Konjungsi antar klausa adalah kata hubung yang mengubungkan dua buah klausa atau lebih.
Ada tiga macam konjungsi antara klausa, yaitu, korelatif, subordinatif, dan koordinatif.
A. Konjungsi korelatif
konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara.
baik … maupun …
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
bukan hanya …, melainkan …
(se)demikian (rupa) … sehingga…
apa(kah) … atau …
entah … entah …
jangankan…,…pun… .
Contoh:
B. Konjungsi subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak
sama (bertingkat).
Macam-macam konjungsi subordinatif:
…..sebelum…
jika…., maka….
…agar….
Meskipun/bagaimanapun….. , …..
dan lain-lain.
Contoh:
c. Konjungsi koordnatif
Konjungsi ini sama seperti korelatif yaitu menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi
konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.
…. dan …
… tetapi …
… atau …
Contoh:
Refsa Nanda
Halo sobat, kali ini admin akan memberikan kalian semua materi konjungsi. Materi konjungsi
yang akan saya jelaskan disini diantaranya adalah tentang pengertian, macam-macam, dan juga
contoh konjungsi. Konjungsi atau kata penghubung ini sering sekali kita temui pada berbagai
macam teks yang telah kita pelajari selama di sekolah. Berikut akan saya berikan materi singkat
tentang kongjungsi.
Pengertian Konjungsi
Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa,
antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-
tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik,
tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
Macam-Macam Konjungsi
Secara garis besar konjungsi terbagi menjadi 3 macam, diantaranya yaitu konjungsi antar
klausa, konjungsi antar kalimat, dan konjungsi antar paragraf. Untuk lebih jelasnya mengenai
macam-macam konjungsi berikut silahkan simak dibawah ini.
1. Konjungsi antar Klausa
Konjungsi antar klausa terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki status konjuksi setara (sintaksis yang sama). Contoh:
b. Konjungsi subordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki status konjungsi bertingkat (sintaksis yang tidak sama).
Contoh:
c. Konjungsi korelatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan
kedua unsur itu memiliki status konjungsi setara (sintaksis yang sama).
Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau
klausa yang dihubungkan.
Contoh:
1. Konjungsi Koordinatif
Konjugsi Koordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang mempunyai status sederajat. Contoh konjungsi koordinatif yakni : dan, tetapi, atau,
sedangkan, melainkan, padahal, lalu, kemudian.
2. Konjungsi Subordinatif
Konjugsi Subordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
dengan status yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, biar, seperti, setelah, jika,
andai, kalau, supaya, bagai, ibarat, sehingga, karena.
Jenis -jenis konjungsi subordinatif ada beberapa, berikut jenis konjungsi subordinatif dan
contohnya.
Hubungan waktu
Contoh : Sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak, selesai, tatkala,
sambil, seraya, selagi, selama, sampai
Hubungan syarat
Hubungan pengandaian
Hubungan konsesif
Hubungan pemiripan
Hubungan penyebaban
Hubungan pengakibatan
Hubungan penjelasan
Contoh : Bahwa
Hubungan cara
Contoh :
a. Rendy bangun terlambat sehingga ia terlambat sampai sekolah.
b. Dia berdeklamasi seperti seorang penyair kendang.
c. Ayah pergi ke Kantor walaupun badannya kurang sehat.
Dalam bahasa Indonesia, ada sejumlah kata (di antaranya kata penghubung
intrakalimat) yang didahului tanda koma. Kata-kata itu didaftarkan berikut ini.
..., padahal ...
..., sedangkan ...
..., seperti ...
..., tetapi ...
..., yaitu/yakni ...1[2]
Ada pula sejumlah kata dalam bahasa Indonesia yang tidak didahului tanda koma, tetap
dalam kenyataannya sering disangka didahului koma. Mengapa demikian? Karena sebelum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diberlakukan (1972), kata-kata itu selalu
didahului koma. Akan tetapi, menurut kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
kata-kata itu [sekarang] tidak perlu didahului koma. Kata-kata itu didaftarkan berikut ini.
... bahwa ...
... karena ...
... maka ...
... sehingga ...
Tipe konjungsi atau penghubung pada sebuah wacana bervariasi. Berdasarkan perilaku
sintaksis (ilmu tata kalimat), konjungsi dibagi menjadi lima kelompok yaitu konjungsi
koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat dan konjungsi
antarparagraf.
1. Konjungsi Koordinatif
Definisi konjungsi koordinatif berdasarkan KBBI adalah salah satu jenis konjungsi yang
menghubungkan klausa atau kata berstatus sama. Konjungsi koordinatif ialah konjungsi yang
merangkai dua kalimat ataupun lebih yang memiliki kedudukan setara/sederajat.
Berdasarkan sifat hubungannya, jenis-jenis konjungsi koordinatif meliputi :
1.1. Konjungsi koordinatif penambahan. Konjungsi yang dipakai yaitu dan, serta, beserta.
Contoh :
1.2. Konjungsi koordinatif perlawanan. Konjungsi yang dipakai yaitu tetapi, melainkan.
Contoh :
(1) Proyek renovasi Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya menghabiskan dana tetapi juga
mengganggu aktivitas pengguna maskapai.
1.3. Konjungsi koordinatif menyatakan pemilihan. Konjungsi yang dipakai yaitu atau.
Contoh:
2. Konjungsi Subordinatif
Definisi konjungsi subordinatif berdasarkan KBBI konjungsi subordinatif sebagai salah satu
jenis konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Konjungsi
subordinatif ini menghubungkan dua unsur klausa yang memiliki kedudukan tidak sama/ tidak
sederajat. Maka, Kedudukan klausa satu sebagai klausa utama lebih tinggi daripada klausa ke
kedua yang manjadi klausa bawahan/ lebih rendah dari kalimat utama. Macam-macam
konjungsi subordinatif :
a. Waktu batas permulaan, konjungsi yang dipakai sejak, sedari. Perhatikanlah contoh berikut.
b. Waktu bersamaan, konjungsi yang dapat digunakan antara lain : serta,(se)waktu, tatkala
ketika, selama, sambil, sementara, selagi dan seraya.
c. Waktu berurutan, konjungsi yang biasa digunakan adalah sebelum, begitu, sesudah, seusai,
sehabis, setelah, selesai.
d. Waktu batas akhir, konjungsi yang biasa digunakan adalah sampai, hingga. Perhatikanlah
contoh berikut.
Konjungsi syarat terdapat di dalam sebuah kalimat yang dapat digunakan klausa
subordinatifnya menerangkan syarat terlaksanakannya suatu hal yang disebut di dalam klausa
primer/utama. Konjungsi yang biasa digunakan adalah : jika, asalkan, manakala, jikalau,
kalau, apabila, bilamana.
(3)Jikalau aku jadi bupati, akan ku bangun jalan layang di Kabupaten Grobogan
Konjungsi pengandaian ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya
menerangkan kemungkinan terlaksananya suatu hal yang dinyatakan klausa primer/utama.
Konjungsi yang dapat digunakan : seandainya, sekiranya, andaikan,andaikata, umpamanya.
(2)Andaikata Jesika Kumala Wongso mengakui, kita akan mengetahui motif sebenarnya.
(3)Andaikan malam ini tidak hujan, bintang-bintang akan dapat kita saksikan.
Konjungsi subordinatif tujuan yang terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya
menerangkan suatu tujuan ataupun harapan dari suatu hal yang disebut dalam klausa
primer/utama. konjungsi yang dapat digunakan adalah biar, agar, supaya.
Konjungsi konsesif ini terdapat pada kalimat majemuk ketika klausa subordinatifnya
menyatakan hal yang tidak akan dapat mengubah apapun yang dinyatakan oleh klausa
primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan adalah meskipun, biarpun, kandatipun,
sekalipun, walaupun.
Konjungsi akibat atau hasil terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya
menerangkan hasil atau akibat dari hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. Konjungsi
yang dapat digunakan adalah akibatnya, sampai, hingga, sehingga, maka.
(1)Biaya pengobatan RS Permata bunda sangat mahal sampai-sampai rumah beserta kiosnya
telah habis terjual.
(2)Penjual bakso di perempatan sana gulung tikar, akibatnya ia tak mampu membiayai kuliah
anak-anaknya.
(3)Kerja keras tidak akan menghianati hasil, maka muridku yang dulunya rajin telah menjadi
orang yang berkecukupan.
konjungsi sebab terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan sebab
maupun alasan terjadinya hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. konjungsi yang
digunakan sebab, oleh karena, karena.
(1)Harga daging sapi di pasar Purwodadi melonjak sebab mendekati hari lebaran.
(2)Prestasi belajar Cici menurun karena ia memilih menonton TV ketimbang belajar.
Konjungsi alat terdapat dalam kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan alat yang
disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan
yaitu dengan dan tanpa.
(1)Ferdi memancing ikan di sungai dengan menggunakan kail, sehingga hasil tangkapannya
tidak bergitu maksimal.
konjungsi ini terdapat pada kalimat dimana klausa subordinatifnya mennerangkan cara/metode
pelaksanaan dari hal yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang digunakan
seperti pada konjungsi alat, yaitu dengan dan tanpa.
(1)kita seharusnya yakin dengan pertolongan dari Tuhan, semua persoalan akan bisa kita
atasi.
(2)Pencari hiu berburu tanpa perduli dengan bahaya yang akan menimpa.
(1)Dianya akan berfikir bahwa aku melakukan yang terbaik untuk menolongnya.
(2)Ayah dan ibunya mengatakan bahwa globalisasi harus disertai tekad kuat dan semangat
untuk menaklukkannya.
3. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menyatukan dua kata, frase atau klausa dan
hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Hubungan ini biasanya
dapat dinyatakan dengan memakai konjungsi :
baik…maupun, contoh : Tak ada yang sempurna, baik aku maupun dia
tidak hanya…tetapi, contoh : Rumah itu tidak hanya tinggi tetapi juga megah.
demikian(rupa)…sehingga, contoh : Toko itu
dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk dikunjungi pembeli.
apakah…atau…, contoh : aku tidak perduli apakah pulang atau pergi aku tetap
menyayanginya.
entah……entah…, contoh : Dia akan menerima kadoku entah suka entah tidak
jangankan … pun …, contoh : Jangankan uang segudang, sepeser pun aku tak punya.
bukan hanya … tetapi juga …, contoh : Budi bukan hanya pelukis yang handal, tetapi
juga sebagai seniman yang cerdas.