Syuraiani
SMA Negeri 1 Ketahun
e-mail: syuraiani@gmail.com
Abstract: The objective of the research is to describe: how the Indonesian languange teachers
understand the curriculum, performance in arranging of syllabus, perform in arranging lesson
planning, perform in teaching and learning process, performance to evaluate execution. The
method of the research was descriptive qualitative . This Research was conducted by four
Indonesian languange teachers in SMKN I Ketahun. The collecting data were observation,
interview, and document. The results show that Indonesian languange teachers in still require
training and practices to increase professionality in their performance as teachers, good
understanding about curriculum, compilation of RPP, good method and good teaching media and
also suitable assessment.
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang: pemahaman guru bahasa
Indonesia terhadap kurikulum, kinerja dalam penyususnan silabus, kinerja dalam penyususnan
silabus, kinerja dalam penyususnan RPP, kinerja dalam proses pembelajaran, kinerja dalam
pelaksanaan evaluasi. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada
4 orang guru bahasa Indonesia di SMK Negeri I Ketahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa
guru bahasa Indonesia masih sangat perlu mendapatkan bimbingan dan pelatihan untuk
meningkatkan keprofesionalan dalam kinerjanya sebagai guru, baik pemahaman tentang
kurikulum, penyusunan RPP, penggunanaan metode dan media mengajar serta pelaksanaan
eveluasi atau penilaian.
595
Syuraiani, Kinerja Guru bahasa Indonesia di SMK 596
Pendidikan merupakan salah satu upaya tercipta pembelajaran yang baik. Lain halnya jika
untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sarana pembelajaran kurang memadai, proses
handal bagi pembangunan dan memiliki peranan pembelajaran menjadi kurang maksimal di
penting dalam mencapai keberhasilan suatu karenakan kinerja guru dalam proses pemb-
bangsa. Keberhasilan pendidikan bukanlah suatu elajaran menjadi terhambat.
hal yang secara otomatis akan tercapai dalam Siswa mempunyai harapan tertentu
penyelenggaraan pendidikan, namun hal tersebut terhadap proses pembelajaran yang diberikan
menuntut adanya suatu strategi yang berkaitan guru. Kotler (1997:32) mengatakan bahwa
dengan bagaimana mengelola berbagai komponen “Apabila fungsi dari perbedaan antara kinerja
pendidikan. Komponen-komponen pendidikan yang dirasakan dengan harapan, maka tingkat
tersebut adalah guru, kurikulum, fasilitas atau kepuasan terlihat jelas”. Bila siswa merasa
sarana, biaya pendidikan, kepemimpinan, proses pembelajaran yang diberikan guru sesuai
hubungan sekolah dengan peserta didik dan dengan yang diharapkan, mereka akan merasa
masyarakat. puas dan mengatakan bahwa mutu pembelajaran
Untuk mendapatkan pendidikan yang guru sudah sangat baik. Sebaliknya, bila yang
berkualitas, tentu saja semua pihak yang terkait diterima sangat jauh dari yang diharapkan,
didalamnya harus bekerja keras untuk dikatakan bahwa mutu pembelajaran guru belum
memberikan yang terbaik dalam memajukan dapat di katakan baik. Seorang guru yang
pendidikan. Melihat pada banyaknya komponen profesional harus sejak dini dalam memper-
yang harus dikelola dalam pendidikan, hal ini siapkan dirinya untuk menjadi tenaga pendidik
mengharuskan adanya sinergi antara berbagai yang berkompetensi sesuai standar yang telah di
komponen tersebut. tetapkan oleh pemerintah. Hal tersebut tentu
Salah satu komponen yang paling akan berpengaruh terhadap proses dan kepuasan
menentukan keberhasilan pendidikan adalah belajar siswa.
guru. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi Kegiatan praktek adalah salah satu
sorotan strategis ketika berbicara masalah pembelajaran yang penting untuk siswa SMK,
pendidikan, karena guru selalu terkait dengan karena lulusan siswa SMK dituntut untuk
komponen manapun dalam sistem pendidikan. mempunyai skil atau keterampilan. Mata diklat
Sukadi (2000:26) mengatakan bahwa “sebagai praktik memiliki proporsi yang lebih besar
seorang profesional, guru memiliki lima tugas daripada di SMU karena ini merupakan
pokok, yaitu merencanakan pembelajaran, implementasi dari ranah psikomotorik. Untuk itu
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pemb- mata diklat praktik memiliki arti strategis
elajaran, menindaklanjuti hasil pembelajaran, terhadap peningkatan kualitas lulusan yang di
serta melakukan bimbingan dan konseling”. hasilkan. Untuk menunjang kegiatan praktik
Seorang guru harus memiliki kinerja yang baik diperlukan sarana dan prasarana yang
terutama pada saat proses belajar berlangsung”. mendukung sesuai dengan syarat yang ada di
Guru diharapkan memiliki ilmu yang cukup dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
sesuai bidangnya, pandai berkomunikasi, (KTSP) dan mengikuti perkembangan teknologi
mengasuh dan menjadi teladan yang baik bagi dunia industri.
siswa. Guru merupakan salah satu komponen
Kinerja guru dalam merencanakan dan manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang
melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber
utama pencapaian kesuksesan pembelajaran daya manusia yang potensial dibidang
siswa. Proses pembelajaran ini sangat erat pembangunan. Oleh karena itu, guru merupakan
kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru salah satu unsur di bidang kependidikan
sebagai pembimbing atau fasilator belajar siswa. menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
Anwar (2000:67) mendefinisikan kinerja sebagai profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat
“Prestasi yang nampak sebagai bentuk yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru
keberhasilan kerja pada diri seseorang. tidak semata-mata sebagai pengajar yang
Keberhasilan kerja ditentukan dengan pekerjaan melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga
serta kemampuan seseorang pada bidang sebagai pendidik yang melakukan tranfer nilai-
tersebut”. nilai sekaligus sebagai pembimbing yang
Untuk menunjang kinerja guru, sarana memberikan pengarahan dan menuntun siswa
pembelajaran juga menjadi faktor penting. dalam belajar (Sardiman,2005:125).Tugas
Dengan adanya sarana yang memadai akan keprofesionalan guru seperti merencanakan
597 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 6, November 2016, hlm. 595-602
manusia dalam kawasannya sendiri dan belum memahami kurikulum sekolah yang
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam digunakan.
bahasannya dan peristilahannya. Hal ini terlihat juga pada hasil wawancara
Secara umum penelitian kualitatif bahwa sekolah dan guru belum benar-benar
bertujuan untuk memahami (understanding) mengsosialisasikan kurikulum sekolah pada
dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku guru-guru, khususnya guru bahasa Indonesia.
masyarakat menurut perspektif masyarakat itu Guru bahasa Indonesia di SMK negeri I Ketahun
sendiri.2 Dan penelitian kualitatif adalah salah juga belum mendapatkan pelatihan tentang
satu metode untuk mendapatkan kebenaran dan kurikulum baik dari dalam sekolah itu sendiri
tergolong sebagai penelitian ilmiah yang atau di luar sekolah. Hal ini sangat berpengaruh
dibangun atas dasar teoriteori yang berkembang pada kinerja guru bahasa indonesia dalam
dari penelitian dan terkontrol atas dasar empirik. memahami kurikulum dan pengembangannya
Jadi dalam penelitian kualitatif ini bukan hanya demi kemajuan pengembangan perangkat
menyajikan data apa adanya melainkan juga mengajar serta metode dan media yang
berusaha menginterpretasikan korelasi sebagai digunakan.
faktor yang ada yang berlaku meliputi sudut Berdasarkan hasil wawancara guru bahasa
pandang atau proses yang sedang berlangsung. Indonesia SMK negeri I Ketahun belum
Metode penelitian kualitatif berdasarkan menerapkan ketujuh prinsip tersebut dengan
pada pondasi penelitian, paradigma penelitian, sebagaimana mestinya. Karena memang mereka
perumusan masalah, tahap-tahap penelitian, belum benar-benar memahami kurikulum.
teknik penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaan KTSP disusun dengan memperhatikan
data dan analisis dan penafsiran data. hal-hal seperti peningkatan iman dan takwa serta
Sedang jenis penelitian yang dipakai oleh akhlak mulia, menjadi dasar pembentukan
peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif yang kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum
mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata disusun agar sejauh mungkin semua mata
cara kerja yang berlaku. Penelitian deskriptif pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan takwa serta akhlak mulia.
apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya Peningkatan potensi, kecerdasan, dan
terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
analisis dan menginterpretasikan kondisi kemampuan peserta didik. Pendidikan merupa-
yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata kan proses sistematik untuk meningkatkan
lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan martabat manusia secara holistik yang
untuk memperoleh informasi-informasi memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
mengenai keadaan yang ada. psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan
Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dengan itu, kurikulum disusun dengan
dirancang untuk mengumpulkan informasi memperhatikan potensi, tingkat perkembangan,
tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang minat, kecerdasan intelektual, emosional dan
sementara berlangsung. Pada hakikatnya sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu Guru bahasa Indonesia SMK Negeri I
metode dalam meneliti status sekelompok Ketahun tidak mengembangkan silabus yang
manusia, suatu objek dengan tujuan membuat berprinsip ilmiah. Keseluruhan materi dan
deskriptif, gambaran atau lukisan secara kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
fakta atau fenomena yang diselidiki. secara keilmuan.Silabus yang digunakan belum
mempunyai prinsip memadai, cakupan indikator,
HASIL DAN PEMBAHASAN materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,
Berdasarkan hasil analisis data terhadap 4 sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk
orang guru bahasa Indonesia SMK negeri I menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Ketahun dalam pemahaman terhadap kurikulum Silabus harus aktual dan kontekstual cakupan
belum sepenuhnya memahaminya, terlihat dari indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
hasil wawancara yang dilakukan peneliti sumber belajar, dan sistem penilaian memper-
memperlihatkan bahwa masih kurang memahami hatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
kurikulum yang digunakan apakah kurikulum K- mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa
13 atau KTSP. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang terjadi.
Syuraiani, Kinerja Guru bahasa Indonesia di SMK 600
Dalam penelitian ini, juga ditemukan guru harus memiliki persepsi pilosopis dan
masih ada guru yang tidak membawa rencana ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap
pembelajaran ke dalam kelas, dengan alasan dalam menyingkapai dan melaksanakan peker-
tidak dilihat saat terjadi proses pembelajaran jaannya.
karena materi pembelajaran yang diberikan Kompetensi pedagogik merupakan komp-
kepada siswa sudah hafal. Guru masih etensi inti guru, yaitu (1) Menguasai karakteristik
beranggapan kalau rencana pelaksanaan peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
pembelajaran hanya untuk memenuhi administrasi kultural, emosional, dan intelektual, (2)
kepada kepala sekolah untuk administrasi Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
kenaikan pangakat. pembelajaran yang mendidik, (3) Mengembang-
Guru bahasa Indonesia di SMK Negeri I kan kurikulum yang terkait dengan bidang
Ketahun tidak mengaitkan materi dengan pengembangan yang diampu, (4) Menyeleng-
realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran garakan kegiatan pengembangan yang mendidik,
sudah sesuai dengan kopetensi (tujuan) yang (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan
akan dicapai, dalam melaksanakan pembelajaran komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan
guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri I Ketahun kegiatan pengembangan yang mendidik, (6)
sudah melaksanakan rutinitas, menguasai kelas, Memfasilitasi pengembangan potensi peserta
melaksanakan pembelajaran, yang bersifat didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang yang dimiliki, (7) Berkomunikasi secara efektif,
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (8)
menyesuaikan pembelajaran, sesuai dengan Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
lokasi waktu yang direncanakan. dan hasil belajar, (9) Memanfaatkan hasil
Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri I penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
Ketahun dalam proses pembelajaran tidak pembelajaran, (10) Melakukan tindakan reflektif
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka Dalam melaksanakan tugas pokok yang
terhadap respon siswa dalam menumbuhkan terkait langsung dengan proses pembelajaran,
keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar, guru hanya melaksanakan tugas (1) meren-
memantau kemajuan belajar selama prose canakan pembelajaran; (2) melaksanakan
belajar. pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4)
Kinerja guru bahasa Indonesia di SMK membimbing dan melatih peserta pidik; (5)
Negeri I Ketahun tidak melaksanakan atau melaksanakan tugas tambahan.
memantau kemajuan belajar selama proses, Kurikulum adalah seperangkat rencana
melakukan penilaian akhir sesuai dengan dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
kopetensi, menggunakan bahan lisan dan tulisan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
secara jelas, baik, dan benar, dan melakukan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembela-
refleksi atau membuat rangkuman dengan jaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
melibatkan siswa. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
Secara keseluruhan kinerja guru di SMK nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
Negeri I Ketahun masih rendah. Hal ini kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
disebabkan karena kurang pemahaman guru dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
terhadap kurikulum yang digunakan di sekolah disusun oleh satuan pendidikan untuk
tersebut. Selain itu juga dikarenakan sekolah memungkinkan penyesuaian program pendidikan
belum mensosialisasikan dan memberikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
pelatihan kepada guru tersebut untuk mengikuti daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat
diklat baik di sekolah maupun di luar sekolah. Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
Kinerja guru, tidak terlepas pada kedudu- mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
kan guru sebagai tenaga profesional. Seorang menjamin pencapaian tujuan pendidikan
pekerja profesional, khususnya guru dapat nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
dibedakan dari seorang teknisi, karena disamping standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
menguasai sejumlah teknik serta prosedur kerja kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
tertentu, seorang pekerja profesional juga pembiayaan dan penilaian pendidikan.
ditandai adanya informedresponsivenes terhadap
implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. SIMPULAN DAN SARAN
Hal ini berarti seorang pekerja profesinal atau Simpulan
601 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 6, November 2016, hlm. 595-602
Dari hasil penelitian dan analisis, terhadap guru bahasa Indonesia SMK N I Ketahun
kinerja guru bahasa Indonesia di SMK Negeri I dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
ketahun, dalam pemahaman tentang kurikulum,
penyusunan silabus, penyusunan RPP, pelaksa- Saran
nanaan kegiatan belajar mengajar dan proses Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
penilaian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini akan disampaikan beberapa saran
berikut: yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
1. Kinerja guru Bahasa Indonesia di SMK pengambilan kebijakan, khususnya dalam rangka
Negeri I Ketahun pada pemahaman tentang mendorong terciptanya optimalisasi kinerja guru
kurikulum bahasaIndonesia di SMK Negeri I ketahun antara
sekolah belum menggunakan kurikulum seba laian:
gai pedoman penyelenggaraan kegiatan pemb 1. Perlu dilakukan peningkatan kemampuan
elajaran untuk mencapai tujuan pendidikan guru dalam pemahaman tentang kurikulum,
tertentu, selain itu guru bahasa Indonesia penyusunan silabus, penyusunan RPP, proses
SMK N I Ketahun tidak menggali potensi pembelajaran dan proses penilaian.
yang dimiliki daerah, kebutuhan, tantangan, 2. Kinerja guru dalam pemahaman kurikulum
dan keragaman kareteristik lingkungan merupakan penilaian yang dilakukan oleh
2. Kinerja guru dalam penyusunan silabus sudah kepala sekolah dan pengawas terhadap guru
dilakukan dengan menggunakan langkah- dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana
langkah penyusunan silabus, namun silabus pemahaman dan kinerja guru dalam hal
yang disusun belum relevan,cakupan,kedalam pemahaman tentang kurikulum. Selalu saling
an, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian berkomunikasi dengan guru-guru untuk
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat mendapatkan informasi -
perkembangan fisik, intelektual, soaial, informasi tentang pengajaran.
emosional dan spiritual peserta didik. Terlihat 3. Kinerja guru bahasa Indonesia dalam
dari silabus yang digunakan setiap tahunnya penyusunan silabus merupakan pengawasan
tidak berubah-ubah. kepala sekolah dan pengawas dengan
3. Kinerja guru Bahasa indonesia SMK Negeri I mengetahui sejauhmana pemahaman dan
Ketahun dalam penyusunan RPP. RPP yang kinerja guru dalam penyusunan silabus
digunakan setiap semesternya tidak apakah sudah sesuai dengan ketentuan KTSP
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakt- dan BSNP, sehingga guru sudah dapat
eristik peserta didik, kondisi sekolah, dan menyusun silabus dengan baik dan benar
kondisi sekolah, terlihat dari isi RPP yang dengan ketentuan yang berlaku.
tidak berubah disetiap semester dan tahunnya. 4. Kinerja guru dalam pembuatan RPP
Namun telah disusun sesuai dengan merupakan kinerja yang perlu mendapat
komponen-komponen yang ada di dalam bimbingan kepala sekolah dan pengawas
RPP. terhadap guru dengan tujuan untuk
4. Kinerja guru Bahasa Indonesia di dalam meningkatkan pemahaman guru dalam
proses pembelajaran, guru tidak melakukan penyusunan RPP dengan baik dan benar
kegiatan pendahuluan dengan megajukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan 5. Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya dengan materi yang akan merupakan pengawasan kepala sekolah dan
dipelajari, tidak menjelaskan tujuan pemb- pengawas dengan tujuan sejauhmana kinerja
elajaran, tidak melakukan eksplorasi dan guru dalam hal pelaksanaan pembelajaran,
konfirmasi, tidak menutup pelajaran dengan apakah sudah sesuai dengan dengan RPP
progran pengayaan dan tidak menggunakan yang sudah dibuat, apakah guru sudah
media pembelajaran. menggunakan media, strategi, dan sumber
5. Kinerja guru Bahasa Indonesia dalam belajar yang sesuai. Guru pelajaran perlu
pelaksanaaan evaluasi belum dilakukan secara mengadakan MGMP baik bersama guru mata
menyeluruh sesuai dengan langkah-langkah a) pelajaran di sekolah atau bekrjasama dengan
rencana pembelajran, b) teknik; c) bentuk, sekolah lain. Selain itu juga guru melakukan
dan d) instrumen. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan dalam penggunaan
langkah-langkah pelaksanaan penilaian dan metode dan pemanfaatan internet dan
pengolahan hasil penilaian belum dilakukan peningkatan kemampuan guru dalam
Syuraiani, Kinerja Guru bahasa Indonesia di SMK 602