Anda di halaman 1dari 28

1.4.A.8.

KONEKSI ANTAR MATERI

BUDAYA POSITIF
KETERKAITAN
ANTARA MODUL 1.1,
1.2, 1.3 DAN 1.4
Perkenalkan
IKA FITRINULLAH
SDN 2 KARANG BAYAN
CGP ANGKATAN 9
KABUPATEN LOMBOK BARAT-NTB
Keterkaitan Antar Materi

Modul 1.1
Filosofi Pemikiran Modul 1.3
Ki Hajar Dewantara Visi Guru Penggerak

Modul 1.2
Modul 1.4
Nila-Nilai dan Peran
Budaya Positif
Guru Penggerak
Kesimpulan
Keterkaitan dengan modul 1.1
Seorang guru memiliki peran yang sangat sentral dalam menuntun tumbuh
kembangnya anak. Dimana guru dituntut harus bisa menghadirkan lingkungan
belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi murid. Menghadirkan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Sesuai dengan filosofi pemikiran Ki
Hajar Dewantara “ pendidikan merupakan tuntunan”. Jadi tugas kita sebagai
guru adalah menuntun tumbuh kembangnya anak dengan segala kekuatan
kodrat yang ada pada diri anak baik itu kodrat alam maupun kodrat zaman.
Sekolah harus memiliki ekosistem yang baik dan kondusip sehingga bisa
mendorong murid mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada
diri merek.
Kesimpulan
Keterkaitan dengan modul 1.2
Utuk bisa menciptakan ekosistem sekolah yang baik dan kondusif sehingga bisa
menghasilkan pendidikan yang mampu menumbuhkan manusia yang kuat nilai
kemanusiaannya serta memegang teguh nilai-nilai kebajikan itu. Untuk itu
seorang guru harus mampu menumbuhkan nilai-nilai keberpihak pada murid,
reflektif, mandiri, kolaboratif, serta inovatif. Dengan menumbuhkan nilai-nilai
tersebut maka seorang guru akan mampu menjalankan peranya secara optimal.
Adapun peran yang dimaksud diantaranya menjadi Pemimpin Pembelajaran,
menjadi Coach bagi Guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan
kepemimpinan murid, serta mgmpu menggerakkan Komunitas Praktisi baik
dilingkunan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Kesimpulan
Keterkaitan dengan modul 1.3
Adapun segala upaya yang dilakukan guru dalam menciptakan ekosistem sekolah yang baik dan
kondusif sehingga murid akan merasa nyaman, aman dan senang berada dan belajar di sekolah
tujuannnya hanya satu yaitu mewujudkan visi sekolah. Segala upaya yang guru lakukan tidak
akanada artinya tanpa adanya visi yang jelas untuk murid. seperti yang kita pahami bahwa tujuan
Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat
menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab”. Berdasarkan pedoman itu maka Profil Pelajar Pancasila dicetuskan sabagai pegangan untuk
kita para guru dalam menuntun murid-murid di sekolah. Profil Pelajar Pancasila mengandung enam
dimensi yang kesemuanya berakar pada falsafah Pancasila: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5)
Bernalar kritis; (6) Kreatif.
Refleksi Pemahaman
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti
yang telah Anda pelajari di modul ini

Disiplin Positif Teori Kontrol Teori Motivasi

Hukuman dan Posisi Kontrol Kebutuhan Dasar


Penghargaan Guru Manusia

Keyakinan Kelas Segitiga Restitusi


Disiplin Positif
Menurut bahasa kata disiplin berasal dari bahasa
latin "disciiplina" artinya "belajar" Makna dari kata
ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid -
murid socrates dan plato.
Namun dalam budaya kita makna kata disiplin lebih
kepada tindakan yang dilakukan untuk membuat
orang lainmenjadi patuh.
Disiplin positif sebagai bentuk control diri untuk
bisa menggapai nilai-nilai kebajikan yang universal
Teori Kontrol
Menurut Dr. William Glasser dalam Control Theory
bahwa upaya kontrol yang dilakukan berikut ini
adalah sebuah ilusi; guru mengontrol murid, semua
penguatan positif efektif dan bermanfaat, kritik dan
membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan
karakter, dan orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
Ada 5 posisi control dalam melakukan control yaitu
(1) Penghukum,(2) Pembuat Rasa (3) Bersalah, (4)
Teman, (5) Pemantau dan Manajer.
Teori Motivasi
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School
Discipline, menyatakan ada 3 motivasi perilaku
manusia:
1. Untuk menghindari ketidak nyamanan atau
hukuman.
2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan
dari orang lain.
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan
menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang
mereka percaya.
Hukuman dan Penghargaan

Pada dasarnya Hukuman dan penghargaan adalah


bentuk control diri yang datangnya dari luar diri
seseorang dalam melakukan sesuatu. Hukuman
dan penghargaan pada dasarnya dapat
menghancurkan potensi diri seseorang karena
akan menimbulkan rasa takut dan
ketergantungan.
Posisi Kontrol Guru

Lima posisi kontrol yang diterapkan seorang


guru. Kelima posisi kontrol tersebut adalah:
1.Penghukum
2.Pembuat Rasa Bersalah
3.Teman
4.Pemantau
5.Manajer.
Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia yaitu:


1. Bertahan hidup (survival)
2. cinta dan kasih sayang (love and belonging)
3. kebebasan (freedom)
4. kesenangan (fun)
5. kekuasaan (power)
Keyakinan Kelas

Keyakinan Kelas merupakan


kesepakatan mengenai nilai-nilai
kebajikan universal untuk
dilakukan dan dipatuhi oleh semua
baik murid maupun guru.
Segitiga Restitusi

restitusi adalah sebuah cara menanamkan


disiplin positif pada murid. Restitusi bukan untuk
menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan. Tujuannya untuk memperbaiki
hubungan. Langkah-langkah segitiga restitusi
yaitu:
1. Menstabilkan Identitas
2. Validasi tindakan yang salah
3. Menayakan keyakinan
Hal yang menarik dan di luar dugaan

Hal yang menarik dan dilura dugaan saya


adalah pemberian penghargaan kepada
murid ternyata merupakan tindakan yang
keliru.
Setelah mempelajari mudul ini saya muali
merubah cara saya dalam mendisiplinkan
murid dimana saya tidak lagi memberikan
hukuman kepada murid dan lebih
menghargai murid-murid saya.
Pengalaman menarik yang saya alami dalam menerapkan
konsep inti dalam modul Budaya Positif yaitu penerapan posisi
kontrol menejer ternyata sangat sulit ditepakan pada kelas 1
SD. Untuk itu saya lebih menggunakan posisi kontrol sebagai
teman.
Perasaan saya ketika mengalami hal tersebut dimana saya
senang karena bisa memahami ternyata posisi kontrol menejer
tidak bisa diterapkan pada semua murid. Kita sebagai guru
harus bisa melihat posisi tingkatan perkembangan murid.
Menurut Anda, terkait
pengalaman dalam penerapan
Adakah yang perlu
konsep-konsep tersebut, hal
diperbaiki?
apa sajakah yang sudah baik?

Penerapan segitiga
Hal yang sudah baik
restitusi di kelas
adalah menerapkan
disiplin positif dengan rendah masih belim
membuat keyakinan kelas efektif
dengan melibatkan murid
Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid,
berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai,
dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,
posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa
perbedaannya?

Sebelum mempelajari modul ini Setelah mempelajari


posisi kontrol yang sering saya
modul 1.4 ini saya lebih
pakai adalah penghukum,
pemantau dan membuat rasa sering menerapkan
bersalah. Saya berpikir ini akan posisi kontrol sebagai
dapat mendisiplinkan murid. teman dan menejer.
Terkadang saya merasa cemas
Sekarang saya merasa
saat murid mendapat hukuman
yang agak keras. lebih tenang.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi
permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda
praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah


menerapkan segitiga restitusi meskipun belum
tahu namanya. Adapun tahapan yang saya lakukan
cuma sampai menstabilkan identitas dan validasi
tindakan yang salah
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini,
adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk
dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di
lingkungan kelas maupun sekolah?

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan


Budaya Positif di lingkungan kelas maupun sekolah adalha
ketekunan dalam menjalankan keber;lanjutan dari program
kegiatan yang sudah dibuat karna untuk bisa berubah kita
butuh satu langkah tapi untuk bisa meneruskan perubahan
itu kita membutuhkan beribu-ribu langkah.
RANCANGAN TINDAKAN
AKSI NYATA
A. Latar Belakang
Melihat situasi dan kondisi di sekolah saya ternyata masih banyaknya
rekan guru yang masih memposisikan diri sebagai penghukum dalam
mendisiplinkan murid. Hal ini tentu membuat saya tergerak untuk
melakukan pengimbasan kepada bapak/ibu guru di SDN 2 Karang
Bayan tentang pentingnya memahami posisi kontrol kita sebagai guru
dalam membangun lingkungan sekolah dengan budaya positif.

B. Tujuan
Agar seluruh warga sekolah baik guru dan murid memiliki kesadaran
yang tinggi tentang pentingnya membangun budaya positif. Dengan
demikian diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan belajar yang
aman, nyaman dan menyenangkan baik untuk murid maupun guru.
C. Tolak Ukur
1. Terjalinya hubungan yang harmonis antara warga
sekolah.
2. Sekolah menjadi aman dan nyaman untuk mengajar
maupun belajar
3. Tidak adalagi guru yang memberikan hukuman kepada
murid
4. Kesepakan sekolah maupun kelas bisa dijalankan
dengan baik oleh seluruh warga sekolah
D. Lini Masa Tindakan Yang Akan Dilakukan
Rencana
1. Mendiskusikan dengan kepala sekolah serta meminta ijin untuk melakukan kegiatan pengimbasan
kepada bapak/ibu guru yang ada di sekolah.
2. Menyusun rencana kegiatan sosialisasi tentang posisi kontrol dalam budaya positif
3. Menentukan tempat dan waktu sosialisasi.
4. Melakukan monitorih dan bimbingan berkelanjutan dalam pelaksanaan penegakan disiplin dengan
budaya positif.
Tujuan
1. Kegiatan pengimbasan Budaya Positif dilakukan di sekolah
2. Kepala sekolah bersama guru mengikuti kegiatan sosialisasi tentang peran kontor dan budaya positif
3. Merancang kesepakan sekolah dan kelas
4. Mensosialisikan kesepakatan sekolah murid dan orang tua wali murid
5. Melakukan control akan terlaksananya kesepakatan sekolah yang sudah dibuat

Evaluasi
1. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan mingguan
2. Melakukan refleksi dan tindakan perbaikan
E. Dukungan Yang Dibutuhkan

1. Penyediaan tempat pelaksanaan sosialisasi


2. Penyediaan peralatan pendukung seperti LCD,Leptop serta
sonsistem
3. Kesediaan kepala sekolah dan bapak/ibu guru dalam mengikuti
kegiatan
4. Kesungguhan dari kepala sekolah dan bapak/ibu guru dalam
menjalankan kesepakatan sekolah yang telah dibuat
5. Keterlibatan semua pihak dalam mengontrol dan mengevaluasi
pelaksanaan kesepakatan sekolah yang telah dibuat
DEMIKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai