Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau kelayakan tujuan suatu
subjek oleh perencana dengan membandingkannya terhadap target dan tujuan yang
Menurut Azwar yang dikutip oleh Sulaeman (2011) evaluasi suatu proses untuk
menentukan nilai atau tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau suatu program dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah
saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.
program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program
tersebut.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini paparan tahapan evaluasi:
dapat mengacu pada program. Banyak terdapat aspek aspek yang kiranya dapat
terlebih dahulu desain evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-
tahapan kerja apa saja yang dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, sarta apa
dapat dilakukan secara efektif dan efesian, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah
4. Pengolahan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk
menghasilkan gap. Besar gap akan disesuaikan dengan tolok ukur tertentu
5. Pelaporan hasil evaluasi. Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-
6. Tindak lanjut hasil evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi
(Husein, 2003).
Meskipun kelima fungsi manajemen terpisah satu sama lain, tetapi sebagai
suatu kesatuan kegiatan, dimana kelimanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
berhubungan satu sama lain. Kelima fungsi ini bersifat sekuensial artinya fungsi yang
satu mendahului fungsi yang lainnya, di mana aktivitas manajerial dimulai dengan
(organizing).
menetapkan personalia dengan kualifikasi yang tepat. Kemudian individu atau tim
yang bekerja dalam organisasi digerakkan dan diarahkan agar mereka bertindak atau
Akhirnya semua aktivitas dikontrol untuk mengetahui sejauh mana hasil yang
dicapai sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan (controling), kemudian
hasil yang dicapai dibandingkan dengan tolok ukur atau kinerja yang telah ditetapkan,
dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap
sebagai suatu alat pembanding sebelum dan sesudah dampak program, tetapi evaluasi
harus dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan kebijakan atau
dapat dicontoh/ditiru ditempat lain atau pengalaman kegagalan agar jangan terulang
ditempat lain.
pemanfaatan berbagai sumber daya, baik dana, tenaga, metode maupun saran-
prasarana.
Penilaian ini lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program, apakah sudah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksud
Tujuan evaluasi adalah menentukan apa tingkat, apa sasaran dan tujuan yang
telah dicapai sehingga program yang telah diimplementasikan diketahui sudah sejauh
Pada dasarnya tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan bahan-
dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis (Rowitz, 2011). Fungsi
evaluasi berbeda dengan fungsi monitoring (pengawasan). Perbedaan ini terletak pada
sasarannya, sumber data dan siapa yang akan melaksanakannya. Perbedaan ini dapat
akan datang.
(resources) saat ini serta dimasa datang, karena tanpa adanya evaluasi akan
terjadi pemborosan sumber dana dan daya yang sebenarnya dapat diadakan
1. Model Linier
dilakukan dengan melihat urutan peristiwa yang terjadi dimana perencanaan yang
dan akhirnya program di evaluasi. Ini merupakan urutan yang biasa dilakukan karena
anggapan bahwa evaluasi biasa dilakukan setelah program dilaksanakan dan ini
Model lain dari model linier adalah model non liner. Pendekatan ini
untuk bias terus melihat apakah program berjalan dengan baik atau tidak serta melihat
1984)
Dimensi utama evaluasi diarahkan kepada hasil, manfaat, dan dampak dari
program. Pada prinsipnya yang perlu dibuat perangkat evaluasi yang dapat diukur
dikelompokkan atas sumber daya manusia (human resource) dan sumber daya non
manusia (non human resource) yang meliputi sumber daya finansial (financial),
sumber daya fisik (physical resource), serta sumber daya sistem dan teknologi
apakah sumber daya yang dimanfaatkan sudah sesuai dengan standard dan kebutuhan.
2. Proses (Process)
apakah metode yang dipilih sudah efektif, bagaimana dengan motivasi staf dan
komunikasi diantara staf dan sebagainya. Proses ini dapat dikaitkan dengan fungsi
dengan sebuah idea atau perhatian yang khusus ditujukan untuk situasi tertentu.
Perencanaan adalah usaha untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu benar-
Perencanaan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan jawaban atas
2) Pengorganisasian
wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
dimiliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunaannya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi (Muninjaya, 2004).
membuat organisasi mencapai tujuannya (Robbins & Udaya, 1994). Tugas-tugas staf
yang dianut.
Pelaksanaan adalah usaha untuk menciptakan iklim kerja sama diantara staf
pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
dengan staf ataupun dengan pihak luar yang mempunyai kaitan dengan Puskesmas
sangat diperlukan dalam pelaksanaan dari fungsi manajemen ini (McMahon &
Kumala, 1999).
dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Ketika program yang telah direncanakan
tidak sesuai maka dapat diambil langkah untuk memodifikasi program yang telah
untuk mengkaji kemajuan terhadap tujuan yang diinginkan, sumber yang digunakan
dan pencapaian dari outcome dan dampaknya (Kurniati dan Efendi, 2012).
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih
diefisienkan, dan tugas-tugas staf dapat dipantau secara berkelanjutan oleh pimpinan
1. Evaluasi Formatif
program dengan tujuan untuk mengubah atau memperbaiki program. Evaluasi ini
dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan didasarkan atas
kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau waktu yang relative pendek.
Manfaat evaluasi formatif ini terutama untuk memberikan umpan balik kepada
dihadapi.
2. Evaluasi Sumatif
keseluruhan dari suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program, guna
oleh pasien, makin sempurna kepuasaan yang dirasakan pasien maka semakin
bermutu pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan lahir dari berbagai program yang
pelayanan yang terbaik membutuhkan berbagai strategi sehingga pasien merasa puas
jika datang ke pelayanan kesesehatan. Untuk itu dalam penerapan mutu dalam
a) Strength (Kekuatan)
b) Weakness (Kelemahan)
c) Oppurtunity (Peluang)
Oppurtunity adalah situasi dan kondisi yang merupakan peluang diluar diri
dimasa depan.
d) Threat (Tantangan)
di masa depan.
Kerangka SWOT merupakan matriks dua kali dua. Pembuatan matriks ini
bertujuan utnuk membantu mengidentifikasi dimana posisi sebuah program saat ini,
sumber daya yang dapat segera dimanfaatkan dan masalah yang belum juga dapat
diselesaikan. Dengan melakukan hal seperti ini kita dapat melihat dan
mengidentifikasi dimana/kapan sumber daya baru, keterampilan atau mitra baru akan
kematian wanita ketika hamil atau dalam 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa
dengan atau menjadi lebih buruk karena kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan
Kematian Ibu/AKI) adalah rasio antara jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup.
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung.
a. Penyebab utama medis langsung dari kematian ibu adalah faktor yang
b. Penyebab utama medis tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit
kardio-vaskuler.
Semua kondisi ini menjadi faktor yang mempersulit kehamilan, atau sebaliknya
c. Penyebab lainnya yang termasuk pada level mikro (proximate level) adalah
perawatan persalinan
kesehatan yang kurang terlatih, jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan,
2) Sebagian besar kematian ibu terjadi selama menuju layanan kesehatan dan
f. Penyebab lainnya pada level makro (distant level) yaitu kematian ibu disebabkan
keputusan.
Penurunan angka kematian ibu dan anak selama ini terus menjadi program
masyarakat di Indonesia. Sejak Indonesia ikut dalam kesepakatan MDGs yang lahir
tahun 2000, dimana salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan
kesehatan ibu dan anak. Dimana angka kematian ibu yang ditargetkan dalam
kesepakatan ini adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan untuk angka
kematian bayi adalah 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Bappenas, 2010)
tentang Kesehatan Ibu dan anak secara khusus berhubungan dengan pelayanan
antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua
jenis fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Kesehatan ibu dan anak adalah upaya yang dilakukan dibidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan Program kesehatan ibu dan anak
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Tujuan khusus dari program ini adalah:
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka kematian
ibu dan anak melalui berbagai program yang telah dilakukan pemerintah.
Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan kematian ibu.
Program ini mulai digalakkan ditahun 1988. Di Indonesia upaya Safe Motherhood
diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau keselamatan ibu. Gerakan yang
ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk
kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Sehingga tidak ada lagi kehamilan
dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai
pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan
Ibu secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan
kesehatan, mulai dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sampai dengan Rumah
Sakit.
Gerakan saying ibu merupakan program yang dicanangkan oleh Presiden pada
b) Melaksanakan KIE;
ini merupakan lanjutan dari program Safe Motherhood. Strategi utama dalam MPS
yaitu:
a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
yang berkualitas;
b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas
pengetahuan;
peningkatan deteksi dan penanganan ibu hamil resiko tinggi. Deteksi dini resiko
tinggi pada ibu hamil dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan
(P4K). Program ini dicanangkan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2007 yang
merupakan salah satu komponen dalam pelaksanaan desa/kelurahan siaga yang tertera
program yang dicanangkan dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu
dengan memantau, mencatat serta menandai setiap ibu hamil. Program ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dibantu kader dan tokoh masyarakat dengan
penggalangan donor darah, mempersiapkan tabungan ibu bersalin, dan dana sosial
pemerintah untuk mencapai target dari MDGs tahun 2015. Dimana data kematian ibu
berdasarkan SDKI (2007) adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jaminan
nifas, KB pasca salin, sehingga manfaatnya terbatas dan tidak dimaksudkan untuk
melindungi semua masalah individu dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan
Pelayanan yang diberikan oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat
terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru serta KB pasca
fasilitas kesehatan swasta (bidan, dokter, klinik, rumah bersalin) yang memiliki
2. Deteksi dini faktor risiko, komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir.
5. Pelayanan Nifas (PNC) bagi ibu dan bayi baru lahir sesuai standar pelayanan
7. Pelayanan rujukan terencana sesuai sesuai indikasi medis untuk ibu dan
janin/bayinya.
kebidanan dan bayi baru lahir kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir
dengan resiko tinggi dan atau dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani pada
2. Pertolongan persalinan dengan risti dan penyulit yang tidak mampu dilakukan di
3. Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir dalam kaitan akibat
persalinan
Pelayanan pada suatu keadaan dimana terjadi kondisi yang tidak dapat
sebagai berikut:
a) Keterbatasan SDM
a. Pemeriksaan kehamilan (ANC) yang dibiayai oleh program ini mengacu pada
buku pedoman KIA, dimana selama hamil, ibu hamil diperiksa sebanyak 4
kali pada triwulan kedua, 2 kali pada triwulan ketiga. Pemeriksaan kehamilan
b. Penatalaksanaan Persalinan
Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing-masing 1 kali
pada: 1) Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 (6 jam s/d hari ke-2), 2)
Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke-3 s/d hari ke-7), 3) Kunjungan ketiga untuk
Kf2 dan KN3 (hari ke-8 s/d hari ke-28) dan 4) Kunjungan keempat untuk Kf3
RS.
kematian ibu masih tetap tinggi di Indonesia. Dimana data terbaru dasarkan SDKI
(2012) angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut
langsung secara medis yaitu terjadinya perdarahan berat, infeksi, aborsi tidak aman,
eklamsia, persalinan lama. Sedangkan penyebab tidak langsung secara medis adalah
Selain dari penyebab diatas, faktor perilaku kesehatan dimana masih rendah
perilaku secara kesehatan reproduksi dimana usia menikah terlalu muda, jarak antar
kelahiran, dan paritas juga menjadi faktor tingginya angka kematian ibu.
selama 5 tahun (2012-2016). Program ini berupaya untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan, terutama untuk kesehatan ibu dan anak dibidang fasilitas
kesehatan terutama maternal dan neonatal yang salah satu tujuannya untuk
swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, sektor swasta dan lain-lain. Program
ini akan berkontribusi terhadap percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru
lahir sebesar 25 % di Indonesia. Jejaring program EMAS ini adalah JHPIEGO, Save
Kabupaten di sekitar daerah intervensi adalah Kota Medan, Kota Tebing Tinggi,
Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat. Daerah intervensi lain di Jawa Barat
Rumah Sakit.
(Hardjono, 2013).
c) Menetapkan sekumpulan standar dan audit berkala yang dapat membantu pihak
kematian ibu dan bayi diintervensi, tetapi terkonsentrasi kepada 7 penyebab kematian
maternal dan neonatal, bidang kematian ibu ada 4 penyebab yang akan diintervensi
partus macet (prolonged labor)., sedangkan untuk neonatal yang diintervensi adalah
Vanguard dimana sistem rujukan yang digunakan adalah satu RS akan dikunjungi
Puskesmas dimana disinilah nanti dijalin sistem rujukan, Puskesmas akan merujuk ke
spesialis obgyn dan anak, serta tenaga spesialis lainnya yang mendukung. Selain dari
peningkatan kualitas tenaga kesehatan, program ini juga menggunakan SMS sebagai
media untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak dengan nama SIJARIEMAS.
Strengthened accountability
Gambar 2. EMAS within government, the
Results Framework
community and the health system for supportive policies
and resource management
2016) dengan berbagai intervensi yang dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak sebesar 25% sehingga tujuan dari MDGs menurunkan
angka kematian ibu sebesar ¾ atau menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan 23
per 1000 kelahiran hidup ditahun 2015 tercapai. Program EMAS dalam
ibu yaitu: kunjungan antenatal (K1), kunjungan antenatal 4 kali (K4), persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan (PN), kunjungan nifas (KF), penanganan komplikasi
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Tujuan dari pelayanan ini
adalah memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
yang diderita oleh ibu hamil (Direktorat Bina Kesehatan Ibu, 2012).
Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar oleh tenaga kesehatan. Pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang
f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan
i) Tatalaksana kasus
Kunjungan Antenatal 4 kali (K4) adalah jumlah ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi waktu
satu kali pada trisemester kesatu (kehamilan hingga 12 minggu), satu kali pada
Adalah jumlah ibu nifas (ibu masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
bersalin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar paling
sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam – 3 hari, 4 – 28 hari dan 29 – 42 hari
setelah bersalin.
kurangnya meliputi:
pertama
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED,
2.5. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
PWS KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA
di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang
cepat dan tepat, meliputi program pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
dengan komplikasi kebidanan, dan keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru
1) Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
ke fasilitas kesehatan
3) Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai dengan standar di semua
fasilitas kesehatan.
kesehatan
5) Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonates
fasilitas kesehatan
Data PWS KIA harus dimanfaatkan secara terus menerus pada semua siklus
Kesehatan ibu merupakan salah satu tantangan utama kesehatan dunia saat ini
dimana penurunan angka kematian ibu merupakan target kelima dari Millenenium
Development Goals. Penurunan angka kematian ibu sangat dipengaruhi oleh beberapa
aspek yaitu demografi, sosial budaya, aspek epidemiologis, aspek sumber daya
manusia yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan aspek
2007).
(2012 – 2016) dengan berbagai intervensi yang dilakukan dengan tujuan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak sebesar 25% sehingga tujuan MDGs
menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ atau menjadi 102 per 100.000 kelahiran
Vanguard dimana sistem rujukan yang digunakan adalah satu RS akan dikunjungi
Puskesmas dimana disinilah nanti dijalin sistem rujukan, Puskesmas akan merujuk ke
spesialis obgyn dan anak, serta tenaga spesialis lainnya yang mendukung. Selain dari
peningkatan kualitas tenaga kesehatan, program ini juga menggunakan SMS sebagai
media untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak dengan nama SIJARIEMAS.
yaitu tahun 2012 – 2016 dengan berbagai intervensi yang dilakukan dengan tujuan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak sebesar 25% sehingga tujuan dari
MDGs menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ atau menjadi 102 per 100.000
EMAS memiliki tujuan yang berbeda namun memiliki goals yang sama. Ditahun
ingin dicapai untuk tahun 2012 dan 2013 yaitu memperkenalkan 3 (tiga) program