Anda di halaman 1dari 15

KATA GANTI

Kata ganti adalah bagian yang penting dan mestinya kita pahami dengan baik. Kata ganti atau
disebut dengan pronominal merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau
benda. Salah satu contoh kata ganti ada di kalimat berikut ini.

Tania adalah seorang anak yang baik. Ia selalu menolong tetangga yang kesusahan.

Kata “Ia” merupakan pronomina atau kata ganti yang menggantikan posisi “Tania”. Mengapa
kita harus menggunakan kata ganti? Tujuannya agar bahasa kita lebih halus dan baik secara
struktur maupun ketika didengar. Kalimat-kalimat yang menggunakan kata ganti tentunya lebih
efisien dibandingkan kita harus terus mengucapkan atau menulis nama seseorang atau benda
secara terus-menerus.

Anda pasti tahu Tarzan bukan? Nah, ketika terus-menerus Anda mengulang nama subjek tanpa
menggunakan kata ganti, maka bahasa Anda akan mirip tarzan. :D. Secara umum, kata ganti
biasa dibedakan menjadi tiga, yaitu kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti
penanya.

Kata Ganti Orang/Partisipan

Kata ganti jenis ini terbagi kembali ke dalam tiga sub bagian yaitu kata ganti orang pertama,
orang kedua, dan orang ketiga.

1. Kata Ganti Orang Pertama

- Kata ganti orang pertama tunggal: aku, saya, daku, ku

Contoh:

Aku tidak bisa meminjamkanmu uang.

Saya tidak pernah memintamu untuk kembali.

Daku hanya seorang pegawai biasa.

- Kata ganti orang pertama jamak: kami, kita

Contoh:

Kami selalu datang ke rumahmu setiap tahun.

Kita sering berkunjung ke rumah nenek. Apakah kamu tidak tahu?


2. Kata Ganti Orang Kedua

- Kata ganti orang kedua tunggal: kamu, anda, engkau, kau, dikau, mu

Contoh:

Kamu harus meningkatkan prestasi supaya tidak kalah dengan anak tetangga sebelah.

Bagaimana Anda bisa sukses seperti sekarang?

Engkau tahu berapa banyak uang yang sudah saya keluarkan?

- Kata ganti orang kedua jamak: kalian, kamu sekalian

Contoh:

Kalian adalah anak-anak pandai.

Apakah kamu sekalian sudah mengenal siapa dia?

3. Kata Ganti Orang Ketiga

- Kata ganti orang ketiga tunggal: dia, beliau, ia, -nya

Contoh:

Apakah kamu tahu dimana dia berada?

Beliau adalah kakek saya.

Ia tidak pernah meminta yang macam-macam.

- Kata ganti orang ketiga jamak: mereka

Saya mengenal Rita, Diana, Sherly, dan Dina. Mereka adalah teman satu kelas di SMA.
Pengertian Konjungsi Temporal
Konjungsi Temporal adalah kata konjungsi atau kata hubung yang dapat menerangkan
hubungan waktu dari dua hal atau peristiwa yang berbeda. Kata ini termasuk kata hubung yang
sangat erat karena berkaitannya dengan waktu. Kata konjungsi jenis ini sangat berfungsi untuk
menjabarkan secara kronologi dari suatu keadaan atau suatu peristiwa. Hal ini dapat menjadikan
kalimat mudah untuk dipahami apa maksudnya itu.

Macam – Macam Konjungsi Temporal


Konjungsi Temporal memiliki beberapa macam – macamnya, yaitu konjungsi temporal sederajat
dan tidak sederajat, antara lain :

1. Konjungsi Temporal Sederajat


Konjungsi Temporal Sederajat adalah Kata hubung waktu sederajat, jenis kata sambung yang
memiliki sifat yang sama atau sederajat. Kata hubung ini biasanya juga dapat digunakan pada
kalimat majemuk yang bersifat setara.

Konjungsi temporal sederajat tidak boleh ditempatkan pada bagian awal maupun akhir
kalimatnya, namun harus berada pada tengah tengah kalimat.

Contohnya : sebelumnya, selanjutnya, setelahnya, lalu, kemudian, dan sesudahnya.

Contoh kalimat :

1. Doni pergi bermain, sebelumnya ia telah mengerjakan tugas sekolah.

2. Saudara Kiki dibawa ke UGD, selanjutnya ia akan dipindahkan ke kamar pasien.

2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat


Konjungsi Temporal Tidak Sederajat adalah kata sambung yang menghubungkan beberapa
kalimat yang bertingkat atau tidak sederajat. Kata hubung ini dapat juga berguna untuk jenis
kalimat majemuk.

Konjungsi tersebut bisa terletak di awal kalimat, tengah kalimat ataupun di akhir kalimat.

Contohnya : sambil, bila, demi, sementara, sebelum, sejak, apabila, waktu, tatkala, ketika,
semenjak, dan sebagainya.

Contoh kalimat :

`1. Adik mau makan apabila lauknya ayam goreng.

2. Sejak ibunya sakit, Rita selalu sedih.


KONJUNGSI PENAMBAHAN

Konjungsi penambahan adalah kata penghubung yang berfungsi menambahkan suatu unsur
selain unsur lain baik dala sebuah kalimat, alinea, maupun bacaaan.

Konjungsi penambahan antara lain mencakup dan, serta, selain itu, lagipula

Contoh kalimat:

1. Saya dan ayah berangkat ke Pasar Baru.

2. Romi berniat memberikan semua pakaian bekasnya yang masih bagus unntuk keluarga Tono,
serta membantu mereka dengan sedikit uang.

KONJUNGSI SYARAT

Konjungsi syarat dapat diartikan sebagai konjungsi yang menerangkan dibutuhkannya suatu
syarat untuk terjadinya atau tercapainya suatu peristiwa atau situasi sebagaimana yang
diterangkan pada bagian yang terletak sebelum atau setelah penggunaan konjungsi tersebut.
Konjungsi ini mencakup jika, apabila, kalau, asalkan dan beberapa kata lainnya.

Contoh kalimat: Aku akan pulang jika memang mereka menginginkanku

A. Kalimat Imperatif

Pengertian Kalimat Imperatif


Kalimat imperatif merupakan kalimat yang bersifat memberi perintah atau komando. Dengan
kata lain, kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung perintah. Kalimat ini berfungsi
untuk meminta atau melarang seseorang agar tidak melakukan sesuatu.
Ciri – Ciri Kalimat Imperatif
1. Ditandai dengan intonasi yang rendah pada akhir kalimat.
2. Menggunakan partikel penegas, penghalus, dan kata ajakan, harapan, larangan, serta permintaan.
3. Susunan inversi, sehingga predikat dan subjek tidak selalu terungkap.
4. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.

Jenis – Jenis Kalimat Imperatif

Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis kalimat imperatif :


1. Kalimat Imperatif Halus
Imperatif halus merupakan kalimat perintah yang di dalam penulisannya menggunakan kata-kata
yang dianggap sopan. Kata yang biasa digunakan seperti tolong, cobalah, silahkan, dan
sekiranya.
Contoh :
 Tolong ambilkan buku itu !
 Tolong tutup pintunya !
 Silahkan duduk disana !
 Cobalah makanan ini, mungkin kamu menyukainya !
 Silahkan anda antri disini !
 Tolong kirimkan berkas ini ke kantor cabang !
 Silahkan kamu tunggu disini !
 Tolong matikan lampu !
 Tolong berikan kue ini kepada Shafira !
 Tolong ambilkan saya air minum !
2. Kalimat Imperatif Transitif
Imperatif Transitif merupakan kalimat yang berpredikat verba transitif, mirip dengan konstruksi
pada kalimat deklaratif.
Contoh :
 Carilah pekerjaan yang layak !
 Belikanlah ayahmu jam tangan baru !
 Ubahlah gaya hidupmu !
3. Kalimat Imperatif Taktransitif
Imperatif Taktransitif merupakan kalimat yang dibentuk dari kalimat deklaratif yang dapat
berpredikat verba dasar, frasa adjektif, dan frasa verba yang berprefiks meng- dan ber- ataupun
frasa preposisional.
Contoh :
 Kamu berdiri !
 Diam semuanya !
 Kamu Masuk !
 Kamu menghapus papan tulis !
 Diam !
 Kamu keluar !
 Kamu Duduk !
 Kamu baris yang rapih !
 Tenang !
 Kamu berlari 5 kali !
4. Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan
Kalimat imperatif ajakan dan harapan merupakan kalimat perintah yang didalamnya berisi kata
ajakan. Biasanya diawali dengan kata ayo, mari, harap, dan hendaknya.
Contoh :
 Marilah kita membersihkan lingkungan sekitar !
 Mari kita melestarikan hutan !
 Hendaknya kita rajin menabung !
 Marilah kita bekerja dengan semangat !
 Ayo kita masuk ke kelas !
 Ayo kita berangkat sekolah !
 Ayo kita pulang ke rumah !
 Mari kita makan siang bersama !
 Mari kita bersihkan halaman ini !
 Mari kita rapihkan tempat ini !
5. Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat imperatif permintaan merupakan kalimat perintah yang ditandai dengan adanya kata
mohon dan minta. Subjek pelaku kalimat imperatif permintaan adalah pembicara yang sering
tidak diperlihatka.
Contoh :
 Mintalah uang saku kepada bapakmu !
 Mohon maaflah kepada kedua orang tuamu !
 Minta perhatiannya sebentar teman-teman !
 Mintalah doa restu kepada orang tua mu !
 Mohon diterima dengan baik pemberian ini !
 Mohon kerja samanya teman-teman !
 Mintalah izin kepada orang tua mu !
 Mohon diterima kado dari saya ini !
 Mintalah hadiah kepada ayahmu !
6. Kalimat Imperatif Pembiaran
Kalimat imperatif pembiaran merupakan kalimat perintah yang dinyatakan dengan kata biarkan
dan biar. Kalimat ini adalah kebalikan dari kalimat imperatif larangan. Kalimat imperatif
pembiaran dapat diartikan membiarkan sesuatu terjadi atau berlangsung.
Contoh :
 Biarkan saja dia pergi jauh !
 Biarkan aku makan mie itu !
 Biarkan aku berjalan kearahnya !
7. Kalimat Imperatif Larangan
Kalimat imperatif larangan merupakan kalimat perintah yang berisi larangan dengan ditandai
dengan kata jangan.
Contoh :
 Janganlah membuang sampah sembarangan !
 Jangan berhenti mendadak !
 Jangan mencoret-coret dinding !
 Jangan berenang di pantai terlalu jauh karena sangat berbahaya !
 Dilarang berjualan di tempat ini !
 Jangan membuat keributan di tempat ini !
 Jangan kencing sembarangan !
 Jangan tidur terlalu malam !
 Jangan merokok di dalam ruangan ini !
 Jangan berhenti disini !

B. Kalimat Deklaratif

Berikut adalah pembahasan lengkap mengenai kalimat deklaratif :


Pengertian Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif merupakan sebuah kalimat yang berisi statement dan bersifat fakta atau opini.
Kalimat deklaratif biasanya disebut sebagai kalimat berita.
Kalimat deklaratif digunakan untuk memberikan suatu informasi berita atau peristiwa kepada
seseorang tanpa mengharapkan respon khusus.
Diantara kalimat lainnya seperti kalimat imperatif dan interogatif, kalimat deklaratif lah yang
paling sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang
paling sederhana dan harus mempunyai satu subjek dan predikat serta diakhiri dengan tanda
petik.
Ciri – Ciri Kalimat Deklaratif
 Intonasinya yang netral, tidak ada bagian yang dipentingkan dari yang lainnya.
 Bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini, bagian tersebut
dapat ditempatkan pada awal kalimat atau bagian akhir kalimat.
 Susunan kalimat tidak dapat dijadikan sebagai ciri-ciri karena hampir sama saja dengan kalimat
yang lainnya.

Jenis – Jenis Kalimat Deklaratif

Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis kalimat deklaratif :


1. Kalimat Deklaratif Aktif
Kalimat deklaratif aktif merupakan kalimat yang bersifat aktif dimana subjeknya melakukan
tindakan kepada objek.
Contoh :
 Sebuah sepeda motor menabrak pejalan kaki pagi tadi pukul 17.05 WIB.
 Aku dan keluargaku mengunjungi Candi Prambanan setahun yang lalu.
 Arya dan Shafira mendapat beasiswa belajar di Jerman selama 4 tahun.
 Bapak Presiden meminta seluruh kepala daerah untuk datang ke istana negara.
 Abdi menanam bibit pohon rambutan di depan rumahnya.
 Ibu menteri kelautan menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia.
 Puluhan polisi menggebrek rumah yang digunakan sebagai tempat bermain judi.
 Kancil memakan semua timun petani sehingga tidaka da yang tersisa.
 Mobil Ayah menabrak seorang pejalan kaki yang sedang melintas.
 Ibu guru sedang memberikan arahan kepada murid-muridnya di kelas.
 Pak Seno membangun rumah baru yang cukup besar di tanah miliknya.
 Ayah sedang memperbaiki komputer Andi yang sudah rusak.
 Jessy memberi kucing kesayangannya makanan.
 Adik memukul kucing itu dengan sangat keras.
 Ayah membersihkan halaman rumah dengan sapu lidi.
 Ibu mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang.
 Paman membakar sampah yang ada di halaman rumah.
 Joko menyimpan tabungannya di Bank.
 Dewi menarik Dinda dengan sangat keras.
 Belinda meminta adiknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Kalimat Deklaratif Pasif
Kalimat deklaratif pasif merupakan kalimat yang bersifat pasif, yaitu subjeknya dikenai tindakan
oleh objek.

Contoh :
 Sebuah rumah dirampok oleh sejumlah pencuri yang membawa senjata tajam tadi malam.
 Sejumlah rumah terbakar habis di daerah Gunung Sari.
 Polisi itu tertembak oleh teroris yang sedang beraksi.
 Semua kepala daerah diminta oleh Bapak Presiden untuk menghadiri rapat di Jakarta.
 Perhiasan baru ibu dicuri oleh pencuri yang beraksi tadi malam.
 Kapal-kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia ditenggelamkan oleh Angkatan Laut
Indonesia.
 Tanaman hias di halaman selalu disiram oleh ibu setiap pagi agar tetap hidup dan tumbur subur.
 Arya diajak oleh Deni untuk pergi ke Bandung bersama.
 Nasi itu dimasak oleh ibu sebagai bekal aku di sekolah.
 Komputer Fatimah sedang diperbaiki oleh Aji.
 Uangku disimpan oleh ibu agar aman dan tidak cepat habis.
 Kegiatan kerja bakti ini dilaksanakan oleh seluruh masyarakat kampung Maju Mundur.
 Pencuri motor ini dipukuli oleh warga yang mempergokinya.
 Halaman disapu oleh Ibu dengan sapu lidi.
 Sampah yang ada di rumah di bakar oleh ayah.
 Adi diminta oleh Ibu untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
3. Kalimat Deklaratif Inversi
Kalimat deklaratif inversi merupakan kalimat yang predikatnya mendahului subjek.
Contoh :
 Ambilkan bapak koran diatas meja !
 Atas perhatian Ibu, saya ucapkan terimakasih.
 Sudah saya bersihkan kamar itu.
 Sudah saya rapihkan buku itu.
 Ducurinya perhiasan itu di dalam lemari.
 Pergilah Intan menyusul ayahnya yang pergi ke Balikpapan.
 Datanglah orang yang selama ini di tunggu-tunggu oleh kami.
 Disimpannya hadiah pemberian Arya sebagai kado ulang tahunnya.
 Menangislah Sinta dengan keras akibat dikerjain oleh Widi.
 Pulanglah Doni ketika ayahnya memanggil.
 Disusunlah puisi itu oleh Nurlita sebagai bentuk mengekspresikan dirinya.
 Duduklah dia ketakutan ketika melihat penampakan hantu di kamarnya.
 Singkirkan sampah itu dari pandanganku.
 Matikan lampu yang ada di ruangan itu.
 Selesaikan semua tugas-tugas mu yang diberikan oleh ibu guru.
 Rapihkan tempat tidur kamu sebelum berangkat sekolah.
 Siapkan laporan keuangan itu hari ini.
4. Kalimat Deklaratif Langsung
Kalimat deklaratif langsung merupakan kalimat yang berupa hasil kutipan pembicaraan
seseorang sesuai apa yang ia katakannya.
Contoh :
 Shafira berkata, “Saya melihat Arya sedang ke masjid pada hari itu,”
 “Nenek akan datang mengunjungi kita besok.” Kata bapaku.
 Ibu guru berkata, “Kita akan pergi study tour ke Malang akhir semester ini.”
5. Kalimat Deklaratif Tidak Langsung
Kalimat deklaratif tidak langsung merupakan kalimat yang melaporkan ucapan orang lain.
Contoh :
 Arya berkata bahwa Shafira sedang sholat di kamarnya.
 Abdillah mengatakan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh arus listrik yang tidak stabil.
 Bapak mengatakan bahwa dia akan pergi ke supermarket bersama Arya pagi ini.
C. Kalimat Interogatif

Berikut adalah pembahasan lengkap mengenai kalimat interogatif :


Pengertian Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif merupakan kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada seseorang.
Kalimat interogatif dibentuk untuk mendapatkan responsi berupa jawaban.
Pada umumnya, kalimat ini selalu diakhiri dengan tanda tanya. Kalimat interogatif biasanya
ditandai dengan sebuah kata tanya seperti apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana dan lain
sebagainya.

Jenis – Jenis Kalimat Interogatif


1. Kalimat Interogatif yang Meminta Pengakuan Jawaban
Jenis kalimat interogatif ini dibentuk dengan cara memberikan intonasi tanya pada sebuah
kalimat. Biasanya bentuk kalimat ini sudah berisi sebuah jawaban atau kalimat tanya yang
memberikan kepastian, pilihan, dan juga penawaran.
Contoh :
 Apakah kamu sudah makan ?
 Apakah kamu mencintainya ?
 Apakah Shafira bisa menjahit ?
 Apakah Anda seorang tentara ?
 Apakah kamu mengendarai mobil itu ?
 Apakah kamu sudah mengerjakan tugas sekolah ?
 Apakah Nurlita pandai melukis ?
 Apakah dia bisa bermain bola ?
 Apakah kamu suka membaca ?
 Apakah Citra hobby menulis ?
2. Kalimat Interogatif yang Meminta Jawaban Kata Tanya
Kalimat yang berisi kata tanya seperti apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana dan lain sebagainya.
Contoh :
 Apa makanan kesukaanmu ?
 Siapa yang pergi bersama ayah ?
 Dimana kamu letakkan pisau tadi ?
 Kapan kamu pergi ke Jerman ?
 Bagaimana hasil nilai ujianmu ?
3. Kalimat Interogatif yang Meminta Jawaban Berupa Alasan
Pada kalimat interogatif ini cenderung menggunakan kata mengapa dan kenapa.
Contoh :
 Mengapa kamu terlambat sekolah ?
 Kenapa kamu tidak sekolah ?
 Mengapa kamu tidak masuk kerja ?
 Kenapa celana kamu kotor ?
 Mengapa dahi mu terluka ?
4, Kalimat Interogatif yang Meminta Jawaban Berupa Pendapat
Pada kalimat interogatif ini cenderung menggunakan kata tanya bagaimana.
Contoh :
 Bagaimana cara kamu bisa mendapatkan nilai ujian tertinggi ?
 Bagaimana dengan keadaan ibu kamu yang sedang sakit ?
 Bagaimana kecelakaan tersebut bisa terjadi ?

VERBA MATERIAL
Pengertian Verba Material

Verba material merupakan kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik, ataupun
perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan.

Contoh Verba Material (Kata dan Kalimat)

1. Melihat: Anwar melihat pesawat itu lepas landas di Bandara.

2. Memukul: Petinju itu memukul lawannya dengan pukulan yang sangat keras.

3. Menulis: Arif menulis buku karangan nya selama kurang lebih 1 tahun.

4. Mengendarai: Usman mengendarai mobil barunya dengan sangat lihai dan terlatih.

5. Menebang: Para penjahat itu menebang hutan secara liar tanpa memperdulikan efeknya bagi
ekosistem.

VERBA TINGKAH LAKU


Pengertian Verba Tingkah Laku

Verba tingkah laku adalah verba (kata kerja) yang mengacu pada tindakan yang dilakukan
dengan ungkapan.

Contoh Verba Tingkah Laku (Kata dan Kalimat)

1. Merasa: Ani merasa bahwa dirinya telah melakukan hal yang benar.

2. Menolak: Budi menolak pemberian yang diberikan oleh teman sekelasnya karena merasa
gengsi.

3. Memahami: Syiva sangat memahami apa yang telah diajarkan guru itu kepadanya.

4. Menikmati: Saya sangat menikmati apa yang telah disajikan pelayan itu kepadaku.

5. Menerima: Wanita itu menerima lamaran dari pria yang sangat dicintainya sedari kecil.

6. Yakin: Urif yakin sekali bahwa dirinya akan masuk perguruan tinggi negeri.
LATIHAN SOAL
1. Jagung menjadi salah satu bahan pangan yang bisa menggantikan posisi beras. Kalimat yang
merupakan bagian dari teks prosedur kompleks di atas tersebut termasuk ke dalam jenis kalimat
....
a. deklaratif
b. perintah larangan
c. perintah biasa
d. interogatif
e. perintah permintaan
Jawaban: A
Jenis kalimat bisa dilihat dari sifat dan informasi yang disampaikannya.
Pembahasan:
Kalimat tersebut berisi informasi mengenai jagung. Kalimat yang memberikan informasi kepada
pembacanya tanpa adanya penekanan dalam isinya termasuk ke dalam kalimat deklaratif.

2. Kalimat yang mengandung konjungsi temporal di bawah ini adalah ....


a. Ambil bagian batang kayu tersebut kemudian rendam sampai semua bagian tertutup air.
b. Balik-balikan adonan sampai tercampur rata.
c. Langkah kedua putar keran sampai batas putarnya.
d. Perhatikan perubahan yang terjadi selama pemanasan dilakukan.
e. Langkah-langkah tersebut di antaranya sebagai berikut.
Jawaban: A
Memahami kembali pengertian konjungsi temporal dan pengaplikasiannya dalam sebuah teks
prosedur kompleks.
Pembahasan:
Konjungsi temporal merupakan jenis konjungsi yang mengarah pada urutan waktu. Pada kalimat
ambil bagian batang kayu tersebut kemudian rendam sampai semua bagian tertutup air terdapat
konjungsi temporal yaitu kemudian.

3. Kalimat dalam teks prosedur kompleks berikut yang tidak mengandung partisipan di
dalamnya adalah ....
a. Pengendara diharuskan memiliki SIM yang masih berlaku.
b. Pembuat harus mencampurkan semua bahan dalam satu wadah.
c. Pemohon diwajibkan membawa semua jenis dokumen asli ke kantor cabang.
d. Bawalah semua berkas yang diminta oleh perusahaan tersebut.
e. Para penjual semakin pintar memasarkan produk-produk baru.
Jawaban: D
Untuk mencari kalimat yang mengandung partisipan, carilah subjek orang di dalam kalimat.
Pembahasan:
Partisipan dalam teks prosedur kompleks umumnya adalah orang atau subjek manusia dalam
sebuah kalimat. Hanya ada satu opsion yang tidak memiliki partisipan di dalamnya yaitu pada
kalimat Bawalah semua berkas yang diminta oleh perusahaan tersebut.
Partisipan pada kalimat pengendara diharuskan memiliki SIM yang masih berlaku adalah
pengendara.
Partisipan pada kalimat * pembuat harus mencampurkan semua bahan dalam satu wadah* adalah
pembuat.
Partisipan pada kalimat pemohon diwajibkan membawa semua jenis dokumen asli ke kantor
cabang adalah pemohon.
Partisipan pada kalimat para penjual semakin pintar memasarkan produk-produk baru adalah
para penjual.

4. Pertama-tama bersihkan setiap ubi dari kulitnya, kedua cuci bersih ubi yang telah dikupas,
dan ketiga potong-potong ubi seukuran jari telunjuk.
Kalimat yang merupakan bagian dari teks prosedur kompleks di atas merupakan jenis kalimat ...
dan menggunakan ... di dalamnya.
a. Deklaratif, verba material
b. Imperatif, konjungsi temporal
c. Interogatif, konjungsi temporal
d. Deklaratif, konjungsi temporal
e. Imperatif, partisipan
Jawban: B
Perhatikan kalimat dengan baik dan apa saja yang digunakan di dalamnya.
Pembahasan:
Kalimat di atas menggunakan verba yang berisi perintah dan menunjukan urutan proses sesuatu.
Kalimat berisi perintah termasuk ke dalam kalimat imperatif dan urutan proses dalam kalimat
menggunakan konjungsi temporal. Jadi, kalimat tersebut termasuk kalimat imperatif dan
menggunakan konjungsi temporal di dalamnya.

5. Unsur tokoh dalam drama sama dengan salah satu ciri unsur kebahasaan dalam teks prosedur
kompleks. Unsur yang dimaksud adalah….
a. Verba material
b. Verba tingkah laku
c. Konjungsi temporal
d. Partisipan
e. Imperatif
Jawaban: D
Sesuatu yang terkait pelaku dalam berkomunikasi, seperti komunikator dan komunikan.
Pembahasan:
Dalam teks prosedur kompleks, terdapat satu ciri yang dapat kita jadikan tokoh saat teks tersebut
kita konversi ke dalam bentuk drama. Unsur kebahasaan yang dimaksud adalah partisipan
manusia. Partisipan adalah semua manusia dan siapa saja yang ditargetkan dalam teks tersebut.
Jika prosedur kompleks muncul dalam bentuk lisan, partisipan dapat diganti dengan penggunaan
pronomina orang, seperti Anda atau kamu.

6. Perhatikan teks prosedur kompleks di bawah ini!


Informasi data pribadi pada E-KTP Anda salah? Frustrasi karena perbaikannya memakan waktu
yang lama karena pembuatan E-KTP masih dipegang oleh Depdagri ? Tidak usah pusing. Buat
saja KTP siak sambil menunggu E-KTP selesai diperbaiki. Caranya, datanglah ke RT setempat
untuk meminta surat pengantar pembuatan KTP siak. Setelah itu, datanglah ke RW untuk
meminta tanda tangan dan cap stempel. Setelah mendapatkan tanda tangan, datanglah ke
kelurahan untuk mendapatkan surat pengantar untuk ke kecamatan. Di kecamatan, berkas dari
kelurahan kita berikan ke loket pelayanan pembuatan KTP siak. Waktu pembuatan adalah satu
minggu. Jangan langsung pulang karena kita akan diberikan surat bukti pembuatan KTP sebagai
pengganti bukti identitas kita yang masih dalam proses pembuatan.
Jika teks di atas diubah menjadi bentuk drama pendek, tokoh yang dapat dimunculkan, kecuali
….
a. Pemohon KTP
b. RT
c. Lurah
d. RW
e. Camat
Jawaban: E
Tokoh yang muncul harus merupakan partisipan yang dibutuhkan dalam langkah-langkah.
Pembahasan:
Tokoh yang dimunculkan dalam drama harus disesuaikan dengan partisipan yang kemungkinan
muncul dalam langkah-langkah/ prosedur kompleks pembuatan KTP siak. Dalam pembuatan
KTP, partisipan yang tidak perlu dimunculkan adalah camat karena yang bersangkutan tidak
perlu turun tangan dalam pembuatan KTP.

7. “Di tempat lain harganya bisa lebih mahal, Pak. Ini sudah paling murah jadi Bapak tidak
akan rugi beli di sini.”
Bentuk di atas dalam negosiasi disebut kalimat .…
a. interogatif
b. eksklamatif
c. persuasif
d. deklaratif
e. imperatif
Jawaban: D
Perhatikan pilihan kata yang digunakan di dalam teks tersebut karena ciri kalimat dapat dilihat
dari penggunaan kata!
Pembahasan:
Jika kita analisis pemilihan kata dalam teks di atas, akan terlihat kata-kata yang bertujuan
meyakinkan dan membujuk pihak komunikan agar mau melakukan tindakan sesuai dengan apa
yang diinginkan pihak komunikator, yaitu Bapak tidak akan rugi beli di sini. Kata-kata bujukan
pun disertai dengan kata-kata yang kembali menguatkan ajakan tersebut, yaitu ini sudah paling
murah, di tempat lain bisa lebih mahal. Dengan demikian, dapat kita pastikan bahwa teks di atas
berbentuk persuasif.

8. Berikut ini yang termasuk contoh kalimat deklaratif adalah .…


a. Sebaiknya Anda periksa dahulu barangnya.
b. Berapa harga yang Anda tawarkan untuk barang ini?
c. Ini harganya sudah murah. Stok terbatas. Beli sekarang sebelum kehabisan.
d. HP ini keluaran terbaru dengan sistem androsid kitkat dan dilengkapi prosesor octa core.
e. Luar biasa, belanja di toko bagas.com barang cepat sampai!
Jawaban: D
Cari pilihan kata yang bersifat menerangkan karena itu adalah ciri kalimat deklaratif!
Pembahasan:
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang memberitakan sesuatu kepada komunikan. Isi deklaratif
dapat berupa sebuah berita atau pernyataan tanpa mengharapkan feedback dari komunikan.
Sebaiknya, Anda periksa dahulu barangnya.Kalimat tersebut berbentuk imperatif yang disuguhi
saran.
Berapa harga yang Anda tawarkan untuk barang ini? Kalimat tersebut berupa kalimat
interogatif.
Ini harganya sudah murah. Stok terbatas. Beli sekarang sebelum kehabisan. Kalimat tersebut
termasuk persuasif.
HP ini keluaran terbaru dengan sistem androsid kitkat dan dilengkapi prosesor octa core. Kalimat
tersebut termasuk kalimat deklaratif.
Luar biasa, belanja di toko bagas.com barang cepat sampai! Kalimat tersebut termasuk kalimat
eksklamatif.

9. Ciri kebahasaan yang muncul pada kalimat interogatif adalah adanya penggunaan .…
a. verba tingkah laku
b. konjungsi temporal
c. verba material
d. pronomina
e. interjeksi
Jawaban: D
Untuk memahami ciri kebahasaan kalimat interogatif, kalian harus ingat kata-kata yang dipakai
dalam kalimat tanya.
Pembahasan:
Ciri kebahasaan yang muncul pada kalimat interogatif adalah pronomina. Pronomina atau kata
ganti yang memiliki tiga jenis, yaitu kata ganti orang, kata ganti tanya, dan kata ganti tunjuk.
Contoh kata ganti tanya adalah apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, mengapa, berapa. Kata-
kata inilah yang digunakan untuk membentuk kalimat interogatif.

10. Salah satu bentuk konjungsi pengandaian adalah, kecuali .…


a. jika
b. kalau
c. karena
d. andai
e. bila
Jawaban: C
Carilah satu kata yang tidak memiliki makna pengandaian atau persyaratan!
Pembahasan:
Konjungsi pengandaian adalah konjungsi antarklausa yang digunakan untuk memberikan makna
pengandaian atau persyaratan. Ada banyak jenis konjungsi pengandaian, yaitu jika, kalau,
jikalau, bila, apabila, bilamana, andai, seandainya, andaikan, andaikata. Oleh karena itu, kata
yang tidak termasuk ke dalam bentuk konjungsi pengandaian adalah karena. Kata karena
termasuk ke dalam konjungsi penanda sebab.

Nama : Gerhard Pixley


Kelas : XI-A 3
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai