Anda di halaman 1dari 19

KONEKSI ANTAR

MATERI MODUL 1.4

BUDAYA
POSITIF
NIA INDAH
PUJIATI CGP
ANGKATAN 8
SMP NEGERI 13 KOTA
TASIKMALAYA
HAIRANI IRMA SYURYANI NASUTION
FASILITATOR

AI TIN SUMARTINI
PENGAJAR PRAKTIK
KONEKSI ANTAR
MATERI

MODUL 1.1
FILOSOFI PENDIDIKAN KHD

MODUL 1.2
NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

MODUL 1.4
BUDAYA POSITIF

MODUL 1.3
VISI GURU PENGGERAK
TUJUAN:
TERWUJUDNYA
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
BUDAYA POSITIF

VISI GURU
PENGGERAK

NILAI DAN PERAN


GURU PENGGERAK

FI
L
O
S
O
FI
P
E
FILOSOFI KI
HAJAR
DEWANTARA
• PENDIDIKAN ADALAH
PROSES MENUNTUN
• PENDIDIKAN
MENGHAMBA PADA
MURID
• GURU IBARAT PETANI
NILAI DAN PERAN GURU
PENGGERAK
Proses menuntun akan berjalan dengan baik melalui nilai dan peran
Guru

NILAI PERAN

• Mandiri • Pemimpin Pembelajaran


• Reflektif • Coach bagi Guru lain
• Inovatif • Kolaborasi
• Kolaboratif • Kepemimpinan murid
• Berpihak pada • Komunitas praktisi
Murid
VISI Guru
penggerak
Untuk mewujudkan perubahan di
sekolah, diperlukan langkah yang tepat
dengan merumuskan Visi

Rumusan Visi menggunakan Metode


Inkuiri Apresiatif dengan tahapan
BAGJA

Tahapan BAGJA:
Buat Pertanyaan
Ambil Pelajaran
Gali Mimpi
Jabarkan Rencana
BUDAYA
POSITIF
Tumbuhnya budaya positif di sekolah akan menjadi perubahan baru
dalam menciptakan ekosistem positif yang menggerakkan komponen
sekolah berdasarkan nilai-nilai kebajikan untuk menuntun karakter yang
baik.
Budaya positif sebagai proses untuk menumbuhkan motivasi
warga sekolah dengan kontrol diri dan serta penguatan karakter di
sekolah. Hal ini akan menjadi unsur utama dalam memajukan
pendidikan di
REFLEKS
I
S ebagai seorang pendidik, perlu kembali melakukan
aksi positif terkait perubahan dan pengembangan
karakter di sekolah. Terlebih saat ini society 5.0
sebagai konsep yang memungkinkan masyarakat
dalam menggunakan ilmu pengetahuan berbasis
teknologi modern seperti AI dan robot untuk
memenuhi kebutuhan dan mempermudah
kehidupan manusia tentu memunculkan tantangan
baru, diantaranya etika dan penanaman karakter. Hal
tersebut membuat saya memandang penting dalam
peningkatan peran inovasi, kolaborasi serta refleksi
dalam proses perubahan yang saat ini tengah
• Sejauh mana pemahaman tentang konsep-konsep inti : disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan
penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang
menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Disiplin Positif Teori Kontrol dan posisi kontrol


Disiplin positif merupakan guru
Setiap manusia memiliki kontrol dalam
Pendekatan mendidik anak dirinya, diantaranya: Penghukum,
untuk melakukan kontrol diri Pembuat merasa bersalah,
teman, pemantau dan manajer.
dan pembentukan
kepercayaan diri.
Teori Motivasi dan kebutuhan Hukuman dan Penghargaan
manusia Setiap manusia memiliki Penghargaan adalah sebuah
dasar kebutuhan dalam mendasari hukuman, ketika asumsi tentang
dirinya berperilaku: kasih sayang dan
perubahan hanya tergantung
ingin diterima, bertahan hidup,
pada penghargaan yang
kebebasan, kesenangan dan
diberikan.
penguasaan

Segitiga Restitusi dan Keyakinan Kelas


Salah satu strategi budaya positif yang relevan dengan merdeka belajar yakni melalui keyakinan
kelas atau sekolah dengan menerapkan segitiga restitusi. Melalui penerapan segitiga restitusi
juga Guru dapat membimbing peserta didik dalam membiasakan perilaku positif agar terwujud
peserta didik yang merdeka.
Hal- hal yang menarik dan di luar
dugaan
Ternyata penghargaan dapat
menjadi sebuah hukuman karena
mematikan kreativitas, menurunkan
kualitas dan bersifat menghukum.
Perubahan setelah
mempelajari modul budaya
positif
Peran guru penggerak dalam arus perubahan
hanya akan menjadi mimpi yang terpendam
jika hanya dikonsepsi tanpa implementasi.
Maka, Kolaborasi di sekolah saat ini harus
dibangun, terutama dalam berbagi
pemahaman dan persepsi tentang disiplin
positif yang kini masih menjadi sebuah
tantangan di sekolah. Perlu pendekatan yang
tepat untuk menumbuhkan
budaya positif di sekolah, salah satunya melalui
kolaborasi.
Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait
penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik
di lingkup kelas maupun sekolah ? Bagaimanakah perasaan
ketika mengalami hal- hal tersebut?
ketika praktek secara restitusi dalam
menyelesaikan masalah, namun masih
banyak juga penyikapan terhadap anak oleh
rekan pendidik yang memposisikan sebagai
penghukum. Saya merasa ada hal yang perlu
disepakati dan saya termotivasi untuk
melakukan perubahan.
Maka diperlukan kolaborasi serta sesi
berbagi (sharing) untuk membahas
masalah terkait dengan budaya positif dan
praktek segitiga
restitusi untuk solusi menghadapi
Hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu
diperbaiki?
Membuat kesepakatan atas peraturan yang ada serta
merujuk pada nilai-nilai kebajikan dan hal yang perlu
diperbaiki yakni membuat keyakinan sekolah dengan
memunculkan motivasi internal peserta didik serta
seluruh warga sekolah.
Posisi yang paling sering digunakan sebelum dan
setelah mempelajari modul budaya positif?
Posisi teman dan pemantau dulu saya rasa efektif,
namun setelah mempelajari ternyata posisi
manajer merupakan posisi guru yang lebih efektif
dalam menyelesaikan masalah dengan tahapan
segitiga restitusi.
Praktek Segitiga
Restitusi
Selama ini saya menjadi guru BK yang
mempraktekkan segitiga restitusi walaupun belum
terstruktur dalam melakukan tahapan restitusi
karena sebelumnya menggunakan teori konseling
yang bertujuan sama dan ada kesamaan
tahapan yakni: menstabilkan identitas dengan
membuat peserta didik nyaman agar mau
membuka diri; memvalidasi kesalahan yaitu
dengan investigation atau mengkonfirmasi
apa yang dia lakukan serta menanyakan
keyakinan melalui intervensi dan inspection.
Konsep lain yang perlu
dipelajari

Melakukan analisa terhadap Teknik komunikasi yang tepat


karakter peserta didik dalam membangun
termasuk potensi, minat dan kolaborasi dengan orang tua
bakat serta karakter dan wali kelas sebagai
dasarnya. pendamping peserta didik.
Budaya
Positif
Budaya positif sebagai proses untuk
menumbuhkan motivasi warga
sekolah dengan kontrol diri dan
serta penguatan karakter di
sekolah. Hal ini akan menjadi unsur
utama dalam memajukan
pendidikan di Indonesia berbasis
karakter.
THANKYOU
Nia Indah
Pujiati

Anda mungkin juga menyukai