peristiwa lain: setelah, sebelum, sesudah,
sehabis, selesai, dan seusai.

Menunjukkan lamanya peristiwa yang ditandai dengan peristiwa tertentu: hingga dan sampai.

Subordinatif Syarat: asal(kan), apabila, jika, jikalau, kalau, dan manakala.

Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya, dan andai kata.

Subordinatif Tujuan: agar, biar, dan supaya.

Subordinatif Konsesif: biarpun, kendati(pun), meski(pun), sekalipun, sungguhpun, dan


walau(pun).

Subordinatif Pembandingan: alih-alih, daripada, ibarat, laksana, seakan-akan, sebagai,


sebagaimana, seolah-olah, dan seperti.

Subordinatif Sebab: karena, sebab, oleh karena, dan oleh sebab.

Subordinatif Hasil: maka(nya), sehingga, dan sampai(-sampai).

Subordinatif Alat: dengan dan tanpa.

Subordinatif Cara: dengan dan tanpa.


Subordinatif Komplementasi: bahwa.

Subordinatif Atributif: yang.

Subordinatif Perbandingan: … sama …. dengan dan … lebih … dari …. atau dari(pada).

3. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa
itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat
dari induknya.

Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi ini adalah penghubung antarkalimat. Oleh karena itu, konjungsi ini digunakan pada
awal kalimat baru dan diikuti tanda koma. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi antarkalimat
beserta beberapa contohnya.

Keadaan Pertentangan: Biarpun demikian, sekalipun demikian, dan walaupun begitu.

Keadaan Lanjutan: Kemudian, sesudah itu, dan selanjutnya.

Keadaan Lain: Tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.

Keadaan Kebalikan: Sebaliknya.

Keadaan Sebenarnya: Sesungguhnya dan sebenarnya.

Keadaan Penegasan: Bahkan dan malah(han).

Keadaan Pertentangan: Akan tetapi dan namun.

Keadaan Eksklusif dan Inklusif: Kecuali itu dan di samping itu.


Keadaan Akibat: Oleh karena itu dan oleh sebab itu.

Keadaan Sebelumnya: Sebelum itu.

Sering kali, saya menemukan penggunaan konjungsi dalam sebuah tulisan yang tidak sesuai
dengan fungsinya. Semoga lewat tulisan ini, Kerabat Nara bisa memanfaatkan kata hubung
dengan tepat.

4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat itu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Posisinya
selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf
kapital.

Contohnya konjungsi antarkalimat adalah biarpun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu,


kemudian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahkan, tetapi, kecuali itu, dengan
demikian, oleh karena itu, dan s

Sebelum itu.

2. Konjungsi Antar Kalimat

Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau
perbedaan makna.
Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun di
beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.

Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Diantaranya adalah


sebagai berikut.

Bagaimanapun, sesudah itu, sebelum itu, oleh karena itu, sebaliknya, sesungguhnya, dengan
demikian, malahan, namun,

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat:

Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental memberi.

Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia bekerja keras semenjak muda.

Mereka makan hanya dengan sepotong ikan asin. Bahkan, mereka seringkali makan tanpa lauk.

Pengertian kata imbuhan

Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di akhir, di
tengah atau gabungan di antara ketiganya untuk membentuk kata baru, sehingga berhubungan
dengan kata pertama.

Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :

1. Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.

2. Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-

3. Sisipan : -el, -em, dan –er


4. Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan,
memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an, per-an

Prefiks ( Awalan ) adalah jenis imbuhan yang letaknya di awal kata dasar,

Sufiks ( Akhiran ) adalah jenis imbuhan yang letaknya di akhir kata dasar

Infiks ( Sisipan ) adalah imbuhan yang letaknya disisipkan di tengah kata dasar

Konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar dan biasanya juga disebut
simulfiks

Contoh Imbuhan Awalan (prefiks)

Prefiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di awal kata dasar, Ada beberapa jenis bentuk
imbuhan awalan yakni men, di, ter, pen, ber, se, pe, per, ke.

Awalan men- digunakan untuk menyatakan perbuatan, menjadi, menggunakan, menuju, dan
dalam keadaan. Contoh: menerima menafkahi , meninggal

Awalan di- digunakan untuk menyatakan melakukan perbuatan aktif. Contoh: dibuka

Awalan ber- digunakan untuk menyatakan perbuatan, dalam keadaan, kumpulan, menggunakan,
memiliki. Contoh: bermain bermacam-macam (kumpulan)

Awalan ter- digunakan untuk menyatakan perbuatan pasif, tidak sengaja, paling, kemungkinan.
Contoh: tertinggal

Awalan pen- memiliki makna melakukan, perbuatan, alat, memiliki sifat, melakukan perbuatan
pada kata dasar. Contoh: penjahat
Awalan pe- digunakan untuk menyatakan orang yang melakukan kegiatan, orang yang di.
Contoh: pegulat

Awalan se- digunakan untuk menyatakan satu, seluruh, sama, setelah. Contoh: sebangsa

Awalan per- digunakan untuk menyatakan perumpamaan. Contoh: perusak

Awalan Ke- digunakan untuk menyatakan kumpulan, urutan. Contoh: kedua

Contoh Imbuhan Akhiran (sufiks)

Akhiran -kan digunakan untuk menyatakan melakukan perbuuatan orang lain, Contoh:
hidangkan

Akhiran -i digunakan utnuk menyatakan perbuatan berulang, Contoh: duduki

Akhiran -an digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan kata dasar, satuan,
setiap, sekitar, beberapa. Contoh: himpunan

Contoh Imbuhan Sisipan (infiks)

Imbuhan -em- digunakan untuk menyatakan banyak dan macam-macam. Contoh: kelut >
kemelut

Imbuhan -in- digunakan untuk menyatakan seperti sifat kata dasarnya. Contoh: kerja > kinerja

Imbuhan -el- untuk menyatakan seperti sifat kata dasarnya. Contoh: tunjuk > telunjuk

Semoga macam-macam kata imbuhan ini dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai