Anda di halaman 1dari 10

KINERJA GURU

Elsa Ni’matul Ulya1, Nana Khabibatur Rohmah2

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah


Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri
E-mail: elsanimatululya@gmail.com1, nanahabibah45@gmail.com2,

Abstrak: Kinerja guru adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan guru dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di sekolah selama melakukan aktivitas
pembelajaran dan dapat memberikan dorongan serta pengaruh kepada peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan berjalan dengan baik serta sesuai dengan
yang diharapkan, yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.
Kinerja guru ditentukan oleh empat faktor yaitu: (1) lingkungan; (2) karakteristik
individu;
(3) karakteristik organisasi; dan (4) karakteristik pekerjaan.
Kata kunci : Kinerja Guru

Pendahuluan:
Guru adalah tokoh sentral dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
karena guru mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan dalam mensukseskan
pendidikan. Tanpa guru tentu tidak ada seorangpun yang dapat mendidik anak
agar menjadi generasi muda yang terdidik. Selain itu, guru adalah orang yang
selalu berhubungan langsung dengan siswa sehingga mempunyai banyak
kesempatan dalam mendidik siswa, membantu mereka menjadi terpelajar,
berakhlak mulia dan mencintai budaya Indonesia.
Setiap pendidik harus menguasai materi yang diajarkannya dan mampu
mengkomunikasikan materi tersebut secara efektif kepada peserta didik. Agar
pendidik dapat menjalankan tugasnya dengan baik, diperlukan pengalaman dan
pengetahuan tentang siapa peserta didiknya, serta bagaimana cara
menyampaikan materi dengan baik. Untuk itu pendidik perlu menggali
keterampilan terkait cara menyajikan materi secara menarik, terorganisir, dan
terpadu.
Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda.
Terkadang faktor tersebut bisa datang dari dalam diri sendiri berupa rendahnya
motivasi, pengetahuan dan pemahaman. Bisa juga datangnya dari dalam diri
masing-masing orang, berupa rekan kerja, pimpinan, dan lingkungan kerja.
Biasanya guru dapat terpengaruh oleh semangat kerja rekan-rekannya.

1
Lingkungan kerja yang nyaman

2
juga akan sangat mempengaruhi semangat kerja guru. Lingkungan kerja kotor
dan tidak menarik. Kepemimpinan juga akan mempengaruhi semangat kerja.
Padahal, hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
kegiatan mengajar seorang pendidik untuk semua jenis dan jenjang pengajaran.
Efektivitas pengajaran mengacu pada kemampuan pendidik dalam menjelaskan
isi pelajaran, menangani siswa, membantu memecahkan masalah, mengelola
kelas, mengorganisasikan bahan ajar, dan mengidentifikasi kegiatan. Aktif di
kelas, menyiapkan penilaian pembelajaran, mengidentifikasi metode, materi
atau bahkan menjawab pertanyaan dengan akurat dan bijaksana.
Untuk dapat melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja mengajar
tersebut pendidik perlu menyiapkan perencananaan pembelajaran. Penyusunan
perencanaan pembelajaran ini terkait dengan rencana yang ia harus laksanakan
sewaktu berada di ruang kelas. Agar perencanaan pembelajaran tersusun dengan
baik, pendidik memerlukan landasan berpikir atau bekal ilmu yang mendukung
penyusunan perencanan pembelajaran.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu jenis penelitian
data yang objektif dan dialami di lapangan. Menurut Bog dan Taylor, metode
kualitatif adalah langkahlangkah penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata- kata tertulis dari orangorang dan perilaku yang diamati. Pendekatan
penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang
dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini mengguakan metode deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
1) Pengertian Kinerja Guru
Kinerja dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata performance yang berarti
perbuatan, pekerjaan atau pertunjukan.1 Maka kinerja adalah perbuatan

1
S. Wojowasito dan Poerwadarminta, 2011. Kamus Lengkap: Inggris –Indonesia,
Indonesia – Inggris, Bandung : Hasta, hlm. 144

3
seseorang dalam mengemban tugas dan wewenang yang menjadi kewajiban
dan tanggung jawabnya yang disertai dengan kemampuan dan keahlian profesi.
Sedangkan , guru adalah “orang yang gagasannya harus dilaksanakan demi
kemaslahatan siswa, agar terpelihara sebaik-baiknya hubungan dengan
mereka, guna memelihara, mengembangkan dan menerapkan keutamaan-
keutamaan yang berkaitan dengan agama, budaya dan sains.2 Guru adalah
seorang yang bekerja pada bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan
masing-masing sesuai dengan potensi dirinya.3
Supardi berpendapat bahwa “kinerja adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan harapan dan sasaran yang telah ditetapkan. 4 Kinerja lebih
sering disebut dengan prestasi kerja Prestasi kerja merupakan hasil
(outcomes) dari sebuah pekerjaan dan kontribusi sumber daya manusia
terhadap organisasi.
Sanjaya berpendapat bahwa, kinerja guru berkaitan dengan tugas
perencanaan, pembelajaran dan evaluasi hasil belajar siswa. 5 Sebagai
perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar
dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Peningkatan terhadap kinerja guru perlu dilakukan baik oleh guru sendiri
melalui motivasi yang dimilikinya maupun pihak sekolah/madrasah melalui
pembinaan. Kinerja guru tersebut erat kaitannya dengan fungsi-fungsi
manajemen secara garis besar dapat dipahami bahwa seluruh kegiatan

2
Syafruddin Nurdin, dan Basyiruddin Usman, 2003. Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, hlm. 8
3
Hadari Nawawi, 2000. Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, Jakarta; Gunung Agung, hlm. 123
4
Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm. 45
5
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Prenada Media, Jakarta, 2005, hal. 1-13.
4
manajemen tidak dapat terlepas dari proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi.6
Rown dalam Sardiman menjelaskan tugas dan peranan guru, antara lain:
menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, dan mengontrol dan mengevaluasi
kegiatan belajar siswa.7 Kinerja guru dapat terlihat jelas dalam pembelajaran
yang diperlihatkannya dari prestasi belajar peserta didik. Kinerja guru yang
baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik.
Kempa berpendapat bahwa kinerja guru adalah keseluruhan perilaku
guru dalam mencapai tujuan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepadanya baik sebagai pengajar, pelatih, pembimbing, pembinaan dan
pendidik siswa, sehingga dari penguasaan tugas pokok tersebut dapat
meningkatkan profesi guru dalam mengajar.8
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah sambil melaksanakan
kegiatan. memotivasi belajar dan dapat memberikan dorongan dan pengaruh
kepada siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. dan melakukan secara akurat
dan sesuai harapan, seperti yang ditunjukkan oleh penampilan, tindakan, dan
prestasi kerja seseorang.
2) Bentuk Kinerja Guru
Aktivitas yang harus dilakukan seorang guru yang merupakan perwujudan
dari kinerja guru menurut R.D. Conners dapat ditunjukkan dari berdasarkan
beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Tahap sebelum pengajaran (pre active), seperti membuat perencanaan
semester, perumusan tujuan, pemilihan metode, pengalaman belajar,

6
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 98.
7
A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, hal. 142.
8
Kempa, R. Kepemimpinan Kepala Sekolah Studi Tentang Hubungan Perilaku
Kepemimpinan, Keterampilan Manajerial, Manajemen Konflik, Daya Tahan Stres Dengan Kinerja
Guru. Yogyakarta: Ombak

5
bahan dan peralatan, mempertimbangkan ciri-ciri siswa, menentukan
langkah pengajaran, dan pengelompokan belajar.
2. Tahap pengajaran, yaitu pengelolaan tingkah laku verbal dan nonverbal
dalam kesulitan belajar, dan evaluasi.
3. Tahap sesudah pengajaran, yaitu menilai kemajuan siswa, merencanakan
kegiatan, menilai proses belajar mengajar.9
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
yang baik ditunjukkan dari aktivitasnya dalam tiga hal yaitu:
a. Mendidik, seperti guru selalu memberikan teladan yang baik pada para
siswanya, guru selalu memperhatikan perkembangan perilaku siswanya,
guru selalu siap menjadi tempat para siswanya mencurahkan segala
problemanya, guru selalu mengingatkan dan memperbaiki kesalahan
siswanya, mengadakan hubungan baik dengan para siswa, orangtua,
sesama guru dan masyarakat.
b. Mengajar, seperti mempersiapkan persiapan mengajar, selalu disiplin
terhadap peraturan madrasah, bertanggung jawab, tidak pernah
terlambat, menguasai pelaksanaan proses pembelajaran, selalu
menerapkan metode variatif, selalu melakukan evaluasi dengan baik,
mengoreksi hasil tugas siswa dan menindak lanjuti hasil evaluasi siswa
tersebut
c. Melatih, seperti membiasakan siswanya untuk selalu berakhlak mulia,
membiasakan siswanya selalu mematuhi disiplin madrasah, membiasakan
siswanya untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan
tugas-tugas yang melatih pengetahuan siswa, melatih siswanya untuk
dapat bekerjasama dengan orang lain, melatih siswanya untuk dapat
hidup dalam masyarakat sebagai anggota masyarakat yang baik.

9
Syafruddin Nurdin (et al), Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Ciputat Press,
Jakarta, 2002, hal. 84.

6
3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, faktor yang mempengaruhi kinerja
guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision), yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor kemampuan (ability).
Secara psikologis, kapasitas seorang guru mencakup kapasitas
potensial (IQ) dan keampuan reality (knowledge+skill), artinya seorang
guru sangat terlatih sesuai dengan bidangnya. Memiliki kemampuan
dalam menjalankan tugas sehari-hari akan memudahkan pencapaian
efisiensi diharapkan Oleh karena itu, pegawai harus ditempatkan pada
posisi yang sesuai dengan keahliannya. Mencocokkan guru dengan
bidangnya dapat berkontribusi dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
2. Faktor motivasi (motivision).
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi
situsi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang
yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. Meclelland mengatakan
dalam bukunya Anwar Prabu berpendapat bahwa “ada hubungan yang
positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja.”10 Guru
sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Guru
harus menyadari bahwa ia hars mengerjakan tugasnya tersebut dengan
sungguh-sungguh, bertanggung jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan,
sehingga siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang
disampaikan oleh gurunya. Jika ini tercapainya maka guru akan memiiki
tingkat kinerja yang tinggi.
4) Indikator Kinerja Guru Sebagai Perencanaan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah
perbuatan merencanakan (merancang), sementara pembelajaran adalah
perbuatan menjadikan orang belajar.10 Planning berasal dari kata plan, artinya

10
Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005,
hal. 372.
7
rencana. Planning berarti perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang
berkaitan dengan usaha merumuskan program yang didalamnya memuat
segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijaksanaan,
arah yang akan ditempuh, dan metode yang akan diikuti dalam usaha
pencapaian tujuan.11 Perencanaan adalah inti manajemen karena semua
kegiatan organisasi yang bersangkutan didasarkan pada rencana. Dengan
perencanaan itu, maka para pengambil keputusan bisa menggunakan sumber
daya yang ada secara efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran
dirumuskan dengan melalui fase-fase yang sistematis, yaitu:
a. Menyusun tujuan, mulai dari tujuan umum hingga tujuan khusus.
b. Menyusun rencana sesuai tujuan.
c. Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.
d. Melaksanakan pengawasan.
e. Membuat laporan hasil pelaksanaan.
f. Melakukan evaluasi.
Pelaksanaan rencana bertujuan untuk mencapai tujuan yang jelas atau
tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran
adalah perubahan perilaku perubahan perilaku siswa pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Perkembangan perilaku pada bidang kognitif adalah
pengembangan kemampuan intelektual siswa, seperti kemampuan
meningkatkan pemahaman dan meningkatkan literasi informasi.
Perkembangan perilaku dalam ranah emosional adalah perkembangan
sikap siswa terhadap materi dan proses pembelajaran, serta perkembangan
sikap sesuai dengan lingkungannya. norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan perilaku di bidang ini Keterampilan psikomotorik adalah
pengembangan kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu, atau
menggunakan potensi otak untuk memecahkan masalah tertentu. Dari,
pengertian perencanaan dan pembelajaran adalah seperti yang telah
dijelaskan di atas.

11
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 98

8
Oleh karena itu dapat disimpulkan pula bahwa pengertian perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan yang merupakan hasil
pemikiran rasional mengenai tujuan dan sasaran. Pembelajaran konkrit,
khususnya perubahan tingkah laku dan rangkaian kegiatan, harus dilakukan
sebagai upaya untuk mencapai hal tersebut. mencapai tujuan dengan
memanfaatkan seluruh potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari Proses
pengambilan keputusan merupakan kompilasi dokumen-dokumen yang dapat
menjadi acuan dan pedoman melaksanakan proses pembelajaran.
Kesimpulan
kinerja guru adalah suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah sambil
melaksanakan kegiatan. memotivasi belajar dan dapat memberikan dorongan
dan pengaruh kepada siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. dan melakukan
secara akurat dan sesuai harapan, seperti yang ditunjukkan oleh penampilan,
tindakan, dan prestasi kerja seseorang. Bentuk kinerja guru ada tiga yaitu : tahap
sebelum pengajaran, tahap pengajaran, dan tahap sesudah pengajaran. Kinerja
guru juga di pengaruhi oleh beberapa dua faktor yaitu : faktor kemampuan dan
faktor motivasi. Dalam indikator Perencanaan dirumuskan dengan melalui fase-
fase yang sistematis, yaitu: a. Menyusun tujuan, mulai dari tujuan umum hingga
tujuan khusus. b. Menyusun rencana sesuai tujuan. c. Melaksanakan rencana
yang telah ditetapkan. d. Melaksanakan pengawasan. e. Membuat laporan hasil
pelaksanaan.
f. Melakukan evaluasi.

Daftar Pustaka
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010.

A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada,


Jakarta, 2000.

Hadari Nawawi, 2000. Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas Sebagai


Lembaga Pendidikan, Jakarta; Gunung Agung.

9
Kempa, R. Kepemimpinan Kepala Sekolah Studi Tentang Hubungan Perilaku
Kepemimpinan, Keterampilan Manajerial, Manajemen Konflik, Daya
Tahan Stres Dengan Kinerja Guru. Yogyakarta: Ombak

Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2005.

S. Wojowasito dan Poerwadarminta, 2011. Kamus Lengkap: Inggris –Indonesia,


Indonesia – Inggris, Bandung : Hasta.

Syafruddin Nurdin, dan Basyiruddin Usman, 2003. Guru Profesional dan


Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press.

Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Syafruddin Nurdin (et al), Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Ciputat
Press, Jakarta, 2002.

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi, Prenada Media, Jakarta, 2005.

1
0

Anda mungkin juga menyukai