Anda di halaman 1dari 2

ADITYA YOASTARA

CGP ANGKATAN 6/78


SURABAYA 31

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-4


Modul 1.4.
MODEL : 4F (Facts - Feeling - Findings - Future )
Facts (Peristiwa):
Dalam modul 1.4 ini merupakan modul yang sangat menantang dengan bacaan
teoritis yang membuat perasaan saya bak Roller Coaster dalam mengaplikasikan
budaya positif di sekolah. Sebelumnya saya sudah mendengar akan Budaya Positif ini
pada beberapa kegiatan di seminar dan beberapa buku praktik baik budaya positif
yang diterbitkan oleh KGB maupun Yayasan Guru Belajar. Pada tahapan mulai dari diri,
saya tidak menemukan kendala yang berarti dan belajar memahami konsep keinginan
saya dalam praktik budaya positif dan keberpihakan pada murid. Tantangan saya
hadapi pada saat membaca materi demi materi pada tahapan Elaborasi Konsep dan
pada bacaan-bacaan teoritis yang harus saya dapat pahami dalam waktu singkat.
Untungnya dengan bantuan fasilitator (Ibu Dra. Susiana) dan rekan-rekan CGP lainnya
dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan harapan saya. Pun begitu juga
ketika pada saat sesi Kolaborasi yang sangat baik dalam ruang berdiskusi virtual
dimana kami berbagi ide dan insight dalam menyelesaikan kasus-kasus yang
diberikan. Tahap penguatan Elaborasi Pemahaman yang disampaikan instruktur
(Bapak Christian Puguh Sulistyo) yang juga sangat asyik dan keren dalam
penyampaian dan pendalaman materi. Sesi belajar pada modul 1.4 ini sungguh
menyenangkan.

Feelings (Perasaan):
Perasaan yang muncul pertama kali adalah merasa tertantang untuk mempelajari
modul 1.4 karena mempelajari sesuatu yang baru akan lebih cepat dimengerti, dan
segera mengadakan refleksi tentang kelebihan dan kekurangan diri menurut modul
1.4. Dari evaluasi diri yang dapat diperoleh adalah bahwa penerapan kebiasaan
disiplin siswa yang selama ini sudah dibiasakan di sekolah, tetapi menurut modul 1.4
masih ada yang lebih baik ternyata masih banyak cara yang lebih baik dalam
penanganan kedisiplinan siswa. Dengan adanya penguatan dari pak Christian bahwa
Hukuman berbeda dengan Konsekuensi, makin menyakinkan saya untuk mengubah
pola paradigma, pola pikir dan perilaku dalam mengurangi penerapan hukuman dan
lebih sering menggunakan keyakinan kelas maupun konsekuensi dalam posisi kontrol
sebagai Teman, Pemantau dan sedapat mungkin harus menjadi Manajer.
ADITYA YOASTARA
CGP ANGKATAN 6/78
SURABAYA 31

Findings (Pembelajaran):
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah pemahaman mendalam dari Disiplin Positif,
bagaimana menerapkan nilai-nilai kebajikan universal dalam menjelaskan konsep
makna disiplin, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan (khususnya bagaimana
membedakan penghargaan yang baik untuk pengembangan disiplin positif; dihukum
dalam penghargaan), 5 kebutuhan dasar manusia, serta Segitiga Restitusi dengan 5
posisi kontrol guru (yang mana kontrol sebagai Teman-Pemantau & Manajer adalah
tujuan yang harus diraih oleh semua pendidik). Hal tersebut harus kesemuanya
berpihak pada murid dalam pencapaiannya sebagai profil pelajar pancasila yang utuh.
Saya juga belajar dalam melakukan simulasi penyusunan strategi-strategi aksi nyata
yang efektif dengan mewujudkan kolaborasi beserta seluruh pemangku kepentingan
sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid,
menganalisis secara reflektif-kritis penerapan budaya positif di sekolah dan
mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid. Setelah mempelajari teori
diatas saya dihadapkan pada kasus-kasus dan cara penangannya sesuai dengan
pengetahuan yang saya terima. Dari kasus-kasus tersebut saya menganalisis sesuai
dengan ilmu yang sudah kami pelajari dan kuatkan baik oleh Fasilitator dan Instruktur.
Pada bagian akhir saya melakukan praktik dalam membuat skenario dan menjalankan
segitiga restitusi dan membuat rancangan aksi nyata untuk mengadaptasi dan
membiasakan budaya positif.

Future (Penerapan):
Setelah mendapatkan materi yang ada dalam modul 1.4 perubahan budaya positif
yang akan saya dan rekan-rekan warga sekolah umumnya kami lakukan adalah selalu
memperhatikan kebutuhan peserta didik, menggunakan posisi kontrol sebagai
manajer dalam menangani kasus siswa, menerapkan segitiga restitusi ketika
menghadapi siswa yang melanggar keyakinan kelas (baik secara perorangan maupun
klasikal), serta selalu awas dan reflektif-kritis menerapkan budaya positif untuk
mengembangkan sesuai dengan kebutuhan kodrat alam dan zaman murid dalam
mencapai tujuan belajarnya secara khusus dan menjadi pribadi yang menggambarkan
profil pelajar pancasila sejati.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai