Anda di halaman 1dari 35

ACENG ALI NURDIN

CGP Angkatan 9
SD Negeri Cibadak
Kab. Bandung barat
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi

Modul 1.4
Budaya Positif
Budaya Positif
Kesimpulan mengenai peran saya
sebagai Calon Guru Penggerak dalam
menciptakan budaya positif di sekolah

Budaya positif adalah lingkungan


belajar yang menyenangkan,
aman, nyaman, dan mendukung
murid untuk berkembang. Budaya
Seorang guru yang positif dapat diciptakan dengan
baik harus memiliki menerapkan konsep-konsep inti
kemampuan dalam seperti disiplin positif, motivasi
mewujudkan budaya perilaku manusia (hukuman dan
positif di sekolah penghargaan), posisi kontrol
restitusi, keyakinan kelas atau
sekolah, dan segitiga restitusi.
Disiplin Positif

Cara penerapan Dapat membuat


disiplin yang murid memahami
mengajarkan anak dan menyadari
lebih ke arah disiplin
bertanggungjawab berdasarkan
diri yang dapat
dan menumbuhkan motivasi internal,
mengontrol diri
kesadaran diri bukan akibat
dalam melakukan
berdasarkan nilai- paksaan, pujian dan
segala tindakan
nilai kebajikan hukuman
Motivasi Perilaku Manusia

Untuk Menghindari Untuk untuk menjadi


ketidaknyamanan/ mendapatkan/ orang yang
hukuman penghargaan dari mereka inginkan
orang lain dan menghargai
diri sendiri
dengan nilai-
nilai yang
mereka percaya
Motivasi Ekternal

Motivasi Internal
Motivasi Perilaku Manusia

untuk menjadi
orang yang
Hindari hukuman
mereka inginkan
dan pemberian
dan menghargai
oenghargaan
diri sendiri
berlebihan agar
dengan nilai-
meminimalisir
nilai yang
motivasi
mereka percaya
eksternal dalam
diri murid

Motivasi Internal
Posisi Kontrol Penghukum

Pembuat Merasa
Bersalah
Posisi
Kontrol
Teman
Seorang
Guru

Pemantau

Manajer
Posisi Kontrol yang sebagian
guru gunakan

Manajer
Guru berbuat sesuatu bersama murid, mempersilahkan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya dan
mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas
permasalahannya sendiri
Posisi manajer mangacu pada restitusi yang dapat
menjadikan murid sebagai manajer bagi dirinya sendiri
sehingga tercipta identitas positif/berhasil pada diri murid
Keyakinan
Kelas/Sekolah

Guru berperan dalam Keyakinan kelas/sekolah


mewujudkan berupa pernyataan
terbentuknya keyakinan universal yang mudah
kelas/sekolah dengan diingat, dipahami, dan
adanya kesepakatan harus diterapkan dalam
antara guru dan murid lingkungan
kelas/sekolah
Segitiga Restitusi dalam
Penyelesaian Masalah

Guru berperan sebagai manajer


menggunakan segitiga restitusi
dalam penyelesaian masalah
melalui 3 tahapan, yaitu
menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah dan
menanyakan keyakinan Tujuan
Menghasilkan
murid yang
mandiri dan
bertanggung
jawab
Keterkaitan antara budaya positif
dengan 3 materi sebelumnya

Nilai dan
Filosofi KHD Peran Guru
Penggerak

Visi Guru Budaya


Penggerak Positif
Keterkaitan antara budaya positif
dengan 3 materi sebelumnya

Menjalankan budaya positif


di sekolah akan
mempermudah dalam
Filosofi KHD tercapainya tujuan
pendidikan nasional sesuai
dengan filosofi KHD yaitu
pendidikan yang berpihak
pada murid dan bersifat
menuntun tumbuh/
hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada murid
Keterkaitan antara budaya positif
dengan 3 materi sebelumnya
Budaya positif dapat terwujud
jika seorang guru memiliki 5
nilai guru penggerak yaitu Nilai dan
berpihak pada murid, mandiri,
reflektif, kolaboratif, dan
Peran Guru
inovatif Penggerak
Budaya positif dapat terwujud
dengan mendorong kolaborasi
antara semua warga sekolah
dengan adalanya keyakinan
sekolah yang harus disepakati
dan dijalankan bersama
Keterkaitan antara budaya positif
dengan 3 materi sebelumnya
Salah satu perubahan yang
diinginkan dengan visi guru
penggerak adalah
terbentuknya budaya positif
agar tercipta sekolah yang
nyaman, aman dan berpihak
pada murid. Untuk
mewujudkan visi guru
penggerak tersebut dengan
Visi Guru pembuatan prakarsa
Penggerak perubahan sesuai filosofi KHD
dan profil pelajar pancasila
REFLEKSI
Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-
konsep inti yang telah
Anda pelajari di modul ini.
Adakah hal-hal menarik
untuk Anda diluar
dugaan?
Saya sudah memahami konsep-konsep inti dalam
modul budaya positif berkaitan dengan disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan
penghargaan, posisi kontrol guru, kebuthan dasar
manusia, keyakinan kelas dan segitiga restiusi. Seluruh
konsep inti tersebut harus diresapi dalam diri,
diwujudkan dalam tindakan dan dibagikan pada rekan
guru di sekolah
Hal menarik bagi saya dan diluar dugaan adalah
saat saya mempelajari motivasi perilaku manusia
berupa penghargaan. Ternyata penghargaan dapat
berdampak kurang baik bagi murid diantaranya
dapat merusak hubungan, mengurangi ketepatan,
menurunkan kualitas, mematikan kreatifitas dan
bersifat menghukum
Perubahan apa yang
terjadi pada cara berpikir
Anda dalam menciptakan
budaya positif di kelas
maupun di sekolah setelah
mempelajari modul ini?
Perubahan yang terjadi adalah saya
menyadari bahwa posisi kontrol yang biasa
saya lakukan adalah sebagai penghukum
dan pemantau, seharusnya sebagai manajer
dengan cara menangani masalah dengan
menggunakan segitiga restitusi
Pengalaman saat apakah
yang pernah Anda alami
terkait penerapan konsep-
konsep inti dalam modul
budaya positif baik
lingkungan kelas maupun
sekolah Anda?
Saya menangani siswa yang sering membuli
temannya di sekolah, saya menggunakan
langkah-langkah segitiga restitusi yaitu
menstabilkan identitas, validasi tindakan
yang salah dan menanyakan keyakinan
Bagaimana Perasaan
Anda ketika mengalami
hal tersebut?
Perasaan saya sangat tertantang dan
termotivasi untuk terus memperbaiki diri
sendiri dengan nilai-nilai budaya positif di
sekolah
Menurut Anda, terkait
pengalaman dalam
penerapan konsep-
konsep tersebut, hal
apakah yang sudah baik?
dan Hal apakah yang
harus diperbaikai?
Hal yang sudah baik menurut saya sudah mulai
muncul motivasi internal pada murid untuk
melaksanakan budaya positif sesuai dengan
nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan hal yang
harus diperbaikai adalah posisi guru harus
berada diantara posisi pemantau dan manajer
Sebelum mempelajari modul
ini, ketika berinteraksi dengan
murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang
sering anda pakai dan
bagaiman perasaan anda saat
itu? Setelah mempelajari
modul ini, posisi apa yang
Anda pakai dan bagaimana
perasaan Anda sekarang? Apa
perbedaannya?
Sebelum mempelajari modul ini, posisi kontrol
saya sebagai penghukum dan pemantau.
Perasaan saya saat itu selalu dibayangi rasa
bersalah larena harus memberikan
hukuman/konsekuensi jika anak berbuat
kesalahan
Setelah mempelajri modul ini, saya mulai
menerapkan posisi manajer dalam penyelesaian
masalah. Perasaan saya menjadi sangat tenang
dan saya mulai menyadari pentingnya
komunikasi yang efektif untuk menumbuhkan
rasa tanggungjawab pada murid
Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkan Anda
menerapkan segitiga
restitusi ketika
menghadapi permasalahn
murid Anda? Jika iya,
tahap mana yang Anda
praktekan dan bagaimana
Anda mempraktekannya?
Pernah namun saya hanya menggunakan 1
tahapan saja yaitu validasi tindakan yang salah
dengan memberikan pernyataan “Kamu tentunya
punya alasan mengapa melakukan itu?” atau
“kamu tahu tidak bahwa tindakan yang kamu
lakukan dapat merugikan orang lain?”
Selain konsep-konsep
yang disampaiakn dalam
modul ini, adakah hal-hal
lain yang menurut Anda
penting untuk dipelajari
dalam proses
menciptakan budaya
positif baik di lingkungan
kelas maupun sekolah?
Hal lain yang penting dipelajari dalam proses
menciptakan budaya positif adalah melakukan
kolaborasi antara sekolah dan orang tua murid,
agar budaya positif ini jangan hanya dilakukan di
kelas/sekolah saja, namun juga di rumah, agar
menjadi seuatu kebiasaan/karakter saat berada di
lingkungan sekolah atau di lingkungan di manapun
Terima Kasih
Salam dan Bahagia Bapak/Ibu Guru
Penggerak

Anda mungkin juga menyukai