Anda di halaman 1dari 33

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 1.4
BUDAYA POSITIF
About me
CGP ANGKATAN 9
SMP MUHAMMADIYAH CECE
KAB. ENREKANG
PROV. SULAWESI SELATAN

NORALAM
KESIMPULAN MENGENAI
PERAN SAYA DALAM
MENCIPTAKAN BUDAYA
POSITIF DI SEKOLAH
Peran saya sebagai pemimpin
pembelajaran dan sebagai
Coaching bagi rekan sejawat
saya telah menerapkan budaya positif di sekekolah yaitu dengan
membuat keyakinan kelas bersama murid, menyelesaikan
masalah murid dengan segitiga RESTITUSI, menghentikan
pemberian hukuman kepada murid serta senantiasa berupaya
mengambil posisi maneger agar motivasi intrinsik dalam diri
murid dapat dibentuk
KETERKAITAN MATERI

Budaya Positif

Filosofi KHD Visi Guru


Nilai & peran Guru Penggerak
Penggerak
KETERKAITAN MATERI

Budaya Positif Filosofi KHD

Dengan menerapkan budaya positif di sekolah


maka akan mempermudah mencapai tujuan
pendidikan yang sesuai dengan filosofi KHD yaitu
pendidikan yang berpihak pada murid,
menumbuhkembangkan Budi pekerti murid serta
potensi yang ada pada murid
KETERKAITAN MATERI

Nilai dan peran


Budaya Positif guru penggerak

Budaya positif dapat terwujud apabila seorang


guru penggerak memiliki dan dapat menerapkan
nilai dan peran guru penggerak yaitu reflektif,
inovatif, kolaboratif, mandiri dan berpihak pada
murid serta mampu berbagi praktik baik dengan
berperan sebagai coaching bagi guru lain
KETERKAITAN MATERI

Visi Guru
Budaya Positif Penggerak

Salah satu perubahan yang diinginkan sesuai dengan


visi guru penggerak adalah terbentuknya aktualisasi
diri pada anak agar dapat menjadi murid yang
berkarakter dan sesuai dengan profil pelajar
pancasila melalui penyususnan prakarsa perubahan
BAGJA dengan pendekatan IA
REFLEKSI PEMAHAMAN

Disiplin Positif
cara penerapan disiplin yang
mengajarkan anak bertanggung
jawab dan menumbuhkan kesadaran
diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan

lebih kearah disiplin diri yang dapat


mengontrol diri dalam melakukan
segala tindakan

Membuat murid memahami dan


menyadari berdasarkan motivasi
internal bukan karena paksaan, pujian
atau hukuman.
REFLEKSI PEMAHAMAN
REFLEKSI PEMAHAMAN

Motivasi Perilaku Manusia


HUKUMAN : untuk menghindari
ketidaknyamanan ( Apa yang akan MOTIVASI
terjadi jika saya tidak melakukannya ?) EKSTERNAL

PENGHARGAAN : untuk mendapatkan


MOTIVASI
imbalan dari orang lain ( Apa yang akan
tsaya dapatkan jika melakukannya ?)
EKSTERNAL

RESTITUSI : Untuk menghargai diri MOTIVASI


sendiri (saya akan menjadi orang INTERNAL/TUJUAN
seperti apa jika melakukannya DISIPLIN POSITIF
melakukannya ?)
REFLEKSI PEMAHAMAN

hUKUMAN DAN kONSEKUENSI


HUKUMAN KONSEKUENSI

Tidak terncana / tiba-tiba Terencana / disepakati sesuai aturan


bersifat satu arah Bersifat 2 arah
Murid tidak tahu apa yang akan terjadi Murid tahu apa konsekuensi dari
Berupa hukuman fisik / Psikis aturan yang dilanggar
REFLEKSI PEMAHAMAN

Posisi Kontrol Guru

MANAGER

PENGHUKUM
TEMAN

PEMBUAT RASA
BERSALAH PEMANTAU
REFLEKSI PEMAHAMAN

Posisi Kontrol Guru


Dengan memposisikan diri sebagai manager,
guru akan melibatkan siswa dalam
menemukan sendiri solusi dari permasalahan
yang dibuatnya sehingga tercipta identitas
positif / berhasil pada murid
MANAGER
REFLEKSI PEMAHAMAN

Keyakinan Kelas
Guru bersama dengan murid
membuat keyakinan kelas untuk
menumbuhkan nilai-nilai dan
perilaku-perilaku baik pada murid.
REFLEKSI PEMAHAMAN

Segitiga Restitusi
Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi
bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat (Gossen; 2004 dalam LMS Guru Penggerak
Modul 1.4 Budaya Positif. [diakses 6 oktober 2023].
REFLEKSI PEMAHAMAN

REFLEKSI
Hal menarik bagi saya adalah ketika saya mempelajari motivasi
perilaku manusia berupa PENGHARGAAN. ternyata dengan pemberian
penghargaan secara berlebihan justru kurang efektif kita terapkan
dalam pembelajaran karena murid akan lebih bergantung dan
senantiasa berpikiran apa yang akan mereka dapatkan jika ia
melakukannya sehingga jika kita berhenti memberikan penghargaan
anak tidak akan berperilaku sesuai yang kita inginkan dan justru
menimbulkan motivasi eksternal pada murid.
Perubahan apa yang terjadi pada cara berfikir
anda dalam menciptakan budaya positif di
kelas maupun sekolah anda setelah
mempelajari modul ini ?
Perubahan yang terjadi adalah saya menyadari bahwa posisi kontrol
yang saya terapkan selama ini masih keliru. dimana saya masih
sering berada pada posisi penghukum, pembuat rasa bersalah dan
sebagai teman. padahal sebagai seorang guru harus mampu
mengambil posisi sebagai MANAGER.
Pengalaman seperti apakah yang pernah anda
alami terkait penerapan konsep-konsep inti
dalam modul Budaya Positif baik dilingkungan
kelas maupun sekolah anda ?
Saya membuat keyakinan kelas dengan mengajak murid menuliskan
sendiri keyakinan kelas apa yang mereka inginkan lalu disepakati
bersama, selain itu saya juga membantu menyelesaikan masalah
siswa yang berkelahi dan terlambat datang kesekolah dengan
menerapkan Segitiga Restitusi.
Bagaimana perasaan anda ketika mengalami
hal-hal tersebut ?
Saya merasa senang dan bangga bisa menerapkan budaya
positif ini dan ingin terus belajar untuk mengembangkan
kemampuan diri dan senantiasa menerima tantangan demi
terwujudnya profil pelajar pancasila.
Dalam pengalaman penerapan konsep-kondep
tersebut, hal apa saja yang menurut anda
suda baik dan hal-hal apa pula yang masih
perlu diperbaiki ?
Hal yang suda baik adalah diterapkannya keyakinan kelas
yang dapat membuat siswa senantiasa mempertimbangkan
tindakan yang akan melanggar nilai-nilai yang telah
disepakati.
Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki adalah posisi kontrol guru
yang masih cenderung sebagai pembuat rasa bersalah,sebagai
teman bahkan terkadang sebagai penghukum sesegera mungkin
beralih ke posisi kontrol maneger.
Posisi kontrol mana yang anda lakukan
sebelum dan sesuda mempelajari modul ini ?
Bagaimana perasaan anda sekarang ? apa
perbedaannya ?
Sebelum mempelajari modul ini, posisi kontrol yang sering saya lakukan adalah
sebagai pembuat rasa bersalah dan sebagai teman. namun tidak jarang juga saya
berada pada posisi kontrol sebagai penghukum. Hal ini menyebabkan murid
terkadang menunjukkan rasa takut dan tidak nyaman di dalam pembelajaran.

Setelah mempelajari modul ini, saya berusaha semaksimal mungkin


untuk mengambil posisi manager dimana saya melibatkan murid dalam
menemukan solusi atas permasalahan yang dibuatnya.

Perasaan saya tentu senang dan bangga bisa membangun dan


menerapkan budaya positif dikelas maupun di sekolah. perbedaan yang
terlihat dimana siswa lebih sadar akan kesalahan yang dibuat dan
bersedia untuk memperbaikinya.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda
menerapkan segitiga Restitusi dalam menyelesaikan
permasalahan murid di sekolah ? jika ya, tahap
mana dan bagaimana anda mempraktekannya ?
Sebelum saya mempelajari modul ini, saya sudah
mempraktekan langkah segitiga Restitusi dalam
meyelesaikan permasalahan murid. namun tidak secara utuh.
saya hanya melakukan langkah pada validasi tindakan
yang salah saja, tanpa melalui langkah menstabilkan
identitas dan menyakan kembali keyakinan.
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam
modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut anda
penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan
Budaya Positif baik di lingkungan kelas maupun di
lingkungan sekolah ?
Hal yang menurut saya sangat penting adalah kolaborasi
antar semua pihak di sekolah baik itu dengan kepala
sekolah, rekan sejawat, murid dan orang tua murid. menurut
saya kolaborasi adalah kunci utama dalam membangun dan
memaksimalkan upaya menciptakan Budaya Positif baik di
kelas maupun di sekolah.
Terimakasih

Salam Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai