Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AGENDA 2

KELOMPOK 3
ANGKATAN XI
LATSAR CPNS 2022
Manfaat
Alur Pikir Komprehensif Mengidentifikasi Masalah dan Menganalisis Penyebab Masalah
Siswa merasa nyaman dan tenang
dalam belajar

Siswa antusias dan paham dengan


Solusi materi yang disampaikan
Masalah
(Kondisi saat ini) Guru lebih dipercaya sebagai
Penyesuaian jam PTM sehingga beban kerja guru tidak terlalu berat, terutama sekolah yg pengganti orang tua di sekolah
Penyebab
Intregitas guru yang kurang.
Tindak Kekerasan oleh Guru memiliki guru sedikit dengan jumlah murid yg banyak.
Guru akan selalu dihormati dan
Kontrol emosi yang kurang terhadap Salah Satu Siswa pada
Mengadakan pertemuan antara guru dan orang tua murid untuk mendiskusikan cara disegani
baik. Pertemuan Tatap Muka
Terbatas belajar bagi anak di rumah, dan menyamakan persepsi ttg target dan kurikulum belajar Orang tua menjadi lebih aktif dan
Kedisiplinan peserta didik yang Bukti: saat ini. tanggap dengan kegiatan belajar
menurun. Video viral kekerasan oleh anaknya
Mengadakan pelatihan(refreshing) guru untuk mengingat kembali metode pengajaran
seorang guru pada salah satu
Guru yang kurang siswa SMP di Sby. PTM
berkomitmen dalam
Guru sebagai tenaga pendidik sebaiknya lebih sabar dalam menghadapi murid muridnya
menjalankan pekerjaannya. Pemberitaan media terkait Kondisi yang diharapkan
kekerasan guru selama masa yang sudah lama belajar dirumah
Kurangnya pemahaman PTM. Para orang tua diharapkan bisa membimbing dan mendukung anak dalam mengerjakan
tentang pelayanan prima.
Siswa lebih disiplin dalam mengikuti
Pernyataan dan tanggapan pekerjaan rumah(PR) dan membantu anak mengulang pelajaran disekolah yang tidak
Peserta didik yang mengalami pembelajaran
Kepala dispendik terkait video dimengerti
lost learning. Guru menjadi lebih kreatif, inovatif,
kekerasan seorang guru PNS dan menyenangkan
Guru lebih memahami kebutuhan belajar murid, tidak memberikan terlalu banyak PR
terhadap siswanya Orang tua ikut berperan aktif dalam
sehingga anak lebih fokus belajar di rumah, dan pikiran tidak terpecah pembelajaran
Guru tetap bertanggung jawab dalam mendidik murid di sekolah, menerapkan kedisiplinan Diukur dari:
Antusias siswa dalam mengikuti
tetapi tidak menggunakan kekerasan
Akibat Jika Masalah Tidak pembelajaran
diatasi memberikan kelas tambahan bagi anak yang kurang dalam pelajaran tertentu Nilai hasil belajar siswa secara
Mumupuk rasa percaya diri anak baik disekolah maupun dirumah. keseluruhan (sikap, pengetahuan,
keterampilan)
Menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga anak didik nyaman berada di ruang Penerapan gaya belajar yang sesuai
Secara psikologis menimbulkan
trauma dan ketakutan pada anak kelas Evaluasi sikap belajar siswa
(penilaian diri dan orang tua)
Menganggu kegiatan belajar Kondisi psikologis guru, orang tua
mengajar karena adanya rasa dan siswa
tidak aman dan tidak nyaman di
sekolah

Memicu pola pikir anak untuk


menggunakan kekerasan sebagai
penyelesaian masalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elemen terpenting dalam lembaga pendidikan adalah hubungan antara guru dan
siswa. Peran guru sangat penting dalam membentuk karakter siswa dan
menginternalisasikan nilai-nilai etika, moral, dan akhlak. Guru di sekolah selain bertugas
untuk mengajarkan materi pelajaran, juga memiliki peran yang hampir sama dengan
orang tua, yaitu mendidik untuk menjadi pribadi yang baik. Dalam menjalankan
perannya tersebut, guru dituntut untuk mengayomi semua siswanya.
Namun, dalam mendidik siswa-siswanya, terutama dalam hal kedisiplinan,
terdapat oknum guru yang memperlakukan siswa dengan kasar mengakibatkan terjadinya
tindak kekerasan terhadap siswa. Kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
satu individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan fisik dan/atau mental.
Ada beberapa bentuk kekerasan yang umumnya dilakukan terhadap siswa maupun guru,
antara lain: kekerasan fisik yaitu merupakan suatu bentuk kekerasan yang dapat
mengakibatkan luka atau cedera, seperti: memukul, menganiaya, dan lain-lain.
Kemudian kekerasan psikis yaitu kekerasan secara emosional dilakukan dengan cara
menghina, melecehkan, mencela atau melontarkan perkataan yang menyakiti perasaan,
melukai harga diri, menurunkan rasa percaya diri, membuat orang merasa hina, kecil,
lemah, jelek, tidak berguna dan tidak berdaya. Kekerasan di lembaga pendidikan yang
marak terjadi seringkali dibenarkan oleh sebagian masyarakat, karena tindak kekerasan
tersebut merupakan bagian dari proses mendidik anak. Padahal hukuman bagi siswa
dalam jangka pendek akan mempengaruhi konsentrasi, persepsi dan perilakunya, hingga
tidak tertutup kemungkinan siswa menjadi malas belajar, pada akhirnya tinggal kelas
atau berhenti sekolah. Secara psikologis, hukuman di lembaga pendidikan dapat
menyebabkan anak menjadi trauma atau antipati terhadap pendidikan. Berdasarkan data
yang dirilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2017, menurut survei
International Center for Research on Women (ICRW), sebanyak 84 persen anak di
Indonesia mengalami kekerasan di sekolah. Angka kasus kekerasan di sekolah di
Indonesia ini lebih tinggi dari Vietnam (79 persen), Nepal (79 persen), Kamboja (73
persen), dan Pakistan (43 persen). Dari seluruh kasus kekerasan terhadap anak tersebut,
10 persen diantaranya dilakukan oleh guru.
Kekerasan dalam dunia pendidikan memang sedang hangat-hangatnya
diperbincangkan saat ini. Berbagai sudut pandang tentang bagaimana seorang guru harus
menyikapi kenakalan remaja menjadi isu yang banyak dibahas oleh masyarakat. Dengan
demikian, kami mengangkat isu aktual ini sebagai topik diskusi dan mengaitkannya
dengan core value ASN BerAKHLAK. Kami kelompok 3 Angkatan XI Latsar 2022
sebagai pemerhati pendidikan turut prihatin terhadap kejadian yang tidak semestinya
terjadi tersebut. Melalui diskusi ini diharapkan dapat menemukan “benang merah‟ dari
kontroversi diantara berbagai pihak, sehingga di masa mendatang tidak menimbulkan
suatu masalah atau pandangan negatif baik bagi guru, orangtua, siswa dan sekolah yang
bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah yaitu “Tindak
Kekerasan oleh Guru terhadap Salah Satu Siswa pada Pertemuan Tatap Muka
Terbatas”.

C. Tujuan Diskusi
Dengan mengikuti kegiatan diskusi ini diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar profesi Pegawai
Negeri Sipil, yaitu :
1. Peserta dapat memahami situasi kondisi yang sedang terjadi saat ini dan dapat
menganalisa penyebab dan solusi yang diusulkan agar menuju kondisi yang
diharapkan
2. Memahami kedudukan dan peran ASN dalam melaksanakan setiap
pekerjaan/kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam memperkuat visi
dan misi organisasi.
3. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai
pelayan masyarakat, serta mengaktualisasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK
di instansi kerja masing-masing.

D. Manfaat Diskusi
1. Dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai BerAKHLAK dalam
analisa kasus yang terjadi di lingkungan
2. Munculnya ide-ide solusi untuk penanganan masalah
E. Waktu dan Tempat
Waktu : 25-26 Februari 2022
Media : Zoom diskusi kelompok

F. Peserta Diskusi
Diskusi diikuti oleh 10 anggota kelompok 3 Angkatan XI Latsar 2022, yaitu:
1. dr. Shinta Besly Cumlaude
2. dr. Irine Puspita Sasmitaningsih
3. dr. Nonnytha Mahananny
4. dr. Dini Nur ’Aini
5. dr. Dewi Amalia
6. Zico Kurniawan Atmaja, S.Pd
7. Dimas Rizkiah, S.Pd
8. Edo Tresnanto, S.Pd
9. Aditya Bagus Purnomo, S.Pd
10. Widia Sundari, S.Pd
BAB II
PEMBAHASAN

A. BERORIENTASI PELAYANAN
1. ORIENTASI KEPADA MURID
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
Pelayanan Publik adalah: Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Guru yang berdaya memiliki beberapa ciri yakni: berjiwa indonesia, bernalar,
pembelajar, profesional, berhamba pada anak. Maksud dari berhamba pada anak
adalah sebegitu kuatnya orientasi kepada murid, kepada anak yang melandasi
bagaimana pendidik itu bekerja. Jadi fondasi awal bagi guru kedepannya adakah
orientasi kepada murid.

B. AKUNTABEL
1. ORIENTASI KEPADA MURID
Orang tua mempercayakan anaknya di sekolah untuk dibimbing oleh para guru.
Sehingga guru harus melaksanakan tugasnya dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
Guru harus cermat dan menerapkan kedisiplinan bagi diri sendiri terlebih dahulu, baru
bisa menerapkan pada siswanya. Dalam menerapkan kedisiplinan, tidak dibenarkan
menggunakan cara kekerasan. Selain bisa melukai fisik dari siswa, tindakan ini bisa
menyebabkan trauma psikis pada siswa tersebut. Siswa yang mendapat kekerasan
juga tidak bisa mengambil pelajaran (kedisiplinan), tetapi menjadi takut atau malah
lebih melawan. Kepercayaan orang tua juga bisa berkurang kepada guru. Oleh karena
itu, guru harus mendidik siswa tanpa menggunakan kekerasan, sehingga siswa bisa
mengambil pelajaran yang baik. Guru juga bekerja sama dengan orang tua untuk
mencapai tujuan yang sama, yaitu mendidik anak, baik di sekolah maupun di rumah.

C. KOMPETEN
1. Guru memiliki motivasi untuk mengembangkan kompetensi di berbagai bidang
Guru yang berkualitas ada pada penekanan pada pengembangan diri seorang guru
sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidik harus mampu menggunakan metode terbaru
yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman, dengan merubah pola pikir
dari yang lama ke yang modern sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pendidik juga
harus mengupdate pengetahuan terbaru dengan mengikuti pelatihan atau workshop,
serta menggali informasi dari berbagai macam media elektronik maupun cetak.
2. Guru berinovasi dalam pembelajarannya
Guru memang tidak ada kata berhenti untuk terus melakukan inovasi dalam
pembelajarannya. Karena revolusi mengharuskan guru senantiasa berinovasi, atau
terpaksa tergerus lalu dianggap jadul. Bidang studi yang masih diajarkan dengan pola-
pola lama akan membuat suasana kelas mencekam, jauh dari harapan koneksitas ilmu
dengan kehidupan. Inovasi guru bukan hanya untuk kepentingan kompetisi namun
harus terbentuk skill kreatif bagi siswa sebagai bagian dari kompetensi kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

D. HARMONIS
1. Guru mampu menciptakan interaksi yang baik dengan orang tua siswa/wali
murid
Dengan adanya kerjasama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi dan
lingkungan belajar yang baik bagi siswa, diharapkan akan mendorong siswa dapat
melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagai pelajar, yaitu belajar dengan tekun dan
semangat. Kemudian dengan adanya interaksi dan hubungan timbal balik antara guru
dan orangtua yang benilai informasi tentang situasi dan kondisi setiap siswa akan
mengetahui tentang latar belakang murid serta cara menyikapi permasalahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan
suka cita tanpa ada pengambilan sikap yang saling merugikan satu sama lain.
2. Guru peduli terhadap permasalahan belajar siswa
Hubungan yang harmonis antar guru dan siswa akan menciptakan kedekatan hati.
Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Seorang guru harus
dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan bagi siswanya di dalam kelas.
Bersikap peduli terhadap permasalahan yang dihadapi siswa membuat hubungan
antara guru dan siswanya akan terjalin dengan baik. Memahami pola dan strategi
belajar yang cocok untuk beberapa siswa akan meningkatkan keberhasilan dalam
tercapainya tujuan belajar. Seperti membuat kontrak belajar untuk saling memahami
kebutuhan guru dan murid. Sehingga suasana belajar yang menyenangkan dan
harmonis bisa dirasakan antara guru serta semua murid, yang pada akhirnya membuat
pembelajaran semakin hidup.

E. LOYAL
1. Guru dapat mendedikasikan dirinya terhadap dunia Pendidikan
Profesi guru memang berhubungan dengan sikap dedikasi. Dedikasai guru terhadap
satuan Pendidikan maupun terhadap siswa siswinya. Jika seorang guru telah memiliki
sikap desikasi yang tinggi maka ia tidak akan lari dari tanggung jawabnya sebagai
seorang guru. Begitu pula seorang siswa akan patuh dan mengormati gurunya. Timbal
balik itulah yang diharapkan mampu membuat guru dan siswa menjadi nyaman
melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah.

F. ADAPTIF
1. Guru mampu proaktif menemukan dan mencari informasi peningkatan
kompetensinya
Sebagai Guru kita harus terus berinovasi terutama ketika melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Seperti dalam nilai dasar adaptif kita harus selalu berinovasi dan
mengembangkan kreativitas. Selama ini guru masih terlihat monoton dalam memberi
pelajaran ke siswa. Kebanyakan guru masih hanya menggunakan model ceramah dan
media buku yang didapat oleh siswa. Harapannya guru semakin berinovasi dan kreatif
ketika mengajar. Untuk itu perlu adanya pelatihan-pelatihan yang berfungsi untuk
menambah ilmu dan kreatifitas guru dalam menggunakan model, strategi dan media
pembelajaran di kelas. Sehingga anak-anak akan termotivasi mengikuti pembelajaran
di kelas dengan menyenangkan.
Guru juga harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam mengontrol emosi
diri ataupun peserta didik. Ada banyak kegiatan untuk belajar menguasai emosi seperti
pembelajaran BK, dimana anak diajak menyelesaikan suatu masalah melalui studi
kasus ataupun simulasi.

G. KOLABORATIF
1. Guru memiliki sikap terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah
Sebagai seorang pendidik hendaknya guru menunjukkan sikap ramah, hangat, luwes,
terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada siswanya. Guru dapat menampilkan sikap
bersahabat dengan siswa, dapat mengendalikan diri jika menghadapi siswa yang
kurang sopan, serta mampu menegur dengan cara yang baik tanpa bermain fisik.
Apabila dalam praktiknya, guru mengalami permasalahan yang pelik dengan siswa,
maka guru dapat bekerjasama dengan orang tua siswa secara terbuka untuk mencari
jalan keluar bersama-sama. Selain itu, guru juga dapat melibatkan berbagai pihak
untuk ikut berkontribusi dalam memberikan masukan-masukan untuk memecahkan
permasalahan yang sedang terjadi.
Guru memang harus memiliki sikap yang terbuka, mau menerima setiap kritik,
pertanyaan, maupun masukan dari orang tua siswa maupun siswa. Tidak hanya sikap
yang terbuka, namun juga pemikiran yang terbuka serta bersikap demokratis dalam
melaksanakan pelayanan publik terutama kepada siswa.
BAB III
Kesimpulan

A. Kesimpulan hasil diskusi yang di olah dari pokok-pokok pikiran


Dalam diskusi kali ini dapat di tarik kesimpulan bahwa sebagai seorang pendidik
harus mempunyai integritas yang tinggi, mampu mengontrol emosi,memberikan
pelayanan prima, dan berkomitmen dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga tidak
akan terjadi hal-hal yang melanggar etika kepegawaian maupun aturan dalam lingkup
pekerjaan.

Seorang pendidik harus mampu menanamkan nilai etika, moral dan akhlak untuk
perkembangan pendidikan karakter peserta didik, juga menempatkan diri sebagai role
model bagi para peserta didik. Oleh karena itu mari kita bersama-sama menghapus
kekerasan khususnya di dunia pendidikan yang mana akan berakibat pada psikologis anak
berupa trauma dan antipati pada pendidikan dan menggantinya dengan penerapan ilmu
yang bermanfaat juga pendidikan karakter sehingga akan menuai prestasi-prestasi unggul
yang akan menjadi bekal peserta didik di masa depan.

Guru, orang tua dan siswa harus bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan yang
bersih dari tindakan kekerasan dan membangun pendidikan yang lebih bermakna,
sehingga peserta didik siap untuk menghadapi perubahan dan perkembangan yang akan
terjadi di masa mendatang.

B. Masalah-masalah yang belum di bahas secara tuntas


Tidak terdapat masalah yang belum di bahas dalam diskusi.

C. Saran-saran dan tindak lanjut


Mengembangkan ide-ide dan solusi dengan berinovasi untuk perkembangan
pendidikan peserta didik terutama dalam menanamkan pendidikan karakter.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai