Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Refleksi Minggu Ke-5

Oleh:

Ai Nurhasanah

CGP Angkatan 4

Pada Jurnal Refleksi Minggu Ke-5 ini, saya paparkan perjalanan Calon Guru Penggerak yang
sudah saya lalui dari hari ke hari, dengan menerapkan model 5 yaitu 4C (Connection,
Challenge, Concept, Change⟯. Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan
Morrison (2011). Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat
refleksi model ini, yaitu:

1. Connection : Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon
Guru Penggerak?
2. Challenge : Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari
praktik yang Anda jalankan selama ini?
3. Concept : Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda
penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan
setelah menjadi Guru Penggerak?
4. Change : Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah
mendapatkan materi pada hari ini?

Selanjutnya melalui model 4C tersebut saya susun jurnal refleksi minggu ke-5 ini, sebagai
berikut:

Connection;

Keterkaitan materi yang didapat dengan peran saya sebagai Calon Guru Penggerak
menguatkan konsep Peran dan Nilai dikaitkan dengan konsep Filosfi Ki Hajar Dewantara dan
bagaimana membuat strategi agar Profil Pelajar Pancasila dapat tercipta menjadi karakter
yang utuh bagi para peserta didik. Pembelajaran ini dikuatkan pada saat Elaborasi
Pemahaman secara daring bersama instruktur Ruth Diana Anggodo. Dari hasil
pemaparannya kami diingatkan akan tujuan dari pendidikan yakni menuntun segala kodrat yang
ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dan mewujudkan manusia merdeka
yakni mampu memiliki rasa percaya diri, inisiatif dan dapat mengatur dirinya sendiri. Guru
Penggerak secara sadar menguatkan Profil Pelajar Pancasila ini dengan memberikan
semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan
Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

Challenge;
Ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang saya jalankan
selama ini memang ada, tetapi pada umumnya materi dan ide-ide serta pendapat dari
instruktur beserta rekan-rekan Calon Guru Penggerak lainnya tidak jauh berbeda dari praktik
yang selama ini saya implementasikan di kelas dan di sekolah.

Perbedaan dari praktek yang saya jalankan masih belum optimal dalam melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan konsep merdeka belajar. Adanya materi pembelajaran
yang harus disampaikan begitu banyak dan harus selesai sesuai dengan jadwal
pembelajaran, membuat saya mengabaikan proses merdeka ini. Saya masih berusaha
bagaimana meteri kimia ini sampai secara utuh kapada siswa sesuai dengan perencanaan di
awal semester. Ini menjadi tantangan tersendiri karena bagaimanapun saya harus mulai
merubah mainset saya bahwa murid harus menguasi konsep-konsep secara utuh dan saya
harus mengupayakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ketika model pembelajaran
discovery learning saya terapkan ternyata hanya satu kelas dari enam kelas yang dapat
dinyatakan berhasil. Disinilah tantangan saya agara dapat berperan sebagai pemimpin
pembelajaran yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.

Concept;

Konsep utama yang saya pelajari melalui pembelajaran daring dan di modul 1.2 Nilai dan
Peran Guru Penggerak pada minggu ini yaitu “bagaimana saya harus menguatkan nilai dan
peran guru penggerak”. Konsep ini didukung dengan konsep-konsep yang lain yakni : Cara
kerja otak manusia. Ada beberapa acuan yang akan menunjang pada penerapan peran dan
nilai guru penggerak, yakni :
1. Fokus pada sisi positif
2. Sadari bahwa emosi menentukan bagaimana kita mengambil keputusan
3. Kecerdasan emosi
4. Kenalilah cara kerja otak, terimalah dan beri waktu untuk belajar
Konsep lain yang penting adalah bagaimana menentukan Nilai Diri. Karakter yang tampak
merupakan bagian terkecil dari usaha sadar dalam proses perubahan prilaku. Pengkondisian
dan pembiasaan melalui keteladanan dan adanya system/aturan yang konsisten akan
memunculkan kebiasaan prilaku yang menunjukan identitas yang melekat pada diri baik
pada pola pikir, nilai-nilai dan kepercayaan.Lingkungan tentunya memberikan andil yang
sangat besar dalam pembentukan karakter ini, sehingga guru penggerak harus bersinergi
dengan menciptakan lingkungan yang baik dan menjadi teladan yang dapat dicontoh oleh
murid.

Change; 

Perubahan dalam diri saya yang ingin saya lakukan setelah mendapatkan materi pada hari
ini diantaranya saya harus dapat menerapkan nilai dan peran guru penggerak dalam setiap
aktivitas pembelajaran dan dapat mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada
siswa, terus belajar dan berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan ketika belajar
dan meningkatkan kompetensi diri saya secara mandiri maupun kolaboratif bersama rekan
sejawat. Saya harus membuat perencanaan yang jelas dan terukur agar setiap langkah-
langkahnya perubahan dapat dievalusi dan konsisten dalam melaksanakannya. Untuk
menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif saya harus berupaya berkolaborasi
dengan berbagai pihak baik di sekolah maupun dengan masyarakat sekitar juga aktif di
MGMP, PGRI, dan komunitas lainnya dalam bidang pendidikan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan agar dapat sharing dan saling berkontribusi melalui pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai