Anda di halaman 1dari 3

Salam Guru Penggerak.

Saya Haryani, S.Pd. SD. Calon Guru Penggerak Angkatan 2 dari SDN 2 Kalijaga Selatan Kec
Aikmel Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini saya
akan menulis tentang apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan Guru penggerak di materi
Modul 1.4 yaitu tentang Budaya Positif.

Jurnal Dwi mingguan ini harus saya tulis untuk menggambarkan refleksi saya setelah
mempelajari Modul 1.4 dan ini merupakan tugas setelah berakhirnya modul yang dipelajari
sebagai seorang Calon Guru Penggerak. Saya akan menuliskan semua pengalaman saya dan
semua yang saya rasakan selama mempelajari modul 1. 4 ini dalam artikel ini dengan model
refleksi 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:

1. PERISTIWA/FACT

Setelah mempelejarai modul 1.3 tentang visi guru penggerak kami melanjutkan ke modul 1.4
tentang budaya positif. Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pembelajaran modul 1.4
sudah dimulai pada tanggal 30 september 2023 dengan mempelajari materi tentang eksplorasi
konsep yang kami pelajari secara

mandiri. Pada modul 1.4 tentang Budaya Positif ini banyak ilmu baru yang saya pelajari.

Dimulai dengan kegiatan Mulai Dari Diri, dengan mempelajari sub modul dengan tujuan
pembelajaran khusus mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya
tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan
budaya positif di sekolah. Kemudian dilanjut ke sub modul Eksplorasi konsep yang mencakup
beberapa bagian yaitu : Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Lima Posisi Kontrol,
Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia
Berkualitas, dan yang terakhir Segitiga Restitusi.

Pada tanggal 6 Oktober 2023 kami bertemu di ruang kolaborasi yang didampingi dengan fasil
Ibu Devi Nopia membahas tentang beberapa kasus murid yang ada di sekolah. Kami dibagi
menjadi 3 kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan menyelesaikan kasus
tersebut dengan segitiga restitusi, serta menjelaskan posisi kontrol.

Ruang kolaborasi dilanjutkan pada hari berikutnya yaitu pada tanggal 9 Oktober 2023, pada
pertemuan ini setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Ada beberapa masukan dari teman dan Fasilitator untuk
ditambahkan dalam persentasi kami. Dan selanjutnya kami upload di LMS.

Setelah itu kami mendalami materi dalam kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama instruktur
Drs. H LUKMAN pada tanggal 12 Oktober 2023. Pemahaman saya bertambah jelas setelah
mendapat pencerahan dari instruktur. Kemudian saya diminta untuk membuat Koneksi antar
materi, mengaitkan materi sebelumnya dengan materi sekarang. Dan di akhiri dengan membuat
Aksi Nyata. Dengan harapan setelah mempelajari sub-sub modul tersebut calon guru penggerak
akan mampu menjadi motor penggerak perubahan budaya positif di satuan Pendidikan masing-
masing dengan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan agar tercipta ekosistem
sekolah yang lebih berpihak pada murid sesuai dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara.

2. PERASAAN/FEELING

Perasaan saya selama mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif ini adalah senang dan
semakin termotivasi untuk lebih bersemangat dalam menjalankan pendidikan guru penggerak.
Selain itu saya juga berusaha semaksimal mungkin dalam menerapkan dan menjalankan budaya
positif yang diterapkan di kelas dan di sekolah. Dimulai dari penetapan keyakinan dan kebijakan
kelas yang disepakati dan ditaati oleh seluruh murid di kelas masing-masing. Penerapan posisi
kontrol juga menjadi perhatian bagi saya, Yangg dulu saya memposisikan diri pada posisi control
pemantau dan penghukum sekarang belajar berada posisi control manager dalam penyelesaian
permasalahan murid.

3. PEMBELAJARAN/FINDING

Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 1.4 adalah bahwa sebagai
calon guru penggerak harus mampu menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam
penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi kontrol sebagai manajer dengan menerapkan
segitiga restitusi sebagai solusi ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas. Kenapa
dengan segitiga restitusi? karena restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki
kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat (Gossen; 2004).

Dan saya merasakan hal tersebut memang benar, menyelesaikan masalah dengan hukuman tidak
menyelesaikan masalah justru membuat keadaan semakin rumit. Segitiga restitusi adalah
penyelesaiannya. Dengan segitiga restitusi masalah selesai dengan damai dan anak-anak pun
tidak kehilangan identitas mereka, justru mereka Kembali dengan karakter yang lebih kuat dan
lebih baik.

4. PENARAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Setelah mempelajari modul 1.4 ini yaitu tentang budaya posistif maka saya lebih paham tentang
Disiplin positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Lima Posisi Kontrol,mTeori Motivasi,
Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas,
Segitiga Restitusi. Perubahan yang saya rasakan adalah saya merasa harus tergerak, bergerak dan
menggerakkan orang-orang yang ada di sekitar saya untuk segera mengetahui materi yang saya
dapatkan ini. Hal yang akan saya lakukan untuk melakukan perubahan yang positif dengan lebih
memperhatikan kebutuhan peserta didik, menggunakan posisi kontrol sebagai manager dalam
menangani kasus siswa, menerapkan segitiga restitusi dan selalu menganalisis secara reflektif
dan kritis penerapan budaya positif disekolah dengan
berkolaborasi dengan warga sekolah dan berbagai pemangku kepentingan, meskipun hal tersebut
memerlukan waktu yang tidak sebentar karena melakukan perubahan yang sudah menjadi
kebiasaan tidak lah mudah. Tapi kita harus bergerak menuju perubahan yang lebih baik.

Salam dan Bahagia.

=Guru Bergerak, Indonesia Maju=

Anda mungkin juga menyukai