Anda di halaman 1dari 5

B.

     Kata Penghubung Interkalimat


               Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan
klausa  induk dan klausa anak.
Dalam intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu:
a)      Konjungsi koordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki status sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian,
melainkan, padahal.
Contoh :
a. Paman memberi uang kepada Ani dan Ari.
b. Pandu anak yang pintar, tetapi kurang teliti dalam bekerja.
c. Kami datang ke rumah Riyan, lalu menanyakan keadaan Riyan pada ibunya.
b)      Konjungsi subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang tidak sama derajatnya.
Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif:
Jenis Contoh
1. Hubungan waktu Sesudah, setelah, sebelum sehabis, sejak,
selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil,
seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
2. Hubungan syarat Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,
manakala

3. Hubungan pengandaian Anadaikan, sekiranya, seandainya,


seumpamanya

4. Hubungan tujuan Agar, biar, supaya

5. Hubungan konsesif Biarpun, meskipun, sekalipun walau(pun),


sunguhpun, kendatipun

6. Hubungan pemiripan Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana,


seperti, sebagai, laksana

7. Hubungan penyebaban Sebab, karena, oleh karena

8. Hubungan pengakibatan Sehingga, samapai(-sampai), maka(-nya)

9. Hubungan penjelasan Bahwa

10. Hubungan cara Dengan

Contoh :
a. Rendy bangun terlambat sehingga ia terlambat sampai sekolah.
b. Dia berdeklamasi seperti seorang penyair kendang.
c. Ayah pergi ke Kantor walaupun badannya kurang sehat.
Dalam bahasa Indonesia, ada sejumlah kata (di antaranya kata penghubung intrakalimat)
yang didahului tanda koma. Kata-kata itu didaftarkan berikut ini.
..., padahal ...
..., sedangkan ...
..., seperti ...
..., tetapi ...
..., yaitu/yakni ...[2]
Ada pula sejumlah kata dalam bahasa Indonesia yang tidak didahului tanda koma, tetap dalam
kenyataannya sering disangka didahului koma. Mengapa demikian? Karena sebelum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan diberlakukan (1972), kata-kata itu selalu didahului koma. Akan tetapi,
menurut kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kata-kata itu [sekarang] tidak perlu
didahului koma. Kata-kata itu didaftarkan berikut ini.
... bahwa ...
... karena ...
... maka ...
... sehingga ...

C.     Kata Penghubung Antarkalimat


Ada sejumlah kata/frasa penghubung antarkalimat dalam bahasa Indonesia yang diikuti tanda
koma jika digunakan pada awal kalimat. Kata-kata dan frasa-frasa tersebut didaftarkan berikut ini.
Agaknya, ...
Akan tetapi, ...
Akhirnya, ...
Akibatnya, ...
Artinya, ...
Biarpun begitu, ...
Biarpun demikian, ...
Berkaitan dengan itu, ...
Dalam hal ini, ...
Dalam hubungan ini, ...
Dalam konteks ini, ...
Dengan demikian, ...
Dengan kata lain, ...
Di samping itu, ...
Di satu pihak, ...
Di pihak lain, ...
Jadi, ...
Jika demikian, ...
Kalau begitu, ...
Kalau tidak salah, ...
Kecuali itu, ...
Lagi pula, ...
Meskipun begitu, ...
Meskipun demikian, ...
Namun, ...
Oleh karena itu, ...
Oleh sebab itu, ...
Pada dasarnya, ...
Pada hakikatnya, ...
Pada prinsipnya, ...
Sebagai kesimpulan, ...
Sebaiknya, ...
Sebaliknya, ...
Sebelumnya, ...
Sebenarnya, ...
Sebetulnya, ...
Sehubungan dengan itu, ...
Selain itu, ...
Selanjutnya, ...
Sementara itu, ...
Sesudah itu, ...
Setelah itu, ...
Sesungguhnya, ...
Sungguhpun begitu, ...
Sungguhpun demikian, ...
Tambahan lagi, ...
Tambahan pula, ...
Untuk itu, ...
Walaupun demikian, ...[3]

Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.[4]


Contoh Makna
1) Biarpun Menyatakan kesediaan untuk
demikian/begitu sekalipun     demikian/begit melakukan sesuatu yang berbeda atau
u walaupun demikian/begitu, meskipun pun bertentangan dengan yang
demikian/begitu dinyatakan pada kalimat sebelumnya

2) Kemudian, sesudah itu, setelah itu, Menyatakan kelanjutan dari peristiwa


selanjutnya atau keadaan pada kalimat
sebelumnya
3) Tambahan pula, lagi pula, selain itu Menyatakan adanya hal, peristiwa,
atau keadaan lain di luar dari yang
telah dinyatakan sebelumnya.
4) Sebaliknya Mengacu ke kebalikan dari yang
dinyatakan sebelumnya
5) Sesungguhnya, bahwasanya Menyatakan keadaan yang
sebenarnya.
6) Malah(-an), bahkan Menguatkan keadaan yang
dinyatakan sebelumnya
7) (akan) tetapi, namun, kecuali itu Menyatakan keadaan pertentangan
dengan keadaan sebelumnya
8) dengan demikian Menyatakan konsekuensi

9) oleh karena itu, oleh sebab itu Menyatakan akibat

10) sebelum itu Menyatakan kejadian yang


mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya

D.    Kata Penghubung Antarparagraf


Sebuah paragraf lazimnya disusun oleh kalimat-kalimat yang satu sama lain berhubungan
sehingga membentuk kesatuan yang bersifat kohesif dan koheren.[5]Kalimat-kalimat itu
dipertalikan dengan berbagai piranti yang cukup banyak (tidak kurang dari 15) jenisnya.[6] Salah
satu alat pemadu kalimat-kalimat pembangun paragraf itu adalah penghubung antarkalimat atau
lazim juga disebut ungkapan penghubung. Dalam kaitannya dengan perangkaian dengan
penghubung antarkalimat, kata di mana  yang merupakan penerjemahan langsung dari bahasa
Inggris where juga menampakkan pengaruhnya.
Kata penghubung yang menghubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf
berikutnya. Kata penghubung ini ditandai oleh kata (a) adapun, mengenai serta (b)alkisah,
konon.
Kelompok kata penghubung (a) sering digunakan di dalam bahasa Indonesia. Kelompok kata (b)
umumnya terdapat pada naskah karya sastra lama.
Berikut adalah contoh-contoh konjungsi yang lazim digunakan dalam hubungan
antarparagraf.
a.       Konjungsi yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
Misalnya begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua,  dan  akhirnya.
b.      Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
Misalnya: bagaimanapun juga, sebaliknya, dannamun.
c.       Konjungsi yang menyatakan perbandingan. Misalnya: sebagaimana dansama halnya.
d.      Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil. Misalnya: oleh karena itu, jadi, dan akibatnya.
e.       Konjungsi yang menyatakan tujuan. Misalnya: untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu,
dan untuk itulah.
f.       Konjungsi yang menyatakan intensifikasi. Misalnya: ringkasnya, secara singkat, dan  pada
intinya.
g.      Konjungsi yang menyatakan waktu. Misalnya: sementara itu, dan kemudian.

Macam-macam kata penghubung berdasarkan fungsinya:


1)      Kata penghubung aditif (gabungan).
Kata penghubung koordinatif yang menghubungkan satuan kebahasaan yang sejajar, atau
sederajat. Contohnya kata: dan, lagi, lagipula, serta.
2)      Kata penhubung pertentangan.
Kata penghubung koordinatif antar kalimat yang sederajat, namun mempertentangkan kehua
bagian tersebut. Dengan kalimat kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang
pertama. Contohnya kata: tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan
namun.
3)      Kata penghubung disjungtif (pilihan)
Kata penghubung koordinatif yang menggabungkan unsur sederajat dengan salah satu dari dua
hal atau lebih. Contoh kata: atau, atau …atau.., maupun, baik…baik, dan entah…entah.
4)      Kata penghubung temporal (waktu)
Kata penghubung yang menjelaskan hubungan  waktu antara dua hal dan peristiwa. Kata-kata
konjungsi itu ada yang menhubungkan hal-hal yang setara contohnya kata: apabila, bila,
bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak,
semantara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi yang
menggambarkan hubungan yang bertingkat adalah kata: sebelumnya dan sesudahnya.
5)      Kata penghubung final (tujuan)
Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau
tindakan. Contoh kata yang dipakai: supaya, untuk, agar, dan guna.
6)      Kata penhubung sebab (kausal)
Menjelaskan bahwwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu, contoh kata yang
digunakan: sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu.
7)      Kata penghubung akibat (konsekutif)
Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain.
Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
8)      Kata penghubung syarat (kondisional)
Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi,
atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan
bilamana.
9)      Kata penghubung tak bersyarat
Kata penghubung yang menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa
syarat-syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata:walaupun, meskipun, dan biarpun.
10)  Kata penghubung perbandingan
Kata penghubung perbandingan yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara
meperbandingkan dua hal tersebut. Contoh kata: sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan,
seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.
11)  Kata penghubung korelatif
Kata penghubung yang menghubungkan dua buah kalimat yang memiliki hubungan sedemikian
rupa sehingga salah satu mempengaruhi atau melengkapi yang lain. Contoh kata:
semakin...semakin, kian…kian…, bertambah...bertambah…, tidak hanya…, tetapi juga…,
sedemikian rupa…, sehingga …, baik…, dan maupun….
12)  Kata penghubung penegas (menguatkan atau mengintensifkan)
Konjungsi ini berfungsi sebagai menegaskan atau meringkas suatau hal yang telah disebut
sebelumnya. Contoh kata: apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.
13)  Kata penghubung penetapan
Konjungsi ini berfungsi unuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang telah
disebut sebelumnya. Termasuk konjungsi hal-hal yang berupa rincian. Contoh kata: bahkan,
apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.
14)  Kata penghubung pembenaran (konsesif)
Konjungsi penjelas yang berfungsi menggabungkan  suatu kalimat dengan bagian penjelasnnya.
Contoh kata: bahwa.

15)  Kata penghubung urutan


Konjungsi yang menyatakan urutan suatu hal. Contoh kata: mula-mula, lalu, kemudian.
16)  Kata penghubung pembatasan
Kata penghubung yang menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas
mana perbuatan dapat dilakukan. Contoh kata:  kecuali, selain, asal.
17)  Kata penghubung penanda
Konjungsi  ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi
ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi  lain yang termasuk dalam jenis ini adalah
konjungsi pengutamaan. Contoh kata: yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
18)  Kata penghubung situasi
Konjungsi yang menggambarkan suatu perbuatan yang terjadi, atau berlangsung dalam keadaan 
tertentu. Contoh kata: sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.[7]

Anda mungkin juga menyukai