Anda di halaman 1dari 10

ADITYA YOASTARA

CGP ANGKATAN 6/78


SURABAYA 31

Koneksi Antar Materi


Modul 3.2.
PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Berikut adalah hasil koneksi antar materi saya untuk modul 3.2

KESIMPULAN & IMPLEMENTASI


Pemimpin pembelajaran pengelolaan sumber daya menurut saya adalah seorang
manajer pada perusahaan yang mampu mengeksplorasi kekuatan diri dalam lembaga
atau dalam suatu ekosistemnya. Kekuatan yang berasal dari komponen abiotik dan
biotik yang terus digali dan dimanfaatkan dengan baik. Seorang manajer yang
memiliki sifat pembelajar yang tahu bagaimana menggunakan sumber daya dan
optimis tentang semua keadaan yang akan dihadapinya serta menganggap
semuanya sebagai sumber daya, yang merupakan aset terpenting dalam
perkembangan mereka. Yang mana tidak lupa memanfaatkan 7 modal aset utama
yaitu : 1) Modal Sumber Daya Manusia, 2) Modal Sosial, 3) Modal Fisik, 4) Modal
Alam/Lingkungan, 5) Modal Finansial, 6) Modal Politik & 7) Modal Agama/Budaya.
Dengan mengimplementasikannya di dalam kelas, kepala sekolah dapat
mengoptimalkan seluruh kekayaan sekolah yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
Implementasi di sekolah adalah ketika kepala sekolah menggunakan atau
mengidentifikasi aset atau dana yang ada di sekolah untuk mengembangkan dan
melaksanakan program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah bekerja sama
dengan semua warga sekolah. Dan implementasinya di masyarakat sekitar adalah
seorang pemimpin siswa, mampu mengelola sumber daya dan menciptakan
kerjasama yang baik dengan lingkungan sekolah untuk kepentingan dan kemajuan
sekolah.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

PENJELASAN & HUBUNGAN


Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dan tujuan pendidikan masyarakat. Dalam hal ini kepala sekolah
memiliki peran yang sangat strategis, karena salah satu tugasnya adalah sebagai
supervisor. Kepala sekolah harus mampu memimpin seluruh sekolah, termasuk
pengelolaan sumber daya manusia yang ada; khususnya para guru dan tenaga
administrasi yang secara langsung melaksanakan kegiatan sekolah, yang juga
berperan penting dalam keberhasilan sekolah dalam mewujudkan visi, misi dan
tujuan sekolah. Pengelolaan sumber daya dilakukan melalui beberapa kegiatan
antara lain persiapan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam hal
manajemen sumber daya manusia, kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang
terbagi dalam tiga bidang, antara lain: 1) rekrutmen, 2) pemanfaatan staf yang ada dan
3) desain dan pengembangan. Faktor-faktor yang mendukung dan juga menghambat
manajemen sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk mencapai kinerja
yang baik, mencapai tujuan sekolah dan meningkatkan kualitas lulusan.
Agar seluruh sumber daya manusia sekolah seperti wakil kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan, siswa, orang tua siswa, komite sekolah dan pihak terkait dapat
berperan secara optimal dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah, direksi
harus dibimbing dan diberdayakan sesuai dengan kemampuannya. Untuk
meningkatkan profesionalisme guru dan pengurus dapat dilakukan sebagai berikut: 1)
keikutsertaan dalam pelatihan baik di sekolah (pelatihan internal) maupun di luar
sekolah dan setelah pelatihan harus memperhatikan guru/staf tata usaha lainnya, 2)
sekolah menyediakan buku atau sumber yang cukup untuk guru/staf tata usaha dan
3) mendorong dan mendukung guru/staf tata usaha untuk memberikan peer tutoring
untuk kegiatan KKG/MGMP baik di tingkat sekolah maupun kabupaten/kota.
Kebutuhan kualifikasi profesional untuk guru dan staf administrasi, mis. pelatihan
kurikulum, pengembangan lingkungan pengajaran, keterampilan komputer,
pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi, kearsipan, perpustakaan,
pengelolaan laboratorium dan lain-lain. Selain itu, pimpinan sekolah harus
membimbing guru dan staf administrasi dengan membantu, mendorong dan
mendukung mereka untuk meningkatkan karir mereka. Kepala sekolah dapat
melaksanakan hal-hal sebagai berikut, antara lain: 1) mengkaitkan prestasi
guru/pengurus dengan kenaikan pangkat baik struktural maupun fungsional, 2)
mendorong kelancaran kenaikan pangkat guru melalui usulan PAK dan 3) jika tidak
ada kelompok bebas di sekolah, kepala sekolah dapat menugaskan guru/pengurus.
prestasi bantuan mereka dipromosikan ke sekolah lain atau lebih tinggi.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

Pembangunan kesejahteraan tidak kalah pentingnya. Kesejahteraan bisa berwujud


atau tidak berwujud, yang mengarah ke kepuasan kerja. Untuk melakukan ini,
administrasi sekolah harus melakukan hal berikut:
1) Pemberdayaan guru dan pengurus, 2) Mengenali guru dan pengurus yang
berprestasi atau melakukan tugasnya dengan baik, 3) Membina hubungan
kekeluargaan antara guru dan pengurus, 4) Memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada semua guru dan pengurus untuk mewujudkan potensi dirinya dengan
memungkinkan mereka untuk mengungkapkan dan melaksanakan gagasannya dan
5) meminta kesejahteraan material dari APBS jika memungkinkan, sepanjang tidak
melanggar aturan yang ada.

Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran harus selalu didorong dan
didukung oleh administrasi sekolah, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Peran guru sebagai pendidik, pengajar dan pendidik berjalan dengan baik apabila
dikelola dengan baik hingga membuahkan hasil. pelatihan yang optimal dan sesuai
dengan harapan semua pihak. Selain guru sebagai pengajar, tenaga tata usaha juga
berperan penting dalam menunjang tugas pendidikan dan urusan sekolah lainnya,
seperti tenaga tata usaha juga sangat penting untuk menunjang kegiatan
pembelajaran yang efektif. Murid, orang tua murid dan manajemen sekolah juga perlu
dibimbing dengan baik sehingga mendukung tercapainya tujuan sekolah secara
umum. Mereka juga harus berpartisipasi dalam perumusan kebijakan sekolah yang
sesuai dengan perannya, sehingga memberikan dukungan yang kuat dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Segala upaya tersebut sebenarnya
bermuara pada terwujudnya minat mahasiswa yaitu dihasilkannya lulusan yang
berkualitas, lulusan yang telah menguasai semua kualifikasi yang diperlukan dalam
kategori baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pimpinan sekolah harus
melakukan upaya untuk mengelola sumber daya manusia sekolah sedemikian rupa
sehingga semua staf, terutama staf pengajar dan administrasi memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pencapaian tujuan sekolah serta visi dan misi Sekolah.
Dimana untuk prakarsa perubahan yang saya khususkan adalah : “Menumbuhkan
semangat Merdeka Belajar agar dapat terwujudnya kelas yang nyaman dan
menyenangkan”.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

HUBUNGAN ANTARA MODUL SEBELUMNYA


Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan KHD :
Pendekatan berbasis aset merupakan pedoman dan cara yg terukur dalam
melakukan pembelajaran berkualitas yang berpihak pada murid seperti yang telah
saya pelajari pada modul 1.1 mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara.
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak :
Salah satu peran Guru Penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam hal
ini pemimpin dalam pengelolaan sumber daya agar kita bisa melaksanakan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan mengetahui 7 aset yang ada di
sekitar sekolah maka kita bisa melaksanakan peran kita sebagai Guru Penggerak.
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak :
Dalam mewujudkan visi Guru Penggerak kita harus membuat pemetaan kekuatan
yaitu berdasarkan 7 aset yang ada di sekitar sekolah. Sehingga dalam menentukan
pembelajaran yang berpihak pada murid dan mencapai visi Guru penggerak yang
secara tidak langsung juga akan berdampak pada pencapaian visi misi sekolah.
Modul 1.4 Budaya Positif:
Sebagai salah satu aset manusia, murid, harus kita utamakan dalam memberikan
pelayanan pendidikan agar menyeluruh dan berdampak pada semua peserta didik.
Budaya Positif yang di-gaung-kan agar bisa diamalkan dan menjadi kebiasaan yang
baik. Yang pada akhirnya sebagai sebuah keputusan yang akan sangat membantu
tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan berpihak pada murid.
Modul 2.1 Pemenuhan Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi:
Dengan melakukan mengidentifikasi aset yaitu murid, tentunya kita akan mengetahui
karakteristik peserta didik. Supaya pembelajaran berkualitas dan berpihak pada
murid maka kita harus mengadakan pembelajaran diferensiasi, artinya pembelajaran
dilakukan berdasarkan minat dan bakat siswa. Dan ini artinya kita sudah
melaksanakan pembelajaran berpihak pada murid.
2.2 Pembelajaran Sosial Emosional:
Sebagai seorang pemimpin (leader) pengarusutamaan pembelajaran adalah hal yang
tidak dapat dipungkiri. Pada kurikulum merdeka selain pembelajaran berdiferensiasi
maka pembelajaran sosial emosional diperlukan agar semua warga sekolah memiliki
kemampuan untuk berempati, memiliki kesadaran diri, dan pengelolaan diri yang
baik. Dengan demikian upaya untuk mengantarkan murid, guru, dan semua warga
sekolah mencapai keselamatan dan kebahagiaan murid (wellbeing) dapat tercapai.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

2.3 Coaching:
Ketika mendapatkan masalah dan kesulitan dalam membimbing baik peserta didik
dan pendidik, maka praktik coaching model T-I-R-T-A adalah hal yang dapat dilakukan
dan untuk menemukenali permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu kita sebagai
Guru bukan hanya sekedar memberikan solusi tapi sebaiknya kita dapatnya
mengajak murid supaya menggali potensi yang dimiliki, sehingga mereka dapat
merancang sendiri solusi yang akan di ambil. Jadi peran kita sebagai Coach harus
selalu dilatih, agar peserta didik dan rekan sejawat dapat menjadi coachee yang baik
serta kita terbiasa dalam melakukan Coaching dengan lebih baik.
3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran :
Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan
mempengaruhi pencapaian tujuan dan misi dalam pendidikan. Sebagai seorang
pemimpin dimanapun dia berada pastinya akan berhadapan dengan situasi dilema
etika ataupun bujukan moral. Dengan mempelajari pengetahuan pengambilan
keputusan yang baik dan berpihak pada murid, maka seorang pemimpin
pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah dengan menerapkan 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Yang pada
akhirnya sebagai seorang pemimpin, dia akan dapat melakukan pemetaan aset yang
berbasis baik kekurangan dan kekuatan dengan tepat dan dapat diberdayakan
secara optimal.
3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya :
Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola 7 aset/modal utama
yang terdapat di sekolahnya/institusi yang dipimpinnya merupakan sebuah bentuk
kekuatan dan kelebihan untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan
filosofi KHD yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
(wellbeing).

REFLEKSI DIRI
Hubungan antara sebelum dan sesudah saya mengikuti pelatihan terkait modul 3.2
adalah bahwa saya menemukan dan melakukan perubahan paradigma baru dalam
berpikir dan menghadapi sesuatu hal. Yang jika sebelumnya mindset saya fokus pada
kekurangan atau masalah yang dihadapi, sekarang mindset saya berfokus pada
kekuatan/ aset. Adapun pemikiran yang sudah berubah di diri saya setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam modul ini yaitu mulai berpikir untuk berkolaborasi
dengan pemangku kepentingan, sebelumnya berjalan sendiri tanpa kolaborasi; mulai
membuat program berdasarkan visi-misi dan kekuatan sekolah, sebelumnya
membuat proyek/ program untuk memecahkan masalah; mulai berfokus pada aset
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

untuk pengembangan sumberdaya, sebelumnya fokus pada meminta/ mencari


bantuan orang lain; mulai membiasakan diri dengan pertanyaan yang
memberdayakan seperti “apa yang sudah berhasil?”, “bagaimana strategi agar
membuatnya lebih berhasil?”, “apa saja yang kita miliki?”.
Sebelum Mengikuti Modul Ini:
● Saya belum sepenuhnya mengenali aset/ kekuatan yang ada,
● Saya seringkali masih berpikir berbasis masalah,
● Saya cenderung masih berfokus pada berpikir akan kekurangan yang saya miliki
dalam menentukan langkah di masa akan datang,
● Pastinya saya belum sepenuhnya memahami mengenai pendekatan yang sesuai
jika terdapat aset yang dapat dimanfaatkan di sekolah.
Sesudah Mengikuti Modul Ini:
● Saya lebih berfokus pada sumber daya yang dapat dimanfaatkan,
● Saya cenderung berpikir apa yang dapat dikembangkan,
● Saya selalu melakukan pendekatan berpikir berbasis aset (aset Based Thinking),
● Saya semakin yakin dan mantap dalam menjadi pemimpin dalam pengelolaan
sumber daya,
● Perbedaan sebelum dan sesudah mempelajari Modul 3.2 (Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya) adalah semakin optimis dan yakin untuk menjadi
seorang pemimpin dalam mengelola sumber daya yang ada.

RENCANA TINDAKAN
Di SMP 17 Agustus 1945 Surabaya yang terletak di lingkungan pendidikan Yayasan 17
Agustus 1945 Surabaya, kebanyakan murid lebih antusias pada kegiatan
pembelajaran yang berhubungan dengan praktik dan di luar kelas daripada kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (teori). Setelah melakukan analisa S-W-O-T dan akhirnya
melakukan analisa untuk membuat prakarsa perubahan, ditemukan penyebabnya
antara lain :
1. Suasana pembelajaran yang cenderung membosankan dan selalu dilakukan di
dalam kelas,
2. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
3. Kurangnya menggunakan media pembelajaran dan teknologi dalam
pembelajaran.
4. Model dan metode pembelajaran yang tidak dilakukan tidak variatif.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

Maka prakarsa perubahan yang saya buat adalah: “Peran serta Pemimpin
Pembelajaran untuk penguatan pengelolaan aset kelas dan sekolah untuk
meningkatkan pembelajaran kelas teori di SMP 17 Agustus 1945 Surabaya”

TAHAPAN Pertanyaan Daftar tindakan/riset/


penyelidikan yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan jawaban

B-uat pertanyaan (Define)

● Membuat 1. Mengapa kita perlu 1. Membuka dialog dengan


pertanyaan utama menumbuhkan murid tentang pendapatnya
yang akan ketertarikan dan mengenai kelas teori yang
menentukan arah kesenangan murid menyenangkan, serta
investigasi pada kelas teori? seberapa penting kelas teori
kekuatan/potensi/ mampu mendukung kegiatan
peluang; praktiknya (aspek
keterampilan).

● Menggalang atau 2. Bagaimana 2. Membangun komunikasi


membangun mewujudkan kelas dengan rekan guru dan
koalisi tim teori yang Kepala Sekolah terkait
perubahan menyenangkan bagi dukungan dalam mewujudkan
murid? kelas teori yang
menyenangkan

A-mbil pelajaran (Discover)

● Menyusun 1. Siapakah di sekolah 1. Mencari contoh nyata


pertanyaan yang mempunyai bagaimana metode,
lanjutan untuk pengalaman pendekatan, strategi dan
menemukenali melakukan model pembelajaran teori
kekuatan/potensi/ pembelajaran teori yang dapat meningkatkan
peluang lewat yang menyenangkan antusiasme murid.
investigasi; bagi murid?

2. Aktivitas apa saja yang 2. Melakukan studi literatur


menurut anak-anak tentang pembelajaran teori
membuat mereka yang menyenangkan.
merasa lebih tertarik?
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

TAHAPAN Pertanyaan Daftar tindakan/riset/


penyelidikan yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan jawaban

● Menentukan 3. Keterampilan apa 3. Memetakan kebutuhan


bagaimana cara yang saya miliki dan belajar murid (kesiapan
kita menggali membantu saya belajar; minat belajar; dan
fakta, memperoleh mewujudkan profil belajar murid)
data, diskusi ketertarikan murid
kelompok pada kelas teori?
kecil/besar, survei
4. Situasi apa yang dapat 4. Memetakan kekuatan yang
kita lihat dalam dimiliki murid, guru,
pembelajaran teori lingkungan sekolah, sarana
yang menarik bagi dan prasarana, dll nya yang
murid? berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran teori.

G-ali mimpi (Dream)

● Menyusun 1. Apakah 1. Membuat daftar keterampilan


deskripsi kolektif kebiasaan-kebiasaan baru yang akan saya peroleh
bilamana inisiatif baru yang saya dari pengalaman mengajar
terwujud; bayangkan terjadi Jika diri sendiri dan orang lain;
pembelajaran teori serta studi literatur.
yang menarik dan Contoh: Membuat media
menyenangkan telah pembelajaran yang bisa
berjalan dengan baik? melibatkan interaksi murid
(Multimedia Pembelajaran
Interaktif; kolaborasi dengan
Canva; menonton video;
desain grafis, mindmap,
quizizz, dll), Membuat ragam
ruang belajar (dalam ruangan
kelas, ruang IT, di taman,
lingkungan sekitar di luar
sekolah, dll)

● Mengalokasikan 2. Membuat gambaran respons


kesempatan untuk murid. Contoh: Murid lebih
berproses interaktif dan kreatif dalam
bersama, multi kegiatan pembelajaran teori,
unsur (kapan, di Setiap murid antusias
mana, siapa saja). mendemonstrasikan
pemahaman konsepnya
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

TAHAPAN Pertanyaan Daftar tindakan/riset/


penyelidikan yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan jawaban

selama pembelajaran teori


berlangsung, Melihat hasil
refleksi murid setiap akhir
pembelajaran.

J-abarkan rencana (Design)

● Membuat 1. Apa langkah paling 1. Membuat RPP berdiferensiasi


pertanyaan utama sederhana/langkah berdasarkan hasil pemetaan
yang akan pertama yang bisa kebutuhan belajar murid
menentukan arah dilakukan?
investigasi
kekuatan/potensi/
peluang;

● Mengidentifikasi 2. Apa langkah 2. Membuat beragam jenis


tindakan konkret terobosan yang bisa media pembelajaran yang
yang diperlukan dilakukan untuk dapat menimbulkan
untuk menguatkan praktik di ketertarikan bagi murid, dan
menjalankan kelas? yang berdiferensiasi
langkah-langkah
kecil sederhana
yang dapat
dilakukan
segera,dan
langkah
berani/terobosan
yang akan
memudahkan
keseluruhan
pencapaian;

● Menyusun definisi 3. Merancang ruang belajar


kesuksesan yang beragam (di kelas, di
pencapaian lab. IT, di taman sekolah, di
perpustakaan, di lingkungan
luar sekolah yang sesuai
dengan materi pembelajaran,
dll)
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

TAHAPAN Pertanyaan Daftar tindakan/riset/


penyelidikan yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan jawaban

4. Merancang model,
pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran yang
interaktif

5. Mempersiapkan semua aset


yang mendukung dalam
pembelajaran

A-tur eksekusi (Deliver)

● Menentukan siapa 1. Kapan kegiatan akan 1. Pada saat pembelajaran di


yang berperan/ dilaksanakan? kelas, khususnya pada mata
dilibatkan dalam pelajaran di jam terakhir.
pengambilan
keputusan; 2. Siapa saja yang 2. Pelibatan semua unsur di
terlibat dalam dalam maupun di luar
mewujudkan prakarsa sekolah yang berhubungan
perubahan ini? dengan materi pembelajaran

● Mendesain jalur 3. Strategi apa yang akan 3. Menciptakan suasana dan


komunikasi dan digunakan? lingkungan belajar yang
pengelolaan menyenangkan dengan
rutinitas (misal: media, model, ruang belajar,
SOP, knowledge dan strategi, serta
management, pendekatan pembelajaran
monev/refleksi) yang variatif.

4. Siapa yang akan 4. Meminta Kepala Sekolah


melakukan monitoring untuk melakukan supervisi
dan evaluasi? pembelajaran

5. Melakukan refleksi diri dan


refleksi pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai