Anda di halaman 1dari 2

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.

4
DWI SUCIANTO SETYABUDI, S.Pd
SMP NEGERI 1 KEJOBONG
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Purbalingga

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan adalah salah satu tugas yang perlu disusun oleh peserta
program guru penggerak setelah mengikuti dua minggu program pembelajaran. Sebagai salah satu
calon guru penggerak, saya akan merefleksikan rangkaian kegiatan pembelajaran Modul 1.4 yaitu
Budaya Positif.

Setelah saya menjalani pembelajaran Modul 1.4 ini, berikut adalah hal yang menjadi
pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):
1. Peristiwa : Modul 1.4 ini merupakan modul yang sangat padat akan materi yang
dipelajari. Diawali dengan kegiatan Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep Mandiri
tanggal 6 Desember dan Eksplorasi Konsep Mandiri tanggal 7 Desember. Selanjutnya
berdiskusi tulisan melalui Eksplorasi Konsep Forum Diskusi tanggal 8-9 Desember.
Berdiskusi tatap maya melalui Ruang Kolaborasi tanggal 12 Desember dan
dipresentasikan hasilnya tanggal 13 Desember 2022. Melaksanakan Demonstrasi
Kontekstual tanggal 14-15 Desember, mengikuti Elaborasi Pemahaman bersama
instruktur tanggal 19 Desember, dan diakhiri Aksi Nyata mulai tanggal 20 Desember
2022. Di akhir pembelajaran Modul 1.4 ini juga dilaksanakan Post Tes Modul 1
tanggal 21 Desember 2022. Momen yang paling penting atau menantang atau
mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.4 ini adalah saat
mempelajari tentang Teori Motivasi. Bahwa ternyata berdasarkan penelitian ilmiah,
penghargaan atau reward yang diberikan kepada seseorang atau kelompok terbukti
berdampak negatif terhadap kinerja mereka. Ini mengubah pandangan saya
sebelumnya bahwa murid dapat termotivasi jika mereka diberikan penghargaan atas
prestasi mereka. Kemudian hal menarik lainnya adalah ketika mempelajari posisi
kontrol seorang guru, ternyata selama ini saya sering bertindak sebagai penghukum
dan pemantau.
2. Perasaan : Saat momen itu terjadi saya merasa sangat terkejut dan senang. Saya
mendapatkan pencerahan yang sangat penting. Dimana hal tersebut merubah drastis
pandangan saya. Mengetahui bahwa berdasarkan penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, memberikan penghargaan kepada seseorang
atau kelompok hanya dapat memberikan motivasi jangka pendek, dan berdampak
negatif untuk jangka panjang, sangat menakjubkan bagi saya. Kemudian mengetahui
ternyata saya sering menempatkan diri sebagai penghukum murid, membuat saya
sedih. Ternyata saya sudah sering menyakiti murid-murid saya, dan lebih sedih lagi
ternyata hal tersebut tidak menumbuhkan karakter murid.
3. Pembelajaran : Sebelum momen tersebut terjadi, selama ini saya berpikir
keseimbangan reward dan punishment atau penghargaan dan hukuman akan
memotivasi murid untuk disiplin terhadap peraturan sekolah. Ternyata tidak
demikian. Pemberian penghargaan dalam jangka panjang tidak efektif menumbuhkan
disiplin positif murid, demikian halnya juga dengan pemberian hukuman. Yang paling
efektif untuk menciptakan budaya positif adalah dengan menumbuhkan motivasi
intrinsik murid tentang keyakinan kelas/sekolah. Keyakinan tersebut berasal dari
nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati. Dari sis guru juga diimbangi dengan
menerapkan posisi kontrol sebagai manajer ketika menghadapi permasalahan murid.
Dengan menerapkan segitiga restitusi, murid dibimbing untuk merubah identitas gagal
menjadi identitas sukses, menyadari kesalahannya yang tidak sesuai dengan
keyakinan dan nilai-nilai kebajikan, serta menumbuhkan kemandirian murid untuk
bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahannya secara mandiri. Ketika
budaya positif terwujud, maka lingkungan belajar akan kondusif, aman, dan nyaman,
sehingga murid dapat belajar mengembangkan potensinya dengan sebaik-baiknya
sesuai kodrat alam dan zaman.
4. Penerapan ke depan (Rencana) : melakukan upaya untuk menciptakan budaya
positif di sekolah dengan cara :
- Menerapkan keyakinan kelas di kelas yang diampu.
- Menerapkan posisi kontrol sebagai manajer dalam menghadapi murid yang
bermasalah dengan tahap-tahap segitiga restitusi.
- Menularkan atau mengimbaskan paradigma penciptaan budaya positif kepada
rekan guru.
- Mendorong terciptanya dan terlibat aktif dalam tim Budaya Positif sekolah
dan penerapannya di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai