Anda di halaman 1dari 29

Koneksi Antar Materi Modul 1.

Kesimpulan
dan
Refleksi
Erni Agustina S
CGP Rekognisi
Angkatan 9
Tahun 2023
Kesimpulan
Buatlah sebuah kesimpulan mengenai
peran Anda dalam menciptakan budaya
positif di sekolah dengan menerapkan
konsep-konsep inti seperti disiplin positif,
motivasi perilaku manusia (hukuman dan
penghargaan), posisi kontrol restitusi,
keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi
dan keterkaitannya dengan materi
sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan
Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan
Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru
Penggerak.
Budaya positif harus dibangun untuk
menumbuhkan motivasi internal
Kesimpulan melaksanakan disiplin positif bagi murid
Modul 1.4 yang nantinya akan ikut berpengaruh
kepada pencapaian visi dan misi sekolah.
Membangun budaya positif tentu saja
tidak bisa dilakukan sendiri melainkan
membutuhkan kolaborasi dari semua
warga sekolah, mulai dari kepala sekolah,
guru, tenaga pendidikan dan murid. Bahkan
dibutuhkan dukungan orang tua dan
komite sekolah.
Setelah mempelajari Modul 1 mulai dari Modul 1.1
Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Modul 1.2 Nilai
dan Peran Guru Penggerak, Modul 1.3 Visi Guru
Kesimpulan Penggerak dan Modul 1.4 Budaya Positif. Saya
semakin paham bahwa ada hal-hal penting bagi
Modul 1.4 seorang pendidik yang saya dapatkan setelah
mengikuti pelatihan guru penggerak ini. Saya
bersyukur menjadi bagian dari PGP ini. Saya
semakin menyadari bahwa sebagai pendidik
memiliki peran yang sangat penting, dimana
diharapkan bisa menjadi pemimpin
pembelajaran di sekolah. Mampu mengajak
warga sekolah berkolaborasi menciptakan
pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Setelah memahami filosofi pendidikan KHD
dan terinternalisasi pada diri sendiri.
Setelah memahami filosofi pendidikan
Kesimpulan KHD dan terinternalisasi pada diri
sendiri. Langkah awal saya
Modul 1.4 menciptakan visi kelas yang jelas.
Setelah itu prakarsa perubahan saya
susun dengan menggunakan Kanvas
BAGJA yang berorientasi pada Profil
Pelajar Pancasila. Langkah BAGJA pada
prakarsa perubahan diharapkan
mampu menciptakan budaya positif di
sekolah.
Saya sudah berusaha berperan aktif
menciptakan budaya positif di sekolah
dengan menerapkan disiplin positif,
Kesimpulan posisi kontrol guru, segitiga restitusi,
dan keyakinan kelas yang menjadi
Modul 1.4 kesepakatan kelas, serta
keterkaitannya dengan materi
sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan
Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan
Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru
Penggerak dengan membentuk
komunitas praktisi di sekolah. Dukungan
awal tentu saja berasal dari Kepala
sekolah dan rekan guru.
Saya telah membuat peraturan kelas
berdasarkan keyakinan kelas pada awal
pembelajaran. Ini sesuai dengan filosofi
Kesimpulan Ki Hajar Dewantara tentang merdeka
belajar, melibatkan murid dalam
Modul 1.4 menentukan aturan kelas dan sesuai
dengan nilai Guru Penggerak yaitu
berpihak pada murid. Menerapkan
disiplin positif, dengan menumbuhkan
motivasi intrinsik bahwa murid
melakukan disiplin positif untuk
menghargai dirinya sendiri dan orang
lain berdasarkan nilai-nilai kebajikan
yang telah mereka yakini.
Sebelum mempelajari modul 1.4 kadang masih
menerapkan penghargaan dan sanksi kepada murid.
Kesimpulan Penghargaan menurut saya sebuah tindakan positif.
Ternyata dapat menyebabkan hal yang tidak

Modul 1.4 diharapkan. Setelah mempelajari modul 1.4 saya akan


berusaha menerapkan posisi kontrol manager,
menuntun murid untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya, menemukan solusi atas
permasalahannya, berbuat sesuatu bersama murid.
Hal ini sesuai dengan filosofi KHD yaitu posisi guru jika
ada permasalahan murid, maka saya akan
menerapkan segitiga restitusi dalam penyelesaiannya,
dengan tiga langkah yaitu menstabilkan identitas,
validasi tindakan yang salah, kemudian tahap yang
ketiga adalah menanyakan keyakinan kelas.
Ref l e k s i
Modu l 1 . 4
1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-
konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori
motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi
kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan
kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang
menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Disiplin positif dengan motivasi internal dari Manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yaitu
murid harus diwujudkan, untuk mewujudkannya kebutuhan survival/pokok, kebutuhan cinta kasih,
perlu pembiasaan atau budaya positif yang kesenangan, kebebasn dan kekuatan. Jika seseorang
merupakan aturan yang terlahir dari keyakinan melakukan suatu perbuatan pasti ada tujuannya, bisa
sekolah/kelas. Setiap manusia mempunyai jadi untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Jika
yang dilakukan hal yang tidak baik, maka guru perlu
motivasi tertentu dalam menjalankan disiplin
melakukan fungsi kontrol dari kelima fungsi kontrol
positif, yang terbaik adalah motivasi karena yaitu sebagi penghukum, pembuat rasa bersalah,
nilai-nilai yang diyakini sehingga ingin menjadi teman, pemonitor dan manager. Maka sebaiknya fungsi
seperti orang yang mereka inginkan dan kontrol yang dilakukan adalah manager. Jika seorang
menghargai diri-sendiri. Untuk memunculkan murid melakukan suatu kesalahan akan memperbaikinya
motivasi internal ternyata tidak bisa dengan guru bisa menerapkan segitiga restitusi. Terdiri dari
menstabilkan identitas, verivikasi tindakan yang salah
hukuman dan penghargaan. Kalau konsekuensi
dan menanyakan keyakinan.
dari suatu perbuatan masih bisa diterapkan.
2. Perubahan apa yang terjadi pada cara
berpikir Anda dalam menciptakan budaya
positif di kelas maupun sekolah Anda setelah
mempelajari modul ini?
Budaya positif berasal dari keyakinan terhadap nilai
positif yang akan diterapkan, dibuat dalam sebuah
aturan yang melibatkan murid sehingga sesuai dengan
keinginan mereka, ingin menjadi orang seperti apa.
Sehingga untuk menerapkan budaya positif akan muncul
motivasi dari internal murid. Menerapkannya tidak bisa
dengan hukuman dan penghargaan yang mungkin
selama ini digunakan.
3. Pengalaman seperti apakah yang
pernah Anda alami terkait penerapan
konsep-konsep inti dalam modul
Budaya Positif baik di lingkup kelas
maupun sekolah Anda?
Membuat peraturan kelas yang
berasal dari keyakinan kelas,
dibuat bersama murid kelas 3
dalam satu kelas. Namun dalam
pelaksanaannya masih belum
bisa memunculkan motivasi
internal murid.
4. Bagaimanakah perasaan Anda ketika
mengalami hal-hal tersebut?
Merasa agak kecewa dan
kurang berhasil, karena
ternyata murid akan disiplin
jika ada guru di kelas atau
temannya yang mengawasi.
5. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam
penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa
sajakah yang sudah baik?
Adakah yang perlu diperbaiki?
Hal yang sudah baik peraturan kelas sebagian
besar sudah berjalan dalam penerapannya.
Namun, motivasinya masih eksternal, karena
menghindari ketidaknyamanan atau mendapat
penghargaan dari orang lain. Perlu diperbaiki
sampai muncul motivasi untuk menjadi orang yang
mereka inginkan dan menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka punya.
6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika
berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda
pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu?
Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang
Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda
sekarang? Apa perbedaannya?
Posisi kontrol yang sering saya gunakan sebagai teman, perasaan saya
kadang heran murid benar- benar menganggap saya sebagai teman,
kadang-kadang sebagai monitor. Setelah mempelajari modul 1.4 ini posisi
kontrol yang saya pakai adalah sebagai manager. Perasaan saya
sangat senang karena menemukan posisi kontrol yang lebih baik dan
sesuai dengan peran seorang pendidik menurut filosofi pendidikan
Ki Hajar Dewantara.
7. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah
Anda menerapkan segitiga
restitusi ketika menghadapi permasalahan murid
Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda
praktekkan dan bagaimana Anda
mempraktekkan?
Saya pernah menerapkan segitiga resitusi di kelas
namun langkah-langkahnya tidak utuh, yaitu tahap
validasi tindakan yang salah dan menanyakan
keyakinan.
8. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam
modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda
penting untuk dipelajari dalam proses
menciptakan budaya positif baik di lingkungan
kelas maupun sekolah?
Menurut saya hal penting yang Selain itu guru harus
bisa dilakukan untuk melibatkan orang tua
menciptakan budaya positif di murid untuk menerapkan
lingkungan kelas ataupun budaya positif yang bisa
diterapkan di rumah,
sekolah adalah sikap saling
sehingga budaya positif
menghargai antar warga
tersebut benar-benar
sekolah. Baik itu murid dengan
menjadi bagian dari diri
murid, murid dengan guru, murid murid dimanapun dia
dengan Kepala Sekolah, guru berada, jadi bukan
dengan guru, guru dengan hanya
Kepala Sekolah. di sekolah.
9. Langkah-langkah apa yang akan Anda lakukan
jika kembali ke sekolah/kelas setelah mengikuti
sesi ini?
Saya akan mengambil posisi
Saya akan berusaha kontrol manager. Jika ada
mengidentifikasi kebutuhan permasalahan murid, akan
dasar setiap murid, mengajak diatasi dengan menerapkan
murid mencurahkan hal-hal segitiga restitusi. Saya akan
positif yang mereka yakini
mengarahkan murid untuk
harus terwujud, kemudian
bertanggung jawab atas
membuat keyakinan kelas
sehingga diharapkan muncul
perbuatannya dan harus
motivasi internal. menemukan solusi atas
permasalahan tersebut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai