Anda di halaman 1dari 16

M O D U L 1 .

Koneksi antar
materi
Selamat datang
Fasilitator : Ibu Tuti
Pengajar Praktik : Ibu Anna
CGP : Ni Putu Ega Kemalayanti
Peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah
Saya sudah mulai menerapkan disiplin positif seperti mulai mencoba
menggunakan peran saya sebagai posisi kontrol seorang manajer saat
menghadapi murid yang bermasalah. Mencoba memposisikan diri sebagai
manajer, dimana dapat mengajak murid untuk menganalisis kebutuhan
dirinya maupun orang lain. Pada posisi ini saya mulai belajar untuk
berkolaborasi dengan murid bagaimana cara memperbaiki kesalahan yang
terjadi. Walaupun masih dalam tahap mencoba saya sangat merasa senang,
karena murid menjadi lebih terbuka saat menghadapi sebuah masalah.
Hal yang saya lakukan sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, dimana
memberi tuntunan terhadap kodrat anak agar mencapai keselamatan dan
kebahagiaan bermasyarakat. Oleh karena itu guru hendak melaksanakan
pembelajaran yang berpihak pada murid untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Dalam Merdeka Belajar sangat diperlukan Kedisiplinan Diri. Serta untuk
menumbuhkan kedisiplinan diri maka diperlukanlah penerapan konsep-
konsep inti budaya positif, seperti motivasi perilaku manusia, posisi control,
keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
Pemahaman saya tentang konsep-konsep inti
budaya positif yang telah saya pelajari di modul ini
Disiplin positif terdapat dua yaitu disiplin dalam bentuk konsekuensi dan
disiplin dalam bentuk restitusi. Disiplin yang muncul dari dalam diri seseorang
(intrinsik) jauh lebih bermakna daripada yang ekstrinsik.
Pada teori kontrol, untuk menghadapi diri sendiri, bahwa hanya saya yang
dapat mengendalikan diri saya. Sedangkan untuk menghadapi orang lain, saya
sebagai guru harus belajar melihat bahwa kebutuhan murid berbeda, harus
memahami bahwa semua prilaku memiliki tujuan, saya tidak bisa mengontrol
murid, dan kolaborasi dengan murid akan menghasilkan pilihan-pilihan baru.
Melalui modul ini saya baru menyadari bahwa motivasi yang berasal dari dalam
diri jauh lebih penting dari pada motivasi yang berasal dari luar.
Mengenai hukuman dan penghargaan, hukuman merupakan sebuah identitas
gagal, sedangkan disiplin merupakan identitas sukses. Dari modul ini saya
belajar harus sangat berhati-hati dalam memberikan penghargaan karena
banyak juga dampak negatif dari penghargaan apabila diberikan secara terus-
menerus.
Terdapat lima posisi kontrol guru yaitu: penghukum, pembuat merasa
bersalah, sebagai teman, pemantau, dan manajer.
Pemahaman saya tentang konsep-konsep inti
budaya positif yang telah saya pelajari di modul ini
Setiap tindakan yang dilakukan oleh murid adalah sebuah pemenuhan akan
kebutuhannya. Lima kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan bertahan
hidup, kebutuhan akan kasih sayang dan rasa diterima, kebutuhan akan
penguasaan, kebutuhan akan kebebasan, dan kebutuhan akan kesenangan.
Untuk menanamkan sikap bertanggung jawab terhadap apa yang telah dibuat,
diperlukan adanya sebuah keyakinan kelas. Hal ini karena apa yang telah
diyakini akan dapat memotivasi seseorang lebih kuat dari dalam.
Segitiga restitusi merupakan sebuah proses yang dilakukan guru untuk
menyiapkan murid untuk melakukan restitusi. Mulai dari menstabilkan
identitas, validasi tindakan salah, sampai dengan tahap menanyakan
keyakinan. Dengan metode seperti ini maka kita akan tahu kebutuhan apa
yang tidak terpenuhi dalam diri murid, serta mencari solusi Bersama-sama
untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Dalam modul ini hal yang sangat menarik untuk saya adalah dengan istilah
"Penghargaan Menghukum". Memang benar diluar dugaan saya bahwa
ternyata saat bersamaan sebuah penghargaan yang diberikan akan terasa
hukuman bagi yang lainnya.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya dalam menciptakan
budaya positif di kelas maupun sekolah saya setelah mempelajari
modul ini

Setelah mempelajari modul ini, saya baru memahami ternyata tindakan saya
sebelumnya banyak yang keliru. Bahkan sangat jauh dari yang namanya
budaya positif. Namun, setelah mempelajari modul ini saya memahami bahwa
untuk menangani murid yang bermasalah saya tidak boleh menggunakan
cara yang benar menurut saya. Saya harus menerapkan budaya positif
dengan memahami lima kebutuhan dasar manusia, dan mengambil posisi
sebagai manajer dalam menangani masalah tersebut dengan menerapkan
segitiga restitusi.
Pengalaman yang pernah saya alami terkait penerapan
konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif

Pengalaman saat mendapatkan laporan dari salah satu guru mata pelajaran
bahwa ada murid perwalian saya terlambat 30 menit saat hadir di kelas. Saya
mulai menanyakan alasannya terlambat sampai menanyakan sesuai dengan
aturan atau tidak, dan juga untuk berikutnya apa yang akan dilakukan. Apabila
dilihat dari hal tersebut saya sudah mulai menerapkan segitiga restitusi
namun masih jauh dari sempurna dan masih belum teratur.
Perasaan saya ketika mengalami hal-hal tersebut

saya merasa lebih bahagia, karena murid menjadi leluasa utnuk bercerita,
selain itu saya juga merasa lebih dekat dengan murid. Saya merasa jauh lebih
nyaman karena murid pun merasa demikian. Selain itu, saya sebagai guru
dapat membantu murid menemukan solusi yang tepat, yang sesuai dengan
diri mereka untuk mengatasi masalahnya.
Menurut saya, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep
tersebut, hal yang sudah baik dan hak yang perlu diperbaiki

hal yang telah baik yang saya miliki, seperti dapat membuat murid menjadi
nyaman saat harus menyampaikan apa yang mereka alami dan
menyampaikan apa yang mereka inginkan.
hal yang masih perlu diperbaiki adalah runtutan-runtutan yang harus saya
lakukan saat menangani sebuah permasalahan murid.
posisi yang paling sering saya pakai, dan
perasaan saya saat itu

posisi yang paling sering saya gunakan adalah posisi


pembuat rasa bersalah dan posisi sebagai teman.
Perasaan saya melakukan kegiatan ini saya harus
menyelesaikan atau mencari solusi dari permasalahan
yang dihadapi oleh murid. Sehingga saya merasa saya
yang lebih berperan dan saya menjadi fokus pada diri
saya bukan pada murid.
Setelah mempelajari modul ini, posisi yang
saya pakai

posisi sebagai manajer, perasaan saya saat melakukan


kegiatan ini, saya merasa lebih bermakna, saya merasa
dapat lebih fokus kepada murid, murid mencari sendiri
solusi dari permasalahannya sehingga saya disini
berperan untuk mengarahkan saja.
Sebelum
mempelajari modul Saya pernah menerapkan segitiga restitusi, namun belum
ini, pernahkah Anda sampai pada tahap menanyakan keyakinan.
menerapkan
segitiga restitusi Tahapan yang saya praktekkan adalah menstabilkan
ketika menghadapi identitas sepertinya menyampaikan "wajar melakukan
permasalahan kesalahan, saya pun pernah salah"
murid Anda? Jika Selain itu saya juga mempraktekkan validasi tindakan
iya, tahap mana yang salah, biasanya saya melakukan langkah ini dengan
yang Anda menanyakan apa alasan murid melakukan suatu
praktekkan dan perbuatan.
bagaimana Anda
mempraktekkannya
Selain konsep-
konsep yang
disampaikan dalam
modul ini, adakah
hal-hal lain yang Menurut saya dalam modul ini banyak sekali hal
menurut Anda bermanfaat yang saya dapatkan. Modul ini sangat
penting untuk lengkap dan banyak hal baru yang membuat saya
dipelajari dalam menyadari beberapa kekeliruan yang lakukan selama ini.
proses menciptakan
budaya positif baik
di lingkungan kelas
maupun sekolah?
Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara menyampaikan
beberapa hal yaitu pendidikan menuntun, pendidikan
menghamba, dan guru ibarat petani.
Dari filosofi Ki Hajar Dewantara, maka seorang guru
keterkaitan harus memiliki nilai dan menjalankan perannya agar
mampu menuntun tumbuh kembangnya murid melalui
antar pengajaran yang berpusat pada murid.
Dalam mewujudkan perubahan diperlukan sebuah visi,
modul dimana visi disusun menggunakan pendekatan IA dan
dituangkan dalam kanva BAGJA.
Pada penerapan tahapan BAGJA akan muncul
pembiasaan-pembiasaan positif yang dipercaya dan
diyakini yang kemudian dikenal dengan Budaya Positif.
Budaya positif ini akan menimbulkan rasa aman dan
nyaman dalam proses pembelajaran
rancangan tindakan untuk aksi nyata

Judul Modul : 1.4


Nama Peserta : NI Putu Ega Kemalayanti
Latar Belakang
Dalam upaya mensosialisasikan budaya positif di lingkungan
Lini masa tindakan yang akan dilakukan
sekolah terutama mengenai segitiga restitusi maka saya akan
melaksanakan praktek segitiga restitusi pada kelas perwalian 29-31 Agustus 2022, Mempersiapkan materi dan segala keperluan untuk
saya. Setelah melakukan pada kelas perwalian, saya akan
melakukan seminar secara tatap muka atau daring (webinar)
praktek segitiga restitusi dan webinar.
menyesuaikan dengan keadaan di sekolah saat itu. Hal-hal 1-3 September 2022, konsultasi dengan Kepala Sekolah/ wakil kepala sekolah
yang disampaikan pada kegiatan tersebut adalah hasil drai
penerapan budaya positif salah satunya segitiga restitusi bidang kurikulum terkait rencana kegiatan.
pada kelas perwalian saya. Pelaksanaan seminat/webinar ini
menyasar wali kelas dan juga guru BK yang ada disekolah
5-15 September 2022, mempraktekkan segitiga restitusi di dalam kelas
dengan target minimal 10 orang guru. 16 September 2022 , pelaksanaan penyampaian hasil praktek segitiga restitusi
dan budaya positif
Tujuan
Tujuan pelaksanaan program ini adalah untuk
mensosialisasikan hasil dari penerapan segitiga restitusi (jadwal dapat berubah sewaktu-waktu)
dan budaya positif kepada guru. Sehingga semua guru
dapat menerapkannya.
Dukungan yang Dibutuhkan
Dukungan yang dibutuhkan adalah berupa waktu/kesempatan untuk
Tolok Ukur mempraktekkan segitiga restitusi dan menyampaikan hasil dari praktek segitiga
Kegiatan ini dapat dikatakan berjalan dengan baik ketika
saya mampu untuk mensosialisasikan hasil penerapan
restitusi dan budaya positif serta juga kesediaan rekan sejawat dalam mengikuti
segitiga restitusi dan budaya positif kepada rekan sejawat. kegiatan tersebut.
terimakasih
Fasilitator : Ibu Tuti
Pengajar Praktik : Ibu Anna
CGP : Ni Putu Ega Kemalayanti

Anda mungkin juga menyukai