Anda di halaman 1dari 5

Macam-Macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

dan Contohnya
Konjungsi adalah kata penghubung antar kata, antarfrasa, antarklausa, dan
antarkalimat. Konjungsi juga dikenal dengan sebutan kata sambung.

Konjungsi Intra Kalimat (Antar Kalimat)


Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan induk kalimat dan
anak kalimat. Biasanya, konjungsi terdapat pada bagian tengah kalimat. Jenis kata
hubung yang digunakan dalam konjungsi intra kalimat adalah.

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif berfungsi menghubungkan dua atau lebih kalimat yang


memiliki derajat yang sejajar.
• Dan: Ibu memasak nasi dan menggendong adik.
• Tetapi: Anita menggunakan baju merah tetapi sahabatnya memakai baju putih.
• Melainkan: Ayah bukan bermaksud membela kakak melainkan membela
adiknya.
• Padahal: Nita sibuk mengerjakan tugas padahal ia harus mencuci baju.
• Lalu: Kakak memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
• Kemudian: Ibu merapikan baju kemudian membereskan mainan berserakan.
• Sedangkan: Nenek adalah orang yang sabar sedangkan kakek tidak sabaran.

2. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif menghubungkan dua kalimat atau lebih dengan status
berbeda derajat.
• Ketika: Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.
• Sejak: Sinta menjadi murung sejak ditinggal kucingnya ke desa.
• Setelah: Adik membereskan mainan setelah digunakan bersama teman.
• Andai: Andai aku dewasa pasti aku akan menjadi orang sukses.
• Supaya: Petani memberikan pupuk organik supaya tanamannya berbuah lebat.
• Ibarat: Rasa keingintahuannya yang tinggi ibarat seorang peneliti.
• Karena: Dina tidak jadi mengunjungi neneknya karena cuaca mendung.
• Jika: Pak guru tidak akan memberikan nilai bagus jika ada murid yang
mencontek.
• Sehingga: Maya tidak mau makan, sehingga ia menjadi kurus.

Konjungsi Antar Paragraf


Konjungsi antar paragraf menghubungkan dua paragraf sehingga paragraf menjadi
koheren dan sistematis. Jenis konjungsi tersebut adalah
• Terlebih lagi …
• Di samping …
• Oleh karena itu …
• Berdasarkan …
• Jadi …

Konjungsi Berdasarkan Fungsi


Ditinjau dari segi fungsinya, konjungsi dapat dibagi berdasarkan pengelompokan
berikut.

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)


Berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya setara.
Contoh: dan, lagipula, lagi, serta

2. Konjungsi Pertentangan
Menghubungkan dua kalimat sederajat, tetapi mempertentangkan kalimat tersebut.
Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibandingkan kalimat pertama.
Contoh : tetapi, sebaliknya, padahal, melainkan, sedangkan, akan tetapi, namun.
3. Konjungsi Korelatif
Menghubungkan dua kalimat yang berkaitan, sehingga kalimat akan
mempengaruhi atau melengkapi kalimat lainnya.

Contoh: semakin…..semakin, bertambah……bertambah, tidak hanya….tetapi


juga…, sedemikian rupa…, kian….. kian, sehingga…, baik…, maupun.

4. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)


Konjungsi pilihan menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih
salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh: maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…

5. Konjungsi Kausalitas
Menjelaskan bahwa peristiwa yang satu terjadi akibat/sebab tertentu. Setiap
kalimat berperan sebagai anak kalimat atau induk kalimat.
Contoh: sebab, karena, sebab itu, karena itu,

6. Konjungsi Waktu (Konjungsi Temporal)


Menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.
Contoh untuk menghubungkan kalimat tidak sederajat: sementara, sejak, selama,
ketika, semenjak, bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, waktu, setelah,
sesudah, tatkala, saat
Contoh untuk menghubungkan kalimat yang sederajat: sebelumnya, sesudahnya

7. Konjungsi Tujuan
Menjelaskan maksud, tujuan peristiwa, atau tindakan.
Contoh: guna, untuk, supaya, agar

8. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)


Menjelaskan bahwa suatu peristiwa muncul disebabkan peristiwa lainnya. Bagian
peristiwa penyebab diletakkan pada bagian induk kalimat, sedangkan bagian anak
kalimat menunjukkan akibat.
Contoh: sehingga, sampai, akibatnya.
9. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)
Menjelaskan jika terjadinya suatu hal disebabkan adanya syarat-syarat yang
terpenuhi.
Contoh: Jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, bilamana.

10. Konjungsi Perbandingan


Menghubungkan dua hal dengan membandingkannya.
Contoh: seakan-akan, seperti, bak, bagaikan, umpama, sebagaimana, bagai, ibarat,

11. Konjungsi Tak Bersyarat


Menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak membutuhkan syarat tertentu.
Contoh: walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun

12. Konjungsi Penjelas


Menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan rinciannya.
Contoh: bahwa.

13. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)


Menegaskan maupun meringkas kalimat yang sebelumnya sudah disebutkan.
Contoh: bahkan, ringkasnya, misalnya, apalagi, yaitu, yakni, umpama, akhirnya.

14. Konjungsi Urutan


Menyatakan urutan suatu hal.
Contoh: mula-mula, lalu, dan kemudian.

15. Konjungsi Penanda


Menunjukkan penandaan pada suatu hal.
Contoh: misalnya, umpama, contohnya.

16. Konjungsi Pembatasan


Menyatakan pembatasan terhadap sesuatu.
Contoh: kecuali, selain, asalkan.
17. Konjungsi Situasi
Menjelaskan perbuatan yang terjadi dalam waktu tertentu.
Contoh: sedang, padahal, sedangkan, sambil.

Anda mungkin juga menyukai