Anda di halaman 1dari 4

1.

Konjungsi Antar Klausa


Yang dimaksud konjungsi antar klausa atau konjungsi intra kalimat adalah kata
yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak dalam satu kalimat.
Biasanya konjungsi antar klausa ada di tengah-tengah kalimat. Secara umum
ada 2 jenis konjungsi antar klausa yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif.

Konjungsi Koordinatif
Pengertian konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua
unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara.
Yang termasuk konjungsi koordinatif :

• penghubung penambahan = dan, serta


• penghubung pemilihan = atau
• penghubung perlawanan = tetapi, melainkan
• penghubung pertetangkan = padahal, sedangkan, meski
Konjungsi Subordinatif
Pengertian konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua
unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat.

Yang termasuk konjungsi subordinatif :

• penghubung atributif = yang


• penghubung tujuan = agar, supaya, biar
• penghubung syarat = jika, bila, kalau, asalkan, bilamana, manakala
• penghubung waktu = sejak, sewaktu, selama, begitu, sambil, sehabis,
setelah, sebelum, sedari, tatkala
• penghubung permisalan = andaikan, umpamanya, seandainya
• penghubung konsesif = biarpun, walaupun, sekalipun
• penghubung penyebab = karena, sebab
• penghubung akibat = sehingga, makanya
• penghubung cara = dengan, tanpa
• penghubung perbandingan = sebagaimana, laksana, ibarat, seolah-olah
• penghubung penjelasan = bahwa
2. Konjungsi Antar Kalimat
Yang dimaksud konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan
kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Ada banyak fungsi konjungsi
antar kalimat, antara lain sebagai pernyataan kelanjutan, keadaan,
pertentangan, konsekuensi dan sebagainya.

Yang termasuk konjungsi antar kalimat antara lain :

• menyatakan konsekuensi = dengan demikian, akibatnya


• menyatakan kebalikan = sebaliknya
• menyatakan kelanjutan = sesudah itu, kemudian, selanjutnya
• menyatakan pendahulu = sebelum itu, sebelumnya
• menyatakan penguatan = malahan, tak hanya itu, bahkan
• menyatakan keadaan = sesungguhnya, bahwasanya
• menyatakan pertentangan = akan tetapi, sayangnya, namun
• menyatakan penambahan = selain itu, lagi pula
• menyatakan kesediaan = biarpun begitu, meskipun demikian, walau
begitu

Jenis-Jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsinya


1. Konjungsi aditif, yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa
atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat. Misalnya : dan, lagi, lagi
pula, serta.

2. Konjungsi pertentangan, yang berfungsi menghubungkan dua bagian


kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian
tersebut. Misalnya : tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, namun.

3. Konjungsi disjungtif, yang berfungsi menghubungkan dua unsur yang


sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Misalnya :
atau, maupun, entah.
4. Konjungsi waktu, yang berfungsi menjelaskan hubungan waktu antara
dua hal atau peristiwa baik yang sederajat atau tidak sederajat. Misalnya
: apabila, bila, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama,
sementara, setelah, sesudah.
5. Konjungsi final, yang berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu
peristiwa atau tindakan. Misalnya : supaya, guna, untuk, agar.

6. Konjungsi kausal, yang berfungsi menjelaskan penyebab suatu peristiwa


atau kejadian tertentu. Misalnya : sebab, sebab itu, karena, karena itu.

7. Konjungsi konsekutif, yang berfungsi menjelaskan akibat suatu


peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya : sehingga, sampai, akibatnya.

8. Konjungsi kondisional, yang berfungsi menjelaskan syarat-syarat pada


suatu hal yang dapat terjadi. Misalnya : jika, bila, jikalau, apabila, asalkan,
kalau, bilamana.

9. Konjungsi tak bersyarat, berfungsi menjelaskan bahwa suatu hal dapat


terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Misalnya : walaupun,
meskipun, biarpun.

10. Konjungsi perbandingan, yang berfungsi membandingkan dua hal


tertentu. Misalnya : sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan,
ibarat, daripada.

11. Konjungsi korelatif, yang berfungsi menghubungkan dua bagian


kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga saling
mempengaruhi. Misalnya : semakin, kian, bertambah, sedemikian rupa,
sehingga.

12. Konjungsi penegas, yang berfungsi menegaskan atau meringkas suatu


bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Misalnya : bahkan,
apalagi, yaitu, umpama, misalnya.

13. Konjungsi penjelas, yang berfungsi menghubungkan bagian kalimat


terdahulu dengan perinciannya. Misalnya : bahwa.
14. Konjungsi konsesif, yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan
cara membenarkan suatu hal serta menolak hal yang lain. Misalnya :
meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun.
15. Konjungsi urutan, yang berfungsi untuk menyatakan urutan sesuatu hal
dalam kalimat. Misalnya : mula-mula, lalu, kemudian.

16. Konjungsi pembatasan, yang berfungsi menyatakan pembatasan


terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat
dikerjakan. Misalnya : kecuali, selain, asal.

17. Konjungsi penanda, yang berfungsi untuk menyatakan penandaan


terhadap sesuatu hal. Misalnya : umpama, contoh, terutama, misalnya,
antara lain.

18. Konjungsi situasi, yang berfungsi menjelaskan suatu perbuatan terjadi


atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Misalnya : sedang, sedangkan,
padahal, sambil.

Pasangan Konjungsi Korelatif


1. Baik … maupun ….
2. Antara … dan ….
3. Tidak (KK/KS), tetapi ….
4. Bukan (KB), melainkan ….
5. Entah … entah ….
6. Jangankan … pun ….
7. Lebih … daripada ….
8. Sedemikian … sehingga …..

Anda mungkin juga menyukai