Anda di halaman 1dari 11

KONJUNGSI

ANTAR DAN
INTRA KALIMAT

Kelompok 4
PENGERTIAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung
antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kata penghubung ini sering digunakan saat seseorang
berbicara, menulis, maupun membaca.
Tujuannya adalah agar tulisan atau kalimat yang diucapkan terasa lebih menyatu dan lebih mudah
dipahami.
Dalam penulisan sebuah paragraf, kata penghubung ini memiliki fungsi yang sangat penting, yakni sebagai
penanda adanya hubungan yang logis antar kalimat di dalam paragraf sehingga dapat menghasilkan makna
tertentu. Konjungsi terdiri dari konjungsi AntarKalimat dan Konjungsi Intrakalimat .
PENGERTIAN
KONJUNGSI ANTAR
KALIMAT
konjungsi antarkalimat adalah konjungsi atau kata penghubung yang berfungsi untuk
menghubungkan antar satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam suatu paragraf sehingga
menghasilkan makna tertentu. Konjungsi ini juga membuat setiap kalimat dalam paragraf
menjadi lebih mudah dimengerti dan dipahami.
Umumnya, konjungsi antarkalimat selalu ditulis setelah tanda baca, seperti tanda titik,
tanda seru, dan tanda tanya. Itulah mengapa, dalam sebuah tulisan, konjungsi antarkalimat
selalu diawali dengan huruf kapital.
Berdasarkan sifat hubungan dan fungsinya, konjungsi antarkalimat dibagi menjadi 10
macam, yaitu:
Konjungsi untuk menyatakan penegasan/konsesif , menyatakan perurutan , menyatakan
perubahan , menyatakan pertentangan , menyatakan kebalikan , menyatakan pembenaran ,
menyatakan penguatan , menyatakan konsenkuensi , menyatakan akibat , menyatakan
waktu
JENIS-JENIS Jenis-jenis Konjungsi Antarkalimat
KONJUNGSI
4
Berikut adalah 10 jenis konjungsi antarkalimat yang dibedakan berdasarkan sifat hubungan dan fungsinya.

ANTAR 1. Konjungsi Antarkalimat Penegasan/Konsesif

KALIMAT Konjungsi antarkalimat pertentangan/konsesif adalah kata hubung yang berfungsi untuk menyatakan pertentangan
dengan yang dinyatakan. Konjungsi ini menggunakan kata-kata, seperti biarpun demikian/begitu, sekalipun
demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.

2. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Perurutan


Konjungsi antarkalimat perurutan adalah jenis konjungsi yang menyatakan urutan atau lanjutan dalam suatu peristiwa
atau keadaan pada kalimat. Konjungsi ini menggunakan kata-kata, seperti sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya.

3. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Penambahan


Konjungsi antarkalimat yang menyatakan penambahan adalah konjungsi yang digunakan untuk menambahkan hal,
peristiwa, atau keadaan lain di luar dari kalimat yang telah dinyatakan sebelumnya. Konjungsi ini menggunakan kata-
kata, seperti tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.

4. Konjungsi Antarkalimat yang Bermakna Pertentangan


Selanjutnya, ada konjungsi antarkalimat yang bermakna pertentangan. Ini artinya, konjungsi ini digunakan jika kamu
ingin menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. Konjungsi ini menggunakan kata-kata, seperti
sebaliknya, namun, dan akan tetapi.
JENIS-JENIS 5. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Kebalikan
KONJUNGSI
5
Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya. Konjungsi ini menggunakan kata,
seperti sebaliknya.
ANTAR
KALIMAT
6. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Pembenaran
Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan keadaan yang sebenarnya dari suatu kejadian atau peristiwa. Konjungsi
antarkalimat pembenaran ini menggunakan kata-kata, seperti sesungguhnya dan bahwasanya.

7. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Penguatan


Konjungsi antarkalimat yang menyatakan penguatan adalah jenis konjungsi yang digunakan untuk memberi penguatan
terhadap keadaan yang telah dinyatakan sebelumnya. Adapun kata-kata yang digunakan konjungsi ini, antara lain
malahan dan bahkan.

8. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Konsekuensi


Sesuai dengan namanya, konjungsi antarkalimat ini digunakan untuk menyatakan konsekuensi atau risiko yang akan
diterima dari keadaan sebelumnya. Konjungsi ini menggunakan kata-kata, seperti dengan demikian dan akhirnya.

9. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Akibat


Konjungsi antarkalimat yang menyatakan akibat adalah jenis konjungsi menerangkan akibat yang diterima dari suatu
kejadian. Kata-kata yang digunakan dalam konjungsi ini adalah oleh sebab itu dan oleh karena itu.

10. Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Waktu


Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan hubungan waktu dengan dua hal atau peristiwa yang terjadi. Konjungsi ini
menggunakan kata-kata, seperti sebelum itu, setelah itu, dan sesudah itu.
CONTOH KONJUNGSI ANTAR KALIMAT
6

• “Aku kurang setuju dengan keputusanmu. Biarpun begitu, aku akan tetap mendoakan yang terbaik untukmu.”
• “Dina mulai mengoleskan masker kunyit ke wajahnya. Setelah itu, ia membiarkan masker itu hingga
mengering.”
• “Ibu membeli berbagai jenis sayur. Selain itu, ia juga membeli beberapa jenis bumbu dapur.”
• “Wajah Nia terlihat agak pucat. Namun, ia tetap tampil dengan wajah tersenyum.

• “Dinda sangat suka bakso. Sebaliknya, Dini justru lebih suka mie ayam.”
• “Sesungguhnya, Hamam tidak tahu bagaimana cara memasak nasi.”
• “Lidya tidak pernah absen dari ekskul berenang. Malahan, ia tidak pernah datang terlambat.”
• “Pak Bupati sudah datang. Dengan demikian, lomba mewarnai tingkat SD sudah bisa dimulai.”
• “Rara jarang belajar. Oleh karena itu, nilainya selalu jelek.”
• “Harga BBM Pertalite naik menjadi Rp10.000/liter. Sebelum itu, harganya hanya Rp7.650 saja per liternya.”
PENGERTIAN
KONJUNGSI INTRA
KALIMAT
Mengutip buku Cerdas Berbahasa Indonesia Sesuai EYD (2010) oleh Mustakim dan Laila Febrina, Konjungsi
intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan kata dengan kata, antarfrasa, atau antarklausa.
Konjungsi ini juga sering disebut sebagai konjungsi antarklausa, yang menghubungkan klausa induk dengan
anak. Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat tersebut termasuk dalam jenis konjungsi intrakalimat .
JENIS-JENIS 1. Konjungsi Koordinatif
KONJUNGSI
8

INTRA Konjungsi ini menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki kesamaan
KALIMAT derajat

Contoh: dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, serta padahal.

2. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tak memiliki
kesamaan derajat.

Contoh: sesudah, setelah, sebelum, jika, jikalau, bila, andaikan, seandainya,


seumpamanya, agar, supaya, biar, meskipun, sekalipun, biarpun, seakan-akan,
seolah-olah, seperti, sebab, karena, sehingga, bahwa, dan dengan
CONTOH KONJUNGSI INTRA KALIMAT
9

• Adi berolahraga agar badannya tetap sehat.

• Ibunya tidak akan sakit andaikata dia tidak pergi.

• Adik boleh bermain jika sudah menyelesaikan semua tugasnya.

• Rina senang bermain game, padahal ia harus mengerjakan tugas sekolah.

• Kakak adalah orang yang pendiam, sedangkan adiknya orang yang periang.

• Ibu memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.

• Indah baru saja pulang sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain.
PERBEDAAN KONJUNGSI ANTAR KALIMAT
DENGAN INTRA KALIMAT
10

Perbedaan Konjungsi Antarkalimat dan Intrakalimat


Selain konjungsi antarkalimat, ada pula konjungsi intrakalimat di dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia.
Sekilas, kedua konjungsi ini mungkin terlihat sama, tapi sebenarnya konjungsi antarkalimat dan intrakalimat sangat berbeda. Yuk, simak perbedaan
keduanya.
1. Fungsi
Jika konjungsi antarkalimat berfungsi untuk menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam suatu paragraf, maka konjungsi intrakalimat
berfungsi sebagai penghubung antara satuan-satuan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa yang terdapat dalam satu kalimat.
Contoh konjungsi intrakalimat:
“Linda masih saja mengulangi kesalahan yang sama, padahal sudah diingatkan.
“Aku boleh bermain, jika sudah mengerjakan PR”
2. Pengelompokan Kata
Cara lain untuk membedakan konjungsi intrakalimat dengan konjungsi antarkalimat adalah dengan melihat pengelompokan kata yang menjadi kata
penghubungnya.
Ada 21 kata yang termasuk dalam konjungsi intrakalimat, antara lain:
Agar, andaikata, apabila, jika, dan lain lain
3. Penulisannya Dalam Suatu Kalimat
Dalam konjungsi antarkalimat, kata yang menjadi penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya ditulis setelah tanda baca dan diawali dengan
huruf kapital. Contoh, “Pak Bupati sudah datang. Dengan demikian, lomba mewarnai tingkat SD sudah bisa dimulai.”
Sementara konjungsi intrakalimat, memiliki tiga cara penulisan yang berbeda, yaitu:
Jika digunakan sebagai kata penghubung antara dua klausa dalam kalimat majemuk, maka konjungsi intrakalimat ditulis tanpa menggunakan tanda koma di
depan maupun di belakang. Contoh, “Aku suka bakso dan adikku suka soto ayam.”
Jika digunakan sebagai pemisah keterangan anak kalimat yang mendahului induk dalam kalimat majemuk bertingkat, maka harus menggunakan tanda koma
setelah anak kalimat. Contoh,”Agar tidak terinfeksi virus Corona, kita wajib mematuhi protokol kesehatan.”
Jika digunakan untuk menghubungkan dua klausa dalam kalimat majemuk yang setara, terutama setara bertentangan dan setara penegas, maka tambahkan
THANK YOU
Mirjam Nilsson​
mirjam@contoso.com
www.contoso.com

Anda mungkin juga menyukai