Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN POJOK BACA UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BACA PESERTA DIDIK
DI SDN MEKAR TANI KECAMATAN MENDAWAI
KABUPATEN KATINGAN

DISUSNOLEH:
NAMA : SRI MARYATI,S.Pd
NIP : 19870221 202012 2 011
ANGKATAN : V ( LIMA )
KELOMPOK : IV ( EMPAT )

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
PESERTA LATSAR CPNS GOLONGAN III

i
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASARCPNS GELOMBANG V


GOLONGAN III PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OPTIMALISASI PENGGUNAAN POJOK BACA UNTUK MENINGKATKAN MINAT


BACA PESERTA DIDIK DI SDN MEKAR TANI KECAMATAN MENDAWAI
KABUPATEN KATINGAN

DISUSNOLEH:

NAMA : SRI MARYATI,S.Pd


NIP : 19870221 202012 2 011
ANGKATAN : V ( LIMA )
KELOMPOK : IV ( EMPAT )

DISETUJUI UNTUK DI SEMINARKAN


TANGGAL 30 JULI 2021

MENTOR, COAH,

MARSINI,S.Pd ADE SETIADI,ST,M.Si


NIP.19671111 199007 2 003 NIP.19760616 200312 1 006

2
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASARCPNS GELOMBANG V


GOLONGAN III PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OPTIMALISASI PENGGUNAAN POJOK BACA UNTUK MENINGKATKAN MINAT


BACA PESERTA DIDIK DI SDN MEKAR TANI KECAMATAN MENDAWAI
KABUPATEN KATINGAN

DISUSNOLEH:

NAMA : SRI MARYATI,S.Pd


NIP : 19870221 202012 2 011
ANGKATAN : V ( LIMA )
KELOMPOK : IV ( EMPAT )

DISETUJUI UNTUK DI SEMINARKAN


TANGGAL 30 JULI 2021
DI BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

MENTOR PENGUJI COAH

MARSINI,S.Pd FAHRIZAL FITRI,S.Hut.MP ADE SETIADI,ST,M.Si


NIP.1967111 199007 2 003 NIP.19691212 199603 1 003 NIP. 19760616 200312 1 006

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi pada Latihan Dasar CPNS golongan III
Angkatan V di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan
Tengah.
Laporan Aktualisasi ini disusun sebagai sarana aktualisasi (penerapan) nilai -
nilai dasar PNS (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi) dan peran kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, Whole of Government).
Penyusunan Laporan Aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak/Ibu Widyaiswara di lingkungan BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah yang
telah banyak mengajarkan penyusun nilai – nilai dasar PNS serta peran dan
kedudukan ASN dalam NKRI
2. Bapak ADE SETIADI,ST,M.Si selaku coach yang telah membimbing penyusun
dalam pembuatan laporan aktualisasi
3. Ibu MARSINI, S.Pd selaku Kepala Sekolah/mentor yang telah membimbing
penyusun dalam pembuatan laporan aktualisasi
4. Keluarga Besar SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan
atas dukungan dan kerja samanya.
5. Rekan-rekan Latihan Dasar CPNS golongan III angkatan V tahun 2021.

Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini masih memiliki kekurangan.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan serta saran demi perbaikan
selanjutnya.

Palangkaraya, 2021

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ....... ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................8
1.1 Latar Belakang.......................................................................8
1.2 Identifikasi isu.............................................................................10
1.3 Maksud dan tujuan...................................................................................10

1.4 Manfaat....................................................................................................11

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................. ..........12


2.1 Gambaran Umum.................................................................13
2.2 Visi dan Misi ........................................................................ 14
2.3 Sasaran Nilai Organisasi ..................................................... 14
2.4 Role Model ............................................................................. 15
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .................................................. 16
3.1 Nilai-nilai Dasar aneka ....................................................... 16
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .................... ........21
3.3 Rancangan Aktualisasi.........................................................39
3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi..........................................54
BAB IV Kesimpulan dan Saran..............................................................55
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................56

5
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Sarana dan Prasarana ..................................................................... 13


Tabel 2.2 Data Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan ....................... 13
Tabel 2.3 Data Rombongan Belajar ....................................................................... 13
Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ........................................................... 39
Tabel 3.3 jadwal kegiatan..................................................................................................55

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Identittas Sekolah .............................................................................. 13

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reading Corner atau sudut baca adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan

koleksi buku dan pajangan hasil karya peserta didik. Karakteristik pengelolaannya yang

bersifat “dari, oleh dan untuk peserta didik”, menyebabkan Reading Corner dapat

dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan meningkatkan minat baca serta

kemampuan membaca mereka.

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki

integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik

korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara Bab I Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Aparatur

Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil

dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai

negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi

tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pendidik sebagai seorang ASN harus memegang teguh nilai-nilai dasar ASN

dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai dasar tersebut yaitu: akuntabilitas,

nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA). Nilai-nilai dasar

inilah yang menjadi pedoman seorang pendidik guna menciptakan pendididkan yang

berkualitas.
8
Dalam rangka mewujudkan ASN dengan kualitas sebagaimana yang disebutkan di atas,

maka salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pelatihan dasar CPNS

pola baru yang terintegrasi. Pelatihan dasar ini lebih mengedepankan habituasi terhadap

nilai-nilai ASN dan implementasi dari fungsi ASN di unit kerja masing-masing. Dalam

Perka LAN No. 1 Tahun 2021, Pelatihan Dasar Golongan III dengan pola baru ini, terdiri

atas pembelajaran klasikal (on campus) dan non klasikal/habituasi (off campus). Melalui

habituasi yang lebih lama, diharapkan terciptanya ASN yang berintegritas, profesional,

kompeten dan berkomitmen mutu tinggi dalam pelayanan kepada masyarakat.

Reading Corner atau sudut baca adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan

koleksi buku dan pajangan hasil karya peserta didik. Karakteristik pengelolaannya yang

bersifat “dari, oleh dan untuk peserta didik”, menyebabkan Reading Corner dapat

dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan meningkatkan minat baca serta

kemampuan membaca mereka.

Reading corner berfungsi sebagai perpanjangan funsi perpustakaan sekolah yaitu

mendekatkan bku kepda peserta didik,namun reading corner tidak sma engan

perpustakaan karena reading corner mempunyai karakteristik khusus yaitu :

(NCERT,2008:3):

a. reading corner adalam milik peserta didik dan merupakan bagian dari ruangan kelas

mereka dimana buku-buku dnegan mudah ddapt mereka akses.

b. Peserta didik mempunyai kebebbaan untuk memilih buku-buku untuk mereka seniri

dan membaca berbagai macam buku yang ditampilkan secara menarik

c. Memberi kebebaan kepada peserta didik ntk membaca mandiri maupun bergabung

dalam kegiatan membaca secara kelompok

d. Reading corner adalah tanggung jawab bersama atara peserta didik dan gru ntuk

menyediakan, menggnakan dan memelihara buku-buku yang ada di reading corner

9
1.2 Identifikasi Isu

Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di SDN Mekar Tani

Kecamatan Mendawai sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

(ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang dikaitkan dengan

agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen ASN, Whole of Government (WoG),

dan Pelayanan Publik)sebagai berikut berikut:

1. Masih Kurang Optimalnya Penggunaan Proyektor Sebagai Media Pembelajaran pada Kelas
IV di SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai

2. Masih Kurang Optimalnya Penggunaan Reading corner (Pojok Baca) untuk meningkatkan
minat baca peserta didik di SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai

3. Masih Kurangnya Ruang guru di SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai

1.3 Maksud dan tujuan

Tujuan penulisan laporan aktualisasi adalah untuk mengaktualisasi nilai-nilai dasar

Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,Etika Publik,

Komintmn Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA), whole of Goverment (Wog) dan

Pelayanan Publik agar dapat membentuk ASN yang jujur,adil,disiplin, berintegritas,

profesional,mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, dapat memlihara

persatuan bangsa,serta selalu setia dan taat kepada Negara Kesatan dan Pemerintah

Republik Indonesia

Tujuan dari Rancangan Aktualisasi Optimalisasi Penggnaan Pojok Baca untuk


meningkatkan minat baca SDN Mekar Tani adalah untuk:
1. mewujudkan akuntabilitas di dalam melaksanakan tugas sebagai guru;
2. menciptakan inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan;

10
3. memenuhi syarat kelulusan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V
kelompok IV Tahun 2021.
1.4 Manfaat

Adapun manfaat aktualisasi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi peserta latsar

Dapat menjadi tahap awal untuk merenungkan setiap kegiatan di lingkungan

organisasi berdasarkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, Whole Of Goverment

(wog) dan Pelayanan Publik. Perenungan terhadap kondisi di lingkungan organisasi di

harapkan dapat menginspirasi ASN untuk melakukan implementasi nilai ANEKA,

Whole Of Goverment (wog) dan Pelayanan Publik dalam setiap langkah kegitan.

b. Bagi instansi

Membentuk siswa yg disiplin waktu dan mempunyai minat baca yang tinggi, karena

dengan membaca dapat menambah ilmu.

Lingkup Bahasan

Ruang lingkup aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN yang penulis lakukan

meliputi:

1. Tempat pelaksanaan aktualisasi di SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai

Kabupaten Katingan.

2. Waktu pelaksanaan aktualisasi mulai dari tanggal 02 Sgustus- 22

September 2021.

3. Materi yang menjadi ruang lingkup aktualisasi yaitu menerapkan nilai-nilai

dasar ANEKA antara lain: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,

komitmen mutu dan anti korupsi,Whole of govermnet Wog, dan menegemen

ASN

11
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum

2.1 Identitas Sekolah

Gambar 2.1

a. Nama Sekolah : SDN Mekar Tani


b. Kepala Sekolah : MARSINI, S.Pd
c. NPSN : 30202675
d. Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
e. Status Sekolah : Negeri
f. Alamat Sekolah :
Jalan : Jlr 5 kiri
RT/RW : 008/002
Desa/Kelurahan : Mekar Tani
Kecamatan : Mendawai
Kabupaten : Katingan
Provinsi : Kalimantan Tengah

12
1. Data Sarana dan Prasarana

Tabel 2.1
No. Uraian Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kelas 6 Baik
4 Ruang Laboratorium 0 -
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
TOTAL 9 Baik

2. Data Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tabel 2.2
Status
Nama Jabatan
No Kepegawaian
1 Marsini, S.Pd Kepala Sekolah PNS
2 Sakura, S.Pd Guru Kelas I PNS
3 Sri Maryati,S.Pd Guru Kelas IV CPNS
4 Ulfi Khorikhotimah Guru Kelas II GTT
5 Ririn Nur Hidayah Guru Kelas III GTT
6 An-Nisa Guru Kelas V GTT
7 Marsini,S.Pd Guru Kelas VI PNS
3. Data Rombongan Belajar
Tabel 2.3
No. Uraian L/P Jumlah Total
L 8
1 Kelas 1 16 Orang
P 8
L 9
2 Kelas 2 16 Orang
P 7
L 8
3 Kelas 3 19 Orang
P 11
L 7
4 Kelas 4 11 Orang
P 4
L 4
5 Kelas 5 5 Orang
P 7
L 6
6 Kelas 6 10 Orang
P 4

13
4. Struktur Organisasi

2.2 Visi Dan Misi

a. Visi SDN Mekar Tani

Mewujudkan sekolah yang bersih, Disiplin, beriman, bertakwa, dan cinta

lingkungan

b. Misi SDN Mekar Tani

1. Mengimplementasikan Pendidikan Untuk Pembangunan yang berkelanjutan yang


aktif kreatif dan menyenangkan,
2. Mewujudkan budaya disiplin.
3. Mewujudkan warga sekolah yang religius.
4. Mewujudkan Lingkungan Sekolah yang bersih indah dan rindang.

2.3 Nilai Organisasi


1. Jujur
2. Itegritas
3. Etika
4. Adil
5. Inovatif

14
2.4 Role Model

Role model bagi penulis adalah Kepala


Sekolah yaitu Ibu Marsini,S.Pd. beliau lahir di
Bantul 11 November 1967. Beliau adalah
sosok guru yang ramah dan berjiwa sosial
tinggi. Sebelum beliau menjadi kepala sekolah
banyak prestasi yang beliu dapatkan diantara
sering menjadi nara sumber dalam kegiatan-
kegiatan pertemuan sekolah.
Sewaktu menjadi guru beliau adalah guru
yang baik, beliau mengajar sejak tahun
1986.meski beliau bukan asli warga
Kalimantan namun selama beliau ditugaskan
menjadi PNS tidak ada sedikitpun niat beliau
untuk pindah tugas meski sudah mengajar puluhan tahun. Di saat sudah menjadi
kepala sekolah beliau juga sering menjadi nara sumber pada acara rtin seperti KKG
.

15
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Nilai-Nilai Dasar PNS

Didalam menjalankan tugasnya, seorang ASN dituntut untuk mampu

bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Sesuai dengan

yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yaitu mencetak

PNS dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter.

Oleh karena itu, seorang PNS harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai

dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan

Anti Korupsi (ANEKA). Harapannya karakter PNS akan kuat, sehingga

berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun nilai-

nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:

4.1.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus

dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok

atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Akuntabilitas seorang ASN dapat dikatakan terwujud apabila dapat

memenuhi indikator-indikator: kepemimpinan, transparansi, integritas,

tanggung jawab, keadilan, kejelasan, keseimbangan, konsistensi, dan

kepercayaan.

Akuntabilitas merujuk pada keajiban setiap individu,kelompok atau instansi

untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah

16
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin tewujudnya nilai nilai

publik.

Nilai-nilai publik tersebut antara lain :

a. mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketka terjadi konflik

kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan

sektor,kelompok,dan pribadi;

b. memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah

keterlibatan PNS dalam polotk praktis;

c. memerlakukan warga negara secra sama dan adil dalam penyelengaraan

pemerintah dan pelayanan publik;

menunjukan sikap perilaku dan konsisten dan dapat diandalkan sebagai

penyelngara pemerintah.

4.1.2 Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap

bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme

Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia

terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Seorang PNS di tuntt ntuk memiliki perilau mencintai tanah air Indonesia

(Nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan Nasional. Nasionalisme

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai karakter pemrsatu

bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus

mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kepentingan kelompok,individu,golongan harus disingkirkan demi

kepentingan yang lbih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas

17
segalanya. Dalam melaksanakan tgas dan fungsinya,PNS harus berpegang

pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku

diskriminatif eta harus obyektif, jujur,,transaran. Sementara bersikap netral

adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.

Dengan bersikap neral dan adil dalam melaksanakan tugasnya,PNS akan

mamp menciptakan kondsi yang aman,damai, dan tentram dilingkunan kerja

dan masyarakat sekitar.

4.1.3 Etika Publik

Etika publik adalah refleksi tentangstandar/norma yang menentkan baik tau

buruk, benar atau salah perilaku,tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dlam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Etika merupakan sisem penialan perilaku serta keyainan untuk

menentkanperbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-

ha individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan atau

membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta megarahkan

apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode etik

adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dlam suatu kelompok

kusus,sudut pandnagnya hanya ditunjukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk

ketentuan-ketentuan tertulis.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang Undang

ASN, melalui indikator sebagai berikut:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia 1945.

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

18
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

f. Mmelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepa,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai

perangkat sistem karir.

4.1.4 Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang

tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.

Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,

inovasi, dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik. komitmen mutu merupakan

pemahaman konsep mengenai efektifitas, efisiensi,dan mutu

Penyelengaraan Pemerintah.evektifitas merupakan sjauh mana sebuah

organisasi dapat mencapa sebuah tujuan yang ditetapkan. Sementara

efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang di gunaan untuk mencapai tjuan organisasi. Efisiensi di tentukan

19
oleh berpa banyakbahan baku,biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk

mencapai sebuah tujuan. Nilai-nilai dasar komitmen mutu

adalahefektivitas,efisienai,inovasi dan berorientas pada mutu.

4.1.5 Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya

kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai

kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu mampu

merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat

maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi.

Nilai-nilai dasar yang terkandung yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin,

tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil . anti orupsi dapat

diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yeng terdiri dair nilai-nilai anti

korupsi yaitu:

a.kejujuran berasal dari kata jjur yang dpat didefinisikan sebagai sebah

tindakan maupun ucapan yang lurus,tidak berbohong dan tidak curang.

b. kepedulian adalah mengindahkan, memrhatikan dan menghiraukan.rasa

kepedulian dapat dilakkan terhadap lingkungan sekitar.

c. kemandirian berati dpat berdiri diatas kaki sendiri,artinya tidak banyak

bergantung dari orang lain dalam berbagai hal.

d.kedisiplinan adala ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan

e. tanggung ajwab adalah eadaan wajib menanggung segala sesuatu

f. kerja keras didasari denan adanya kemauan,di dalam kemauan

terjkandung ketekatan,ketekunan,daya tahan,daya kerja,pedirian

keberanian.

g. kesederhanan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.

20
h. keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan

membela kebenaran

i. keadiadilanadalah tiddak berat sebelah dan tidak meihak.menempatkan

sgala sesuatunya pada tempatnya.

3.2 Kedudukan dan pran PNS dalam NKRI

Indonesia sebagai negara hukum telah menempatkan landasan yuridis bagi

warga negaranya dalam memperoleh pekerjaan yang layak, sebagaimana tertulis

dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: “Tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Isi pasal tersebut, Negara menyadari akan arti penting dan mendasarnya masalah

pekerjaan bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia untuk menjaga kelangsungan

hidupnya, maka perlu bekerja untuk menghasilkan sesuatu imbalan berupa materi,

dan salah satu dari pekerjaan itu adalah dengan cara mengabdi pada Negara

dengan menjadi Pegawai Negeri.

Tujuan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara

merata dan berkesinambungan materill dan spiritual. Hal tersebut dapat dicapai

salah satunya dengan adanya Pegawai Negeri sebagai Warga Negara, Unsur

Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan

dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.

Pendapat E.Utrecht yang dikutip oleh Muchsan dalam bukunya Hukum

Kepegawaian, bahwa negara merupakan badan hukum yang terdiri dari persekutuan

orang (Gemeenschaap Van Merten) yang ada karena perkembangan faktor-faktor

sosial dan politik dalam sejarah.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa negara sebagai organisasi

kekuasaan merupakan suatu badan yang berstatus hukum sebagai pendukung hak

21
dan kewajiban (subyek hukum). Negara akan mencapai tujuannya dengan

menggunakan status badan hukum beserta hak dan kewajibannya tersebut. Hak dan

kewajiban yang dilaksanakan oleh aparatur negara didistribusikan kepada jabatan-

jabatan negara. Aparatur yang melaksanakan hak dan kewajiban negara yang

disebut subyek hukum adalah Pegawai Negeri.

Hubungan antara Pegawai Negeri dengan negara menimbulkan kaidah-kaidah

dalam hukum kepegawaian Kelancaran pelaksanaan pembangunan dan

pemerintahan tergantung pada kesempurnaan dan kemampuan aparatur Negara,

dalam hal ini adalah Pegawai Negeri.

Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah

menentukan, sebab Pegawai Negeri merupakan

tulang punggung pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dalam

rangka memberikan Pelayanan yang profesional, jujur adil dan merata maka

dibutuhkan juga Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah yang berkualitas dan

mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara,

abdi negara, serta abdi masyarakat. Sedangkan Sumber Daya Manusia dapat

dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya.

Peranan Pegawai Negeri sipil yang penting dan strategis tersebut menjadikan

sebuah tanggung jawab besar bagi setiap pribadi pengembannya. Setiap orang tidak

bisa menduduki Posisi sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila tidak memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat Muchsan yang mengatakan bahwa terdapat 4

(empat) unsur untuk menyatakan seseorang menjadi Pegawai Negeri;

1. Memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

22
2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

3. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau tugas lainnya yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Digaji berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara menyatakan bahwa : Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai

perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan

dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik

yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,

kolusi, dan nepotisme.

Dengan terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara,

pegawai negeri sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai:

a. pelaksana kebijakan publik;

b. pelayan publik; dan

c. perekat dan pemersatu bangsa.

Berdasarkan pada Pasal 13 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur

sipil Negara mengatur bahwa jabatan ASN terdiri atas:

a. Jabatan Administrasi;

b. Jabatan Fungsional; dan

c. Jabatan Pimpinan Tinggi.

Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka

memahami manajemen ASN, Pelayanan Publik dan inovasi yang berkaitan dengan

whole of government (WOG).

23
a. Manajemen ASN

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang

profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih

dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan

kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia

sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.

- Kedudukan ASN

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap

belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat

membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN

tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun

2014 tentang ASN.

a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga

negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN

secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK

adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh

pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan

kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka

melaksanakan tugas pemerintahan.

b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan

kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari

pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang

menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan

24
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan,

kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran

dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam

pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat

berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.

c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian

pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting,

mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu

putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi

menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi

kesatuan bangsa.

- Peran ASN

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan

bertugas sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakanyang dibuat

oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat

luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan

pelayanan yang berorientasi pada kepentingan public.

b. Pelayan publik

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan

publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau

25
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik

dengan tujuan kepuasan pelanggan.

c. Perekat dan pemersatu bangsa

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan

NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD1945,

negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta

senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri,

seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan

dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan

kesatuan.

- Hak dan kewajiban ASN

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu

kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat

diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik , dapat meningkatkan

produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN

diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang

ASN sebagai berikut;

PNS berhak memperoleh:

a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b. cuti;

c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. perlindungan; dan

e. pengembangan kompetensi.

PPPK berhak memperoleh:

26
a. gaji dan tunjangan;

b. cuti;

c. perlindungan; dan

d. pengembangan kompetensi.

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU No. 5 Tahun

2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan

kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah

juga wajib memberikan perlindungan berupa:

a. Jaminan kesehatan;

b. Jaminan kecelakaan kerja;

c. Jaminan kematian;

d. Bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat

kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya

diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:

a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang

sah;

b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

kesadaran,dan tanggung jawab;

f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan

tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

27
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; danh. bersedia

ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

- Kode etik dan kode perilaku ASN

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN sebagai

profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku

ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode

perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.

a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas

tinggi.

b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat

yangberwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan etika pemerintahan

f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan

g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung

jawab,efektif, dan efisien

h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain

yangmemerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

28
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status kekuasaan dan

jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri

atau untuk orang lain.

k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas

ASN

l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin

Pegawai ASN.

b. Whole of Government

Whole of Government (WoG) Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi

empiris di lapangan, maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan

integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems

yang sulit dipecahkan dan di atasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang

melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan

perilaku.

- Penerapan Whole of Government

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi

penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh

beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.

a. Penguatan koordinasi antar lembaga. Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika

jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.

Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan sangat

terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada

sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah

lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

29
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan

permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah

salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status

lembaga setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang

dikoordinasikan.

c. Membangun gugus tugas, gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan

koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak permanen.

Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya

yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya

untuk berkonsentrasi dalam proses koordnasi tadi.

d. Koalisi sosial, koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan

koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus

dalam koordinasi.

- Tantangan dalam praktek

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek sebagai

berikut:

a. Kapasitas SDM dan institusi

Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.

Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,

misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi

penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.

b. Nilai dan budaya organisasi

Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya kolaborasi dengan

kelembagaan.

c. Kepemimpinan

30
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.

Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu

mengakomodasi perubahan nilai dan budayA organisasi serta meramu SDM yang

tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan

- Praktek Whole of Government (WoG)

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor

yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenalI dapat

didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:

a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang

menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat.

Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha,

surat kepemilikan, atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-dokumen

resmi seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat tanah dan lain-lain.

b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang

dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,

perhubungan dan lain-lain.

c. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang

dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon,

listrik, air bersih, dan lain-lain

d. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan

peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-

sendi kehidupan masyarakat. Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga

dapat dibedakan dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:

- Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan publik yang

diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan

31
kewenangannya. Pelayanan merupakan pelayanan sektoral, yang bisa jadi sifatnya

hanya relevan dengan sektor itu, atau menyangkut pelayanan di sektor lain. WoG

dapat dilakukan manakala pola pelayanan publik ini mempunyai karakter yang sama

atau memiliki keterkaitan antar satu sektor dengan yang lainnya.

- Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu

pada suatu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-

masing. Pola ini memudahkan masyarakat pengguna izin untuk mengurus

permohonan izinnya, walaupun belum mengurangi jumlah rantai birokrasi izinnya.

- Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara tunggal

oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja

pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan. Ini adalah salah satu bentuk

kelembagaan WoG yang lebih utuh, dimana pelayanan publik disatukan dalam satu

unit pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi satu saja.

- Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang dilakukan oleh suatu

instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi

pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang

bersangkutan

- Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang dilakukan

menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan

otomatisasi pemberian layanan yang bersifat elektronik atau daring (online)

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas masyarakat

pengguna.

- Nilai-nilai dasar Whole of Government

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor

yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.

32
a. Koordinasi

Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar

lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan

b. Integrasi

Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga

menjadi kesatuan yang utuh

c. Singkronisasi

Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari

berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh sumber tersebut.

d. Simplifikasi

Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses

disuatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.

c. Pelayanan Publik

Sebagai Aparatur pemerintahan, ASN mempunyai salah satu peran yang penting

dalam tugas dan fungsinya sebagai Aparatur Sipil Negara dalam penyelenggaraan

tugas pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan pelayanan

publik kepada masyarakat. Aparatur Sipil Negara melakukan perannya sebagai

aparatur pemerintah dengan memberi pelayanan publik.

Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang

diperlukan seseorang". Sedangkan pengertian pelayanan adalah "usaha rnelayani

kebutuhan orang lain". Contoh: menerima telepon dari pihak lain yang berhubungan

dengan unit kerja kita, adalah bentuk pelayanan yang rutin kita lakukan.

Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai pelayanan

adalah sebagai berikut:

33
- Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah

- Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja satuan

organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi

Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah termasuk

Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik

Daerah.

- Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi

Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima

pelayanan publik.

- Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan

perundang- undangan

- Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan

badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah Pelayanan

merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa

pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh adalah proses

pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk adalah sebagai berikut:

surat diterima oleh seorang petugas, surat disortir (dipisah-pisahkan), surat diterima

pencatat surat dan kemudian dicatat dalam buku agenda atau kartu kendali, Surat

disampaikan ke pengarah surat, Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai

dengan alamat yang tertulis dalam surat (sering di sebut dengan istilah "unit

pengelola"),

34
Aparatur Sipil Negara merupakan penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk

memberikan kinerja dengan produktivitas yang baik dalam memberikan pelayanan,

memberikan kualitas pelayanan yang baik dan prima, dimana Aparatur Sipil Negara

responsive serta responsibel dalam melakasanakan dan memberikan pelayanan

publik kepada masyarakat dan bertanggung jawab atau ada pertanggung jawaban

(akuntabel) terhadap tugas dan fungsinya serta hasil pencapaian yang telah

dilaksanakannya.

Prinsip-prinsip Pelayanan Publik Penyelengaraan pelayanan publik juga harus

memenuhi beberapa prinsip pelayanan sebagaimana yang disebutkan dalam

Keputusan Menteri Pendayagunaan Negara Nomor 63 Tahun 2003 adalah sebagai

berikut :

1. Kesederhanaan

2. Kejelasan

3. Kepastian waktu

4. Akurasi

5. Keamanan

6. Tanggung jawab

7. Kelengkapan sarana dan prasarana

8. Kemudahan akses

9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan

10. Kenyamanan

Sementara itu, kualitas pelayanan publik untuk mencapai kepuasan dituntut kualitas

pelayanan prima adalah sebagai berikut :

1. Transparansi

2. Akuntabilitas

35
3. Kondisonal

4. Partisipatif

5. Kesamaan hak

6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Unit pengolah Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok (Gonroos, 1990),

yaitu:

- core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang

merupakan produk utamanya. Misalnya untuk pelayanan pembuatan KTP, maka

penyediaan KTP merupakan layanan utamanya.

- facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan,

misalnya terkait dengan pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akte kelahiran,

dll), maka pemerintah menyediakan layanan satu atap atau satu pintu dengan

menggunakan teknologi yang canggih

- supporting service adalah pelayanan tambahan (pendukung) untuk

meningkatkan nilai pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-

pelayanan dari pihak "pesaingnya". Misalnya dalam membuat pelanggan atau

masyarakat nyaman,maka disediakan ruang tunggu yang memadai bahkan bisa saja

diberi AC. Demikian juga dengan penyediaan tempat parkir kendaraan. Untuk itu

pemerintah melakukan pengaturan terhadap barang ini. Dalam kenyataannya

keempat jenis barang diatas sangat sulit dibedakan atau dipisahkan masing-masing

jenis termasuk barang yang mana, karena setiap barang tidak murni menjadi salah

satu karakteristik jenis barang yang ada. Setiap barang mempunyai kecenderungan

karakteristik barang yang satu dengan barang yang lain.

- Pelayanan prima

36
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah "Excellent Service" yang secara

harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik.

Disebut sangat baik atau terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan

yangberlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Apabila

instansi pelayanan belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut

sangat baik atau terbaik atau akan menjadi pr ima, manakala dapat atau mampu

memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan). Jadi pelayanan prima dalam hal ini

sesuai dengan harapan pelanggan. Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan

dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang belum memiliki standar

pelayanan, maka perlu membuat standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan

memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada

pelanggan Pelayanan prima kepada masyarakat didasarkan pada tekad bahwa

"pelayanan adalah pemberdayaan". Kalau pada sektor bisnis atau swasta tentunya

pelayanan selalu bertujuan atau berorientasi profile atau keuntungan perusahaan.

Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat pada dasarnya tidaklah

mencari untung, tetapi memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat secara sangat baik atau terbaik dalam hal memberdayakan masyarakat

ini, pelayanan yang diberikan tidaklah bertujuan selain mencari untung, juga

menjadikan masyarakat justru terbebani atau terperdayakan dengan pelayanan dari

pemerintahan yang diterimanya.

Sebagai contoh dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selama ini masih

sering muncul keluhan dari masyarakat dengan adanya pungutan biaya diluar

ketentuan, atau berbelit- belitnya prosedur serta lamanya pelayanan yang diberikan.

37
Belum lagi masih ditambah dengan petugas yang kurang ramah. Sehingga

munculnya sikap, anggapan dan penilaian terhadap pemerintahan. Misalnya kesan

bahwa birokrasi adalah prosedur yang berbelit-belit dan mempersulit urusan.

Adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam pelayanan sektor publik. Bahkan

dalam pelayanan publik muncul istilah "kalau masih bisa dipersulit, kenapa harus

dipermudah?" Atau kalau kita berurusan dengan pelayanan pemerintah, mungkin

akan ada penawaran dari aparatur pelayannya, "mau lewat jalan tol atau biasa?".

Untuk itu pelayanan prima sektor publik yang dilakukan oleh pemerintah selain

memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakatnya, sudah barang tentu adalah untuk

memberdayakan bukan memperdayakan. Jadi dengan demikian perbaikan

pelayanan sektor publik jelas merupakan kebutuhan yang mendesak, bahwa dalam

rangka reformasi administrasi negara, perbaikan pelayanan kepada publik

merupakan kunci keberhasilannya. Pelayanan prima bertujuan memberdayakan

masyarakat, bukan memperdayakan, sehingga akan menumbuhkan kepercayaan

publik atau masyarakat kepada pemerintahannya. Adapun kepercayaan adalah awal

atau modal dari kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam program-program

pembangunan. Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan

kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai

acuan untuk pengembangan penyusunan standar pelayanan. Baik pelayan,

pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan, akan memiliki acuan

mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana dan bagaimana pelayanan

dilakukan.

38
4.2 Rancangan Aktualisasi

Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat

bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu dilakukan dengan

menggunakan alat bantu USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).

Identifikasi penentuan prioritas isu yang akan dipecahkan dapat dilihat dari

nilai USG yang dapat dilihat pada

Skala Nilai Matriks USG

SKALA KETERANGAN

5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak
4 Urgent/Serius/Mendesak
3 Cukup Urgent/Serius/Mendesak
2 Kurang Urgent/Serius/Mendesak
1 Tidak Urgent/Serius/Mendesak

Dengan menggunakan skala nilai pada tabel diatas maka penetapan isu
yang menjadi prioritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3 Analisis Isu dengan Metode USG

No Isu kritetia Total Prioritas


U S G
1. Masih Kurang optimalnya penggunaan proyektor 4 4 4 12 III
sebagai penunjang media pembelajaran di Kelas

39
IV di SDN Mekar Tani
2. Masih Kurang Optimalnya Penggunaan Pojok 5 5 5 15 I
Baca untuk meningkatkan minat baca Peserta
didik di SDN Mekar Tani
3. Masih Kurangnya sarana prasarana Ruang Guru 5 4 4 13 II
di SDN Mekar Tani

Dari hasil analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan

rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2

berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat

besar. Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan

ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.

Berdasarkan pengamatan di SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai,

mempunyai perpustakaan dan tersedia buku-buku akan tetapi minat baca siswa

sangat kurang.

3.3.2. Isu yang diangkat

Dari hasil analisis USG, ditetapkan isu yang dipilih dan ditindaklanjuti

dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu

tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah “Masih Kurang Optimalnya

penggunaan Pojok Baca untuk meningkatkan minat baca Peserta didik di

SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai”.

3.3.3. Gagasan pemecah isu

Permasalahan yang terjadi di atas memerlukan solusi pemecahan

masalah, agar sekolah dapat berperan maksimal dalam memberikan pelayanan,

dan memenuhi kebutuhan akan pendidikan pada peserta didik, maka perlu

membuat rancangan aktualisasi nilai dasar profesi ASN dengan judul

40
“Otimalisasi Penggunaan Pojok Baca Untuk Meningkatkan Minat Baca

Peserta didik di SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai’’

Berikut analisi isu menggunakan fishbone diagram untuk mencari

penyebab belum optimalnya penggunaan reding corner untuk meningkatkan

minat baca peserta didik.

Lingkungan Manusia

Kurang
terbiasa Kurangnya minat
Masih kurang Optimalnya
membaca baca
penggunaanpojok Baca untuk
Kurangnya menngkatkan minat baca
Masih banyak yang budaya membaca Peserta didik Di SDN
malas membaca
MekarTani

Kurang terorganisir
Kurangnya pemahan tentang
giat baca
minat baca

Kurangnya kerja sama dalam Kurangnya media baca yang


menngkatkan minat baca menarik

Metode Sarana

a. Penyebab

Penyebab dari kurang berminatnya peserta didik dalam membaca itu dikarenakan :

1. Orang tua kurang menyadari bahwa membaca itu penting


2. Kebiasaan membaca belum dimulai dari rumah
3. Perkembangan teknologi yang makin canggih
4. Sarana membaca yang minim
5. Kurangnya motivasi utnuk membaca

c. Dampak

41
Dampak yang ditimbulkan apabila peserta didik kurang berminat dalam membaca

1. Banyak generasi muda yang menjadi generasi pemalas


2. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki, sehingga tidak mampu bersaing dengan daerah lain
bahkan negara luar.
3. Generasi muda yang malas membaca akan sulit dalam bersosial karena wawasan kurang
4. Generasi muda akan sulit mengembangkan potensi dalam diri karena sempitnya
pengetahuan

d. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut, dengan ini memberikan beberapa rekomendasi sehubungan dengan
mengoptimalkanya penggunaan reading corner
1. Bagi rekan – rekan guru kiranya bisa meningkatkan penggunaan reading corner untuk
meningkatkan minta baca peserta didik sebgai implementasi Gerkan Literasi Sekolah
sebagaimana diamanatkan Pearturan mentri pendidikan Nomor 23 tahun 2015 dengan
salah satu kegiatan didalam gerakan tersebut adalah ‘’ kegiatan 15 menit membaca buku
non pelajaran sebelum waktu belajar dimualai
2. Bagi guru kelas rendah jenjang sekolah dasar yang mengalami masalah berupa rendahnya
minat baca serta kemampuan membaca peserta didiknya dapat mengoptimalkan
penggunaan reading corner dan mengimplementasikanya dalam pembelajaran membaca
untuk meningkatkan minat baca serta kemampuan membaca peserta didiknya.

42
3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan

Identifikasi Isu : 1. Masih Kurangnya Optimalnya Penggunaan Proyektor sebagai Penunjang Media

Pembelajaran Pada Kelas IV SDN Mekar Tani

2. Masih Kurang Optimalnya Penggunaan Pojok Baca untuk

menngkatkankan Minat Baca siswa di SDN Mekar Tani

3. Masih Kurangnya sarana prasarana Rung Gru di SDN Mekar Tani

Kecamatan Mendawai

Isu yang diangkat : Masih Kurang Optimalnya Penggunaan Pojok Baca Untuk meningkatkan minat

baca siswa di Mekar Tani Kecamatan Mendawai

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi penggunaan Pojok Baca untuk Meningkatkan Minat baca siswa di

SDN Mekar Tani Kecamatan Mendawai

43
44
Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Berkonsultasi dengan  Akuntabilitas Kegiatan ini yaitu Kegiatan ini
kordinasi dengan kepala sekolah tentang 1. Melakukan (Tanggung Jawab, meningkatkan pelaksanaan Memberikan
atasan kegiatan penunjang untuk Koordinasi dan yaitu menyiapkan 7K dilingkungan sekolah Penguatan nilai
menumbuhkan minat baca dengan mentor tempat-tempat untuk (Keamanan,Kebersihan, organisasi
siswa terkait persiapan membaca dengan Ketertiban, Keindahan, akuntabel, inovatif,
2. Menyiapkan pojok baca aktualisasi yang penuh tanggung jawab) Kekeluargaan, Kerindangan dan orientasi mutu.
untuk kemudian dilakukan akan  Nasionalisme dan Kenyamanan)
penataan dilaksanakan. (Sila keempat yaitu
2. Melakukan melakukan musyawarah
diskusi ide dan dengan atasan untuk
gagasan yang mencapai mufakat)
sudah  Etika Pubik
direncanakan. (Menghargai
3. Tertatanya komunikasi, konsultasi,
tempat ntuk dan kerjasama dengan
membaca yaitu di atasan ketika akan
pojok kelas mengadakan suatu
kegiatan,
mengutamakan
kepemimpinan)
 Komitmen Mutu
(Orientasi mutu, yaitu
dalam persiapan
tempat-tempat untuk
membaca tujuanya
supaya nyaman dalm
membaca)
 Anti Korupsi
(Bekerja Keras, yaitu
bekerja keras untuk
menyiapkan tempat-
tempat seperti pojok
baca agar nyaman
ketika membaca)
Etika Publik:

45
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
 menunjukkan rasa
hormat, sopan santun
pada saat berkoordinasi
dengan atasan.

 meminta izin atasan agar


kita dapat mulai
mengaktualisasikan isu
yang kita angkat dan
berterimakasih atas saran
dan masukan dari atasan.

Komitmen Mutu:
 Efektif dan efisien dalam
memanfaatkan waktu
konsultasi
 Mengikuti masukan/
saran dari atasan atas
rancangan aktualisasi
yang akan kira lakukan,
dengan demikian telah
menjaga mutu hasil
rancangan aktualisasi
kita.

WoG:
 nilai WoG kolaborasi
ditunjukkan melalui
adanya kegiatan
konsultasi pada atasan

2. Membuat slogan 1. Membuat desain /rancangan 1. Terbentuknya  Akuntabilitas Kegiatan ini yaitu Kegiatan ini
edukatif yang slogan edukatif pembuatan slogan (Tanggung Jawab, Meningkatkan Kualitas mencerminkan
dipasang di 2. Pembuatan/pencetakan edukatif.yang yaitu merancang dan Sapras Sekolah , menambah nilai organisasi
bebrapa tempat slogan nantinya akan di membuat desain kreativitas sekolah inovatif dan
strategis 3. Pemasangan slogan di pasang di tempat- slogan dengan penuh orientasi mutu.
perpustakaan dan ti tempat- tempat yang strategis tanggung jawab)

46
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
tempat strategis  Nasionalisme
(Sila keempat yaitu
melakukan
musyawarah dengan
atasan untuk memilih
desain slogan yang
tepat)
 Etika pubik
(Menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama dengan
atasan ketika akan
mengadakan suatu
kegiatan)
 Komitmen Mutu
(Efektif dan efisien,
yaitu pembuatan slogan
edukatif sangat efektif
dan efisien dalam
meningkatkan minat
baca peserta didik)
 Anti Korupsi
(Peduli dan tanggung
jawab, yaitu pembuatan
slogan merupakan
kepedulian penulis
dalam meningkatkan
minat baca peserta
didik serta melakukan
tugasnya dengan
penuh tanggung jawab)
WoG:
 nilai WoG kolaborasi
ditunjukkan melalui
adanya kegiatan diskusi
dengan atasan.

Manajemen ASN:

47
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
 nilai manajemen ASN
ditujukkan melalui
melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan
profesionalitas,
proporsionalitas,
akuntabilitas, efisien dan
efektif.

3. Melakukan 1. Terbentuknya jadwal  Akuntabilitas Kegiatan ini yaitu, Kegiatan ini


bimbingan atau 1. Menentukan jadwal bimbingan secara (Tanggung Jawab dan Meningkatkan Kualitas mencerminkan
arahan kepada bimbingan minat baca jelas Kejelasan, yaitu dalam Pembelajaran nilai organisasi
peserta didik 2. Menyiapkan materi 2. Terlaksananya memberikan bimbingan profesional dan
untuk rajin bimbingan minat baca kegiatan bimbingan kepada peserta didik akuntabel.
membaca. 3. Melaksanankan kegiatan minat baca untuk rajin membaca
bimbingan minat baca dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan
disampaikan secara
jelas, sehingga apa
yang mereka terima
dapat dimengerti)
 Nasionalisme
(Sila keempat yaitu
melakukan musyawarah
dengan atasan untuk
menentukan jadwal
bimbngan minat baca)
 Etika Publik
(Menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama dengan
atasan ketika akan
mengadakan suatu
kegiatan serta
berkomitmen
memberikan pelayanan
publik yang berkualitas)
 Komitmen Mutu

48
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
(Inovasi, kegiatan
merupakan inovasi
dalam rangka
meningkatkan minat
baca)
 Anti Korupsi
(Peduli, yaitu kegiatan
minat baca
menunjukkan
kepedulian penulis
terhadap minat baca
peserta didik supaya
minat baca peserta didik
meningkat)
Mengatur jadwal 1. Melakuakan penjadwalan 1. Terjadwalnya waktu  Akuntabilitas Kegiatan Ini yaitu Kegiatan ini
4. kusus untuk bisa waktu setiap hari untuk untuk membaca (Tanggung Jawab, Meningkatkan Kualitas mencerminkan
membaca selain membaca setiap harinya untuk yaitu dalam membuat Sapras Sekolah nilai organisasi
buku pelajaran 2. Melakukan kegitatan peserta didik jadwal membaca profesional,
setiap hari. Membaca tidak hanya buku dengan penuh orientasi mutu, dan
pelajaran tanggung jawab) inovatif.
 Nasionalisme
(Cinta tanah air, yaitu
dalam membuat jadwal
menggunakan kalimat
dan penulisan
menggunakan bahasa
indonesia yang baik
dan benar)
 Etika Publik
(Sopan dan santun
yaitu dalam
pengumuman
menerapkan sikap
sopan dan santun
kepada peserta didik
sebagai dari contoh
teladan bagi peserta
didik)

49
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
 Komitmen Mutu
(Inovasi dan efektif,
yaitu dengan membuat
jadwal dapat konsisten
terhadap waktu yang
telah di sediakan oleh
peserta didik)
 Anti Korupsi
(Disiplin dan Adil, yaitu
adanya jadwal baca
membuat peserta didik
lebih disiplin waktu)
 Pelayanan Publik
(Pembuatan jadwal
dapat menjadi salah
satu pemenuhan
kebutuhan pelayanan di
sekolah)
5. Memberikan 1. Merekap data peserta didik 1. Adanya Rekapitulasi  Akuntabilitas Kegiatan ini menguatkan Kegiatan ini
kesempatan yang menyalurkan peserta didik yang (Transparansi, misi sekolah yaitu, mencerminkan
peserta didik kreatiVitasnya setelah berkreatiVitas tanggung jawab, dan Meningkatkan Kreativitas nilai organisasi
untuk selesai mebaca 2. Adanya Daftar keadilan, artinya siswa dalam pembelajaran. profesional,
berkreativitas 2. Menentukan hasil peringkat siswa yg artinya dalam inovatif dan
kreatifitas terbaik berkreativitas menentukan siswa tanggung jawab.
3. Melakukan Pengumumkan 3. Adanya Pemberian yang berkreativitas
hasil dan pemberian hadiah kepada tranparan, tanngung
reward kepada peserta peserta didik dengan jawab, dan adil)
didik yang kreatiVitasnya transparan  Nasionalisme
baik (Sila ke dua, yaitu tidak
membeda-bedakan
dalam menentukan
kreativitas siswa terbaik
sesuai dengan kriteria)
 Etika Publik
(Memberikan penilaian
secara Jujur dan
Cermat)
 Komitmen mutu

50
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
(Inovasi, kegiatan best
visitors merupakan
inovasi dalam
meningkatkan minat
baca siswa)
 Anti Korupsi
(Jujur, tanggung jawab,
dan adil, artinya dalam
menentukan siswa
yang berkreatvitas
terbaik dilakukan
dengan penuh
tanggung jawab, jujur
(tidak dimanipulasi)
dan adil)
 Wog (berkordinasi)
6 Mengevaluasi 1. Melakukan penilaian Adanya hasil penilaian Akuntabilitas: Kontribusi terhadap visi yaitu Kegiatan ini
seluruh kegiatan hasil kegiatan  Melakukan penilaian dan adanya peningkatan mencerminkan
monitoring dengan hasil kedisiplinan dalam menentukan nilai organisasi
aktualisasi
2. Melakukan koordinasi Adanya hasil koordinas yang didapat merupakan waktu. profesional,
dengan mentor nilai akuntabilitas orientasi mutu, dan
mengenai evaluasi dari terhadap kegiatan yang Kontribusi terhadap misi inovatif.
kegiatan yang telah telah kita lakukan organisasi ditunjukkan dengan:
dilaksanakan. 1. Adanya peningkatan
koreativitas pesrta didik
Etika Publik:
 Melakukan koordinasi
dengan sopan dan hormat
kepada mentor
merupakan nilai etika
publik.

Manajemen ASN:
 nilai manajemen ASN
ditujukkan melalui
melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan
profesionalitas,

51
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai Organisasi
proporsionalitas,
akuntabilitas, efisien dan
efektif.

WoG:
 Koordinasi dengan
mentor merupakan
perwujudan nilai WoG
kolaborasi.

52
Tabel 3.5. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
Alokasi Waktu

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Tanggal Bulan Agustus 2021 Minggu ke Bulan September 2021
Minggu ke
1 2 3 4 5 1 2 3
1 Melakukan kordinasi dan diskusi 1) Melakukan Koordinasi dan dengan mentor 2-3
tentang optimalisasi reading agustus
terkait persiapan aktualisasi yang akan
corner ( pojok Baca) untuk dilaksanakan.
menumbuhkan minat baca 2) Melakukan diskusi ide dan gagasan yang 4-5
peserta didik agustus
sudah direncanakan.
2 Membuat slogan yang 1) Membuat desain /rancangan slogan edukatif 9-13 agstus
berhubungan dnegan motifasi 2) Pembuatan/pencetakan slogan 14-21
untuk gemar mebaca ,yang Agustus
dipasang di bebrapa tempat
strategis
3) Pemasangan slogan di perpustakaan dan di 23-25
Agustus
tempat-tempat strategis
3 Melakukan bimbingan atau 1) Menentukan jadwal bimbingan minat baca 26-28
arahan kepada peserta didik Agustus
untuk rajin membaca
2) Menyiapkan materi bimbingan minat baca 29-31
Agstus

3) Melaksanankan kegiatan bimbingan minat baca 1-2


Septemb
er

4 Mengatur jadwal kusus untuk 1) Melakuakan penjadwalan waktu setiap hari 3-4
Sptembe
bisa membaca selain buku untuk membaca r
2) Melakukan kegitatan Membaca tidak hanya 3

53
pelajaran setiap hari. buku pelajaran septeber

5 Memberikan kesempatan 1) Merekap data peserta didik yang menyalurkan 5-11


peserta didik untuk Septem
kreatiVitasnya setelah selesai mebaca ber
berkreativitas dan melaukan 2) Menentukan hasil kreatifitas terbaik
laporan serta evaluasi
3) Melakukan Pengumumkan hasil dan pemberian
reward kepada peserta didik yang kreatiVitasnya
baik

6 Mengevalusi seluruh kegiatn 1. Melakukan penilaian hasil kegiatan 12-13


aktualisasi Septemb
2. Melakukan kordinasi dnegan mentor mengenai er
evaluasi dari kegiatan yang telah di laksanakan

54
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Rancangan aktualisasi merupakan dokumen yang berisi rencana kegiatan


peserta Latsar CPNS yang dilakukan pada tahap akhir pelaksanaan latsar. Kegiatan
tersebut harus menginternalisasi nilai-nilai dasar PNS ANEKA dan nilai fungsi PNS.
Isu utama yang akan diangkat dalam Rancangan ini adalah belum optimalnya penggnaan
pojok baca ntuk menumbuhkan minat baa peserta didik SDN Mekar Tani Kecamatan
Mendawa. Isu ini diambil karena masih kurangnya Minat baca peserta didik SDN Mekar
Tani. Isu tersebut perlu diangkat karena mengingat kegiatan membaca itu sangat penting,
dengan membaca dapat meningkatkan pengetahuan seseorangg dan menngkatkan
memori serta pemahaman. Dengan rajin membaca, maka seseorang dapat mengambil
manfaat dari pengalanman orang lain, dengan rajin membacamaka sesorang dapat ellatih
kemampuan berfikirnya. Solusi ini diambil menjadi salah satu bentuk langkah yang
responsif untuk memecahkan isu tersebut dengan tetap menerapkan nilai dasar PNS
ANEKA dan nilai fungsi PNS.

1.1. Saran
Dari hasil kegiatan aktualisasi ini penulis menilai pencapaian manfaat kegiatan
aktualisasi dapat lebih maksimal karena didalam K-13 kegiatan literasi dengan
memaaatkan pojok baca , kemdian membaca bukan hanya buku pelajaran, Itu termasuk
dalam bagian pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sehingga literasi adalah
kegiatan yang harus termuat dalam RPP.

55
DAFTAR PUSTAKA
UU ASN NO.5 TAHUN 2014 Tentang Aparatr Negeri Sipil

PP 17 Tahun 2020 tentang menegemen ASN


Perlan no.1 thn 2021 tenatnag latsar cpns

LAN RI. 2014. Dinamika Kelompok. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Analisis Isu Kontemporer. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Kesiapsiagaan Bela Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Wawasan Kebangsaan Dan Nilai-Nilai Bela Negara. Modul Pelatihan

Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Akuntabilitas. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Nasionalisme. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

LAN RI. 2017. Whole Of Government. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

56
57
58

Anda mungkin juga menyukai