Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran harus selalu didorong dan
didukung oleh administrasi sekolah, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Peran guru sebagai pendidik, pengajar dan pendidik berjalan dengan baik apabila
dikelola dengan baik hingga membuahkan hasil. pelatihan yang optimal dan sesuai
dengan harapan semua pihak. Selain guru sebagai pengajar, tenaga tata usaha juga
berperan penting dalam menunjang tugas pendidikan dan urusan sekolah lainnya,
seperti tenaga tata usaha juga sangat penting untuk menunjang kegiatan
pembelajaran yang efektif. Murid, orang tua murid dan manajemen sekolah juga perlu
dibimbing dengan baik sehingga mendukung tercapainya tujuan sekolah secara
umum. Mereka juga harus berpartisipasi dalam perumusan kebijakan sekolah yang
sesuai dengan perannya, sehingga memberikan dukungan yang kuat dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Segala upaya tersebut sebenarnya
bermuara pada terwujudnya minat mahasiswa yaitu dihasilkannya lulusan yang
berkualitas, lulusan yang telah menguasai semua kualifikasi yang diperlukan dalam
kategori baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pimpinan sekolah harus
melakukan upaya untuk mengelola sumber daya manusia sekolah sedemikian rupa
sehingga semua staf, terutama staf pengajar dan administrasi memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pencapaian tujuan sekolah serta visi dan misi Sekolah.
Dimana untuk prakarsa perubahan yang saya khususkan adalah : “Menumbuhkan
semangat Merdeka Belajar agar dapat terwujudnya kelas yang nyaman dan
menyenangkan”.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31
2.3 Coaching:
Ketika mendapatkan masalah dan kesulitan dalam membimbing baik peserta didik
dan pendidik, maka praktik coaching model T-I-R-T-A adalah hal yang dapat dilakukan
dan untuk menemukenali permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu kita sebagai
Guru bukan hanya sekedar memberikan solusi tapi sebaiknya kita dapatnya
mengajak murid supaya menggali potensi yang dimiliki, sehingga mereka dapat
merancang sendiri solusi yang akan di ambil. Jadi peran kita sebagai Coach harus
selalu dilatih, agar peserta didik dan rekan sejawat dapat menjadi coachee yang baik
serta kita terbiasa dalam melakukan Coaching dengan lebih baik.
3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran :
Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan
mempengaruhi pencapaian tujuan dan misi dalam pendidikan. Sebagai seorang
pemimpin dimanapun dia berada pastinya akan berhadapan dengan situasi dilema
etika ataupun bujukan moral. Dengan mempelajari pengetahuan pengambilan
keputusan yang baik dan berpihak pada murid, maka seorang pemimpin
pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah dengan menerapkan 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Yang pada
akhirnya sebagai seorang pemimpin, dia akan dapat melakukan pemetaan aset yang
berbasis baik kekurangan dan kekuatan dengan tepat dan dapat diberdayakan
secara optimal.
3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya :
Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola 7 aset/modal utama
yang terdapat di sekolahnya/institusi yang dipimpinnya merupakan sebuah bentuk
kekuatan dan kelebihan untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan
filosofi KHD yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
(wellbeing).
REFLEKSI DIRI
Hubungan antara sebelum dan sesudah saya mengikuti pelatihan terkait modul 3.2
adalah bahwa saya menemukan dan melakukan perubahan paradigma baru dalam
berpikir dan menghadapi sesuatu hal. Yang jika sebelumnya mindset saya fokus pada
kekurangan atau masalah yang dihadapi, sekarang mindset saya berfokus pada
kekuatan/ aset. Adapun pemikiran yang sudah berubah di diri saya setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam modul ini yaitu mulai berpikir untuk berkolaborasi
dengan pemangku kepentingan, sebelumnya berjalan sendiri tanpa kolaborasi; mulai
membuat program berdasarkan visi-misi dan kekuatan sekolah, sebelumnya
membuat proyek/ program untuk memecahkan masalah; mulai berfokus pada aset
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31
RENCANA TINDAKAN
Di SMP 17 Agustus 1945 Surabaya yang terletak di lingkungan pendidikan Yayasan 17
Agustus 1945 Surabaya, kebanyakan murid lebih antusias pada kegiatan
pembelajaran yang berhubungan dengan praktik dan di luar kelas daripada kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (teori). Setelah melakukan analisa S-W-O-T dan akhirnya
melakukan analisa untuk membuat prakarsa perubahan, ditemukan penyebabnya
antara lain :
1. Suasana pembelajaran yang cenderung membosankan dan selalu dilakukan di
dalam kelas,
2. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
3. Kurangnya menggunakan media pembelajaran dan teknologi dalam
pembelajaran.
4. Model dan metode pembelajaran yang tidak dilakukan tidak variatif.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31
Maka prakarsa perubahan yang saya buat adalah: “Peran serta Pemimpin
Pembelajaran untuk penguatan pengelolaan aset kelas dan sekolah untuk
meningkatkan pembelajaran kelas teori di SMP 17 Agustus 1945 Surabaya”
4. Merancang model,
pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran yang
interaktif