Anda di halaman 1dari 7

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN – MODUL 1.

4
BUDAYA POSITIF
Ari Irawan Pratama,S.Pd
CGP Angkatan 9 Kabupaten Musi Banyuasin
Sumatera Selatan

Di sini saya akan menulis mengenai jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.4.a. tentang
Budaya Positif. Jurnal refleksi dwimingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri
setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin
setiap dua mingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru
penggerak Angkatan ke-9. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus
dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus
dilakukan oleh para CGP (Calon Guru Penggerak) untuk membuatnya.

Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan
pelatihan yang sudah kami lalui, khususnya pada modul 1.4 tentang Budaya Positif.
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2.
Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F
dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4.
Penerapan)

1. Facts (Peristiwa)

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki
Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3
Visi Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 9 kabupaten Musi
Banyuasin mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, secara daring
menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang
disebut dengan alur MERDEKA yaitu
(1) Mulai dari diri
Saya mulai mempelajari modul 1.4 pada tanggal 29 September 2023 dengan membuka
tautan mulai dari diri. Di sini saya mendapat tugas untuk menjawab empat pertanyaan,
yakni 1) pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya
menciptakan suasana positif di lingkungan saya; 3) ubungan antara menciptakan
suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan
disiplin saat ini di sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa
yang masih perludiperbaiki dan dikembangkan.

Selain empat pertanyaan itu, saya juga menjawab pertanyaan yang isinya tentang refleksi
diri, harapan untuk diri sendiri, harapan kepada siswa, dan ekspektasi.

(2) Eksplorasi konsep ( 2 Oktober 2023)

Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya
Positif. Enam materi itu adalah:

1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal;;

Menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik
murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak:
menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung
jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.

2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi;;

bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam
menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi
instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.
3) Keyakinan Kelas;;

Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh
kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan
keyakinan yang dibuat.

4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas;;

Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan
diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima
kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.

5) Restitusi - Lima Posisi Kontrol;;

Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum,
pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru
posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa
menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang
berhasil.

6) Restitusi - Segitiga Restitusi;;

(3) Ruang kolaborasi (6 dan 9 Oktober 2023)

Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam


penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity),
validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan
(seek the belief).

Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan
anggota kelompok, dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok.
Semua itu dilakukan melalui Gmeet tanggal 6 Oktober 2023 yang dipandu oleh
fasilitator yaitu Bapak Hendra Wadi, dan tanggal 9 Oktober 2023 di pandu oleh
Instruktur Bpk.FAISAL BAHAR Pada ruang kolaborasi.
(4) Demonstrasi kontektual

Pada Tanggal 10 dan 11 Oktober 2023.Saya lanjut ke bagian Demontrasi kontekstual ini,
saya mendapatkan tugas membuat dua skenario penerapan segitiga restitusi. Setelah
scenario dibuat, saya membuat video penerapan segitiga restitusi bersama siswa.

(5) Elaborasi pemahaman(12 Oktober 2023)

Di bagian ini, saya ditugaskan untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan
pemahaman saya tentang isi modul 1.4. Budaya Positif.

Pertanyaan yang akan mengguatkan pemahaman saya akan materi konsep di modul 1.4
adalah:

1. Bagaimana cara untuk mengimplementasikan Budaya Positif dan Nilai-nilai Kebajikan


yang harus berpihak pada murid di sekolah saya?

2. Apa yang harus kita lakukan jika kita menghadapi siswa yang bermasalah dengan
segitiga restitusi, tetapi siswa tersebut tidak ada perubahan sama sekali?

(6) Koneksi antar materi(19 Oktober 2023)

Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1,
1.2, 1.3, dan 1.4. Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya tentang
konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,
teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia,
keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya juga diminta untuk menjelaskan hal yang
menarik dan di luar dugaan saya. Saya juga membuat rancangan aksi nyata sebagai
persiapan pelaksanaan aksi nyata modul 1.4.
(7) Aksi nyata

Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.4. yang diterapkan secara nyata. Di
aksi nyata ini saya akan melaksanakan Sosialisasi Penerapan budaya Positif
Menumbuhkan budaya Bersih dan Membuat Suasana Nyaman di Kelas.

2. Feelings (Perasaan)

Selama saya mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, Persaaan yang bercampur aduk.
Hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini
adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu
motivasi. Tapi

Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut.


Dikatakan demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah
memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah
membelajarkan sifat kebergantungan pada "hadiah"

Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan pelayanan pendidikan dengan
keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat menggugah motivasi intrinsik
murid tersebut.

semangat karena di modul 1.4. ini saya bisa mempelajari materi tentang budaya positif
yang memberikan pencerahan saya tentang penerapan budaya positif di sekolah. Saya
bisa lebih paham tentang nilai-nilai kebajikan, posisi kontrol guru, teori motivasi,
keyakinan kelas, segitiga restitusi, dan lain-lain. Saya bangga karena saya memiliki
kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini.
Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat
presentasi tentang analisis kasus berdasarkan konsep budaya positif.
3. Findings (Pembelajaran)

Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses menumbuhkan
budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman pribadi bahwa
budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif.

Perhatikan perkataan dari Presiden David O.Mackay bahwa:

“Jika kita menabur pikiran maka kita akan menuai tindakan.

Jika kita menabur tindakan maka kita akan menuai kebiasaan.

Jika kita menabur kebiasaan maka kita akan menuai karakter.

Jika kita menabur karakter maka kita akan menuai dan menciptakan takdir kita.”

Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat dari sebuah teori,
mudah-mudahan saya pribadi bisa bersama-sama dengan seluruh unsur sekolah
mewujudkan karakter-karakter positif di lingkungan sekolah yang bisa membudaya.

Di Modul 1.4. saya mendapatkan materi tentang konsep-konsep budaya positif, yakni

1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

3) Keyakinan Kelas

4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

5) Lima Posisi Kontrol

6) Segitiga Restitusi
Saya juga bisa membuat contoh penerapan segitiga restitusi bersama siswa yang bisa
digunakan untuk contoh bagi guru lain yang belum mengetahui tentang segitiga restitusi
untuk membangun budaya positif di sekolah.

4. Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya akan terus melakukan
perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar budaya positif bisa
tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu dalam proses pembelajaran di sekolah.

Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya, berusaha
menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka
dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai
proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya
pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak, dengan demikian akan
terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.

Demikian refleksi dwi mingguan modul 1.4. yang bisa saya tuliskan. Terima kasih dan
semoga bermanfaat. Salam Bahagia

Anda mungkin juga menyukai