Anda di halaman 1dari 14

KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI

KEPADA SISWA SEBAGAI SALAH SATU ASPEK


PENILAIAN KINERJA GURU

Oleh:

Ahmad Veygid (T20178002/No.Tlp. 085745785525)


Mawaddah Roziyana Dewi (T20178012/No.Tlp. 085230263263785)
Siti Karimatus Soleha (T20172015/No.Tlp. 081249160741)
Oriza Zativa (T20178023/No.Tlp. 082140487341)
Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Jember

Abstrak
Penilaian Kinerja Guru merupakan program rutinan pada suatu sekolah
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah. Beberapa guru yang
sudah melakukan Penilaian Kinerja Guru masih belum sepenuhnya
mencerminkan bahwa mereka sudah melakukan uji Penilaian Kinerja Guru di
sekolah. Salah satu aspek yang dinilai yaitu mengenai kemampuan guru dalam
menjalankan pembelajaran di kelas. Seperti memberikan motivasi belajar untuk
siswa, dimana masih banyak guru yang bemul atau tidak memberikan motivasi
belajar kepada siswa. Penelitian pada artikel ini menggunakan metode deskriptif.
Tujuan dari penelitian artikel ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang
menyebabkan guru tidak dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa
beserta solusi akan permasalahan tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kemampuan guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa sangat
diperlukan karena akan meningkatkan hasil dan mutu belajar siswa.

Kata Kunci: Guru, Motivasi, Penilaian Kinerja Guru

A. Pendahuluan
Penilaian kinerja guru merupakan sebuah kegiatan melakukan penilaian
terhadap setiap tugas yang dimiliki guru dalam rangka pembinaan karir,
kepangkatan, dan jabatan. Dalam proses penilaian kinerja guru, terdapat
sistem penilaian dengan metode berbasis bukti yang real atau kejadiannya
yang nyata. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemampuan
guru secara individu sebagai guru yang profesional dalam mengerjakan
tugasnya. Jadi dengan adanya penilaian kinerja guru, diharapkan seorang guru
untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja guru dalam mengajar.

1
Seorang guru dalam mengajar harus mempunyai kemamupuan yang
kompeten, didukung pula dengan kemampuan dalam memotivasi siswa,
karena orang yang berkompeten atau berkemampuan belum menjamin
memiliki kinerja yang baik. Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul
dalam diri manusia dalam mencapai tujuannya agar tercapai, namun tidak
semua manusia memiliki kemapuan untuk memotivasi dirinya. Oleh karena
itu motivasi dapat diciptakan melalui adanya dorongan yang kuat dari
seseorang untuk mencapai keinginannya. Tercapainya sebuah motivasi juga
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti prestasi, sosial,dan rasa percaya diri
seseeorang dalam menghadapi berbagai kendala yang akan di hadapi di
lapangan.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan empat imam
ahli hadits yang berbunyi:

‫صلَّى اللَّهم َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة‬ َ ِ ‫ع َْن ُع َم َر َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ِ ‫َت ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هَّللا‬ ْ ‫َولِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما ن ََوى فَ َم ْن َكان‬
‫صيبُهَا َأ ِو ا ْم َرَأ ٍة يَتَ َز َّو ُجهَا فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َما‬ ِ ُ‫َت ِهجْ َرتُهُ ل ُد ْنيَا ي‬ ْ ‫َو َرسُولِ ِه َو َم ْن َكان‬
‫هَا َج َر ِإلَ ْي ِه‬

Artinya : “ Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang
hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak
dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari,
Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)1.

Dari hadist diatas menjelaskan bahwa suatu pekerjaan dapat dipengaruhi


oleh motivasi yang mengawalinya. Munculnya niat dalam diri seseorang
dapat membuat seseorang tersebut bersemangat dalam mecapai
keinginnannya, serta kemungkinan mendapatkan hasil yang optimal. Hal
tersebut terjadi, karena adanya keiginan yang sungguh-sungguh dalam
mencapai tujuannya tersebut. Dalam sebuah pendidikan selain adanya guru
yang berkompeten dalam bidangnya dan juga didukung dengan sarana
1
Umar Fadil, Terjemah Hadis ‘arba’in, (Surabaya: MD Kreatif Solution Creative, 2019), 12

2
prasarana yang lengkap. Guru yang profesional merupakan guru yang
mampu memotivasi peserta didiknya, selain itu peran orang tua dan
lingkungan sosial juga berperan penting agar peserta didik mampu
berkembang dan dapat mencapai tujuanya.

B. Kemampuan Guru dalam Memotivasi Siswa


1. Konsep Penilaian Kinerja Guru (PKG)
Menurut Peraturan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru
adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama
guru2.
Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru sebagai pendidik
profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserrta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, penddikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dimensi tugas utama ini kemudin diturunkan
menjadi indikator kinerja yang dapat terukur sebagai bentuk unjuk kerja
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai perwujudan dari kompetensi
yang dimiliki guru, khussusnya kompeteni pedagogik dan kompetensi
profesional3.

2. Aspek Penilaian Kinerja Guru


Tabel 1.1. Kisi-Kisi Penilaian Kinerja Guru Kelas/Mata Pelajaran
No Dimensi Tugas Utama/Indikator Kinerja Guru
I Perencanaan Pembelajaran
1 Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan
kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik.
2 Guru menyusun bahan ajar secara runtut, logis, kontekstual dan

2
Imron Fauzi, Etika Profesi Keguruan (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 185
3
Ibid., 191-192

3
mutakhir.
3 Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif
4 Guru memilih sumber belajar/media pembelajaran sesuai dengan materi
dan strategi pembelajaran.
II. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
A. Kegiatan Pendahuluan
5 Guru memulai pembelajaran dengan efektif
B. kegiatan Inti
6 Guru menguasai materi pelajaran
7 Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif
8 Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran
9 Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam
pembelajaran
10 Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
C. Kegiatan Penutup
11 Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
III. penilaian Pembelajaran
12 Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilan belajar peserta didik.
13 Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk
memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai
kompetensi tertentu sebgaiamana yang tertulis dalam RPP.
14 Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan
balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan
penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya

Dilihat dari aspek penilaian pada nomor 7 dan 9, merupakan aspek


penilaian yang sangat mendasar pada Penlilaian Kinerja Guru. Dimana
kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran di kelas seperti
memberikan motivasi belajar kepada siswa akan memberikan dampak
positif terhadap hasil belajar maupun mutu pendidikan di sekolah. Namun

4
masih terdapat beberapa guru yang masih belum bisa memberikan
motivasi belajar kepada siswa. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya kurangnya pengelaman guru dalam mengajar di kelas, serta
juga terdapat guru yang tidak sesuai lulusannya, sehingga tidak memilki
kemampuan yang maksimal dalam mengajar.

3. Guru dalam Memberi Motivasi Belajar


Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam diri subjek untuk
melakukan kegiatan tertentu demi mecapai suatu tujuan. Daya penggerak
menjadi sangat aktif pada waktu tertentu, terutama jika kebutuhan untuk
mecapai tujuan dirasakan sangat mendesak (ketika dilakukan penilaian).
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksakan suatu kegiatan.
kemauan dapat bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) dan dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat
motivasi yang dimiliki individu akan banyak menetukan kualitas perilaku
yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya. Dalam proses pembelajaran tidak semua berjalan
dengan baik, seorang guru yang profesional sekalipun pasti akan
menemukan berbagai kendala dalam proses belajar mengajar pada peserta
didik. Salah satu kendala yang sering dijumpai pada proses pembelajaran
adalah kurang termotivasinya siswa. Bagi siswa dalam proses belajar
mengajar, tentu akan sulit meraih keberhasilan apabila tidak mendapat
dorongan dengan baik. Oleh karna itu seorang guru hendaknya mempunyai
cara dalam membangun hubungan kepada siswanya4.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi,
seorang guru hendaknya selalu memperhatikan hal berikut: a. seorang guru
hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar ,
dimana guru memandang kehadiran siswa di kelas merupakan suatu
motivasi belajar yang datang dari siswa. b. Guru hendaknya mampu

4
Ibid., 183

5
mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karna
dalam proses belajar seorang siswa terkadang mengalami hambatan akan
adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan karna kelelahan
jasmani atau dari mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya
untuk membangkitkan kembali keinginan siswa dalam belajar.5

C. Problematika Motivasi serta Solusi Aspek Penilaian Kinerja Guru


1. Problem PKG Secara Umum.
Penilaian Kinerja Guru merupakan kegiatan terprogram yang salah
satu tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja seorang guru.6
Meningkatnya suatu mutu lulusan akan memberikan dampak
meningkatnya suatu mutu pendidikan. Dimana guru yang mempunyai rasa
profesionalitas yang tinggi akan menjadikan profesinya ajeg/istiqomah
dalam situasi didalan kelas maupun diluar kelas.
Pelaksanakan Penilaian Kineja Guru (PKG) mempunyai beberapa
prinsip yang harus diterapkan. Beberapa prinsip tersebut adalah
berdasarkan ketentuan atau prosedur yang berlaku, kinerja, dokumen, serta
konsisten dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya di berbagai
daerah, PKG masih memiliki beberapa masalah yang sulit dihindarkan.
Beberapa pemangku kebijakan termasuk manajemen sekolah juga
berperan dalam masalah tersebut7.
PKG dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal tahun
pelajaran dan akhir tahun pelajaran. Pelaksanaan PKG di beberapa daerah
memiliki berbagai masalah dilapangan. Masalah-masalah tersebut dapat
ditunjukkan dengan pertama; pelaksanaan yang dilakukan tidak kepada
semua guru, dimana hanya dilaksanakan hanya kepada beberapa guru. Hal
ini hanya sebagai pemenuh kewajiban atau hanya sebagai pemertahan

5
Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan
Ekonomi UM Metro, 2015, 76-77
6?
Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), 165.
7
Imron Fauzi, Etika Profesi Keguruan (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 188.

6
akreditasi sekolah, bukan sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kinerja guru dan sekolah8.
Kedua adalah jadwal pelaksanaan PKG yang tidak tetap atau tidak
bearturan. Pelaksanaan tersebut banyak atau sering dilakukan tidak pada
awal atau akhir tahun pelajaran. Hal ini dirasakan oleh semua guru di
berbagai daerah.
Ketiga, tidak adanya tindakan lanjutan oleh pihak manajemen sekolah
bagi guru yang sudah melakukan PKG. Tidak adanya kegiatan
pengembangan kompetensi ataupun penghargaan dari sekolah.
Keempat, perilaku serta kinerja guru yang sudah melakukan PKG
tidak mencerminkan kinerja profesional. Didalam kelas, beberapa metode
yang digunakan mengajar masih monoton serta kurangnya komunikasi
bermakna antara guru dengan siswa. Komunikasi tersebut adalah
pemberian motivasi belajar kepada siswa, dimana beberapa guru masih
belum atau tidak sama sekali memberikan motivasi belajar untuk siswa.

2. Problem Guru Dalam Memotivasi Siswa.


Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah proses
pembelajaran. Pada hakekatnya di dalam sebuah pendidikan guru memiliki
bertugas untuk mecerdaskan penerus bangsa dalam bentuk pendidikan
formal. Selain bertugas untuk mengajar, guru juga harus memiliki
kemampuan untuk mampu memotivasi peserta didik untuk bersemangat
dalam belajar. Tidak semua dalam kegiatan proses belajar dan
pembelajaran berjalan dengan baik. Terdapat beberapa kendala yang akan
ditemui oleh guru dalam mengajar peserta didik, salah satu kendala yang
akan di temui oleh guru dalam proses pembelajarann yaitu kurang
termotivasinya siswa dalam belajar. Oleh sebab itu seorang guru harus
memiliki cara dalam membangun hubungan yang baik dengan siswa9.

8
Zainal Abidin& Sutrisno, “Analaisis Penilaian Kinerja Guru (PKG) dalam Upayanya Melakukan
Penjaminan Mutu Guru di dalam Kelas”, Research and Development Journal Of Education, 21-22
9
Imron Fauzi, Etika Profesi Keguruan (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 184-185.

7
Dalam proses pembelajaran, guru memilki beberapa kendala ketika
memberikan motivasi terhadap siswa. Salah satunya yakni penggunaan
bahasa yang kurang menarik dalam pembelajaran, dimana hal ini sangat
berpengaruh dengan minat belajar siswa. Pengunaan bahasa yang sulit
dipahami oleh peserta didik dalam proses pembelajaran akan membuat
peserta didik tidak semangat untuk belajar, dan membuat siswa jenuh.
Kendala guru untuk memotivasis siswa seperti guru masih kurangnya
memiliki pengalaman dalam mengajar yang seghingga guru masih terlihat
kaku saat mengajar, guru tidak dapat memulai pendekatan dalam mengajar
sehingga membuat hubungan guru dengan siswa tidak dekat.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 6 orang guru di Aceh
terdapat beberapa cara yang diakukan oleh guru dalam memotivasi siswa
saat proses belajar dan pembelajaran sebagai berikut :
a. Guru menghubungkan pembelajaran dengan minat siswa.
b. Guru mengajar menggunakan gaya (gestur atau mimik) yakni tidak
hanya berceramah atau bercerita lisan melainkan melalui
pemodelan.
c. Guru mengemukakan tujuan yang hendak tujun kepada siswa
supaya mendapat perhatian siswa.
d. Guru tidak mengulang pelajaran atau hal yang telah diketahui oleh
siswa dalam proses pembelajaran serta tidak menciptakan suasana
kelas yang membosankan tapi menyenangkan.
e. Guru memberikan angka penilaian sesuai dengan hasil yang
dikerjakan siswa.
f. Guru memerikan nilai berupa kartu / lencana dan bintang untuk
menarik semaangat belajara siswa.
g. Guru memberikan persaingan individual/ kelompok melalui tanya
jawab tau tugas harian.
h. Guru memngumumkan hasil pekerjaan yang diperoleh oleh siswa
sehingga mendorong siswa belajar lebih teliti dan seksama10.
Indah Purnama, “Kendala Guru dalam Memotivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran di SD
10

Negeri 46 Banda Aceh”, Jurnal Pesona Dasar, 65-68.

8
Data Wawancara

Dari hasil data wawancara yang dilakukan untuk mengetahui


kendala guru memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, maka
dilakukan wawancara dengan tiga guru SD yakni Ahmad Yufi Ra’is
merupakan salah satu guru di SD Negeri Krempilan dan juga, dan Wiwin
Winarsih beserta Yusuf yang merukan guru di SD Negeri Ketapang Barat
2, pada tanggal 10 Nopember 2017. Adapun data yang diperoleh adalah
sebagai berikut :

1. Apa saja kendala yang Ibu/Bapak temui dalam memotivasi siswa pada
proses pembelajaran dikelas?
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa semua guru mempunyai kendala dalam
mengajar diantaranya siswa tidak dibiasakan belajar di rumah oleh
orang tua sehingga guru harus berusaha keras untuk membuat suasana
kelas selalu menyenangkan, dan ini kadang sangat melelahkan, juga
kesadaran siswa/wi untuk maju dan berkembang di usia SD masih
minim, serta konsentrasi anak yang masih rendah (kurang fokus).
2. Apakah Ibu/Bapak mempunyai kendala verbalistik dalam memotivasi
siswa pada proses pembelajaran?
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa pada dua guru menjawab terdapat kendala,
misalnya ketika guru menjelaskan siswa kurang mengerti atau
penjelasan dirasa terlalu cepat. Bisa juga siswa tidak mengerti karena
perbedaan cepat tanggap, jadi guru harus menggunakan media atau alat
peraga yang bisa memperjelas pemahaman siswa. Sedangkan pada guru
yang lain tidak ada, karena guru dan peserta didik berasal dari daerah
yg sama, sehingga bisa dipadukan dengan bahasa daerah yang ada
(Madura).
3. Apakah Ibu/Bapak mempunyai hambatan dalam mempersiapkan dan
merancang bahan ajar?

9
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa Tidak terdapat hambatan, karna pada zaman
sekarang bahan ajar sudah mudah didapatkan, banyak buku-buku
tersedia, hanya dengan bermodal jaringan internet lancar.
4. Apakah Ibu/Bapak mempunyai kendala terhadap lingkungan dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung?
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa 2 orang guru mengalami kendala, terutama
lingkungan keluarga peserta didik.. Didaerah sekolah tersebut orang
tua peserta didik sebagian besar adalah perantau yang mencari nafkah di
luar negeri. Jadi peserta didik sebagian besar tinggal bersama neneknya
yang kurang paham pada kebutuhan belajar cucunya. Sedangkan pada
guru yang lain tidak ada,karena lingkungan cenderung kondusif
5. Apa saja hambatan terhadap setiap individu siswa yang Ibu/Bapak temui
dalam proses pembelajaran?
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data diantaranya : a. Adanya perbedaan individu peserta
didik. Misalnya dalam pelajaran membaca awal. Metode yang dipakai,
sebagian siswa cocok dan mudah dimengerti sebagian siswa sedang
siswa lain kesulitan dengan metode tersebut, b. Perbedaan tingkat
kemampuan siswa dalam menerima materi yang disampaikan. c. siswa
kurang aktif dalam proses embelajaran. d. Siswa malu bertanya. e.
siswa belum mampu berfikir kritis.
6. Apakah Ibu/Bapak mempunyai kendala dalam mengembangkan
keaktifan siswa agar terbentuk motivasi dalam proses pembelajaran
yang sedang berlangsung?
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa biasanya pada saat KBM menarik siswa akan
otomatis aktif.
7. Apakah Ibu/Bapak mempunyai hambatan dalam memilih dan
menyesuaikan metode pembelajaran?

10
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa pada 2 orang guru tidak terdapat hambatan,
karna sudah memacu pada RPP dan silabus. Sedangkan pada guru yang
satunya terdapat hambatan, karna terkadang lupa atau terlalu asik
dengan metode ceramah tanpa dipadukan dengan metode yng lain.
8. Apakah Ibu/Bapak mempunyai kendala dalam membangkitkan
perhatian yang bercabang dari siswa, sehingga tidak termotivasi dalam
proses belajar?
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang guru, maka
didapatkan data bahwa terdapat kendala, karena dari guru yang
mengajar kelas 1 SD dimana sesuai karakteristiknya siswa kelas 1
masih senang senangnya bermain. jadi di kelas maunya main saja.11

3. Problem Siswa dalam Motivasi Belajar.


Motivasi dalam diri siswa mempunyai peran yang penting dalam
pembelajaran siswa. Bentuk motivasi siswa dapat dinterpretasikan ke
dalam beberapa kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan yang dapat
diamati. Diantaranya adalah tekun dalam menghadapi tugas, senang dalam
kerja mandiri, mengajukan dan mempertahankan pendapat, serta dalam
memecahkan soal-soal dalam mata pelajaran.
Motivasi merupakan energi penggerak bagi seorang siswa. Dalam
bentuk motivasi belajar, merupakan hal yang sangat krusial dalam
menentukan masa depan seorang siswa. Maka dari itu keberhasilan belajar
seorang siswa ditentukan oleh motivasi dalam belajar12.
Motivasi siwa juga dapat menurun dan juga memberi dampak
terhadap pembelajaran siswa. Secara umum, penurunan motivasi belajar
siswa tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
kemampuan siswa, kondisi siswa dan lingkungan siswa, unsur-unsur

11
Ahmad Yufi Ra’is, wawancara, Probolinggo, 10 Nopember 2017 dan Yusuf, Serta Wiwin
Winarsih, wawancara, Ketapang, 10 Nopember 2017
12
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, “Ilmu & Aplikasi Pendidikan”, (Jakarta: PT.
IMTIMA, 2007), 85.

11
dinamis dalam belajar dan pembelajaran, serta upaya membelajarkan
siswa13.
Akibat dari rendahnya motivasi belajar siswa, tujuan pembelajaran
akan sulit untuk dicapai oleh siswa. Hal tersebut harus segera ditangani
dengan cepat14. Upaya peningkatan motivasi belajar siswa diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar yang baik, dimana siswa yang
mempunyai kualitas motivasi yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar
yang tinggi pula.

4. Solusi dalam Motivasi Belajar


Dalam melaksanakan PKG, salah satu fungsi PKG adalah untuk
meningkatkan kinerja guru di sekolah dalam menerapkan kompetensi-
kompetensi yang berkenaan dengan pembelajaran serta pembinaan siswa
khususnya memberikan motivasi kepada siswa, hendaknya guru
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, pertama adalah
mengembangkan bahan ajar. Dimana bahan ajar dengan konten maupun
tampilan yang menarik aka meningkatkan motivasi membaca atau belajar
siswa. Selama ini bahan ajar hanya didesain sedemikian rupa sederhana
dan monoton. Dengan mengembangkan bahan ajar siswa dapat tertarik
untuk mempelajari bahan ajar15.
Kedua, mengawali pembelajaran yang baik dapat memberikan
kesan senang, santai namun serius. Fokus siswa akan terjaga dengan kelas
yang kondusif.
Ketiga, Ego-involment dan menumbuhkan rasa kesadaran akan
tugas dan menerimanya sebagai tantangan yang harus diselesaikan.
Sehingga siswa akan bekerja keras pula dalam meningkatkan motivasi
belajarnya sendiri.
13
Dwi Tri Santosa & Tawardjono Us, “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajardan
Solusi Penanganan Pada Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Sepeda Motor”, Jurnal Teknik
Otomotif,4-7.
14
Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan
Ekonomi UM Metro, 2015, 3
15
Harbeng Masni, “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa”, Jurnal Digdaya, 9-10.

12
Keempat, memberikan pujian kepada siswa yang menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Pemberian pujian juga diharuskan melihat situasi
yang tepat sehingga dapat memupuk rasa bangga untuk terus berkembang.
Kelima, menggunakan metode yang variatif serta menarik. Hal ini
memberikan perlakuan yang berkesan menarik karena jika hanya
menggunakan satu metode pembelajaran saja akan memnuat siswa bosan.
Keenam, memberikan kritik dan saran kepada setiap karya atau
kinerja siswa. Dalam hal ini, siswa akan merasa diperhatikan dan dhargai
akan kinerja dalam menyelesaikan tugasnya. Pemberian kritik juga akan
memunculkan rasa semangat untuk mengembangkan dan koreksi diri
sendiri.

D. Kesimpulan
Penilaian kinerja guru adalah sebuah kegiatan melakukan penilaian
terhadap setiap tugas yang dimiliki guru dalam rangka pembinaan karir,
kepangkatan, dan jabatan. Adapun salah satu aspek penilaian kinerja guru
yakni memberi motivasi kepada siswa.
Dalam proses pembelajaran akan berhasil manakala salah satunya siswa
mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karna itu, guru perlu menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru
dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa lebih
semangat dalam proses pembelajaran.

E. Daftar Pustaka
Abidin, Zainal & Sutrisno. 2014. Analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG)

dalam Upayanya Melakukan Penjaminan Mutu Guru di dalam Kelas.

Research and Development Journal Of Education. Vol. 1 No. 1

Fauzi, Imron. 2018. Etika Profesi Keguruan. Jember: IAIN Jember Press

Masni, Harbeng. 2015. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa.

Jurnal Digdaya. Vo. 05 No. 1

13
Santosa, Dwi Tri & Us, Tawardjono. 2016. Faktor-Faktor Penyebab

Rendahnya Motivasi Belajar dan Solusi Penanganan Pada Siswa Kelas

XI Jurusan Teknik Sepeda Motor. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif

Edisi XIII, Nomor 2.

Suprihatin, Siti. 2015. Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa. Jurnal Promosi Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 3 NO 1

Tim Ilmu Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.

PT. IMTIMA

Wardan, Khusnul. 2019. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: CV Budi Utama

14

Anda mungkin juga menyukai