Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis Kata Penghubung

1. Kata Penghubung Intrakalimat


Kata penghubung intrakalimat atau antarklausa adalah kata yang menghubungkan klausa
induk dan klausa anak. Dalam antarklausa juga ada dua jenis kata penghubung yaitu:

a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi Koordinatif yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang memiliki status sederajat, diantaranya: dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu,
kemudian, padahal.

Contoh:

Ibu pergi ke pasar dan ayak pergi ke kantor.


Edward anak yang pintar, tetapi agak malas ke sekolah.
b. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
yang tidak sama derajatnya. Berikut jenis-jenis konjungsi subordinatif:

Hubungan waktu: Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala,
sementara, sambil, setaya, selagi, selama, sehingga, sampai
Hubungan syarat: Jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala
Hubungan pengandaian: Andaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya
Hubungan tujuan: agar, biar, supaya
Hubungan konsesif: Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun
Hubungan pemiripan: Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
Hubungan sebab: Sebab, karena, oleh karena
Hubungan akibat: Sehingga, sampai-sampai, makanya
Hubungan penjelasan: Bahwa
Hubungan cara: Dengan
2. Kata Penghubung Antarkalimat
Jenis kata penghubung yang kedua adalah konjungsi antarkalimat yang memiliki fungsi
menghubungkan kalimat yang satu dan lainnya. Adapun fungsi dari kata penghubung
antarkalimat yakni:

Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan
dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Misalnya: biarpun demikian/begitu,
sekalipun demikian/begitu walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu.
Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Misalnya:
Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan
sebelumnya. Misalnya: tambahan pula, lagi pula, selain itu.
Menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya: sebaliknya.
Menyatakan keadaan yang sebenarnya. Misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.
Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya: malahan, bahkan.
Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. Misalnya: akan tetapi,
namun, kecuali itu.
Menyatakan konsekuensi. Misalnya: dengan demikian.
Menyatakan akibat. Misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya: sebelum
itu:
3. Kata Penghubung Antarparagraf
Jenis kata penghubung yang ketiga adalah konjungsi antarparagraf yang berfungsi
menghubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf berikutnya.

Adapun macam-macam konjungsi yang lazim digunakan dalam hubungan antarparagraf


antara lain:

Konjungsi yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
Misalnya begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua, dan akhirnya.
Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebutkan
sebelumnya. Misalnya: bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun.
Konjungsi yang menyatakan perbandingan. Misalnya: sebagaimana dan sama halnya
Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil. Misalnya: oleh karena itu, jadi dan akibatnya.
Konjungsi yang menyatakan tujuan. Misalnya: untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan
untuk itulah
Konjungsi yang menyatakan intensifikasi. Misalnya: ringkasnya, secara singkat, dan pada
intinya.
Konjungsi yang menyatakan waktu. Misalnya: sementara itu, dan kemudian.
Fungsi Kata Penghubung dan Contohnya
1. Menyatakan Gabungan
Kata hubung gabungan atau aditif merupakan kata penghubung yang berfungsi
menghubungkan antar klausa, kalimat dan paragraf yang memiliki kedudukan yang sama.
Kata yang sering digunakan untuk kata hubung ini adalah dan, lagipula, dan serta.

Contoh:

Rizka sedang menulis dan Ainun memperbaiki handphone.


Ayah, Ibu serta Adik akan ke Makassar tahun depan.
2. Menyatakan Waktu
Kata hubung waktu memiliki fungsi sebagai kata hubung yang menjelaskan hubungan waktu
antara dua hal. Kata hubung waktu bisa menjelaskan hubungan yang sederajat maupun
tidak sederajat.

Kata hubung yang biasa digunakan untuk menyatakan waktu adalah apabila, bilamana,
ketika, sebelum, sejak, sesudah dan lainnya.

Contoh:

Wartawan sudah ada di lokasi meliput sejak dini hari.


Mili makan ayam goreng yang sebelumnya dibeli di warung depan kantor.
3. Menyatakan Pertentangan
Kata hubung pertentangan merupakan bentuk kata hubung yang menghubungkan dua buah
kalimat, kata, ataupun klausa yang sederajat namun mempertentangkan kedua bagian
tersebut.

Kata yang biasa dipakai pada kata hubung ini adalah tetapi, melainkan, namun, padahal,
dan sedangkan.

Contoh:

Banyak yang ingin kuliah di kampus negeri tetapi tidak punya biaya.
Bharada Eliezer tidak berbohong, melainkan mengatakan kebenaran.
4. Menyatakan Tujuan
Kata hubung tujuan adalah kata penghubung yang menjelaskan maksud, tujuan suatu
kejadian atau tindakan. Kata hubung yang biasa digunakan di antaranya adalah guna,
untuk, agar, dan supaya.

Contoh:

Mika memperbaiki laptop untuk Rizka.


Warga membersihkan selokan supaya tidak banjir lagi saat musim hujan tiba.
5. Menyatakan Sebab
Kata hubung sebab atau kausal merupakan bentuk kata hubung yang menjelaskan kejadian
yang terjadi akibat suatu sebab tertentu atau khusus. Kata hubungnya adalah sebab dan
karena.

Contoh:

Banjir terjadi di Makassar karena saluran air tersumbat oleh sampah.


Edward percaya dengan cerita itu sebab dia sudah pernah mengalaminya.
6. Menyatakan Akibat
Kata hubung akibat atau konsekutif merupakan bentuk kata hubung yang menerangkan
bahwa suatu keadaan tersebut dapat terjadi karena penyebab yang lainnya.

Contoh kata hubung yang digunakan adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

Contoh:

Ridwan malam belajar akibatnya dia tidak naik kelas.


Ani dan Nisa terlalu asyik menulis berita di kantor sampai mereka lupa waktu makan siang.
7. Menyatakan Syarat
Kata hubung syarat atau kondisional adalah jenis kata hubung yang menerangkan bahwa
kejadian tersebut dapat terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi.

Kata hubung yang sering digunakan adalah jika, apabila, kalau, dan apabila.

Contoh:

Semua siswa pasti naik kelas kalau rajin belajar dan mengerjakan tugas.
Rizka akan ke sekolah jika Andika menjemputnya di rumah.
8. Menyatakan Tak Bersyarat
Kata hubung ini berfungsi menyatakan bahwa suatu hal bisa terjadi tanpa perlu ada syarat
yang harus terpenuhi. Contoh kata hubung yang sering digunakan adalah walaupun,
meskipun, dan biarpun.

Contoh:

Urwa dan Ainun tetap ke sekolah walaupun hujan lebat.


Mahasiswa tetap demo di jalan biarpun Rektor melarangnya.
9. Menyatakan Pilihan
Kata hubung pilihan atau disjungtif adalah bentuk kata penghubung yang berfungsi
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih dengan tujuan untuk memilih. Kata yang biasa
digunakan adalah atau, ataupun, maupun.
Contoh:

Kamu mau makan bakso atau nasi kuning.


Baik pagi, siang maupun malam, kerjanya hanya menulis saja.
10. Menyatakan Perbandingan
Kata hubung ini berguna untuk menghubungkan dua hal dan kemudian
membandingkannya. Kata yang sering dipakai di antaranya adalah seperti, bagai, ibarat,
dan serupa.

Contoh:

Anak kembar yang mirip itu bagaikan pinang dibelah dua.


Jalannya selalu lambat seperti siput.
11. Menyatakan Urutan
Kata hubung ini berfungsi menyatakan urutan suatu hal. Kata hubung yang sering dipakai di
antaranya adalah mula-mula, lalu dan kemudian.

Contoh:

Lelehkan dulu menteganya, setelah itu baru kemudian masukkan telurnya.


Kita mampir ke Makassar terlebih dahulu lalu baru kita ke Bulukumba.
12. Menyatakan Pembenaran
Kata hubung ini biasa disebut juga dengan konsesif adalah suatu kata hubung yang
berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal sekaligus menolak
hal lainnya. Contoh kata hubung pada konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, biar, dan
biarpun.

Contoh:

Anton tetap pergi bermain bola meskipun dilarang sama ibu.


Ridwan tetap rajin belajar walaupun ujian semester masih lama.
13. Menyatakan Menguatkan
Kata hubung ini berfungsi sebagai penegas atau meringkas bagian kalimatnya sebelumnya.
Contoh kata yang sering dipakai adalah bahkan, apalagi, yaitu, dan yakni.

Contoh:

Ibu Urwa adalah orang yang sangat kaya bahkan melebihi kekayaan seorang presiden.
Beberapa tempat liburan favoritnya, yaitu hutan, laut dan gunung.
14. Menyatakan Pembatasan
Kata hubung ini bertujuan untuk menyatakan suatu batasan terhadap suatu keadaan atau
kejadian. Kata hubung yang sering digunakan adalah kecuali, selain, dan asal.

Contoh:

Mereka tidak boleh pulang kecuali mereka sudah menyelesaikan tugas kimia.
Selain karyawan kantor, yang lain dilarang masuk.
15. Menyatakan Penjelas
Kata hubung ini berfungsi untuk menjelaskan kalimat sebelumnya agar lebih terperinci. Kata
yang sering dipakai diantaranya adalah bahwa.
Contoh:

Pak guru yakin bahwa Ainun bukan pencuri sebenarnya.


Ibu bilang bahwa Ayah akan pulang pekan depan dari Jakarta.

Baca artikel detiksulsel, "Kata Penghubung: Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi dan Contohnya"
selengkapnya https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6484355/kata-penghubung-pengertian-
jenis-jenis-fungsi-dan-contohnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai