Anda di halaman 1dari 13

KONJUNGSI

ANALISIS
PENERAPAN
MATERI
KESULITAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM MENULIS
KARANGAN
KONJUNGSI
Salah satu alat kohesi gramatikal yang memiliki fungsi menghubungkan antara gagasan yang sat
u dengan yang lainnya adalah konjungsi. Peran konjungsi 67 untuk menandai hubungan antarba
gian dari sebuah teks. Dengan menggunakan konjungsi yang tepat, sebuah teks akan mudah unt
uk dipahami. Konjungsi berbeda dengan kohesi gramatikal yang lainnya yang mengacu pada refe
ren sebelum atau sesudahnya. Halliday dan Hasan (1976: 238) mengklasifikasikan konjungsi menj
adi empat jenis, yaitu konjungsi aditif, konjungsi adversatif, konjungsi kausal, dan konjungsi temp
oral.
MACAM – MACAM KONJUNGSI
1. Konjungsi aditif
Konjungsi ini berfungsi untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa atau kalimat
dalam kedudukan yang sederajat.
Misalnya: dan, lagi, lagi pula, serta.
Contoh kalimat: Ayah memangkas rumput dan menyiram tanaman
2. Konjungsi pertentangan
Konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat deng
an mempertentangkan kedua bagian tersebut.
Misalnya: tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, namun.
Contoh kalimat: Raina memiliki kemampuan berhitung yang hebat, tetapi ia tidak p
andai menggunakan bahasa asing.
3. Konjungsi disjungtif
Konjungsi disjungtif berfungsi menghubungkan dua unsur yang sederajat den
gan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Misalnya: atau, maupun, entah.
Contoh kalimat: Saat telat ke sekolah, Brian bingung untuk sarapan lebih dahu
lu atau langsung berangkat ke sekolah.
4. Konjungsi waktu
Konjungsi ini berfungsi menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peri
stiwa baik yang sederajat atau tidak sederajat.
Misalnya: apabila, bila, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama,
sementara, setelah, sesudah.
Contoh kalimat: Nisa masih makan ketika bel masuk berbunyi.
5. Konjungsi final
Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau
tindakan.
Misalnya: supaya, guna, untuk, agar.
Contoh kalimat:Kita harus mencuci tangan sebelum makan supaya tidak ada k
uman masuk ke dalam tubuh.
6. Konjungsi kausal
Fungsinya menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian tertentu.
Misalnya: sebab, sebab itu, karena, karena itu.
Contoh kalimat: Rani kakinya terluka karena terjatuh dari sepeda.
7. Konjungsi konsekutif
Konjungsi ini berfungsi menjelaskan akibat suatu peristiwa atau kejadian terte
ntu.
Misalnya: sehingga, sampai, akibatnya.
Contoh kalimat: Kawa tidak belajar sebelum ujian akibatnya nilai rapornya me
nurun.
8. Konjungsi kondisional
Fungsi konjungsi kondisional adalah menjelaskan syarat-syarat pada suatu hal yang bis
a terjadi.
Misalnya: jika, bila, jikalau, apabila, asalkan, kalau, bilamana.
Contoh kalimat: Kamu bisa meraih juara kelas asalkan mau rajin belajar setiap hari.
9. Konjungsi tak bersyarat
Fungsinya menjelaskan bahwa suatu hal bisa terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang
dipenuhi.
Misalnya: walaupun, meskipun, biarpun.
Contoh kalimat: Kakak membersihkan rumah meskipun ibu tidak menyuruhnya.
10. Konjungsi perbandingan
Konjungsi perbandingan fungsinya membandingkan dua hal tertentu.
Misalnya: sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada.
Contoh kalimat: Kereta di Jepang bergerak sangat cepat bagaikan seekor citah.
11. Konjungsi korelatif
Fungsinya adalah menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubu
ngan sedemikian rupa sehingga saling mempengaruhi.
Misalnya: tidak hanya…tetapi juga, sedemikian rupa sehingga, semakin…semak
in, baik…maupun
Contoh kalimat: Jika ingin kesehatan mulut terjaga, tidak hanya harus rajin m
enggosok gigi tetapi juga harus menjaga asupan makanan.
12. Konjungsi penegas
Konjungsi ini berfungsi menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yan
g telah disebut sebelumnya.
Misalnya: bahkan, apalagi, yaitu, umpama, misalnya, yakni.
Contoh kalimat: Minggu depan akan ada ujian Bahasa Indonesia, bahkan Tara
sudah mulai belajar dari sekarang.
13. Konjungsi penjelas
Fungsinya menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya.
Misalnya: bahwa.
Contoh: Bu guru mengingatkan kembali bahwa minggu depan akan ada pent
as seni.
14. Konjungsi konsesif
Konjungsi konsesif berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal
serta menolak hal yang lain.
Misalnya: meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun.
Contoh kalimat: Aku tetap mengumpulkan tugas meskipun sudah lewat waktunya.
15. Konjungsi urutan
Konjungsi ini fungsinya adalah untuk menyatakan urutan sesuatu hal dalam kalimat.
Misalnya: mula-mula, lalu, kemudian.
Contoh kalimat: Shinta akan pergi ke Bandung, lalu melanjutkan perjalanan ke Garut.
16. Konjungsi pembatasan
Berfungsi menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbu
atan dapat dikerjakan.
Misalnya: kecuali, selain, asal.
Contoh kalimat: Fira bisa mahir dalam olahraga bola kecuali kasti.
17. Konjungsi penanda
Konjungsi ini fungsinya untuk menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal.
Misalnya: umpama, contoh, terutama, misalnya, antara lain.
Contoh kalimat: Raka sangat suka makan es krim terutama es krim rasa cokelat.
18. Konjungsi situasi
Seperti namanya, konjungsi situasi berfungsi menjelaskan situasi atau suatu perbuatan te
rjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu.
Misalnya: sedang, sedangkan, padahal, sambil.
Contoh kalimat: Cella tetap pergi ke sekolah padahal kakinya masih sakit.
Kondisi Lingkungan Siswa
Dalam menulis cerpen siswa masih kesulitan dalam menggunakan konjungsi sebagai
kata hubung dalam memadu padankan paragraf.
Mereka cenderung menggunakan kata konjungsi secara berulang ulang. Contoh kata
setelah itu di karangan siswa berikut :
Kesimpulan :
Perlu adanya wawasan berbagai kata konjungsi yang bisa digunakan dalam m
enulis sebuah karangan agar menjadi koherensi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai