Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU

EKSTRAKURIKULER DI SMK 8 NEGERI SAMARINDA

OLEH :
Nur Cholis Choirul Aldi
2111102037

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA 2023
A. Latar Belakang
Kepala sekolah merupakan salah satu penentu kemajuan dalam mutu
pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk merealisasikan tujuan
pendidikan yang telah direncanakan. Dalam mengembangkan mutu
pendidikan kepala sekolah memiliki beberapa peran yaitu sebagai manajer,
sebagai leader, sebagai pendidik, sebagai administrator, sebagai supervisor,
sebagai inovator, serta sebagai motivator.1

Dalam undang undang nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:“Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
sepiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan
negara2.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan komponen yang sangat


penting, karena kepala sekolah berperan dalam sistem pengelolaan sekolah,
mengarahkan dari input, proses dan output pendidikan di sekolah. Kepala
sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh
substansinya, disamping itu kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
kualitas sumber daya yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-
tugas sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Pilar dalam manajemen pendidikan Islam, pertanggung jawaban


pada amanah yang dilaksanakan merupakan suatu hal yang penting dalam
menciptakan manajemen yang positif. Tanggung jawab atau kewajiban
1
H T Muthmainnah and S H Saring Marsudi, ‘Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam
Meningkatkan Mutu Ekstrakulikuler Futsal Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun
Pelajaran 2018/2019’, 2019
<http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/75769%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/75769/13/Naskah
Publikasi HENY.pdf>.
2
FIFIMAZROATULJANAH, ‘NoMANAJEMENKEPALASEKOLAHDALAM
MENINGKATKANMUTUEKSTRAKURKULER
OLIMPIADESAINSNASIONAL(OSN)DISMAN1GEMUH’, 2021, 234.

2
dimaknai seperti sesuatu yang harus diwujudkan agar wewenang yang
dimiliki terealisasikan dengan baik dan benar. Lepas kendali dari tanggung
jawab dapat mengemukakan hasil keraguan strategi yang ingin dicapai. Hal
tersebut diperkuat oleh pendapat Fazlur Rahman bahwasanya manusia tidak
bisa dibiarkan seperti itu, dalam artian terbebas dari tanggung jawab. Jika
dibiarkan dengan sendirinya manusia akan penuh dengan hasrat-hasrat
individualnya, maka mereka condong dalam memberi nilai yang salah
kepada validitas dan kualitas amal perbuatannya. 3 Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam QS. An-Nisa/4:58

‫ِإَّن ٱَهَّلل َيْأُم ُر ُك ْم َأن ُتَؤ ُّدو۟ا ٱَأْلَٰم َٰن ِت ِإَلٰٓى َأْه ِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتم َبْيَن ٱلَّناِس َأن‬
‫َتْح ُك ُم و۟ا ِبٱْلَعْد ِل ۚ ِإَّن ٱَهَّلل ِنِع َّم ا َيِع ُظُك م ِبِهٓۦۗ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َسِم يًۢع ا َبِص يًر ا‬
Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di
antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh,
Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah
Maha Mendengar, Maha Melihat”.

Ayat diatas menjelaskan bahwasannya sebagai seorang yang


memegang amanat maka sampaikanlah amanat kepada yang berhak
menerimanya dan apabila menetapkan hukum diantara manusia maka
tetapkanlah dengan adil.

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup


elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Pertama,
kurikuler merupakan proses kegiatan pokok pendidikan yang didalamnya
terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan guru untuk
mendalami materi pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan
dan kemampuan yang hendak diperboleh peserta didik. Kedua,
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada
kurikulum yang sedang dijalankan,termasuk yang berhubungan dengan
3
M N Ulwan and others, ‘Tafsir Tematik Ayat-Ayat Manajemen Pendidikan Islam (Planning
Dalam Al-Qur’an) Metode Tafsir Tahlili’, Jurnal Pendidikan …, 5 (2021), 10728–36.

3
penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta
didik sesuai dengan tuntunan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan
sekitarnya.

Kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi siswa boleh


dikatakan hampir semua kegiatan disekolah pada akhirnya ditunjuk untuk
membantu siswa mengembangkan potensi dirinya.Oleh karenaitu,sangat
penting untuk menciptakan kondisi siswa dapat mengembangkan diri secara
optimal.Sebagai pemimpin pendidikan,kepal asekolah memegang peranan
penting dalam membangun kondisi yang demikian. Yaitu menyedikan
fasilitas kegiatan pembelajaran kurikuler Dan ekstrakurikuler dengan
sebaik- baiknya demi tericiptanya lulusan yang bermutu.

SMK 8 Negeri Samarinda adalah salah satu sekolah yang berada di


kota Samarinda, yang berusaha untuk terus maju dan berkembang,
meskipun sekolah yang terbaru diantara sekolah didesa gemuh,namun
sekolah ini mampu menjadi sekolah pilihan bagi masyarakat sekitarnya,juga
kemampuan dan daya saing yang tak kalah dengan sekolah-sekolah yang
sudah berdiri puluhan tahun.

SMK 8 Negeri Samarinda merupakan salah satu sekolah yang


memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang begitu banyak program
ekstrakurikuler dengan jumlah 16 program ekstrakurikuler di antaranya
yaitu ekstrakurikuler wajib ( Pramuka ), dan ekstrakurikuler pilihan seperti (
Teater, Paskibra, PMR, Rohani Islami, English Club, Pusat informasi dan
konseling remaja, Musik, Pencak silat, Futsal, Koperasi Siswa, Basket, Tae
kwon do, Paduan suara, Jurnalistik, dan Tari ).

Dalam meningkatkan bakat dan minat siswa perlu adanya


pengelolaan ekstrakurikuler, dalam penglolaan diperlukan seorang
pemimpin yang berkompetensi, yang mampu mengelola kegiatan
ekstrakurikuler dengan baik sehingga menghasilkan peserta didik yang
cerdas Dan berkualitas. Peran kepala sekolah sangat besar untuk
meningkatkan mutu ekstrakurikuler, merupakan salah satu sumber dalam

4
meningkatkan mutu pendidikan dan akan membantu suatu pembelajaran
yang efektif, memberikan tujuan pendidikan yang unggul dan bermutu.

Berdasarkan Latar belakaang di atas maka peniliti tertarik untuk


mengambil judul penelitian tentang: “Manajemen Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri Samarinda”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepala sekolah dalam meningkatkan mutu ekstrakurikuler di
SMK 8 Negeri Samarinda ?

C. Tujuan
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin
dicapai dari penilitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu ekstrakurikuler di SMK 8
Samarinda

D. Fokus Masalah
Penelitian ini berfokus pada masalah bagaimana manajemen kepala
sekolah dalam meningkatkan mutu ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri
Samarinda.
E. Penegasan Istilah
1. Manajemen Kepala Sekolah
Manajemen menurut George R. Terry sebagaimana dikutip (Na’im,
2021) menyatakan bahwa management is the accomplishing of a
predetemined obejectives through the efforts of other people atau
manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui
atau bersamasama usaha orang lain. Adapun fungsi-fungsi manajemen
menurut George R. Terry sebagaimana dikutip (Hasbi, 2021) membagi
empat fungsi dasar manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling

5
(Pengawasan).4 Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen dapat
didefinisikan sebagai proses pencapaian tujuan organisasi atau kelembagaan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan melakukan empat fungsi
manajemen.

Kepala sekolah adalah guru yang dilantik menjalankan pimpinan


sekolah. Atau ditugaskan menjadi pemimpin sekolah untuk memajukan dan
meroketkan pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah menduduki tugas
penting dalam mengarahkan semua personil sekolah yang ada, agar dapat
bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah. 5 Jadi dapat disimpulkan
bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin di sekolah yang memiliki
peran dan tanggung jawab untuk memajukan sekolah yang dipimpinnya.

2. Mutu Ekstrakurikuler

Menurut Deming mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar


atau konsumen. Perusahaan yang bermutu adalah perusahaan yang
menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen
merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan
tersebut baik berupa barang maupun jasa. 6 Jadi mutu adalah sesuatu yang
memerhatikan terhadap kepuasan pelanggan dengan kualitas yang dimiliki.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar


jam aktif sekolah atau di sekolah untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan siswa, Menurut Sutisna (1979:52) ekstrakurikuler adalah
sebagai alat yang amat penting untuk tercapai tujuan-tujuan pendidikan
yang berati dan tidak sekedar untuk menjadi sumber-sumber hiburan bagi
murid.7 Jadi kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar
4
Rahman Tanjung and others, ‘Manajemen Mutu Dalam Penyelenggaraan Pendidikan’,
Jurnal Pendidikan Glasser, 6.1 (2022), 29 <https://doi.org/10.32529/glasser.v6i1.1481>.
5
Inge Kadarsih and others, ‘Peran Dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah Di Sekolah
Dasar’, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2.2 (2020), 194–201
<https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i2.138>.
6
Imam Turmidzi, ‘Implementasi Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di Madrasah’, Tarbawi, 4.1 (2021), 33–49 <https://stai-binamadani.e-
journal.id/Tarbawi>.
7
M. Yahya and Amirzan, ‘TANGGAPAN SISWA TERHADAP MANFAAT KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI DAN POTENSI DIRI’,

6
jam pelajaran sekolah yang berguna untuk menambah pengetahuan maupun
wawasan siswa.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penilitian ini diharapkan dapat berupa
a. Secara teoritik manfaat yang ingin dicapai dalam penilitian ini
adalah:
1) Menambah ilmu pengetahuan dan informasi di bidang
manajemen kepala sekolah
2) Menambah ilmu pengetahuan lebih di bidang mutu
ekstrakurikuler
3) Sebagai bahan referensi untuk penulis – penulis lain yang
akan mengadakan penulisan serupa di massa yang akan
datang
b. Secara praktis penilitian ini dapat bermanfaat bagi:
1) Bagi peniliti, penulis dapat mengetahui dan menambah
wawasan tentang manajemen kepala sekolah di SMK 8
Samarinda.
2) Bagi sekolah, sebagai evaluasi dan pertimbangan mutu
ekstrakurikuler agar dapat memperhatikan minat bakat
peserta didik dan dapat lebih mengembangkan serta
menyalurkan bakat dan minat dalam ekstrakurikuler
3) Bagi guru, menjadi bahan informasi dan sebagai pedoman
tentang manajemen sehingga diharapkan mampu
mengimplemantasikan ilmunya kepada siswa serta agar
senantiasa mendukung dan membantu kepala sekolah agar
mencapai tujuan sekolah.

G. Kajian Pustaka
Peneliti sadar bahwasanya penelitian yang dilakukan tidak semuanya
baru. Pada tinjauan pustaka ini, peneliti akan memaparkan beberapa karya
yang sesuai dengan judul penelitian manajemen kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri Samarinda. Adapun
yang menjadi bahan referensi penelitian ini adalah :
1. Skripsi saudari Fifi MAzroatul Janah. “MANAJEMEN KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU
EKSTRAKURKULER OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) DI

51.6 (2019), 204–13.

7
SMAN 1 GEMUH”. Jenis penilitian ini menggunakan kualitatif.
Program ekstrakurikuler OSN di SMAN 1 Gemuh dilata rbelakangi
oleh adanya beberapa masalah yang berkaitan pada sekolah,
diantaranya ialah: (a) persaingan sekolah yang semakin ketat, (b)
kebutuhan sekolah terhadap belajar yang disebabkan oleh adanya
problematika mengenai pemahaman peserta didik dibidang
akademik (c) kurangnya peminat Dan mencari bibit unggul (d)
tuntutan bagi sekolah untuk mampu menghasilkan SDM berprestasi
terutama dibidang akademik. Makadari itu analisis SWOT
digunakan untuk bahan evaluasi Dan penilian sekolah untuk
menjadikan alasan dalam mempertahankan Dan meningkatkan
kualitas serta tujuan program ekstrakurikuler OSN di SMAN 1
Gemuh.8
2. Skripsi saudari Risnawati. “EKSTRAKURIKULER SEBAGAI
RUANG PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 3
BANTAEN”. Jenis penilitian ini adalah kualitatif dengan penilitian
lapangan bersifat deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa: 1 Kegiatan
ekstrakurikuler ini dapat membantu mewujudkan pendidikan
karakter sesuai yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Kegiatan
esktrakurikuler ini membentukkarakter siswa dengan menumbuhkan
jiwa sosial, dan kemampuan berkomunikasi, kedisiplinan dan
taggung jawab. Sekolah menanamkan karakter siswa melalui
beberapa bentukkegiatan ekstrakurikuler yakni Pramuka dan PMR,
seperti kegiatan baksos, PERSAMI, dan Peduli Sosial. Penanaman
karakter ini dilakukan melalui beberapa hal yang dilakukan dalam
ekstrakurikuler seperti memberikan motivasi, pembiasaan dan
penerapan sanksi bagi siswa yang disiplin dan kurang bertanggung
jawab ketika diberikan tugas. 2 Implikasi positif daam penrapan
kegiatan ekstrakurikuler antara lain: memiliki jiwa sosial dan
kemampuan berkomunikasi yang dapat membentuk karakter siswa.
Dampak negative adanya kegiatan ekstrakurikuler ini antara lain
tidak dapat membantu pekerjaan orang tua dan siswayang
ketinggalan pelajaran ketika mengikuti pertandingan pada kegiatan
ekstrakurikuler.9
3. Jurnal ilmiah saudari Khusna Farida Shilviana & saudara Tasman
Hamami.” PENGEMBANGAN KEGIATAN KOKURIKULER DAN
EKSTRAKURIKULER”. Penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan studi pustaka atau library research. Dalam
mengembangkan kegiatan korurikuler di sekolah, baiknya
mengetahui bagaimana konsep-konsep dari kegiatan korikuler itu

8
FIFIMAZROATULJANAH.
9
Hikmatul Maulidina, ‘EKSTRAKURIKULER SEBAGAI RUANG PEMBENTUKAN KARAKTER
SISWA DI SMP NEGERI 3 BANTAEN’, 2, 2019, 1–13.

8
sendiri. Kegiatan kokurikuler yaitu program kegiatan yang dalam
pelaksanaannya diadakan di luar jam pelajaran seperti biasa,
sekaligus sebagai penunjang dari program intrakurikuler sehingga
harapannya nanti pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran bisa lebih mendalam, sekaligus peserta didik agar terlatih
untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya.
Sedangkan dalam pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah, biasanya dilakukan melalui beberapa tahapan
diantaranya yaitu: 1) analisis kebutuhan yang juga bertujuan untuk
mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan, potensi, dan minat dari
masing-masing peserta didik. 2) menetapkan beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler dengan perantara tes, angket, dan wawancara. 3)
menyusun berbagai program kegiatan ekstrakurikuler. 4) tahap
pelaksanaan. 5) tahap monitoring dan evaluasi.10
TABEL 1
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN JUDUL
PENELITIAN SEBELUMNYA
N Nama Judul penelitian Persamaan Perbedaan
o Peneliti
an
1. Fifi MANAJEMEN - Mengguna - Lokasi
Mazroa KEPALA SEKOLAH kan penelitian
tul DALAM metode - Meniliti
Janah MENINGKATKAN kualitatif mutu
(2021) MUTU - sama- ekstrakuri
EKSTRAKURKULER sama kuler
OLIMPIADE SAINS meneliti Olimpiade
NASIONAL (OSN) DI manajeme Sains
SMAN 1 GEMUH n kepala Nasional
sekolah sedangkan
dalam peneliti
meningkat meneliti
kan mutu mutu
ekstrakuri ekstrakuri
kuler kuler
2. Risnaw EKSTRAKURIKU - Mengguna - Lokasi
ati LER SEBAGAI kan penelitian
(2019) RUANG metode - Peneliti
PEMBENTUKAN kualitatif meneliti
KARAKTER - Membaha manajeme
SISWA DI SMP s mutu n kepala
NEGERI 3 ekstrakuri sekolah
BANTAEN kuler dalam
meningkat
10
Khusna Shilviana and Tasman Hamami, ‘Pengembangan Kegiatan Kokurikuler Dan
Ekstrakurikuler’, Palapa, 8.1 (2020), 159–77 <https://doi.org/10.36088/palapa.v8i1.705>.

9
kan mutu
ekstrakuri
kuler
3. Khusna .” - Mengguna - Lokasi
Farida PENGEMBANGA kan penelitian
Shilvia N KEGIATAN metode - Kualitatif
na & KOKURIKULER kualitatif dengan
saudara DAN - Membaha mengguna
Tasman EKSTRAKURIKU s tentang kan studi
Hamam LER ekstrakuri pustaka
i kuler sedangkan
peneliti
langsung
turun
kelapanga
n untuk
meneliti

H. Sistematika Penulisan
Untuk menyelesaikan penilitian ini, maka penulis menyusun sistematika
penulisan sebagai berikut:
1. Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, penegasan
istilah, manfaat penilitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
2. Landasan teori membahas mengenai teori dan konsep yang
berkaitan dengan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri Samarinda.
3. Metode penilitian berisi mengenai penilitian, lokasi penilitian,
sumber data, pengumpulan data, keabsahan data, dan tekhnik
analisis data.
I. Landasan Teori
1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Menurut Al-Munawwir (2013), kata manajemen
berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata
itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya
menangani. Dalam bahasa Arab manajemen diartikan sebagai
idaarah, yang berasal dari kata adaara, yaitu mengatur.
Sementara dalam kamus Inggris-Indonesia karangan Echols

10
dan Shadily (2019) management disebutkan berasal dari akar
kata to manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan. Hal ini
senada dengan Susan (2019) dalam artikelnya juga
menyatakan bahwa manajemen berasal dari kata management
(bahasa Inggris) dengan kata kerja to manage yang berarti
mengurusi.11
Dari kata tersebut muncul kata benda manajemen,
dan manajer untuk orang yang melakukan kegiatan
manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Manajemen sendiri, dalam Kamus Bahasa Indonesia,
diartikan dengan „proses pemakaian sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan atau
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran.
Sesungguhnya pengertian manajemen cukup luas
sehingga tidak ada pengertian yang digunakan secara
konsisten oleh semua orang. Pengertian manajemen yang
lebih kompleks dikemukakan oleh Stoner dalam Marlina
(2013) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Dari berbagai pengertian,
Nazharriya (2017) menyimpulkan bahwa manajemen adalah:
bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau

11
Et.al Jhuji, ‘Pengertian, Ruang Lingkup Manajemen, Dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam’, Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, 1.2 (2020), 113.

11
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (con trolling).12
b. Fungsi Manajemen

Menurut Mulyono, (2008: 22) dalam proses


implementasinya, manajemen mempunyai tugas-tugas
khusus yang harus dilaksanakan. Tugas - tugas khusus itulah
yang biasa disebut sebagai fungsi - fungsi manajemen.
Menurut George R. Terry, (George R Terry, 2009: 15)
terdapat lima kombinasi fungsi fundamental manajemen
dalam rangka mencapai tujuan. Kombinasi A terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
memberi dorongan (actuating) dan pengawasan (controlling).
Kombinasi B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
memberi motivasi (motivating) dan pengawasan. Kombinasi
C terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing,
member pengarahan (directing) dan pengawasan. Kombinasi
D terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing,
memberi pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi
peranan. Kombinasi E terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan dan
koordinasi. Dari kelima kombinasi tersebut dapat disaring
menjadi empat fungsi utama manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerak dan pengawasan.13
Perencanaan Menurut Ulbert Silalahi merupakan
kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur
pendayagunaan manusia, informasi, financial, metode dan

12
Rima Diaty and others, ‘Implementasi Aspek Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
Pelayanan Bimbingan Dan Konseling’, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Pandohop, 2.2
(2022), 38–46 <https://doi.org/10.37304/pandohop.v2i2.5244>.
13
Luthfiyyah Saajidah, ‘Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Kurikulum’,
Madrasa: Journal of Islamic Educational Management, 1.2 (2018), 16–22
<https://doi.org/10.32940/mjiem.v1i0.71>.

12
waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan.
Sedangkan William H. Newman dalam Abdul Majid
mengemukakan bahwa perencanaan adalah menentukan apa
yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian
putusan yang luas dan penjelasan dari tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode dan
prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal
sehari-hari. Dari pengertian di atas perencanaan dapat
diartikan kegiatan menentukan tujuan serta merumuskan dan
mengatur pendayagunaan sumber daya: informasi, financial,
metode dan waktu yang diikuti dengan pengambilan
keputusan serta penjelasannya tentang pencapaian tujuan,
penentuan kebijakan, penentuan program, metode dan
prosedur tertentu dan penentuan jadwal pelaksanaan
kegiatan.14
Pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan,
pengelompokkan dan pengaturan bermacammacam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat
yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitasaktivitas tersebut.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang
kedua dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkan
suatu rencana organisasi. Menurut Winadi dalam Syafruddin,
pengorganisasian ialah suatu proses pekerjaan yang ada
dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan
aktivitas-aktivitas mengkoordinasikan hasil yang dicapai
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Robbins dalam
Syafruddin, pengorganisasian ialah suatu hal yang berkaitan
14
M.Pd. Drs. H. Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen (Depok: PT
RajaGrafindo Persada, 2019).

13
dengan penetapan tugastugas untuk dilakukan, siapa yang
melakukannya, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan,
siapa yang melaporkan, kepada siapa laporan disampaikan,
dan di mana keputusan dibuat.15
Actuating adalah upaya untuk melakukan
pemindahan anggota kelompok agar mereka dapat
melakukan percobaan dan mencapai tujuan perusahaan serta
tujuan lain yang ingin dicapai." (Terry, 2010). Implementasi,
pelaksanaan, atau actuating adalah proses pelaksanaan suatu
program sehingga hal ini dapat dilakukan oleh semua pihak
organisasi dan juga memberikan motivasi untuk bertanggung
jawab total dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Proses
dari memotivasi berarti mendorong semua pihak untuk
bersedia bekerja sama, tulus dan bersemangat untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan atau diatur sebelumnya. Hal ini dikonfirmasi oleh
Terry yang menyatakan bahwa, "Actuating adalah pengaturan
semua anggota kelompok untuk ingin mencapai dan
menyerang untuk mencapai tujuan dengan sukarela dan
sesuai dengan perencanaan manajerial dan mengatur
upaya".16
Fungsi penggerak antara lain: 1) Membentuk efisiensi
melalui kolaborasi, 2) melakukan pengembangan
keterampilan dan juga kemmapuan, 3) menanmkan rasa cinta
pada pekerjaan, 4) Berjuang untuk untuk membentuk
lingkungan kerja yang nyaman, 5) memberi motivasi kepada
staf, 6) mengembangkan organisasi secara dinamis.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen
yang perlu diupayakan dalam mencapai tujuan organisasi

15
Alifa Audy Angelya and others, ‘Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan’, Jurnal
Riset Manajemen Dan Akuntansi, 2.3 (2022), 97–105
<https://doi.org/10.55606/jurima.v2i3.856>.
16
H Argadinata and M N Majid, ‘Pengembangan Kepemimpinan Diri Peserta Didik Melalui
Manajemen Pendidikan Karakter’, Semnas Manajemen Strategik …, 3, 2022.

14
secara efisien. Dengan adanya pengawasan dapat mencegah
sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan,
penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam
pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Untuk memperoleh pengertian pengawasan lebih lanjut,
peneliti akan mengkaji beberapa teori yang bersangkutan.
Menurut Sudibyo Triatmodjo, bahan diklat Adum (2000:5)
“pengawasan adalah suatu bentuk pengamatan yang pada
umumnya dilakukan secara menyeluruh, dengan jalan
mengadakan perbandingan antara kenyataan yang
dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan atau
terjadi”.17
Dari pendapat tersebut dijelaskan bahwa pengawasan
merupakan tindakan melakukan pengamatan antara
kenyataan yang dilaksanakan dengan yang seharusnya
dilaksanakan atau terjadi (das sollen dengan das sein). Jadi
dalam pengawasan tersebut, pengamatan dilaksanakan secara
menyeluruh terhadap semua yang diamati, bukan secara
terpisah-pisah, serta untuk mengetahui hasilnya dilakukan
dengan mengadakan perbandingan antara kenyataan yang
dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan atau
terjadi.

2. Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan penggerak dan penentu arah
kebijakan sekolah yang akan menentukan tujuan-tujuan sekolah
yang harus direalisasikan. Seorang kepala sekolah memiliki
peranan penting dalam menetapkan berbagai keputusan yang ada
disekolah bahkan memiliki wewenang dalam terselenggaranya
segala kegiatan yang ada di sekolah.

17
Saiful Muslim, ‘Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang PERAN PENGAWASAN
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA’, Jurnal Perbankan Syariah, 3 (2022), 83–
104.

15
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kepala
sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata
kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi/lembaga. Sedangkan sekolah merupakan sebuah
lembaga yang menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan sebagai
pemimpin sekolah lembaga di mana tempat menerima dan
memberi pelajaran.
Wahjosumidjo (2011) menjelaskan bahwa kepala sekolah
merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima
pelajaran. Menurut Rahman, dkk (2012) kepala sekolah adalah
seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk
menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di sekolah.18
b. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah
peranan kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan
sekolah. ”Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah” (Wahjosumidjo, 2010:81). Selanjutnya menurut Supardi
dalam bukunya mengemukakan “Secara garis besar pemimpin
pendidikan memiliki peran utama: bidang kepemimpinan,
manajerial, dan kurikulum pengajaran”.19
Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin adalah
mengatur situasi, mengendalikan kegiatan kelompok, organisasi
atau lembaga, dan menjadi juru bicara kelompok. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, terutama untuk

18
Kartini Dewi Ningsih, Edi Harapan, and Destiniar Destiniar, ‘Pengaruh Komite Sekolah
Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan’, JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 6.1 (2020)
<https://doi.org/10.31851/jmksp.v6i1.3921>.
19
Nur Azizah, Siti Khalijah Simanjuntak, and Neliwati Neliwati, ‘Peran Kepala Sekolah
Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 1 Kutacane’, Transformasi
Manageria: Journal of Islamic Education Management, 3.2 (2023), 506–14
<https://doi.org/10.47467/manageria.v3i2.3179>.

16
memberdayakan masyarakat dan lingkungaan sekitar, kepala
sekolah dituntut untuk berperan ganda,baik sebagai menurut
Catalyt, Solutiongivers, Proces helpers,dan Resourcel inkers.
Catalyt, kepala sekolah berperan meyekinkan orang lain tentang
18 perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Soluti on
givers, kepala sekolah berperan meningkatkan terhadap tujuan
akhir dari perubahan. Proceshelpers, kepala sekolah berperan
membantu kelancaran proses perubahan, khususnya
menyelesaikan masalah dan membina hubungan anntara pihak-
pihak terkait.Resource linkers, kepala sekolah berperan
menghubungkan orang dengan sumber dana yang diperlukan.
Kepala sekolah mempuyai banyak fungsi dalam memimpin
suatu lembaga pendidikan sertaia juga harus berperan aktif
dalam mengontrol dan mengawasi semuaa kegiatan belajar yang
ada dilingkungan wilayah kekuasaannya.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam
praktik sehari-hari selalu berusaha memeperhatikan dan
mempraktekkan fungsi pemimpin didalam kehidupan
sekolah,yaitu:
1) Fungsi kepala sekolah sebagai leader dalam
meningkatkan kualitas dan mutu guru, staf dan para siswa
2) Fungsi kepala sekolah sebagai motivator dalam
meningkatkan kualitas dan mutu guru, staf dan para siswa
3) Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor dalam
meningkatkan kualitas dan mutu guru, staf dan para siswa
4) Fungsi kepala sekolah sebagai manajer dalam
meningkatkan kualitas dan mutu guru, staf dan para siswa
5) Fungsi kepala sekolah sebagai administrator dalam
meningkatkan kualitas dan mutu guru, staf dan para
siswa.20

20
Abdul Gani, ‘Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru’, Jurnal
Literasiologi, 3.4 (2020) <https://doi.org/10.47783/literasiologi.v3i4.122>.

17
Untuk mewujudkan tentunya dibutuhkan kemauan dan
kemampuan seorang kepala sekolah yang handal, profesional,
yang mampu mengelola dan menggerakan semua potensi yang
ada secara komprehensif, serta mampu melakukan pembacaan
yang baik secara intern maupun ekstern.
c. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas dan
tanggung jawab yang harus ia laksanakan. Adapun tugas-tugas
dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo
(2002:97) adalah21:
a. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran
komunikasi di lingkungan sekolah.
b. Kepala sekolah bertanggung jawab dan
mempertanggung jawabkan atas segala tindakan
yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang
dilakukan oleh para guru, siswa, staf dan orang
tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung
jawab kepala sekolah.
c. Kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan
d. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan
konseptional
e. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru
penengah
f. Kepala sekolah adalah seorang politisi.

3. Mutu Ekstrakurikuler
a. Mutu Pendidikan

21
Hikma Maros, H, and Sarah Juniar, ‘PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKMaros, H., H, & Juniar, S. (2016). PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. 1–23.AN MUTU PENDIDIKAN’, 2019, 1–23.

18
Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan
meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting.
Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu
sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka teki. Mutu
dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk
diukur. Mutu dalam pandangan seorang terkadang bertentangan
dengan mutu dalam pandangan orang lain, sehingga tidak aneh
jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama
tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik.

Sudarwan Danim mengemukakan bahwa, mutu sebagai


derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa
barang atau jasa.Dalam pendidikan, khususnya dalam proses
pembelajaran, mutu sangat menentukan hasil belajar siswa. 22
Mutu ditentukan berdasarkan pada keadaan senyatanya, misalnya
hasil tes prestasi belajar siswa.

Komponen yang terakait untuk meningkatkan mutu tersebut


ialah mutu sekolah, guru, siswa, kurikulum, dukungan dana,
sarana dan prasarana, serta peran orang tua siswa. Komponen
yang paling berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan ialah
meningkatkan peran dan fungsi guru serta peran kepemimpinan
kepala sekolah agar semakin professional dalam melaksanakan
tugasnya .

Sebuah sekolah dianggap mempunyai daya tarik, daya saing


dan daya tahan, paling tidak mempunyai syarat-syarat sebagai
berikut23 :

1. Sekolah tersebut proses pembelajarannya bermutu dan


hasilnya juga bermutu.

22
Y N Istiqomah, ‘MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN DI MTs HASYIM ASY’ARI TUNJUNGMULI KECAMATAN …’, 2022
<http://eprints.iainu-kebumen.ac.id/id/eprint/526/>.
23
TEGAR AYYU MUTMAINASARI, ‘STRATEGI MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU
EKSTRAKURIKULER DI SDN 1 PIJERAN, SIMAN PONOROGO’, 2507.February (2020), 1–9.

19
2. Sekolah tersebut biayanya sebanding dengan mutu yang
diperlihatkannya.
3. Sekolah tersebut memliki etos kerja tinggi dalam arti
komunitas pendidikan tersebut telah mempunyai kebiasaan
untuk bekerja keras, mendidik, tertib, disiplin, penuh
tanggung jawab, objektif, dan konsisten.
4. Sekolah tersebut dari segi keamanan secara fisik dan
psikologis terjamin, dalam arti komplek sekolah tersebut
sungguh-sungguh menanamkan sikap ramah lingkungan
untuk hidup tertib, indah, rapi, aman, rindang, nyaman dan
menjadikan orang betah di dalamnya.
5. Sekolah tersebut di dalamnya tercipta suasana yang humanis,
terpeliharannya budaya dialog, komunikasi latihan bersama
dan adanya validasi teman sejawat.
Konsep kualitas inilah yang menghantarkan masyarakat pada
pemahaman yang berbeda dalam menilai sekolah. Sebagian
masyarakat berpendapat bahwa sekolah yang berprestasi atau
berkualitas adalah sekolah yang mampu menghasilkan lulusan
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

b. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kegiatan diartikan


sebagai aktivitas, keaktifan usaha yang giat. Ekstrakurikuler
dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti berada di
luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan
kepemimpinan dan pembinaan peserta didik. Kegiatan yang
bersangkutan diluar kurikulum atau di luar susunan rencangan.
Menurut Wiyani dalam Noor Yanti dkk Ekstrakurikuler
merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang
ditunjukkan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh peserta didik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

20
berkewenangan di sekolah. 24 Secara terminologi tercantum
dalam surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomer
060/U/1993 dan nomer 080/U/1993, kegiatan ekstrakrkuler
adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang
tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan sekolah,dan dirancang secara khusus agar sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Jadi, Kegiatan
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
mengembangkan aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada
kurikulum kemudian dikemas dengan cara yang berbeda yaitu
ekstrakurikuler, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana
penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari
oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup
mereka di lingkungan sekitarnya.

c. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan di luar
program kurikulum sekolah, yang diberikan kepada siswa sebagai
penunjang pendidikan formal dan dimaksudkan sebagai bentuk
pengembangan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh
siswa, seperti olahraga, kesenian, keagamaan, dan lain
sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai relevansi yang
tinggi terhadap program pendidikan formal lainnya. Kegiatan
ekstrakurikuler memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut25:
a. Fungsi Pengembangan Berfungsi untuk mendukung
perkembangan personal siswa melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk
membentuk karakter dan pengembangan kepemimpinan.
b. Fungsi Sosial Berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa tanggung jawab sosial siswa. Kompetensi sosial
24
Andi Astitah, Amirah Mawardi, and Nama Penulis, ‘Pola Pembinaan Karakter Melalui
Ekstrakurikuler Peserta Didik Di Sma Muhammadiyah 1 Makassar’, Jurnal Kajian Islam
Kontemporer, 11.1 (2020), 131–46.
25
S Ulum, ‘Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Peningkatan Bakat Santri Pondok
Pesantren Lirboyo’, 2020, 13–29.

21
dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik
ketrampilan sosial, internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
c. Fungsi Rekreatif Yakni kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan
sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik.
d. Fungsi Persiapan Karier Berfungsi untuk mengembangkan
kesiapan karier peserta didik melalui pengembangan
Kapasitas.
Menurut Mulyono tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah:
a) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai
anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial,budaya dan
alamsemesta.
b) Menyalurkan dan mengembangakan potensi dan
bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang
berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
kegiatan ekstrakutikuler merupakan membentuk kepribadian
siswa agar siswa dapat mencapai prestasi yang sesuai dengan
bakat dan minat.
d. Jenis Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurkuler tentunya berbeda-beda jenisnya,
karena memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain
darikegiatan inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurkuler yang
ada, siswa dapat memiih kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
minat masing- masing. Sementara itu bentuk kegiatan
ekstrakurikuler menurut Peraturan Menteri Permendikbud No.62
Tahun 2014 dapat berupa:
a) Krida contohnya: kepramukaan, latihan
kepemimpinan siswa,palang merah remaja, usaha

22
kesehatan sekolah, pasukan pengibaranb endera, dan
lainnya.
b) Karya ilmiah contohnya : kegitan ilmiah remaja,
kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan
akademik,penelitian dan lainnya.
c) Latihan oleh bakat dan latihan oleh minat contohnya:
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pencinta
alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi, dan
komunikas, rekayasa dan lainnya.
d) Keagamaan contohnya: pesantren kilat, ceramah
agama, baca tulisal-Qur’an, retreat, dan lainnya
Pada penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler, setiap ketua
ekstrakurikuler dan pembina akan berkumpul dalam rangka
membuat perencanaan waktu kapan saja untu dilaksanakan
kegiatan disetiap jenis ekstrakurikuler.26 Kegiatan setiap
pertemuan atau program kerja ekstrakurikuler, biasanya sudah
dirancang pada awal semester dan dibawah bimbingan kepala
sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
e. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler juga tetap
disesuaikan dengan prinsip-prinsip yang ada. Diantara prinsip
kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu: a) Prinsip individual,
yaitu dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dengan
mengacu pada kesesuaian terhadap potensi, bakat, dan keinginan
masingmasing dari peserta didik. b) Prinsip pilihan, yaitu dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus mengacu pada
kesesuaian terhadap keinginan serta tidak ada unsur paksanaan
dalam diri peserta didik. c) Prinsip keterlibatan aktif, yaitu dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus mengarah kepada
tuntutan keikutsertaan secara penuh oleh peserta didik. d) Prinsip
26
Imara Acacia Khalda, Anita Muliawati, and Bambang Tri Wahyono, ‘Rancang Bangun
Sistem Informasi Ekstrakurikuler Berbasis Web (Studi Kasus : SMA Negeri 6 Bekasi)’,
Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Bidang Ilmu Komputer Dan Aplikasinya, 1.2 (2020),
419–31 <https://conference.upnvj.ac.id/index.php/senamika/article/view/583>.

23
menyenangkan, yaitu dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
diharuskan terbentuk situasi yang disukai serta menyenangkan
bagi peserta didik. e) Prinsip etos kerja, yaitu dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler harus mengarah kepada kegiatan yang
menjadikan peserta didik lebih bangkit semangatnya dalam
mengerjakan sesuatu dengan baik dan berhasil. f) Prinsip
kemanfaatan sosial, yaitu dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan harus mengacu kepada kegiatan
yang memberikan kepentingan masyarakat.27
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang telah
disusun seharusnya ini tidak menjadi tanggung jawab secara
khusus beberapa pihak saja, melainkan harus mendapatkan
perhatian khusus dari beragam pihak yang sekaligus terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan
pendidikan, tidak hanya berbagai pihak yang berkaitan dengan
satuan pendidikannya saja, melainkan juga pihak pemerintah yang
mana berkedudukan sebagai fasilitator pendidikan.

J. Metode Penilitian
1. Jenis Penilitian
Tujuan penilitian adalah untuk melihat bagaimana manajemen
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri
Samarinda. Penilitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekata
deskriptif. Metode kualitatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan memahami fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, dan
pemikiran individu atau kelompok. Untuk menentukan prinsip dan
penjelasan yang mengarah pada kesimpulan, digunakan beberapa uraian.

Tujuan utama dalam penelitian kualitatif adalah untuk membuat


fakta/fenomena agar mudah dipahami (understandable) dan memungkinkan
sesuai modelnya dapat menghasilkan hipotesis baru.28 Dengan demikian,

27
Shilviana and Hamami.
28
Miza Nina Adlini and others, ‘Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka’, Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 6.1 (2022), 974–80 <https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394>.

24
penelitian kualiatatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalan mengenai masalah-masalah manusia dan sosial, bukan
mendeskripsikan bagian permukaan dari sebuah realitas sebagaimana
dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya.

2. Lokasi Penilitian

Berdasarkan judul penilitian, maka peneliti akan melakukan


penelitian di SMK 8 Negeri Samarinda yang terletak di Jl. Syahranie Dahlan
RT. 35, Harapan Baru, Kec. Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan
Timur.

3. Sumber Data

Sumber data sangat penting dalam penelitian karena merupakan


sumber informasi utama yang di gunakan untuk melaksanakan peniltian dan
untuk meringkas temuan penilitian secara efektif. Sumber data pada
penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan data sekunder.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan didukung
dengan metode pengumpulan data lain seperti wawancara, observasi, dan
dokumentasi.29

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan atau aktivitas terhadap
suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk
mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan
suatu penelitian.30 Observasi dilakukan dengan jenis observasi tidak
terstruktur, dimana observasi jenis ini tidak memiliki panduan khusus.
29
Vincensia Herta Arbi Herrin, ‘Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pengembangan Minat Dan Bakat Siswa Di Smpn 2 Sendawar’, Jurnal Inovasi Bimbingan
Dan Konseling, 1.2 (2019), 79–81 <https://doi.org/10.30872/ibk.v1i2.635>.
30
Muhamad Zaedi and Redha Dwi Rizkia, ‘ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN BERKARAKTER
DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (Studi Analisis Manajemen Pendidikan
Karakter Perspektif E. Mulyasa)’, Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 6.1 (2019), 20–
39 <https://doi.org/10.31943/jurnal_risalah.v6i1.105>.

25
Peneliti harus memiliki kepekaan dan dapat mengembangkan daya
pengamatannya terhadap pemahaman masyarakat. Adapun informasi
yang dihimpun dalam observasi ini bersifat dinamis.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis
non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik
langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Pengertian
wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara
langsung antara pewawancara atau guru dengan yang diwawancarai
atau anak didik tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak
langsung berarti pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada
anak didik melalui perantaraan orang lain atau media sehingga tidak
menemui atau berhadapan secara langsung dengan objek wawancara. 31
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstrutur
dimana peneliti sebelumnya telah menyiapkan instrument wawancara
untuk di tanyakan kepada Kepala sekolah SMK 8 Negeri Samarinda.
c. Dokumentasi
Dokumentasi untuk mendukung data-data yang di dapatkan.
Pada penelitian ini dokumentasi yang peneliti gunakan yaitu
dokumentasi berupa gambar dan dokumen, buku, jurnal relevan terkait
manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu ekstrakurikuler
di SMK 8 Negeri Samarinda.
5. Keabsahan Data
Peneliti menggunakan triangulasi untuk memeriksa kebenaran data.
Triangulasi adalah teknik untuk memverifikasi keaslian data yang
melibatkan penggunaan apa pun selain data untuk dicetak atau sebagai
perbandingan dengan data." Dalam arti, peneliti memperoleh data dan
menggunakan validitas data melalui triangulasi, yang dirancang untuk
memverifikasi keandalan data dengan membandingkan data dari beberapa
metodologi pengumpulan data dan sumber data. Triangulasi sumber,

31
Adisna Nadia Phafiandita and others, ‘Urgensi Evaluasi Pembelajaran Di Kelas’, JIRA:
Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, 3.2 (2022), 111–21
<https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262>.

26
triangulasi waktu, dan triangulasi teknis adalah tiga jenis triangulasi. Teknik
triangulasi yang akan penliti terapkan dalam penelitin ini yaitu triangulasi
sumber data, caranya adalah memeriksa data melalui kepala sekolah, SMK 8
Negeri Samarinda.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang berguna untuk memecah suatu
masalah atau topik penelitian menjadi beberapa komponen sehingga
organisasi dan bentuk dari apa yang diberikan jelas dan mudah dicerna atau
dipahami.
Teknik ini diawali dengan menelaah semua data yang telah diperoleh
dalam pengumpulan data, seperti observasi, wawancara yang telah direkam
selama observasi lapangan dan dokumentasi sekolah berupa informasi
tentang fungsi manajemen kepala sekolah dalam peningkatan mutu
ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri Samarinda.
Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti di dalam
penelitian ini adalah pengumpulan data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Di dalam penelitian ini, proses analisis pada penelitian ini
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dan
dokumentasi. Data yang dikumpulkan berkaitan manajemen kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu ekstrakurikuler di SMK 8 Negeri Samarinda.
b. Penyajian Data
Seperangkat hasil dari reduksi data juga perlu diorganisasikan ke dalam
suatu bentuk tertentu (Display data) sehingga terlihat sosoknya secara utuh.
Dalam penelitian ini data disajikan secara deskriptif dan juga table.
c. Penarikan Kesimpulan
Setelah dilakukan reduksi data dan penyajian data, kemudian
langkah yang terakhir dalam proses analisis data adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan ini, peneliti akan
menemukan hal-hal baru hasil dari penelitian yang dilakukan. Kemudian
dari kesimpulan harus dilakukan lagi verifikasi supaya data yang didapatkan

27
benar apa adanya baik secara deskriptif atau objek gambar yang kurang jelas
menjadi jelas. Untuk kesimpulan di awal masih bersifat sementara dan akan
berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat. Kesimpulan mungkin
dapat menjawab rumusan masalah, mungkin juga tidak karena data tersebut
masih akan dikembangkan dilapangan.

28
Daftar Pustaka
Adlini, Miza Nina, Anisya Hanifa Dinda, Sarah Yulinda, Octavia Chotimah, and
Sauda Julia Merliyana, ‘Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka’,
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6.1 (2022), 974–80
<https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394>
Angelya, Alifa Audy, Nurmalasari, Enggin Rios Saputra, Naziha Amani, Sukatin, and
Mashudi Hariyanto, ‘Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan’,
Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi, 2.3 (2022), 97–105
<https://doi.org/10.55606/jurima.v2i3.856>
Argadinata, H, and M N Majid, ‘Pengembangan Kepemimpinan Diri Peserta Didik
Melalui Manajemen Pendidikan Karakter’, Semnas Manajemen Strategik …,
3, 2022
Astitah, Andi, Amirah Mawardi, and Nama Penulis, ‘Pola Pembinaan Karakter
Melalui Ekstrakurikuler Peserta Didik Di Sma Muhammadiyah 1 Makassar’,
Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 11.1 (2020), 131–46
Azizah, Nur, Siti Khalijah Simanjuntak, and Neliwati Neliwati, ‘Peran Kepala
Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 1
Kutacane’, Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education
Management, 3.2 (2023), 506–14
<https://doi.org/10.47467/manageria.v3i2.3179>
Diaty, Rima, Azura Arisa, Nur Cahyani Ari Lestari, and Ngalimun Ngalimun,
‘Implementasi Aspek Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling’, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Pandohop, 2.2
(2022), 38–46 <https://doi.org/10.37304/pandohop.v2i2.5244>
Drs. H. Ali Nurdin, M.Pd., Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen
(Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2019)
FIFIMAZROATULJANAH, ‘NoMANAJEMENKEPALASEKOLAHDALAM
MENINGKATKANMUTUEKSTRAKURKULER
OLIMPIADESAINSNASIONAL(OSN)DISMAN1GEMUH’, 2021, 234
Gani, Abdul, ‘Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru’, Jurnal
Literasiologi, 3.4 (2020) <https://doi.org/10.47783/literasiologi.v3i4.122>
Herrin, Vincensia Herta Arbi, ‘Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pengembangan Minat Dan Bakat Siswa Di Smpn 2 Sendawar’, Jurnal Inovasi
Bimbingan Dan Konseling, 1.2 (2019), 79–81
<https://doi.org/10.30872/ibk.v1i2.635>
Istiqomah, Y N, ‘MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MTs HASYIM ASY’ARI
TUNJUNGMULI KECAMATAN …’, 2022
<http://eprints.iainu-kebumen.ac.id/id/eprint/526/>
Jhuji, Et.al, ‘Pengertian, Ruang Lingkup Manajemen, Dan Kepemimpinan
Pendidikan Islam’, Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, 1.2 (2020), 113
Kadarsih, Inge, Sufyarma Marsidin, Ahmad Sabandi, and Eka Asih Febriani, ‘Peran

29
Dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar’, Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan, 2.2 (2020), 194–201
<https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i2.138>
Khalda, Imara Acacia, Anita Muliawati, and Bambang Tri Wahyono, ‘Rancang
Bangun Sistem Informasi Ekstrakurikuler Berbasis Web (Studi Kasus : SMA
Negeri 6 Bekasi)’, Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Bidang Ilmu
Komputer Dan Aplikasinya, 1.2 (2020), 419–31
<https://conference.upnvj.ac.id/index.php/senamika/article/view/583>
Maros, Hikma, H, and Sarah Juniar, ‘PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKMaros, H., H, & Juniar, S. (2016). PERANAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. 1–23.AN MUTU PENDIDIKAN’,
2019, 1–23
Maulidina, Hikmatul, ‘EKSTRAKURIKULER SEBAGAI RUANG PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 3 BANTAEN’, 2, 2019, 1–13
Muslim, Saiful, ‘Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang PERAN PENGAWASAN
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA’, Jurnal Perbankan Syariah,
3 (2022), 83–104
Muthmainnah, H T, and S H Saring Marsudi, ‘Peran Kepala Sekolah Sebagai
Manajer Dalam Meningkatkan Mutu Ekstrakulikuler Futsal Di SD
Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019’, 2019
<http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/75769%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/
75769/13/Naskah Publikasi HENY.pdf>
Ningsih, Kartini Dewi, Edi Harapan, and Destiniar Destiniar, ‘Pengaruh Komite
Sekolah Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu
Pendidikan’, JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Pendidikan), 6.1 (2020) <https://doi.org/10.31851/jmksp.v6i1.3921>
Phafiandita, Adisna Nadia, Ayu Permadani, Alsa Sukma Pradani, and M. Iqbal
Wahyudi, ‘Urgensi Evaluasi Pembelajaran Di Kelas’, JIRA: Jurnal Inovasi Dan
Riset Akademik, 3.2 (2022), 111–21 <https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262>
Saajidah, Luthfiyyah, ‘Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Kurikulum’,
Madrasa: Journal of Islamic Educational Management, 1.2 (2018), 16–22
<https://doi.org/10.32940/mjiem.v1i0.71>
Shilviana, Khusna, and Tasman Hamami, ‘Pengembangan Kegiatan Kokurikuler
Dan Ekstrakurikuler’, Palapa, 8.1 (2020), 159–77
<https://doi.org/10.36088/palapa.v8i1.705>
Tanjung, Rahman, Yuli Supriani, Annisa Mayasari, and Opan Arifudin, ‘Manajemen
Mutu Dalam Penyelenggaraan Pendidikan’, Jurnal Pendidikan Glasser, 6.1
(2022), 29 <https://doi.org/10.32529/glasser.v6i1.1481>
TEGAR AYYU MUTMAINASARI, ‘STRATEGI MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU
EKSTRAKURIKULER DI SDN 1 PIJERAN, SIMAN PONOROGO’, 2507.February
(2020), 1–9
Turmidzi, Imam, ‘Implementasi Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu

30
Pendidikan Di Madrasah’, Tarbawi, 4.1 (2021), 33–49 <https://stai-
binamadani.e-journal.id/Tarbawi>
Ulum, S, ‘Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Peningkatan Bakat Santri
Pondok Pesantren Lirboyo’, 2020, 13–29
Ulwan, M N, R Nur, M F Rahman, A Syahputra, and ..., ‘Tafsir Tematik Ayat-Ayat
Manajemen Pendidikan Islam (Planning Dalam Al-Qur’an) Metode Tafsir
Tahlili’, Jurnal Pendidikan …, 5 (2021), 10728–36
Yahya, M., and Amirzan, ‘TANGGAPAN SISWA TERHADAP MANFAAT KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI DAN
POTENSI DIRI’, 51.6 (2019), 204–13
Zaedi, Muhamad, and Redha Dwi Rizkia, ‘ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN
BERKARAKTER DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (Studi
Analisis Manajemen Pendidikan Karakter Perspektif E. Mulyasa)’, Risâlah,
Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 6.1 (2019), 20–39
<https://doi.org/10.31943/jurnal_risalah.v6i1.105>

31

Anda mungkin juga menyukai