Anda di halaman 1dari 5

MATERI KEBAHASAAN RESENSI

KATA SERAPAN
Yaitu kata yang berasal dari Bahasa asing atau Bahasa daerah yang diintegrasikan ke dalam suatu
Bahasa dan diterima penggunaannya secara umum.
Ada 4 cara penyerapan Bahasa
1. Adopsi
Terjadi apabila Bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing secara keseluruhan
Contoh: supermarket, plaza, maal, hotdog
2. Adaptasi
Terjadi apabila pemakaian bahasa hanya mengambil makna kata asing itu sedangkan ejaan dan
cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia
Contoh: mazimal (belanda) ------ maksimal
Apotheek (belanda) ------ apotek
Spoor (belanda) ------- sepur
Cadeo (perancis) ------ kado
Central ( inggris) ------ sentral
3. Terjemah
Terjadi apabila pemakai Bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam Bahasa asing tersebut
Contoh : try out --- uji coba
4. Kreafif
Terjadi apabila pemakai Bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam Bahasa
sumbernya, lalu di cari persamaannya
Contoh sparepart ---- suku cadang/onderdil

KONJUNGSI (KATA SAMBUNG)


Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih
Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.

Jenis-jenis konjungsi
a. Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa dibagi menjai tiga jenis yaitu:
1. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki statur sintaksis yang sama (konjungsi setara)
Macam-macam:
• Dan (menyatakan penambahan)
• Tetapi (menyatakan perlawanan)
• Atau (menyatakan pemilihan)
• Bahkan (setara penegasan)
• Lalu, kemudian (setara urutan)
2. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki status sintaksis yan tidak sama (konjungsi bertingkat)
Macam-macam:
• Sesudah setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu sementara, sambil,
seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan sesuatu)
• Jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila manakala (menyatakan syarat)
• Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya, (menyatakan pengandaian)
• Agar, supaya, biar (menyatakan tujuan)
• Biarpun meskipun, dekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan
konsesif/berlawanan)
• Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan pemiripan)
• Sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab)
• Hungga, sehingga, sampai (-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat)
• Bahwa (menyatakan penjelasan)

3. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan
kedua unsure itu memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian
yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
• Baik…maupun…
• Tidak hanya…tetapi (….) juga…
• Bukan hanya…melainkan…
• (se)demikian (rupa)…sehingga…
• Apa(kah…atau…
• Entah…entah…
• Jangankan…,…pun…

Perhatikan contoh berikut!


a. Baik Andi maupun Toni ingin kursus piano
b. Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi ia juga krhilangan seluruh keluarganya
c. Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat peringkat pertama
d. Entah ditanggapi entah tidak, ia akan mengajukan usul itu.

b. Konjungsi Antarkalimat.
Konjungsi antar kalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang
lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya
ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macamnya:
• Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun
demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan
sesuatu)
• Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu
(menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain ke luar hal hal yang telah dinyatakan
sebelumnya)
• Sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya)
• Sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnya)
• Malahan, bahkan (menyatakan keadaan yang dinyatakan sebelumnya)
• Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya)
• Dengan demikian (menyatakan konsekuensi)
• Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat)
• Sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya)

c. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraph
tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya.
Kunjungsi antar paragraph pada umumnya terletak pada awal paragraph

Macam-macamnya:
• Adapun
• Akan hal
• Mengenai
• Dalam pada itu

Selain keempat konjungsi antar paragraf tersebut terdapat juga konjungsi antar paragraf berikut:
• Alkisah
Contoh Alkisah pada zaman dulu ada seorang ibu yang melahirkan bayi kembar
Alkisah, hiduplah satu keluarga semut di sebuah pohon yang sudah lapuk.
• Arkian (kemudian dari itu, sesudah itu)
Contoh : Arkian mereka mulai Kembali kekerajaan dan memasuki rung utama.
• Sebermula
Contoh : Sebermula Raja Hindustan itu sediakala pekerjaannya pergi berburu juga.
• Syahdan
Contoh : Syahdan maka diantarkanlah raja itu.

d. Konjungsi Temporal
adalah konjungsi atau kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua peristiwa yang
berbeda dan memiliki kaitan dengan waktu baik dalam kaliamt atau antar kalimat itu sendiri.
“Disebut juga dengan konjungsi waktu”
Fungsi
1. Untuk menghubungkan kalimat majemuk
2. Untuk menyatakan waktu
Jenis-jenis konjungsi temporal
1. Temporal sederajat adalah konjungsi yang bersifat setara, artinya konjungsi ini ditemukan
di tengah kalimat. Dengan kata lain konjungsi yang menjadi penghubung kalimat majemuk
setara, perlu diketahui bahwa konjungsi temporal sederjat tidak bisa diletkkan di awal atau
diakhir kalimat.
Yang termasuk konjungsi temporal sederajat
• Kemudian
• Lalu
• Selanjutnya
• Setelahnya
• sebelumnya
2. Temporal tidak sederjat adalah menghubungkan beberapa kaliamt (majemuk bertingkat
dan/atau majemuk setra), jenis konjungsi ini bisa diletakkan di awal, di tengah, maupun di
akhir kalimat

Yang termasuk konjungsi temporal tidak sederajat


• Ketika
• Sementara
• Apabila
• Sejak
• Saat
Contoh
• Pemuda yang baru saja memasiuki bangku SLTA, kemudian dipertemukan dengan
seorang perempuan yang membuat dia tergila-gila
• Tak lama kemudian, mereka pun dikaruniai anak laki-laki

e. Konjungsi Penyebab
yaitu menjelaskan tentang suatu peristiwa yang terjadi karena sebab tertentu. Contoh sebab dan
karena
contoh:
• Meskipun demikian, ayah yang merindukan kedatangan anaknya itu tidak jadi gila karena
Amiru telah Kembali.
• Karena cerita yang disajikan di awal memiliki dua tokoh berbeda, pada akhirnya tokoh
utamanya adalah seorang ayah.

f. Konjungsi Penerang
adalah kata hubung yang difungsikan untuk menerangkan sesuatu hal dalam suatu kalimat.
Dengan kata lain, konjungsi penerang adalah kata hubung yang secara fungsional berguna untuk
memperjelas dan menerangkan maksud dari suatu peristiwa dalam satu kalimat tertentu
Ciri kalimat saran adalah:
• Biasanya menggunakan kata penanda. Misal: sebaiknya, seharusnya, alangkah baiknya,
lebih baik jika, perlu diingat bahwa, dan sebagainya.
• Ketika diucapkan, intonasi nada kalimat saran cenderung menurun atau rendah di akhir
kata.

Contoh:
• Bela menceritakan kepada Edward bahwa dia adalah seorang vampire
• Pada saat mereka sedang belajar bersama, Ibu Edward membawa camilan untuk
mereka berdua yaitu kripik singkong.

Anda mungkin juga menyukai