Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

MK MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : DR SAEFUDDIN, MAg

NAMA MAHASISWA : INDRA MAHENDRA

NIM 20086010032

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

PASCA SARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


KEPALA SEKOLAH SEBAGAI LEADER DALAM MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN DI SD UNGGULAN MUHAMMADIYAH PATROL

I. BAB I PENDAHULUAN

Mutu pendidikan dapat juga disebut dengan kualitas pendidikan, mutu merupakan
masalah pokok yang menjamin perkembangan sekolah dalam meraih keberhasilan
ditengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang semakin maju. Kualitas pendidikan
hanya dapat terwujud apabila lembaga pendidikan mempunyai pimpinan yang mampu
mengelola segala sumber daya yang dimiliki. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola dan
menciptakan sekolah yang berkualitas tergantung kepada kepala sekolah beserta guru-guru
dan staff lainnya secara optimal.
Kehadiran kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi
sumber daya sekolah terutama guru, karyawan, dan anak didik. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sukses tidaknya inovasi pendidikan dan kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan
oleh kepala sekolah. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya tidak ditentukan oleh tingkat keahliannya dibidang konsep
dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya
dalam memilih dan menggunakan strategi atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
Sekolah Unggulanuasi dan kondisi yang dipimpin.
Pelayanan kepala sekolah seringkali mendapatkan kecaman dan kritik karena
terkadang mendapatkan kegagalan dalam menunjukkan kinerja yang baik dan bermuara
pada dampak negatif terhadap mutu atau kualitas, serta kesiapan kepala sekolah dalam
menghadapi tantangan global yang sangat kurang. Sehingga tanggung jawab yang diemban
belum optimal karena kurangnya antisipasi, strategi dan koordinasi. Dalam peningkatan
kualitas sekolah hendaknya kepala sekolah memperhatikan strategi yang akan digunakan,
strategi yang digunakan mencakup peran dan tugas kepala sekolah yaitu kepala sekolah
harus mampu menjadi sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader,
inovator dan motivator, seperti yang tercantum dalam keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 162 Tahun 2003 tentang pedoman penugasan guru , dan merumuskan
visi misi yang akan dicapai oleh sekolah. Menurut Sutrisna, yang dikutif dalam buku yang
ditulis Kompri, menyebutkan bahwa kompetensi yang wajib dimiliki oleh kepala sekolah
untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal ialah kepala sekolah itu harus
memiliki wawasan kedepan (visi) dan tahu apa yang harus dilakukan (misi) serta faham
cara apa saja yang ditempuh (strategi), memiki kemampuan mengkoordinasikan dan
menyerasikan sumberdaya terbatas yang ada untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang
umumnya tidak terbatas, memiliki kemampuan mengambil keputusan, memiliki
kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan mampu
menggugah bawahannya untuk melakukan hal penting bagi tujuan sekolah.
Kepala sekolah profesional dalam meningkatkan paradigma baru manajemen
pendidikan harus fokus pada pelanggan melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas kelulusan, meningkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga kependidikan serta
mendorong peserta didik untuk melakukan pendidikan yang lebih tinggi. Peningkatan atau
kualitas pendidikan dengan cara bertahap melalui proses dan usaha yang maksimal,
tentunya dengan adanya kepala sekolah yang selalu memperhatikan peningktan kualitas
sekolah yang ia pimpin dengan memberi semangat kepada guru dan staff serta warga
sekolah untuk mencapai kualitas tersebut. Di samping itu, kepala sekolah juga harus
memperhatikan strategi yang tepat serta upaya yang meningkat demi tercapainya kulitas
yang telah direncanakan. Dalam prespektif Islam, kualitas itu sesungguhnya realisasi dari
Ihsan yakni seseorang harus melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan memperhatikan
efesiensi dan efektivitas karena ia sadar bahwa Allah SWT menilai setiap pekerjaan yang
dilakukan. Dengan demikian Islam telah memperhatikan proses. Kualitas dalam Islam
tergantung pada prosesnya dan usaha yang dilakukan . Firman Allah SWT dalam Al-Quran
surat An-Najam ayat 39

‫ا‬
‫ان ِإَّل َما َس َعى‬ َ‫س ل ْل ْنس‬
َ ْ‫َو َأ ْن َلي‬
ِ ِ ِ
Artinya:“ dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya”
II. KERANGKA TEORI

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang strategi, kepala sekolah,
dan kualitas sekolah. Beberapa buku yang menjadi acuan seperti: buku Ikbal Barlian, yang
berjudul Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, buku yang ditulis
Syarafudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, buku dari Doni Juni Priansa.
Manajemen Supervisi dan kepemimpinan kepala sekola, buku dari Syaiful Sagala,
Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu pendidikan, dan buku-buku serta teori-teori
lainnya yang menjadi rujukan untuk memperjelas teori yang akan dipaparkan nanti. Untuk
lebih memperjelas permasalahan serta menghindari pemahaman terhadap judul penelitian,
maka perlu dijelaskan bahwa kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sama
dengan mutu, maka mutu yang diimaksud adalah kualitas begitu juga sebaliknya. Dalam
penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu diketahui, antara lain:
1. Pengertian Strategi Strategi merupakan rencana besar yang bersifat meningkat, efisien
dan produktif guna mengefektifkan tercapainya tujuan, strategi merupakan rencana jangka
panjang yang dikembangkan secara detail dalam bentuk taktik yang bersifat operasional
dan langkah-langkah yang teratur. Kata strategi pada mulanya digunakan dalam dunia
militer dan diartikan sebagai cara menggunakan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Jika kita bawa ke dunia pendidikan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa strategi merupakan upaya memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada
di sekolah sebagai perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan sekolah.
2. Kepala Sekolah adalah seorang pendidik yang diberi tugas untuk memimpin sekolah. Ia
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pendidikan berkualitas
yang dipimpinnya. Ia juga sebagai motor penggerak utama bergeraknya semua kegiatan di
sekolah melalui konseptual yang dimilikinya dalam mengembangkan sekolah.
Berdasarkan peraturan pemerintah, kepala sekolah bertanggung jawab atas
menyelenggarakan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan kepada tenaga
pendidik dan kependidikan, dan pendaya gunaan, serta pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan
hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah
yang efektif dan efisien. Dengan adanya kerja sama yang erat antara sekolah dan berbagai
pihak yang ada di masyarakat, semuanya akan merasa bertanggung jawab atas suksesnya
pendidikan di sekolah tersebut. Tujuh peran utama sosok kepala sekolah sesuai dengan
prespektif kebijakan nasional (Depdiknas, 2006) adalah : 1. Kepala sekolah berperan
sebagai pendidik 2. Kepala sekolah berperan sebagai manajer 17
3. Kepala sekolah berperan sebagai administrator
4. Kepala sekolah berperan sebagai supervisor
5. Kepala sekolah berperan sebagai leader (pemimpin)
6. Kepala sekolah berperan sebagai enterpreneur (wira usahawan)
7. Kepala sekolah berperan sebagai inovator di sekolahKepala sekolah sangat berperan
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah tidak hanya
dituntut untuk ahli dalam memanajer sesuai dengan perannya sebagai manajer tetapi juga
harus paham tentang pembelajaran mulai dari perencanaan, melaksanakan, sampai pada
mengevaluasi sebagai bahan pembinaan guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Kualitas Sekolah Kualitas sekolah dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang
memiliki prestasi baik prestasi akademik maupun bidang lainnya, serta lulusannya relevan
dengan tujuan, melalui prestasi siswa dapat ditelusuri manajemen sekolahnya, profil
gurunya, sumber belajar dan lingkungannya. Dengan demikian kualitas sekolah adalah
kualitas siswa yang mencerminkan kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif
manajemen dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus, pemahaman orang
terhadap tanggung jawab yang spesifik terhadap kualitas. Ikbal Barlian, Manajemen
Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, (Jakarta: Esesi Erlangga Group), hlm.53
Upaya peningkatan mutu dalam bidang pendidikan difokuskan kepada mutu
proses. Mutu proses pembelajaran ditentukan melalui metode, masukan, suasana, dan
kemampuan melaksanakan manajemen proses pembelajaran itu sendiri. Mutu proses
pembelajaran akan ditentukan dengan seberapa besar kemampuan memberdayagunakan
sumber daya yang ada untuk peserta didik belajar secara produktif. Mutu dalam kontek
hasil pembelajaran mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun
waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil pembelajaran bisa berupa hasil tes
kemampuan akademis dan dapat juga dengan prestasi dalam bilang lain,bahkan prestasi
dapat berupa kondisi yang diukur engan angka seperti suasana disiplin, keakraban, saling
menghormati dan kebersihan. Sesungguhnya antara proses dan hasil pembelajaran yang
bermutu akan saling berhubungan, akan tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah,
maka mutu hasil (Output) harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah dan harus jelas
target yang akan dicapainya. Berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu
hasil (output) yang ingin dicapai. Menurut Syaiful Sagala, peningkatan mutu pendidikan
dapat diperoleh melalui 2 strategi, antara lain:
1. Peningkatan mutu pendidikan berorientaasi akademis untuk memberi dasar
minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh mencapai mutu pendidikan yang
dipersyaratkan oleh msayarakat
2. Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup yang
esensian yang dicukupi oleh pendidikan yang berlandasan luas, yata, dan bermakna. Dalam
kaitan dengan strategi yang akan ditempuh, peningkatan mutu pendidikan sangat terkait
dengan relevansi pendidikan dan penilaian berdasarkan kondisi aktual mutu tersebut.

III. PEMBAHASAN

Konsep pendidikan bermutu di SD Unggulan Muhammadiyah Patrol diawali dari


peminatan masyarakat serta harapan masyarakat terhadap sebuah model pendidikan.
Sekolah Dasar yang terletak di desa Patrol Lor Kecamatan Patrol Indramayu, yang berdiri
pada tahun 2016 dan pada saat itu hanya memiliki siswa 27 siswa, seiring dengan
berjalannya Pendidikan di SD Unggulan Muhammadiyah Patrol pada Tahun Ajaran baru
2022 ini Siswa SD Unggulan Muhammadiyah Patrol sudah berjumlah 325 siswa. Hal ini
sesuai dengan keinginan Yayasan, yang tidak menginginkan sebuah lembaga yang hanya
biasa, melainkan ingin memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Dari harapan yang
masyarakat sampaikan kepada yayasan, dapat dijadikan sebagai referensi awal kebutuhan
yang masyarakat inginkan. Sebagaimana yang disebutkan di atas, pihak yayasan tidak ingin
hanya sekedar mendirikan lembaga pendidikan, melainkan ingin memberikan layanan
pendidikan yang bermutu, maka mulai disusunlah visi, misi, dan tujuan lembaga. Sama
halnya dengan pendapat Muhaimin dkk yang menyatakan bahwa konsep pendidikan
bermutu dimulai dari analisis stakeholder, yakni melihat peluang pasar. Setelah sasaran
mulai dipetakan, maka dirumuskan visi, misi, dan tujuan yang tentunya disandarkan kepada
kebutuhan masyarakat. Menurut Arcaro (Jerome S., 2007), pendidikan bermutu juga
berpijak kepada customer focus, berfokus kepada pelanggan yang dalam hal ini adalah
peserta didik dan masyarakat. Dengan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing peserta didik, maka layanan mutu menjadi lebih maksimal. Berbicara perihal
mutu, akan banyak sekali aspek-aspek penunjang mutu. Mutu tidak hanya berbicara
mengenai nilai di atas kertas, pencapaian akademik yang tinggi, atau berhasilnya meraih
jabatan tertentu. Jauh dari itu, makna mutu sangat luas. Ketika sebuah lembaga dikatakan
bermutu, tidak lantas lembaga tersebut unggul disemua aspek, melainkan ada beberapa aspek
yang memang unggul dibandingkan lembaga lain, namun ada juga yang lebih unggul
lembaga lain dari aspek lainnya. Hal ini dikuatkan dengan salah satu pendapat tentang
karakteristik mutu yang dijelaskan oleh Usman (2006), bahwa pendidikan yang bermutu
adalah pendidikan yang mampu mencapai standar tertentu. Jadi walaupun tidak melampaui
semua standar, manakala ada beberapa standar yang terlampaui dengan baik (conformance
to specification) serta bentuk khusus (feature) keunggulan tertentu, maka sudah dapat
dikatakan bermutu dalam bidang tersebut.
Penekanan mutu yang diterapkan di SD Unggulan Muhammadiyah Patrol ada pada
pembentukan mutu lulusan, sehingga dalam perencanaan standar yang dilakukan, pihak
lembaga menerapkan standar tersendiri selain standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Mutu yang dimaksud adalah pembentukan karakter Islami yang dipersepsikan sesuai dengan
pemahaman pihak yayasan atau lembaga yang tergambar dari standar khas SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol. Jadi, sebuah pendidikan yang bermutu menurut SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol adalah pendidikan yang dapat membentuk siswa memiliki karakter
yang Islami dengan acuan standar kurikulum di SD Unggulan Muhammadiyah Patrol.
Strategi yang dilakukan SD Unggulan Muhammadiyah Patrol dalam penjaminan
mutu pendidikan di sekolah Selain pendidik SD Unggulan Muhammadiyah Patrol, orang tua
siswa juga diposisikan sebagai sentral utama. Bukan tanpa alasan, orang tua menjadi titik
tolak keberhasilan program di sekolah . Tidak bisa dibenarkan orang tua menyerahkan secara
total pendidikan anaknya kepada pihak sekolah saja, sehingga ketika ada perilaku
menyimpang pada anak di masa yang akan datang, maka pihak sekolah yang
dipermasalahkan. Jadi harus ada kerjasama antara pihak sekolah, guru, dan orang tua.
Dengan demikian maka pembentukan karakter akan lebih maksimal. Hal ini karena tidak
akan maksimal pembentukan karakter anak ketika di sekolah sudah diusahakan pergaulan
dan kebiasaan yang baik, namun ketika pulang orang tua tidak ada pengawasan sama sekali.
Penilaian karakter tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, bahkan di luar sekolah
seperti dilingkungan rumah turut menjadi perhatian. Di sinilah letak tanggung jawab atas
kerjasama sekolah dengan orang tua terjadi. Dengan adanya buku evaluasi harian yang
diberikan oleh sekolah kepada orang tua, orang tua siswa dituntut untuk jujur dalam mengisi
buku harian tersebut. Bukan tanpa alasan, dengan pengisian yang jujur, maka akan didapat
hasil yang nyata. Di mana hasil evaluasi tersebut akan menjadi landasan tindakan pihak
sekolah kepada peserta didik tersebut, jadi tidak disamaratakan perlakuan kepada peserta
didik, melainkan sesuai kebutuhan peserta didik tersebut. Dengan demikian, jika pengisian
buku tersebut tidak jujur, maka orang tua sendiri yang akan merugi. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Arcaro (Jerome S., 2007), dalam penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu memerlukan beberapa prasyarat. Diantaranya yakni Keterlibatan Total, yang
mempunyai makna bahwa seluruh komponen dari warga sekolah turut serta dan terlibat
dalam transformasi mutu, terutama dari pihak orang tua. Dengan keterlibatan seluruh elemen
sekolah maka proses penjaminan mutu akan berlangsung lebih maksimal serta efektif. Selain
meningkatkan efektifitas pelaksanaan penjaminan mutu dan pembentukan karakter siswa,
dengan adanya kerjasama antar warga sekolah akan saling memberikan masukan perihal
kekurangan apa yang harusnya dievaluasi dan ditingkatkan. Standar mutu yang diterapkan
di SD Unggulan Muhammadiyah Patrol merujuk kepada standar mutu pemerintah. Di dalam
Standar Mutu Kekhasan Sekolah Unggulan dijabarkan standar mutu yang harus dicapai oleh
sekolah unggulan. Pada dasarnya standar yang ditetapkan oleh SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol merupakan pengembangan dari standar mutu dari pemerintah.
Adapun standar mutu yang dimaksud yakni:
a) Standar pendidik dan tenaga kependidikan sekolah Unggulan,
b) Standar sarana dan prasarana,
c) Standar pembiayaan Sekolah Unggulan,
d) Standar kurikulum Sekolah Unggulan,
e) Standar pengelolaan Sekolah Unggulan,
f) Standar kerjasama Sekolah Unggulan,
g) Standar proses Sekolah Unggulan,
h) Standar penilaian Sekolah Unggulan,
i) Standar pembinaan peserta didik Sekolah Unggulan,
j) Standar pendidikan Agama Islam, dan
k) Standar kompetensi lulusan Sekolah Unggulan.
Sebagai salah satu sekolah yang yang membranding dirinya sebagai
sekolah Unggulan, sd Unggulan Muhammadiyah Patrol dituntut untuk mencapai 11 standar
di atas. Dalam praktinya meskipun tidak secara penuh mampu mencapai standar di atas, ,
SD Unggulan Muhammadiyah Patrol tetap mendapatkan pembinaan dari Majelis Pendidikan
dan Menengah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Patrol untuk terus didorong mampu
mencapai semua standar minimalnya. Selain pembinaan dari dari Majelis Pendidikan dan
Menengah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Patrol , SD Unggulan Muhammadiyah Patrol
juga bekerjasama dengan beberapa Lembaga Pendidikan Informal untuk melaksanaakan
Pembinaan terhadapa tenaga pendidik. Hal ini dilakukan guna menjadi pengontrol serta
penjamin keterlaksanaannya mutu yang diterapkan di SD Unggulan Muhammadiyah Patrol.
Dalam menjalankan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan, SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol berpedoman dengan strategi yakni:
a. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif dalam dimensi keamanan,
kesehatan, kebersihan, keindahan, seasana kekeluargaan, fasilitas belajar, dan
beribadah.
b. Menerapkan aturan dan norma yang bersendikan nilai-nilai Islam dalam hal
perilaku, bertutur kata, berpakaian, berinteraksi, makan dan minum serta perilaku
lainnya yang lazim digunakan di lingkungan sekolah.
c. Menerapkan pembelajaran yang efektif dengan memperkaya dan meluaskan
sumber belajar, meningkatkan interaksi yang stimulatif melalui pendekatan dan
metode yang menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah dan dilakukan dalam
pendekatankolaboratif dan koorperatif.
d. Mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Belajar dengan
melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan,
imajinansi dan fitrah bertuhan, mengembangkan keterampilan, mengembangkan
kreattifitas peserta didik, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
mengembangkan kreativitas peserta didik, mengembangkan kemampuan,
menggunakan ilmu dan teknologi, menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara
yang baik, belajar sepanjang hayat, perpaduan kompetisi, kerjasama dan solidaritas.
e. Melakukan proses Islamisasi dalam proses pembelajaran. Tujuan utama
Islamisasi adalah membentuk kesadaran dan pola pikir yang integral dalam
prespektif Islam. Peserta didik selalu diajak berpikir dan memahami bahwa seluruh
fenomena alam yang terbentang dan segala permasalahan serta dinamika yang
muncul tidak dapat dilepaskan dari peran Allah subhanahu wata‟ala Yang Maha
Bijaksana, Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Pengatur alam raya. Dengan
Islamisasi pembelajaran, diharapkan terjadi hubungan emosional yang kuat antara
objek bahasan, peserta didik dan nilai-nilai Islam.
f. Memperkuat program pembinaan kesiswaan dengan kurikulum pendamping dan
kurikulum tambahan, pembinaan kepemimpinan serta mengefektifkan pendekatan
mentoring(pengelompokan siswa ke dalam grup-grup pembinaan). Sekolah
Unggulan memiliki standar pembinaan siswa, yang menekankan kepada
pembiasaan beribadah, pelatihan kepemimpinan, kepedulian sosial seperti: tilawah
al-Qur‟an, menjaga wudhu, shalat, shaum, doa dan dzikir, sodaqoh/infaq, peduli
dunia Islam, peduli mustadh‟afin, berbakti kepada orang tua (birrul walidain),
peduli lingkungan dan sebagainya.
g. Menjalin kerjasama yang efektif dengan berbagai pihak yang terkait, terutama
orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Bersama orang tua, guru di Sekolah
Unggulan menjalin komunikasi dan kerjasama yang kooperatif dalam upaya
meningkatkan layanan kepada siswa khususnya, dan meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya. Menyamakan pemahaman dan persepsi terhadap visi,
misi dan tujuan sekolah kepada seluruh orang tua siswa, sehingga terjadi
keselarasan dan kesinambungan antara pendidikan di sekolah dan di rumah melalui
jembatan komunikasi yang efektif. Mengefektifkan majlis ta‟lim (pengajian) guru
dan orang tua setiap bulan/pekan. h. Menyelenggarakan full day school, dengan
waktu efektif setiap hari selama delapan jam, sejak 07.30 sampai dengan jam 15.30.
dengan waktu yang lebih panjang, pendidikan agama dan pembiasaan siswa
mendapat keleluasaan yang cukup. Full day school menjadi salah satu ciri khas
yang menajdi daya tarik sebagian orang tua siswa yang menginginkan putra-putri
mereka berada lebih lama dalam lingkungan dan suasana pendidikan.
i. Memastikan kepala sekolah/sekolah dan guru memiliki visi, misi, semangat dan
pemikiran serta sikap dan perilaku yang sejalan dengan falsafah, nilai, visi dan misi
pendirian Sekolah Unggulan. Menerapkan proses seleksi dan rekrutmen kepala
sekolah/sekolah dan guru dengan standar penilaian yang ketat yang meliputi
pemikiran, sikap/moral dan perilaku sesuai dengan ajaran Islam bagi para guru.
j. Memberlakukan tata tertib, norma dan etika yang dibuat bersandar kepada etika
dan nilai Islami (akhlak mulia) dan kepatutan sosial. Memberikan sanksi dan
hukuman yang tegas kepada siapapun tenaga pendidik atau tenaga kependidikan
yang melanggarnya. Menurut Deming sebagaimana yang dikutip oleh Arcaro
(Jerome S., 2007), proses belajar sepanjang hayat dapat menjadi awal sebuah
lembaga pendidikan menjadi bermutu. Maka menjadi sesuai bahwa di SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol, proses meningkatkan kompetensi dan pengetahuan para
guru menjadi sesuatu yang wajib karena akan berdampak langsung terhadap proses
mutu di sekolah tersebut. Setelah konsep standar mutu di atas dilaksanakan dengan
baik dan mutu menjadi sebuah budaya, maka konsistensi dalam melaksanakan
amanah tersebut menjadi tanggung jawab dari masing-masing komponen
pembentuk sekolah. Dengan demikian prasyarat dalam membangun pendidikan
yang bermutu telah dilaksanakan (Jerome S., 2007). Dampak penjaminan mutu SD
Unggulan Muhammadiyah Patrol terhadap mutu lulusan Tuntutan masyarakat akan
pendidikan yang bermutu bukan hanya dilihat dari aspek akademik saja. Perubahan
sosial yang terjadi di tengahtengah masyarakat, serta merosotnya moral yang
semakin meluas, merubah tuntutan masyarakat kepada lembaga pendidikan. Selain
memilih yang unggul dalam akademik, tidak kalah prnting adalah tuntutan
masyarakat (Samsirin, 2015) tentang keunggulan dalam karakter. Ketika sebuah
lembaga sanggup melaksanakan keinginan masyarakat, maka lembaga akan
semakin mendapat kepercayaan. Mutu lulusan dengan garansi berkarakter Islami
tersebut, dapat memicu kenaikan atas kepercayaan masyarakat sehingga beramai-
ramai memilih SD Unggulan Muhammadiyah Patrol untuk tempat pendidikan
formal anaknya. sebuah lembaga yang bermutu salah satunya ditandai dengan
semakin tingginya kepercayaan masyarakat.
Penjamin Mutu di SD Unggulan Muhammadiyah Lembaga Patrol
SD Unggulan Muhammadiyah Patrol tidak memiliki Lembaga Penjamin Mutu
Internal, Penjamin mutu internal dilaksanakan oleh kepala Sekolah secara personal tidak
melembaga, untuk Lembaga Penjamin Mutu ekternal SD Unggulan Muhammadiyah patrol
telah melakukan visitasi Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah
(BAN S-M), Alhamdulillah SD Unggulan Muhammadiyah Patriol Maendapat Nilai 92
atau Predikat Unggul setelah melalui Visitasi Akreditasi oleh Badan Akrediatasi Nasional
Sekolah-Madrasah.

IV KESIMPULAN DAN SARAN


Peningkatan mutu pendidikan merupakan pengelolaan peningkatan mutu secara
menyeluruh dengan mempergunakan dan memberdayakan sumber daya pendidikan yang
tersedia. Dengan kata lain, strategi dasar untuk meningkatkan mutu secara
berkesinambungan yaitu melalui peningkatan mutu seluruh objek garapan dalam
manajemen pendidikan mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, kurikulum, proses
pembelajaran, sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan
masyarakat. Semua program dan kegiatan manajemen pendidikan arus diarahkan pada
suatu tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, apa yang dilakukan manajemen tidak ada
gunanya bila tidak melahirkan kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal karena
kedua pelanggan tersebut memiliki hubungan timbal balik dan saling membutuhkan.
Akhirnya, Sekolah Swasta yang basis pembiayaannya dari masyarakat harus terus
meningkatkan Mutu Pendidikan dengan menerapkan Total Quality Management atau
manajemen mutu Pendidikan yang berbasis pada Kepuasaan Pelanggan, Untuk Itu untuk
tercapainya Mutu Pendidikan yang berkualitas maka diperlukan kerjasana anatara
Yayasan, Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan Komite sekolah, semuanya
mempunyai peranan dalam meningkatkan muti Pendidikan di SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol. Kebutuhan Akan Lembaga Penjamin Mutu sangat diperlukan di
SD Unggulan Muhammadiyah Patrol, Agar pelaksanaan Mutu Pendidikan dapat
berkualitas sesuai harapan dari pengguna jasa/ pelanggan pendidikan di SD Unggulan
Muhammadiyah Patrol

V. DAFTAR PUSTAKA

Arbangi,dkk, 2016. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakatra: kencana

hanto, Agus. 2017. Peran Komite Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SD negeri 3
Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan. Surakrta: Pasca Sarjana Universitas
Muhamadiyah Surakarta. Budi, Suhardiman. 2012. Studi Pengembangan

Budiarsa, Endra. 2017. Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Untuk


Meningkatkan Mutu Pendidikan Dengan Keterbatasan Animo Siswa, Surakrta: progra
Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Habib, Muhammad. 2016. Kontribusi Manajerial Kepala Madrasah Dalam Pengembangan


Mutu Lembaga Di Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Jagir, Kecamatan Sine,
Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016 Surakrta: Pasca Sarjana Universitas
Muhamadiyah Surakarta.

Hidayah, Nurul. 2016. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan


Mutu pendidikan.Yogyakrta:Ar-Ruzz Media

Kompri, 2017. Standarisasi Kopetensi Kepala Sekolah. Jakarta: Kencana

Sagala, Syaiful. 2017. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu pendidikan.


Bandung:Alfabeta

Riyanto, Fajar. 2016. Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Strategi Dalam
Peningkatan Mutu Sekolah (Studi Kasus SDIT An Nisa Kedawung. Surakrta: progra Pasca
Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Johni S. Pasaribu. (2017). Penerapan Framework YII Pada Pembangunan PPDB SMP BPII
Baleendah Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, Vol. III,No.2,
15 April 2017.

Ridwan Idris, Evi Lestari. 2017. Pengaruh Pengorganisasian Terhadap peningkatan


Pendidikan di SD Inpres Bangkala II Kota Makasar. Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 20,
No. 1, Bulan Juni, Tahun 2017 : 18-30.
Regi Witanto. 2016. Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Berbasis Web
(studi kasus : SMP Plus Babussalam Bandung). Jurnal Infotonik, Volume 1, No. 1,
Desember 2016.

Salahuddin, Miransyah Akos, Ade Hermawan. 2018. Meningkatkan Mutu Pendidikan


Melalui Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana di MTSN Banjar Selatan 2 Kota
Banjarmasin. Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen, Vol 2, No. 1,
Januari 2018. E-ISSN 2580 – 9695, Since September 2017.

Suwardi Jamal. 2017. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri
22 Banda Aceh. Jurnal DEDIKASI, Vol. 1, No. 2, Juli 2017.

Anda mungkin juga menyukai