Anda di halaman 1dari 10

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU SEBELUM DENGAN SESUDAH

BERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN PROSES


PEMBELAJARAN DI SMAN 1 TABANAN
Dewi Purwasih
Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha
Jl. Udayana No. 12C (Kampus Tengah) Singaraja, Bali

e-mail: dewipurwasih11@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini berlokasi di SMAN 1 Tabanan, yang bertujuan untuk mengetahui (1) kinerja guru
sebelum bersertifikasi dalam melaksanakan proses pembelajaran, (2) kinerja guru sesudah
bersertifikasi dalam melaksanakan proses pembelajaran, (3) perbedaan antara kinerja guru
sebelum dengan sesudah bersertifikasi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Analisis data yang
digunakan adalah deskriptif komparatif dengan analisis paired-samples t test menggunakan spss
16 for window. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) kinerja guru sebelum bersertifikasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran memiliki skor rata-rata 111,87 dan tergolong dalam kategori
sangat baik, (2) kinerja guru sesudah bersertifikasi dalam melaksanakan proses pembelajaran
memiliki skor rata-rata 113 dan tergolong dalam kategori sangat baik juga, (3) terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja guru sebelum bersertifikasi dengan sesudah bersertifikasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian memperoleh t hitung -
4,432 dengan probabilitas 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga H a diterima.

Kata Kunci: kinerja guru, proses pembelajaran, sertifikasi

Abstract
This research are located at SMAN 1 Tabanan, that aims to find (1) teachers performance before
certification in implementing learning process, (2) teachers performance after certification in
implementing learning process, (3) the differences of teachers performance before and after
certification in implementing learning process. The data is collected by interviewing and
documenting. The data analysis method uses comparative descriptive method, with t test paired-
samples analysis using SPSS 16 for Windows. The research concludes (1) the average score of
teachers performance before certification in implementing learning process is 111,87 and includes
in ‘very good’ category, (2) the average score of teachers performance after certification in
implementing learning process is 113 and also includes in ‘very good’ category, (3) there is a
significant difference found between the teachers performance before and after certification in
implementing learning process. This is proven by the research obtains t value -4,432 with 0,001
probability or less than 0,05 thus Ha is acceptable.

Keywords: certification, learning process, teachers performance

PENDAHULUAN profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan


Guru merupakan komponen yang memiliki kualifikasi akademik minimal
berpengaruh terhadap terciptanya proses Sarjana atau Diploma IV (S1/D-IV) yang
dan hasil pendidikan yang berkualitas. relevan dan menguasai kompetensi
Upaya perbaikan apapun yang dilakukan sebagai agen pembelajaran. Adapun yang
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dimaksud dengan kualifikasi akademik
tidak akan memberikan sumbangan yang adalah tingkat pendidikan formal yang telah
signifikan tanpa didukung oleh guru yang dicapai sampai guru mengikuti sertifikasi,
profesional. Undang-Undang RI Nomor 20 baik pendidikan gelar sarjana (S1, S2, dan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan S3) maupun nongelar (D4 atau Post
Nasional menyatakan guru adalah pendidik Graduate Diploma), baik di dalam maupun
di luar negeri dengan bukti fisik berupa bergantung kepada proses belajar
ijazah atau sertifikat diploma. Sedangkan mengajar yang dirancang dan dijalankan
kompetensi yang dimaksud merupakan secara profesional. Proses pembelajaran
satu kesatuan utuh yang menggambarkan tersebut mengandung serangkaian
potensi, pengetahuan, keterampilan dan perbuatan guru dan siswa atas dasar
sikap yang dinilai terkait dengan profesi hubungan timbal balik yang berlangsung
tertentu berkenaan dengan bagian-bagian dalam situasi edukatif untuk mencapai
yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan tujuan tertentu.Sejalan dengan hal tersebut,
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk Ambarita (2006: 66) menyatakan
menjalankan profesinya. Oleh karena itu, pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
kinerja guru menjadi syarat penting untuk “suatu sistem atau proses membelajarkan
mencapai keberhasilan pendidikan. subyek didik/pelajar yang direncanakan
Sebagai upaya meningkatkan atau didesain, dilaksanakan, dan dievalusi
kinerja guru, pemerintah melaksanakan secara sistematis agar subyek
program sertifikasi guru. Sertifikasi guru didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-
adalah proses pemberian sertifikat pendidik tujuan pembelajaran secara efektif dan
kepada guru. Idealnya guru yang telah efisien”. Pengertian tersebut menunjukkan
memiliki sertifikat pendidik dapat membuat bahwa pembelajaran dapat dipandang
perencanaan pembelajaran dan sebagai suatu proses maupun suatu
melaksanakannya dengan baik. Guru sistem.
bersertifikat pendidik seharusnya lebih Sebagai suatu proses,
profesional dibandingkan saat belum pembelajaran merupakan rangkaian upaya
memiliki sertifikat pendidik. Namun, atau kegiatan guru dalam rangka membuat
fenomena di lapangan sehubungan dengan peserta didik belajar. Sedangkan, apabila
sertifikasi guru menunjukkan bahwa masih pembelajaran sebagai suatu sistem,
dijumpai guru yang belum mampu membuat pembelajaran terdiri dari sejumlah
perencanaan dan pelaksanaan komponen. Menurut Hamalik (2009),
pembelajaran dengan baik serta masih sebagai sebuah sistem, pembelajaran
menunjukkan pola kerja kurang profesional. terdiri dari komponen-komponen yang
Selain itu tidak terlihat adanya perbedaan berinterelasi dan berinteraksi antara satu
yang signifikan antara guru bersertifikat dengan lainnya untuk mencapai tujuan
pendidik dengan guru yang belum pembelajaran yang telah ditetapkan.
bersertifikat pendidik. Oleh karena itu, Adapun komponen-komponen yang
sekolah perlu untuk melakukan supervisi dimaksud meliputi; (1) tujuan pembelajaran,
sebagai upaya untuk membantu guru merupakan sesuatu yang
mengembangkan kemampuannya diharapkan/diinginkan dari subyek belajar,
mengelola proses pembelajaran (Arikunto, sehingga dapat memberikan arah terhadap
2004). pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Kegiatan belajar mengajar atau Tujuan pembelajaran harus dirumuskan
proses pembelajaran adalah suatu kondisi karena akan membantu guru dalam
yang dengan sengaja diciptakan di dalam merencanakan program dan kegiatan
sebuah pendidikan. Keberhasilan dalam pengajaran, memudahkan pengawasan dan
melaksanakan proses pembelajaran penilaian hasil belajar sesuai yang
menjadi tolok ukur pencapaian suatu diharapkan, dan memberikan pedoman
pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bagi siswa dalam menyelesaikan materi
bahwa dalam keseluruhan proses dan kegiatan belajar. (2) peserta didik,
pendidikan tersebut, kegiatan belajar adalah salah satu komponen manusiawi
mengajar merupakan kegiatan yang paling yang menempati posisi sentral dalam
utama. Hal ini sesuai dengan pernyataan proses belajar mengajar. Hal ini
yang disampaikan Suryosubroto (2002: 3) dikarenakan siswa di dalam interaksi
bahwa “proses belajar mengajar belajar mengajar merupakan subyek yang
merupakan inti dari kegiatan pendidikan di akan mencapai tujuan pembelajaran dalam
sekolah”. Hal ini berarti bahwa berhasil atau bentuk hasil belajar. (3) tenaga pendidik
tidaknya pencapaian pendidikan banyak (guru), adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses pembelajaran (Aqib, 2007). Oleh sebab itu, seorang guru
yang ikut berperan dalam usaha harus memiliki keterampilan mengajar,
pembentukan sumber daya manusia dalam mengelola tahapan pembelajaran,
sebuah pendidikan. Keberhasilan guru memanfaatkan metode yang tersedia
melaksanakan peranannya dalam bidang menggunakan media dan mengalokasikan
pendidikan sebagian besar terletak pada waktu. Keterampilan-keterampilan tersebut
kemampuannya melaksanakan berbagai dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar
peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar sehingga dapat berlangsung
mengajar dan belajar. (4) perencanaan secara efektif dan efisien. Selain harus
pembelajaran, merupakan salah satu faktor memiliki keterampilan mengajar, seorang
yang menyebabkan keberhasilan dalam guru juga harus menyadari perannya dalam
suatu proses pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran. Menurut Usman
itu, sebelum memulai suatu kegiatan (2005) peranan guru yang paling dominan
pembelajaran, terlebih dahulu seorang guru dalam proses pembelajaran adalah guru
harus menyiapkan perencanaan. (5) sebagai; (1) demonstrator, artinya sebagai
strategi dan metode pembelajaran, sebagai seorang demonstrator guru hendaknya
komponen proses pembelajaran, strategi senantiasa menguasai bahan atau materi
bisa diartikan sebagai pola-pola umum pelajaran yang akan diajarkan, serta
kegiatan guru dan anak didik dalam berusaha meningkatkan dan
perwujudan kegiatan belajar mengajar mengembangkan ilmu pengetahuan yang
untuk mencapai tujuan yang telah dimilikinya. Kemampuan guru dalam
ditetapkan. Di dalam strategi pembelajaran penguasaan pengetahuan akan sangat
terdapat metode dan teknik yang digunakan menentukan hasil belajar yang dicapai oleh
untuk melaksanakan proses pembelajaran. siswa. (2) pengelola kelas, dalam
Metode dan teknik tersebut digunakan kapasitasnya sebagai pengelola kelas,
untuk mempengaruhi peserta didik agar seorang guru dituntut untuk bisa
mencapai tujuan pembelajaran secara lebih menciptakan suasana kelas menjadi
efektif dan efisien. (6) media kondusif, sehingga proses transformasi
pembelajaran/alat peraga, dapat diartikan pengetahuan dari guru ke siswa atau
sebagai wahana penyalur informasi belajar proses pertukaran ilmu dan pengetahuan
atau penyalur pesan yang berperan untuk diantara siswa yang satu dengan yang
membantu mengefektifkan komunikasi yang lainnya bisa berjalan dengan baik. (3)
terjadi di dalam sebuah proses mediator dan fasilitator, artinya guru
pembelajaran. (7) evaluasi pembelajaran sebagai mediator memiliki peranan
dan tindak lanjut pembelajaran, sebagai mendorong dan menjembatani siswa dalam
salah satu komponen dalam proses upaya membangun pengetahuan, sikap dan
pembelajaran, kegiatan evaluasi mencakup kemampuan diri. Istilah mediator
dua hal yaitu evaluasi produk dan evaluasi menunjukkan bahwa seorang guru
proses. Evaluasi produk diarahkan pada berperan untuk mengatur hubungan yang
keberhasilan belajar anak didik, sedangkan efektif antara siswa dengan bahan
evaluasi proses diarahkan pada pelajaran yang akan ditransformasikan
keberhasilan guru dalam mengajar. (Arsyad, 2007). (4) sebagai evaluator,
Evaluasi dilaksanakan untuk memberi dalam setiap kegiatan belajar mengajar
motivasi bagi guru maupun siswa agar lebih hendaknya guru melakukan evaluasi atau
giat belajar dan meningkatkan proses penilaian, karena dengan penilaian guru
berpikirnya. Keseluruhan masing-masing dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
komponen tersebut akan berinteraksi dalam tujuan, penguasaan siswa terhadap
kegiatan belajar mengajar. Interaksi yang pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan
terjadi antar komponen akan menentukan metode mengajar.
sejauh mana tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Berdasarkan peranan guru yang
Di dalam proses pembelajaran telah disampaikan tersebut, dapat
tersebut, guru memegang kendali utama dikatakan bahwa tenaga pendidik atau guru
untuk keberhasilan tercapainya tujuan adalah komponen yang menjadi penentu
utama tercapainya keberhasilan mengandung makna suatu profesi erat
pendidikan. Sesuai dengan pernyataan kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan
Usman (2005: 4) bahwa “proses belajar- tertentu yang dengan sendirinya menuntut
mengajar merupakan inti dari proses keahlian, pengetahuan, dan keterampilan
pendidikan secara keseluruhan dengan tertentu pula. Demikian pula halnya jabatan
guru sebagai pemegang peranan utama”. guru juga merupakan sebuah profesi
Dengan kata lain, guru memiliki tanggung kependidikan yang memerlukan keahlian
jawab yang paling utama dalam khusus sebagai guru. Seperti yang
menjalankan proses pembelajaran. Oleh dinyatakan oleh Hamalik (2009: 117) bahwa
karena itu, keberhasilan belajar mengajar “jabatan guru dikenal sebagai suatu
lebih banyak ditentukan oleh guru. pekerjaan profesional, artinya jabatan ini
Sebagai sebuah profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus”.
memiliki peranan penting dalam pendidikan, Adapun keahlian khusus yang harus dimiliki
guru senantiasa dituntut untuk selalu oleh seorang guru profesional yaitu guru
meningkatkan kinerjanya terutama dalam harus memiliki kompetensi yang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dipersyaratkan untuk melakukan tugas
Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi pendidikan dan pengajaran meliputi
yang tampak sebagai bentuk keberhasilan pengetahuan, sikap dan keterampilan
kerja pada diri seseorang yang ditentukan profesional baik yang bersifat pribadi, sosial
dengan pekerjaan serta kemampuannya maupun akademis.
pada bidang tersebut. Kinerja seseorang Undang-undang No. 14 tahun 2005
dikatakan baik dan memuaskan apabila tentang Guru dan Dosen menyatakan
tujuan tercapai sesuai dengan standar yang bahwa guru profesional harus memiliki
telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan empat standar kompetensi yaitu
pernyataan yang dikemukakan Sulistyorini kompetensi pedagogik, kompetensi
(dalam Saondi, 2010: 20) bahwa “kinerja profesional, kompetensi kepribadian, dan
adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kompetensi sosial (pasal 10). Keempat
kelompok orang dalam melaksanakan kompetensi tersebut harus dibuktikan
tugas dan tanggung jawabnya serta dengan memiliki sertifikat pendidik yang
kemampuan untuk mencapai tujuan dan hanya bisa didapatkan melalui program
standar yang telah ditetapkan”. sertifikasi.
Berdasarkan definisi kinerja tersebut, dapat Istilah sertifikasi dalam makna
disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kamus berarti surat keterangan (sertifikat)
kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dari lembaga berwenang yang diberikan
dalam melaksanakan tugas atau kepada jenis profesi dan sekaligus
pekerjaannya. pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan
Seorang guru agar dikatakan profesi untuk melaksanakan tugas.
memiliki kinerja yang baik harus menguasai Sertifikasi terhadap profesi guru dilakukan
materi yang akan diajarkan dan cara oleh perguruan tinggi penyelenggara
mengajarkannya, sehingga pembelajaran pengadaan tenaga kependidikan, yang
dapat berlangsung secara efektif dan terakreditasi dan ditetapkan oleh
efisien (Saondi, 2010). Hal ini disebabkan pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru
karena pekerjaan guru tidaklah mudah dan meliputi peningkatan kualifikasi dan uji
tidak dapat dilakukan oleh sembarang kompetensi. Menurut Kunandar (2007: 79)
orang, melainkan harus memenuhi “sertifikasi profesi guru adalah proses untuk
beberapa persyaratan sebagai pendukung memberikan sertifikat kepada guru yang
dan penunjang pelaksanaan profesi. telah memenuhi standar kualifikasi dan
Menurut Saudagar (2009: 5) “profesi adalah standar kompetensi”. Berdasarkan
suatu keahlian (skill) dan kewenangan ketentuan Pasal 1 ayat (11) Undang-
dalam suatu jabatan tertentu yang Undang Guru dan Dosen (UUGD) sertifikasi
mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, adalah proses pemberian sertifikat pendidik
sikap, dan keterampilan) tertentu secara untuk guru atau dosen. Dasar hukum
khusus yang diperoleh dari pendidikan tentang perlunya sertifikasi guru dinyatakan
akademis yang intensif”. Hal ini dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen, pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
bahwa guru harus memiliki kualifikasi profesional. Sertifikasi menjadi sebuah
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, mekanisme bagi masyarakat untuk
sehat jasmani dan rohani serta memiliki membedakan praktik pendidikan yang
kemampuan untuk mewujudkan tujuan bermutu dan profesional. Melalui sertifikasi
pendidikan nasional. Dapat disimpulkan guru masyarakat mendapatkan jaminan dan
bahwa sertifikat pendidik, adalah surat kepastian tentang mutu dan keabsahan
keterangan yang diberikan suatu lembaga proses pendidikan yang diselenggarakan di
pengadaan tenaga kependidikan yang sekolah. (3) meningkatkan kesejahteraan
terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan guru. Guru yang telah disertifikasi berhak
profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan tunjangan profesional
pendidikan minimum dan menguasai setara dengan gaji pokok satu bulan.
kompetensi minimal sebagai agen Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
pembelajaran. tingkatan kesejahteraan guru pasca
Program sertifikasi tersebut memiliki sertifikasi akan semakin baik, dan guru
tujuan untuk; (1) menentukan kelayakan dapat berkonsentrasi untuk melaksanakan
guru dalam melaksanakan tugas sebagai tugas pokoknya sebagai pengajar dan
agen pembelajaran dalam rangka pendidik di sekolah. (Payong, 2012).
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dengan adanya program sertifikasi
Sertifikasi dalam konteks ini sebagai suatu tersebut, pemerintah berharap kinerja guru
mekanisme seleksi terhadap guru-guru akan meningkat dan pada gilirannya mutu
yang unggul yang diharapkan dapat pendidikan nasional akan meningkat pula.
menunaikan tugas sebagai guru profesional Hal ini dikarenakan kinerja guru sangat
untuk mewujudkan tujuan pendidikan penting untuk diperhatikan karena guru
nasional. (2) meningkatkan mutu proses mengemban tugas profesional. Seperti
dan hasil pendidikan. Guru menjadi salah yang dinyatakan oleh Muslich (2007: 8)
satu aset penting yang menjadi penentu bahwa “peningkatan mutu guru lewat
kualitas pendidikan secara nasional. program sertifikasi ini sebagai upaya
Karena itu melalui sertifikasi guru, peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya
diharapkan dapat meningkatkan mutu adalah apabila kompetensi guru bagus
proses dan hasil pendidikan. (3) yang diikuti dengan penghasilan bagus,
meningkatkan martabat guru. Melalui diharapkan kinerjanya juga bagus. KBM
sertifikasi guru maka wibawa dan yang bagus diharapkan dapat membuahkan
martabatnya sebagai seorang profesional pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah
dapat dijaga bahkan ditingkatkan. (4) yang mendasari bahwa guru perlu
meningkatkan profesionalisme guru. disertifikasi”.
Sebagai seorang profesional, maka
kompetensi dan profesionalisme guru perlu
dibuktikan dengan dilakukan uji kompetensi METODE
melalui program sertifikasi (Payong, 2012). Pengumpulan data dalam penelitian ini
Adapun manfaat sertifikasi adalah (1) dilakukan dengan menggunakan metode
melindungi profesi guru dari praktik-praktik dokumentasi dan wawancara. Metode
yang tidak kompeten yang dapat merusak dokumentasi yang dimaksud dilakukan
citra guru. Sertifikasi adalah sebuah bentuk guna pengumpulan data berupa penilaian
pengakuan terhadap profesionalisme guru. kinerja guru dalam proses pembelajaran
Dengan disertifikasi maka profesi guru yang merupakan hasil supervisi kepala
terlindungi sebagai sebuah profesi yang sekolah. Sedangkan wawancara dilakukan
bermartabat karena dengan itu dapat terhadap pimpinan sekolah untuk
diketahui praktik-praktik guru yang mengetahui kinerja guru secara umum
profesional dan yang tidak profesional. Hal dalam proses pembelajaran. Populasi
ini dilakukan mengingat pekerjaan guru di dalam penelitian ini adalah guru-guru yang
masa lalu dapat dimasuki oleh siapa saja telah lulus program sertifikasi sejumlah 67
dari latar belakang kualifikasi pendidikan. orang, sedangkan sampel yang digunakan
(2) melindungi masyarakat dari praktik adalah guru yang telah lulus program
sertifikasi pada tahun 2010 sejumlah 15 for windows dengan menggunakan analisis
orang karena memiliki penilaian kinerja baik paired-samples t test.
sebelum maupun sesudah bersertifikasi.
Sumber data yang digunakan adalah data HASIL DAN PEMBAHASAN
sekunder yang diperoleh dari sekolah Berdasarkan data yang berhasil
berupa data jumlah guru dan arsip penilaian dikumpulkan dari hasil supervisi kinerja
kinerja guru melalui supervisi kepala guru di SMA N 1 Tabanan, menunjukkan
sekolah. Analisis yang digunakan dalam skor tertinggi kinerja guru sebelum
penelitian ini adalah deskriptif komparatif bersertifikasi adalah 119 dengan skor
dengan menggunakan teknik analisis data maksimal 120, sedangkan skor terendah
yaitu t test untuk menguji perbedaan kinerja 103 dengan skor minimal 30. Secara rinci
guru sebelum bersertifikasi dengan data skor kinerja guru sebelum
sesudah bersertifikasi. Pengujian hipotesis bersertifikasi dalam proses pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan spss 16 ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Skor Kinerja Guru Sebelum Bersertifikasi
No. Komponen Skor Rata-Rata Kategori
1 Kegiatan Pendahuluan 18,93 sangat baik
2 Kegiatan Pembelajaran 73,64 sangat baik
3 Kegiatan Penutup 19,27 sangat baik

Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa Skor penilaian kinerja guru sesudah
skor rata-rata kinerja guru dalam proses bersertifikasi dalam proses pembelajaran
pembelajaran sebelum bersertifikat yang dicapai oleh sampel adalah 119
pendidik adalah 111,87. Hasil ini dengan skor maksimal 120, sedangkan
menunjukkan bahwa kinerja guru sebelum skor terendah 104 dengan skor minimal 30.
bersertifikasi dilihat dari pelaksanaan Secara rinci data skor kinerja guru sesudah
proses pembelajaran pada SMA Negeri 1 bersertifikasi dalam proses pembelajaran
Tabanan tergolong dalam kategori sangat ditunjukkan dalam Tabel 2.
baik.
Tabel 2. Skor Kinerja Guru Sesudah Bersertifikasi
No. Komponen Skor Rata-Rata Kategori
1 Kegiatan Pendahuluan 19,47 sangat baik
2 Kegiatan Pembelajaran 74,06 sangat baik
3 Kegiatan Penutup 19,47 sangat baik

Dari Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa guru yang sama, yaitu berada pada
skor rata-rata kinerja guru dalam proses kategori sangat baik. Namun dilihat dari
pembelajaran sesudah bersertifikat rata-rata skor yang diperoleh menunjukkan
pendidik adalah 113. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara kinerja guru
bahwa kinerja guru sesudah bersertifikasi sebelum bersertifikasi dengan kinerja guru
dilihat dari pelaksanaan proses sesudah bersertifikasi yaitu 111,87 dan
pembelajaran pada SMA Negeri 1 Tabanan 113. Secara rinci, perbedaan kinerja guru
tergolong dalam kategori sangat baik. sebelum dan sesudah bersertifikasi di SMA
Kinerja guru sebelum bersertifikasi dan Negeri 1 Tabanan dapat dilihat pada Tabel
sesudah bersertifikasi di SMA Negeri 1 3.
Tabanan memiliki kategorisasi skor kinerja
Tabel 3. Perbedaan Rata-Rata Skor Kinerja Guru

Skor
No. Sub Komponen dan Butir Komponen
Sebelum Sesudah
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik 59 59
b. Melakukan apersepsi 59 59
c. Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai 52 58
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan 57 59
uraian kegiatan sesuai/kesiapan bahan ajar
e. Penampilan guru 57 57
Total Skor 284 292
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
EKSPLORASI
a. Melibatkan siswa dalam memberi informasi dan 53 53
belajar dari aneka sumber dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru
b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, 52 53
media pembelajaran dan sumber belajar lainnya
c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta 58 59
antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya
d. Melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai 58 57
kegiatan pembelajaran
e. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di 51 52
laboratorium, studio atau lapangan
ELABORASI
a. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang 56 57
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna
b. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, 57 57
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun tertulis
c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, 56 56
menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa ada
rasa takut
d. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif 51 51
dan kolaboratif
e. Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat 53 53
untuk meningkatkan prestasi belajar
f. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi 56 56
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara
individual atau kelompok
g. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja 58 59
secara individual atau kelompok
h. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, 49 59
festival, serta produk yang dihasilkan
i. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang 57 57
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
siswa
KONFIRMASI
a. Memberikan umpan balik positif dan 60 60
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil 58 59
eksplorasi dan elaborasi siswa melalui
berbagai sumber
c. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi 51 51
untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
d. Berfungsi sebagai narasumber dan 59 60
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa yang menghadapi kesulitan
e. Membantu menyelesaikan masalah siswa 55 55
dalam melakukan pengecekan akhir
eksplorasi
f. Memberikan motivasi kepada siswa yang 56 57
kurang aktif dan memberikan informasi
untuk bereksplorasi lebih jauh
Total Skor 1104 1111
3. Penutup
a. Membuat rangkuman atau simpulan 57 60
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi 55 55
terhadap kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan
c. Memberikan umpan balik terhadap proses 59 59
hasil pembelajaran
d. Memberi tugas terstruktur (PT) dan 59 59
kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)
e. Menyampaikan rencana pembelajaran 59 59
pada pertemuan berikutnya
Total Skor 289 292

Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tabanan.


dilihat 30 aspek yang digunakan oleh SMA Dari analisis tersebut diperoleh t hitung
Negeri 1 Tabanan untuk menilai kinerja sebesar -4,432, yang menunjukkan bahwa
guru dalam melaksanakan proses perolehan skor sesudah lebih besar
pembelajaran. Penilaian tersebut daripada sebelum bersertifikasi.
menunjukkan kinerja guru sebelum dan Dengan kata lain, secara
sesudah bersertifikasi berada pada kategori keseluruhan rata-rata skor kinerja guru
yang sama yaitu sangat baik. Meskipun dalam melaksanakan proses pembelajaran
demikian perolehan skor rata-rata cenderung mengalami peningkatan
menunjukkan adanya perbedaan. Skor rata- sesudah bersertifikasi dibandingkan
rata sebelum sertifikasi adalah 111,87 sebelum bersertifikasi. Berdasarkan hal
sedangkan sesudah sertifikasi adalah 113. tersebut, sertifikasi yang dilaksanakan oleh
Dari hasil pengujian hipotesis pemerintah dikatakan dapat mendorong
menggunakan analisis paired-samples t kinerja guru menjadi lebih baik. Hal ini
test, menunjukkan bahwa terdapat sesuai dengan tujuan pelaksanaan program
perbedaan yang signifikan antara kinerja sertifikasi yaitu kompetensi guru yang baik
guru sebelum bersertifikasi dengan kinerja diikuti dengan peningkatan penghasilan,
guru sesudah bersertifikasi dalam maka diharapkan kinerja guru akan
melaksanakan proses pembelajaran pada meningkat pula (Muslich, 2007).
Meskipun demikian, dari data skor tergolong ke dalam kategori sangat baik.
kinerja guru yang diperoleh menunjukkan Kinerja guru sesudah bersertifikasi dalam
bahwa tidak semua guru mengalami melaksanakan proses pembelajaran
peningkatan kinerja. Sebagian guru ada memiliki skor tertinggi 119 dengan skor
yang memperoleh skor sama dengan maksimal 120, dan skor terendah 104
sebelum bersertifikasi. Hal ini dengan skor minimal 30. Rata-rata skor
mengindikasikan bahwa guru tersebut yang diperoleh oleh guru sebelum
masih belum menunjukkan adanya bersertifikasi adalah 113 dan tergolong ke
peningkatan sesudah bersertifikasi. dalam kategori sangat baik. Terdapat
Oleh karena itu, kinerja guru di SMA perbedaan yang signifikan antara kinerja
Negeri 1 Tabanan dapat dikatakan belum guru sebelum bersertifikasi dengan
maksimal dalam melaksanakan kegiatan sesudah bersertifikasi dalam melaksanakan
pembelajaran karena masih bisa proses pembelajaran di SMA Negeri 1
ditingkatkan bagi seorang guru yang telah Tabanan. Berdasarkan hasil pengujian
memiliki sertifikat pendidik. hipotesis diperoleh nilai t dengan analisis t
Berdasarkan wawancara dengan test sebesar -4,432 dengan probabilitas
pimpinan sekolah dan beberapa guru, 0,001 (lebih kecil dari taraf signifikansi
peningkatan kinerja guru dalam 0,05). Hasil t test tersebut menunjukkan
melaksanakan proses pembelajaran bahwa skor kinerja guru sesudah
sesudah lulus sertifikasi disebabkan karena bersertifikasi mengalami peningkatan atau
adanya motivasi yang lebih baik bagi guru lebih tinggi dari skor kinerja guru sebelum
untuk melaksanakan kegiatan bersertifikasi.
pembelajaran. Motivasi tersebut timbul dari Berdasarkan simpulan yang diperoleh
dalam diri guru yang selalu dituntut untuk dari hasil penelitian ini, maka dapat
lebih profesional dalam menjalankan dikemukakan saran-saran yaitu program
pekerjaannya. Hal ini dikarenakan untuk sertifikasi sebagai salah upaya pemerintah
dapat lulus dalam program sertifikasi untuk meningkatkan kinerja guru,
tersebut, seorang guru harus memenuhi hendaknya selalu dipertahankan dan
syarat yaitu kualifikasi akademik dan juga dilaksanakan. Karena dengan adanya
menguasai kompetensi guru. program sertifikasi akan menjamin kualitas
Selain itu, pimpinan sekolah juga dan kesejahteraan guru.
selalu melakukan pengawasan terhadap Selain itu, supervisi oleh kepala sekolah
kinerja guru salah satunya dengan terhadap kinerja guru sangat menentukan
melaksanakan supervisi kegiatan motivasi seorang guru untuk meningkatkan
pembelajaran. Kepala sekolah bertugas kinerjanya dalam proses pembelajaran.
memberikan bimbingan, bantuan, dan Oleh karena itu, pengawasan oleh pimpinan
pengawasan pada masalah-masalah yang sekolah melalui kegiatan supervisi tersebut
berhubungan dengan pengembangan hendaknya terus dilakukan secara
pengajaran berupa perbaikan program dan sistematis dan berkelanjutan.
kegiatan belajar mengajar. Sasaran Kinerja guru yang baik akan sangat
supervisi tersebut ditujukan kepada situasi menentukan kualitas dan mutu pendidikan.
belajar mengajar yang bertujuan mencapai Oleh karena itu, bagi guru yang telah lulus
mutu pendidikan yang lebih optimal.
program sertifikasi harus selalu berusaha
untuk mempertahankan dan meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN kemampuan khususnya dalam
Dari hasil penelitian maka dapat merencanakan dan melaksanakan proses
ditarik kesimpulan yaitu kinerja guru pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan
sebelum bersertifikasi dalam melaksanakan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan
proses pembelajaran memiliki skor tertinggi sesuai dengan bidang pekerjaan, dan
119 dengan skor maksimal 120, dan skor
selalu berusaha mengembangkan wawasan
terendah 103 dengan skor minimal 30.
Rata-rata skor yang diperoleh oleh guru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
sebelum bersertifikasi adalah 111,87 dan dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Alben. 2006. Manajemen
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar


Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007.


Profesionalisme Guru dan
Pengawas
Sekolah. Bandung: Yrama Widya

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar


Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kunandar. 2007. Guru Profesional:


Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan
sukses dalam sertifikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru


Menuju Profesionalisme Pendidik.
Jakarta: Bumi Aksara

Payong, Marselus R. 2012. Sertifikasi


Profesi Guru. Jakarta: PT. Indeks

Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2009.


Etika Profesi Keguruan. Bandung:
Refika Aditama

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus. 2009.


Pengembangan Profesionalitas
Guru. Jakarta: Gaung Persada
Press

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar


Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT
Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional

Usman, Uzer. 2005. Menjadi Guru


Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai