Anda di halaman 1dari 23

1. Kalimat Berita ( Definisi / Pengertian ) Arti Kalimat berita adalah kalimat yang isinya mengungkapkan peristiwa atau kejadian.

Anda dapat menggunakan intonasi untuk membedakan kalimat berita dengan kalimat lain. Intonasi kalimat berita bersifat netral. Isinya berupa pemberitahuan. Contoh Kalimat Berita: a. Andi gemar olahraga sepeda gunung. b. Sita murid terpandai di kelasnya. 2. Kalimat Tanya ( Definisi / Pengertian ) Arti Kalimat tanya adalah kalimat yang berisi pertanyaan kepada pihak lain untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya. Ciri-ciri kalimat tanya yaitu menggunakan intonasi naik, menggunakan kata tanya, dapat menggunakan partikel tanya -kah. Fungsi partikel -kah untuk memperhalus pertanyaan. Kata tanya yang biasa digunakan dalam kalimat tanya adalah apa, siapa, mengapa, mana, bagaimana, bilamana, kapan, dan berapa. Contoh Kalimat Tanya: a. Mengapa kamu tidak masuk sekolah kemarin? b. Apakah ayah jadi berangkat ke Surabaya pada hari ini? 3. Kalimat Perintah ( Definisi / Pengertian ) Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Ciri-ciri kalimat perintah yaitu berisi perintah, menggunakan intonasi naik di akhir kalimat, dapat mempergunakan partikel -lah. Contoh Kalimat Perintah: a. Tolong matikan kran air itu! b. Jangan membuat ribut, anak-anak!
Bentuk Penulisan Kalimat Berita: Penulisan kalimat berita dimulai dengan huruf besar, dan diakhiri dengan tanda titik. Sebagai Contoh: 1).Presiden SBY siap melakukan pertemua dengan Megawati. 2).Jusuf Kala bertemu dengan Megawati. 3).Tumpahan minyak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan. Biasanya memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber. Contoh: Nina menulis surat untuk nenek.

Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di-. Contoh: Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif: 1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif. 2. Awalan me- diganti dengan di-. 3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat. Contoh: Bapak memancing ikan. (aktif) Ikan dipancing oleh bapak. (pasif) 4. Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. Contoh: Aku harus memngerjakan PR. (aktif) PR harus kukerjakan. (pasif)

Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( .... ) Contoh: Ibu berkata, Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !

Kalimat Tidak Langsung


Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita. Contoh: Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.

Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Umumnya mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam-macam kalimat berita : 1. Kalimat berita kepastian Contoh: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi. 2. Kalimat berita pengingkaran Contoh: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu. 3. Kalimat berita kesangsian Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi. 4. Kalimat berita bentuk lainnya Contoh: Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah : 1. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu ! 2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang sampah sembarangan ! 3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah. Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah. Contoh: Apakah kamu sakit? Siapa yang membeli buku ini?

Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki syarat: 1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya. 2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengar. Ciri-ciri: 1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok 2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan. 3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu. 4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu kalimat. Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal: 1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh: Saya siswa kelas VI. 2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh: Adik bernyanyi. Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu. Contoh: Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.s

Kalimat berita adalah kalimat yang mengungkapkan suatu kejadian atau peristiwa. Kalimat berita ada dua yaitu : 1. Kalimat berita positif. 2. Kalimat berita negatif yaitu kalimat yang berisi pengingkaran atau kalimat yang ditandai dengan kata ingkar yaitu menggunakan kata "tidak" dan kata "bukan". Contoh : 1. Ayahku bukan seorang koruptor. (negatif) 2. Kakekku tidak mau makan daging sapi. (negatif) 3. Rian adalah seorang pembunuh yang sadis. (positif) 4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan masjid agung di bogor. (positif) 5. Banyak anggota DPR yang melakukan korupsi. (positif) Berikut ini contoh kalimat berita informasi. a. Minggu ini sekolah kita akan mengadakan lomba pelajar teladan. b. Kakak sudah melangsungkan pernikahan hari Minggu kemarin.

B. Jenis-jenis Kalimat Perintah 1. Kalimat Perintah Biasa Contoh: a. Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil! b. Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga! 2. Kalimat Perintah Ajakan Contoh: a. Marilah kita gunakan tekstil buatan dalam negeri demi menyukseskan program pemerintah. b. Ayolah bersenam pagi setiap hara agar badan kita menjadi sehat. 3. Kalimat Perintah Larangan Contoh: a. Jangan membuang sampah di sini. b. Jangan dekati tempat itu.

4. Kalimat Perintah Permintaan atau Larangan Contoh: a. Saya berharap anda hadir di acara itu. b. Saya minta kerjakn tugasmu tepat waktu. 5. Kalimat Perintah Permohonan Contoh: a. Saya mohon kamu bisa datang di acara pesta ulang tahunku. b. Kami mohon kepada-Mu ya Tuhan, tunjukkan lah jalan yang lurus yang Engkau ridhoi. 6. Kalimat Perintah Pembiaran Contoh: a. Biarkan aku yang membawa barang itu. b. Biarkan dia pergi sendiri. 7. Kalimat Perintah Sindiran Contoh: a. Maju kalau kamu berani. b. Ambil saja kado yang kau berikan kalau kau tidak malu terhadapnya. 8. Kalimat Perintah yang Menuntut Proses atau Langkah Kerja. Contoh: a. Urutlah dari nomor kecil hingga nomor besar. b. Susunlah sehingga membentuk lingkaran penuh. 9. Kalimat Perintah yang Berbentuk Kalimat Berita Contoh: a. Hendaknya Anda bersedia menjadi pengurus kegiatan itu. b. Terima kasih Anda tidak menolak untuk menjadi pembawa acara pada malam reuni nanti.

Jenis-jenis Kalimat. Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, danlain sebagainya. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok. A. Berdasarkan Pengucapan Berdasarkan pengucapannya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (.) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh: Ayah berkata: Budi, jangan membuang sampah sembarangan ! Saya gembira sekali, kata ayah,karena kamu lulus ujian. 2. Kalimat Tak Langsung Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh: Wawan berkata bahwa dia senang sekali karena dia lulus ujian. Anton berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan. B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal) Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Berdasarkan jumlah frasa kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Tunggal Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah: a. KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) Contoh: Anggun bernyanyi . S P b. KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh: Budiman sangat rajin . S P c. KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) Contoh: Masalahnya seribu satu. . S P Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa kelas VI. 2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Agus bernyanyi. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas: Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.

Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin. Keterangan aspek, seperti : akan, sedang, sudah, dan telah. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik . Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah: 1. Anggun akan bernyanyi di Las Vegas. 2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan. 3. Budiman sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. 2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu: 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu: a. Kalimat majemuk setara Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta. Contoh: 1) Kami mencari bahan dan mereka meramunya. 2) Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah. b. Kalimat majemuk setara Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan. Contoh: 1) Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju. 2) Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak. c. Kalimat majemuk setara Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau. Contoh: 1) Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan. 2) Aku atau dia yang akan kamu pilih. d. Kalimat majemuk setara Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan. Contoh: 1) Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati. 2) Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis. e. Kalimat majemuk setara yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan. Contoh: - Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu: Waktu : ketika, sejak Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu

Akibat: hingga, sehingga, maka Syarat: jika, asalkan, apabila Perlawanan: meskipun, walaupun Pengandaian: andaikata, seandainya Tujuan: agar, supaya, untukbiar Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah Pembatasan: kecuali, selain Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat Kesertaan: dengan+ orang

Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. 3 Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya. Contoh: a. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. Kalimat majemuk setara : Kami berhenti dan langsung pulang. Kalimat majemuk campuran : Kami berhenti karena hari sudah malam. . Kami langsung pulang karena hari sudah malam. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. Kalimat majemuk setara: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja. Kalimat majemuk bertingkat: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya Berdasarkan fungsinya kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah : a. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu ! b. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang sampah sembarangan ! c. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah ! 2. Kalimat Berita Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam-macam kalimat berita : a. Kalimat berita kepastian Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi. b. Kalimat berita pengingkaran Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu. c. Kalimat berita kesangsian Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi. d. Kalimat berita bentuk lainnya Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat. 3. Kalimat Tanya Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh: a. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya? b. Kapan Becks kembali ke Inggris?

Jenis Jenis Kalimat Tanya dan Contoh


kalimat tanya dapat dibedakan memnjadi beberapa macam, yaitu : Kalimat tanya biasa Apakah dia tinggal disana? Bagaimanakah cara membuat jus kulit manggis? Siapakah yang bersama nenek itu? Kalimat tanya retorik Apakah kita harus terus ditindas oleh orang-orang yang jahat? Apakah kita akan diam saja ketika orang lain berperang? Apakah pantas kita bermalas-malasan? Kalimat tanya untuk konfirmasi dan klarifikasi

Bapak itukah yang dicari polisi? Jadi Andi yang mendapatkan ranking satu? Benar dia adik kandungmu? Kalimat tanya tersamar Masakan Anda kelihatannya nikmat sekali? Maukah kakak menyelesaikan tugas sekolahku ini? Bisakah untuk membuat kopi buat ayah nak? 4. Kalimat Seruan Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa yang kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh: a. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa. b. Bukan main, eloknya. D. Berdasarkan Unsur Kalimat Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Lengkap Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh : a. Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas. . S P K b. Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam. . S P O 2. Kalimat Tidak Lengkap Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh: a. Selamat sore b. Silakan Masuk! c. Kapan menikah? d. Hei, Kawan E. Berdasarkan Susunan S-P Berdasarkan susunan Subyek dan Predikat kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kalimat Versi Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna. Contoh:

a. Ambilkan koran di atas kursi itu! . P S b. Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. . S P K 2. Kalimat Inversi Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K). Contoh: a. Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu. . S P O K b. Aku dan dia bertemu di cafe ini. . S P K F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya) Berdasarkan penyajiannya kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Kalimat Yang Melepas Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. Contoh; a. Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana. b. Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman. 2. Kalimat yang Klimaks Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan. Contoh: a. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya. b. Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga. 3. Kalimat Yang Berimbang Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh: a. Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam. b. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. G. Berdasarkan Subjeknya Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kaliamat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan mesaja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum). Contoh: a. Mereka akan berangkat besok pagi. b. Kakak membantu ibu di dapur. Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu: 1.1 Kalimat Aktif Transitif Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: Eni mencuci piring. S P O1 1.2 Kalimat Aktif Intransitif Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan metidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh: a. Mereka berangkat minggu depan. S P K b. Amel menangis tersedu-sedu di kamar. S P K 1.3 Kalimat Semi Transitif Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek. Contoh: a. Dian kehilangan pensil. . S P Pel. b. Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus. . S P Pel K 2. Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 2.1 Kalimat Pasif Biasa Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. Contoh: Piring dicuci Eni. S P O2 2.2 Kalimat Pasif Zero Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar

berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku. Contoh: a. Ku pukul adik. O2 P S Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif. 2. Awalan me- diganti dengan di-. 3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat. Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif) . Ikan dipancing oleh bapak. (pasif) 4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif) . PR harus kukerjakan. (pasif)

Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat. contoh : aku pergi latihan teater besama teman-teman di taman kota selong CONTOH :ayah membaca koran di ruang tamu contoh : ibu memasak nasi di dapur pada siang hari contoh : sasti bermain sepak bola di lapangan

Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah: 1. Kalimat Majemuk Setara 2. Kalimat Majemuk Rapatan 3. Kalimat Majemuk Bertingkat 4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk setara


Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:

Konjungsi penggabungan penguatan/Penegasan pemilihan berlawanan urutan waktu Contoh:

Jenis Dan Bahkan Atau di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan) kemudian, lalu, lantas

1. Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1) 2. Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)

Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk) Norif berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)

Kalimat majemuk rapatan


Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh: 1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1) 2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2) 3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)

Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni: Konjungsi syarat tujuan Jenis JOTANNN jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan) agar, supaya, biar

Jenis JOTANNN perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun penyebaban sebab, karena, oleh karena pengakibatan maka, sehingga cara dengan, tanpa alat dengan, tanpa perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih penjelasan bahwa kenyataan padahal Konjungsi Contoh: 1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat) 2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1) Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

Kalimat majemuk campuran


Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: 1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1) 2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat) 3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)

b. Kalimat luas Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

c. Kalimat transformasi Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas. Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi a. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis. b. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika. c. Kalimat transformasi. Contoh: i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi. ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer. iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik. iv) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?

KALIMAT TRANSFORMASI
Kalimat transformasi bisa dibentuk dengan cara: Pembalikan urutan kalimat Contoh: a. Dia tidak lulus ujian. b. Tidak lulus ujian dia. a. Gadis itu berambut panjang. b. Berambut panjang gadis itu Penambahan partikel nya Contoh: a. Istri Pak Tono meninggal tadi pagi. b. Pak Tono, istrinya, meninggal tadi pagi. Mengubah kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk atau sebaliknya. Contoh: (1) Nenek sedang menggoreng ikan. (Kal. Tunggal) (2) Nenek yang berbaju lusuh itu sedang menggoreng ikan. (Kal. Majemuk)(kal. transformasi) (3) Nenek sedang menggoreng ikan yang sudah busuk itu. (Kal. Majemuk)(kal. transformasi) (4) Nenek yang sedang menggoreng ikan itu sangat cantik. (Kal. Majemuk)(bukan kalimat transformasi, karena inti kalimat ini adalah nenek sangat cantik))

Mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya atau perintah. Contoh: (1) Nenek pergi. (2) Nenek pergi? (3) Nenek pergi! Menambah atau mengurangi unsur-unsur kalimat asal tidak mengubah makna kalimat. Contoh: (1) Ririn sedang makan. (2) Ririn sedang makan roti. (3) Kemarin Ririn makan.
6.3.3 Kalimat elips: kalimat tidak sempurna yang terjadi karena pelenyapan beberapa bagian dari klausa dan diturunkan dari kalimat tunggal. Contoh: Paman memasukkan kentang itu ke dalam karung. Lalu memasukkannya ke pasar. (subyek dihilangkan).

# Kalimat Elips Contoh. a. Kemarin b. Berapa d. Pulanglah e. Kapan? (jawab) (tanya) (perintah) (tanya)

c. Selamat sore ( salam)

Kalimat Elips Adalah suatu kalimat yang salah satu atau lebih jabatan kalimatnya dihilangkan, karena dirasa kalimat sudah lengkap. Contoh; Anda sudah berangkat jam berapa? Jawab; Jam 09.00 (hasil dari kalimat elips) keterangan waktu Kalimat lengkapnya; Saya berangkat dari rumah jam 09.00. S P K Tmpat K Wkt Yang elipskan adalah S P Kt.

1. kalimat minor elips kalimat minor elips mengisi satu tagmen secara utuh yang diturunkan dari sebuah klausa tunggal

contoh: (Ayah menyelesaikan pekerjaannya di kantor.) Lalu pulang. kalimat minor elips ini pun dapat dimasukkan pula kalimat minor penggalan contoh: (Yoga sudah datang?) Sudah. 2. Kalimat elips, yaitu kalimat minor yang terjadi karena pelepasan beberapa bagian dari klausa kalimat tunggal. Contoh: Terserah saja. (Penyelesainnya terserah kamu saja)

Kalimat Efektif dan Kalimat Bervariasi

Catatan: Sebagai tamu yang baik, sebelum mengambil/ mengkopi data ini silahkan sign in terlebih dahulu.
Kalimat efektif memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri yang dimaksud adalah ciri diktis dan ciri gramatikal. 1. Ciri diktis a) Sinonim (kata-kata yang memilki makna) 1) Kami telah memberikan saran kepada Lulu untuk selalu hadir dalam perkuliahan. 2) Kami telah memberikan masukan kepada Lulu untuk selalu hadir dalam perkuliahan. b) Istilah asing (kata yang diserap dari bahasa asing) Kata asing yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia diperbolehkan dengan syarat: 1) Lebih cocok karena konotasinya. Misalnya: kritik (kecaman) 2) Lebih singkat daripada terjemahannya. Misalnya: imunisasi (pengebalan terhadap penyakit) 3) Lebih bersifat internasional daripada padanannya. Misalnya: fonologi (ilmu fonem) c) Nilai rasa (kata yang memilki nilai rasa berkaitan dengan sopan santun) Contohnya: 1) Pegawai pabrik melakukan aksi damai pada peringatan hari buruh internasional. 2) Buruh pabrik melakukan aksi damai pada peringatan hari buruh internasional.

Kata pegawai pada kalimat (1) kurang tepat karena kata pegawai digunakan untuk orang yang bekerja di kantor. Di Indonesia kedudukan pegawai (di dapat melalui sumpah) dianggap lebih tinggi daripada buruh (bekerja untuk orang lain mendapat upah). d) Kata kongkrit (kata yang merujuk pada objek yang dapat diindera) dan abstrak (kata yang menunjuk pada konsep, gagasan, pemikiran, perasaan, atau sifat). Misalnya: 1) Siswa mengerjakan ujian dengan menempati kursi masing-masing. (kata kongkrit) 2) Lufa merasa senang saat mendapat kejutan ulang tahun dari teman-temannya. (kata abstrak) e) Hiponim (kata khusus) dan hipernim (kata umum) Misalnya: 1) Adik membawa pengaris, pensil, penghapus, dan pena ke sekolah. (hiponim) 2) Adik membawa alat tulis ke sekolah. (hipernim) f) Kata yang lugas (kata yang bersahaja, sederhana dan bukan merupakan ungkapan yang 1) Geng motor di Semarang melakukan pengrusakan halaman parkir sebuah hotel. (kalimat tidak lugas) 2) Geng motor di Semarang merusak halaman parkir sebuah hotel. (kalimat lugas) g) Penggunaan kata tutur tidak diperbolehkan (kata yang sering dipakai dalam bahasa lisan). Contohnya: tentunya, bapaknya, bilang dan lain-lain. 2. Ciri gramatikal memiliki dua bagian, yaitu: a) Ciri sintaksis (ciri gramatikal yang berkenaan dengan bidang sintaksis). Contoh: 1) Lutfi pulang Lampung kemarin. 2) Lutfi pulang dari Lampung kemarin. Kalimat (1) tidak gramatikal dikarenakan tidak adanya preposisi dari. b) Ciri morfologis (ciri grmatikal yang berkenaan dengan bidang morfologi). Contoh: 1) Yuni belum pernah temu dengan dia. 2) Yuni belum pernah bertemu dengan dia. panjang).

Syarat-syarat kalimat efektif diantaranya adalah: 1. Padu, logis, hemat, dan tidak ambigu. 2. Keterangan aspek, kalimat berklausa. 3. Singkat. 4. Logis antara subjek dan predikat. Variasi kalimat (berbeda bentuk atau bentuk yang lain). Variasi dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan urutan dan jenis kalimat. 1. Urutan cara inversi yaitu dengan cara memindahkan atau membalikkan topik kalimat. 2. Urutan cara prolepsi yaitu dengan cara memindah atau mengubah. Syarat-syaratnya adalah: 1. P-O tidak bisa dipisahkan 2. Mengubah P atau K berada di awal kalimat 3. Maksud dan fungsi unsur tiap kalimat. Misalnya: 1) Siswa dapat menulis cerpen. 2) Dapat menulis cerpen siswa. (inversi) 3) Siswa menulis cerpen dapat. (prolepsi)

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu 1. Rasa hormat terhadap peraturan itu selalu mengalami perkembangan. 2. Arah perkembangan rasa hormat kepada peraturan itu adalah mengerti peraturan peraturan secara otonom dan melaksanakannya.

2.2Kalimat tak sempurna: kalimat yang dasarnya teridir dari klausa teikat, atau sama sekali tidak mengandung struktur klausa. Mencakup kalimat elips, sampingan, tambahan, seruan dan minor. Contoh: (mau kemana?) ke Bandung.

3. Kalimat tak sempurna


4. Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang tidak memiliki subjek dan atau tak berpredikat. Contoh :

1. Enyalah ! : kalimat ini tak bersubjek 2. Pencopet ! : kalimat ini tak berpredikat 3. Di toko buku : kalimat ini tak bersubjek dan tak berpredikat

beberapa contoh kalimat sederhana dan luas

Contoh kalimat sederhana adalah :

Mira menanam bunga mawar. Dia dating dari Jogyakarta. Andi berangkat berlatih karate. Mereka sedang berolahraga.
Contoh kalimat luas adalah :

Ketika adik jatuh, kakak sedang memasak di dapur. Kata Ibu, aku boleh bermain jika tugasku sudah dikerjakan.

Banyak mobil dijual di Indonesian sejak pemerintah menurunkan pajak pengiriman barang. Ayah berangkat naik bus karena mobil ayah masuk bengkel kemarin sore. Penjual Koran dating saat kami telah menunggu lama.

1. Kalimat Verbal Arti Kalimat Verbal adalah kalimat yang berpredikat kata kerja ( sesuai dengan arti dari verb yaitu kata kerja ). Susunan dari kalimat ini yaitu terdiri dari S + P ( Subyek dan Prediakat ) dengan syarat : Subyek : berisi kata benda ( orang, hewan , tumbuhan dll ) Predikat : berisi kata kerja ( misalnya membaca, berlari, makan dll ) Serta bisa ditambahkan Obyek : buku, jam, pensil dll Keterangan waktu : 3 jam yang lalu, minggu kemarin, besok dll

Keterangan tempat

: di sekolah, mushola , lapangan dll

Contoh : Dina tidur Roni membaca buku Sinta makan nasi di warung Saya belajar Matematika kemari malam

(S+P) (S+P+O) ( S + P + O + Ktempat ) ( S + P + O + Kwaktu )

2. Kalimat Nominal Kalimat Nominal yaitu kalimat yang berpredikat bukan kata kerja, melainkan berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata keterangan. Susunan dari kalimat ini yaitu terdiri dari sama dengan kalimat verbal S + P ( Subyek dan Prediakat ) namun kalimat ini harus terdapat syarat : Subyek : berisi kata benda ( orang, hewan , tumbuhan dll ) Predikat : berisi bukan kata kerja melainkan berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata keterangan. Serta bisa ditambahkan Obyek : buku, jam, pensil dll Keterangan waktu : 3 jam yang lalu, minggu kemarin, besok dll Keterangan tempat : di sekolah, mushola , lapangan dll

Anda mungkin juga menyukai