Anda di halaman 1dari 13

TATA KALIMAT

Kelompok 3:
Siti Maisyaroh (T20178001)
Halimatul Nadiyah (T20178008)
Vega Octavia Anggraeni (T20178009)
Anggun Nur Aini (T20178026)
Vera Junaidia Febrihari (T20178039)
Pengertian
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam
wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Contoh : Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa
Sebuah kata kerja dalam sebuah kalimat tidak dapat
menduduki status predikat jika didepan kata kerja itu terdapat
partikel yang, untuk dan sebangsanya. Jika dalam suatu
pernyataan tidak terdapat kata kerja, kata yang dapat kita
cadangkan sebagai predikat ialah kata sifat. Disamping itu, kata
bilangan dan kata benda pun dapat dijadikan sebagai predikat.
Predikat itu dapat pula berupa frasa depan.
Pola Kalimat Dasar

Pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai


berikut:
• KB + KK : Mahasiswa berdiskusi
• KB + KS : Dosen itu ramah
• KB + Kbil : Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah
• KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film
• KB1 + KK + KB2 + KB3 : paman mencarikan saya pekerjaan
• KB1 + KB2 : Rustam peneliti
Lanjutan..

Pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia terdiri atas beberapa tipe,
yaitu sebagai berikut.
• S-P (Subjek – Predikat)
• Contoh: Ibu bercocok tanam
• S-P-O (Subjek – Predikat-Objek)
• Contoh: petani membajak sawah
• S-P-Pel (Subjek – Predikat-Pelengkap)
• Contoh: Ayah berdagang ketela
• S-P-Ket (Subjek – Predikat-keterangan)
• Contoh: Adik mandi di sungai
• S-P-O-Pel (Subjek – Predikat-Objek-Pelengkap)
• Contoh: nenek menjahitkan Kakek baju
• S-P-O-Ket (Subjek – Predikat-Objek- Keterangan)
• Contoh: Paman membeli jeruk tadi pagi.
Berdasarkan struktur gramatikal

Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan bentuk gaya (retorika)

Berdasarkan fungsi
1. Jenis Kalimat berdasarkan Struktur Gramatikal

Menurut strukturnya kalimat dalam bahasa Indonesia dapat berupa kalimat


tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif),
tidak setara atau pun campuran. Ide pokok tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal
dan ide pokok bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Kalimat tunggal juga bisa disebut kalimat dasar. Ada 6 pola kalimat dasar:
1. Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda dan predikat (P) kata
kerja .
Contoh: Halima (S kata benda ) mencuci (P kata kerja) .

2. Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda dan predikat kata sifat.
Contoh : khoirul (S kata benda) pemarah (p kata sifat).

3. Pola 3 adalah pola kalimat yang bersujek kata benda dan predikat katabilangan.
Contoh: Panjang meja itu (S kata benda) satu meter (P kata bilang).
Lanjutan..

4. Pola 4 atau SPO merupakan kalimat yang dapat dibentuk menjadi kalimat pasif .
kalimat pasif dapat terbentuk dengan menetapkan objek menjadi subjek dan predikat
di ubah menjadi di.
Contoh: Dia (S) menonton (p) filem bola(O) (kalimat aktif).
Filem bola itu (S) ditonton (P) oleh Dia (K) (kalimat pasif ).
Dengan berubahnya kalimat aktif manjadi pasif, pelaku dalam kalimat aktif itu
menjadi keterangan.

5. Pola 5 adalah pola kalimat yang terdiri atas subjek kata benda dan predikat kata
kerja , objek kata benda dan pelengkap kata benda .
Contoh : Ayah (S kata benda) membuat (P kata kerja) saya (O kata benda )menangis
( P kata kerja).

6. Pola 6 adalah kalimat yang bersubjek kata benda dan berpredikat kata benda. Baik
subjek dan predikatnya sama-sama kata bendah.
Contoh : Yanti (S kata benda ) dokter (P kata benda)
2. Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk Gaya (Retorika)
Berdasarkan bentuk gaya atau retorikanya, kalimat majemuk dapat
digolongkan menjadi tiga macam:
1. Kalimat yang Melepas
Kalimat yang melepas adalah kalimat yang diawali dengan unsur utama
(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat).
Contoh : Saya akan mendapatkan pekerjaan yang mapan jika saya
mendapatkan nilai IPK 4,00.

2. Kalimat yang Berklimaks


Kalimat yang berklimaks adalah kalimat yang diawali dengan unsur
tambahan (anak kalimat) dan diikuti oleh unsur utama (induk kalimat).
Contoh : Karena kesulitan air bersih, rutinitas di kampung Durian tidak berjalan
dengan lancar.

3. Kalimat yang berimbang


Kalimat yang berimbang adalah kalimat yang disusun dengan bentuk
majemuk campuran.
Contoh : Siswa kelas XI IPA 1 semakin tampak perkembangannya, dilihat dari
segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
3. Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi:

1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)


Kalimat pernyataan dipakai jika penurut ingin menyatakan sesuatu dengan
lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya.
(Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif : President SBY mengadakan kunjungan ke luar negeri.
Negatif :Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.

2. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)


Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya).
Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa,
berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif : Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
Negatif : Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?
Lanjutan..

3. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)


Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang”
orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau
tanda seru).
Misalnya:
Positif : Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
Negatif : Sebaliknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
4. Kalimat Deruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang
kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada
kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:
Positif : Bukan main, cantiknya.
Negatif : Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan
kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu:
1. Kesepadanan
Yaitu keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat
itu memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas
b. Tidak terdapat subjek yang ganda
c. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang”
2. Keparalelan
Yaitu kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh : Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang
3. Ketegasan
Yaitu suatu perlakuan penjelasan pada ide pokok kalimat. Ada berbagai cara untuk membentuk
penekanan dalam kalimat.
e. Melakukan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat
f. Membuat urutan kata yang bertahap
g. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
h. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
i. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Lanjutan..
4. Kehematan
Yaitu mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Ada
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponimi kata
c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat
d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
6. Kepaduan
Yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
e. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.
f. Ada dua macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona.
Kalimat pasif biasa terjadi apabila kalimat yang berpola SPO dialihkan dengan
memosisikan objek menjadi subjek dan predikat yang berawalan meng- menjadi
predikat yang berawalan di-. Kemudian kalimat pasif persona menjadi apabila awalan di-
pada predikat pasif biasa digunakan dengan kata ganti perlaku.
Apakah ada
pertanyaan??

Anda mungkin juga menyukai