Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI MINGGU KE-14 MODEL 4C

(CONNECTION, CHALLENGE, CONCEPT, CHANGE)

Oleh
Wahyu Lestariningrum
CGP Angkatan 2
Kabupaten Purworejo

Aktivitas pembelajaran yang dilakukan minggu ke-14 ini meliputi :


 Aksi nyata modul 2.2. Pembelajaran Social dan Emosional
 Mulai dari diri modul 2.3. Coaching
 Eksplorasi konsep mandiri modul 2.3. Coaching
Model refleksi 4C memiliki beberapa pertanyaan kunci yang akan memandu pembuatan refleksi. Adapun
jawaban pertanyaan kunci model 4C dideskripsikan sebagai berikut:
1. Connection
a. Aksi nyata modul 2.2. Pembelajaran Social dan Emosional
Di aksi nyata ini sangat relevan dengan peran saya sebagai guru penggerak sebagai pemimpin
pembelajaran yang mandiri dan kreatif serta berpikir kritis. Pemimpin pembelajaran yang mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang mengembangkan budaya menuntun serta mengarahkan
murid-murid berjiwa luhur dan berintelektualitas tinggi. Pembelajaran berdiferensiasi dan
pembelajaran social emosional mengembangkan dan membudayakan keduanya.
Selain berintelektual murid pun memiliki jiwa social dan emosional yang mumpuni. Aktivitas
pembelajaran aksi nyata, saya membuat RPP baru yang mengintegrasikan pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran social emosional pada mata pelajaran yang sesuai dengan yang
diampu saya yaitu Kimia materi sifat koligatif larutan. Masih dalam aksi nyata, RPP yang saya
buat diaplikasikan di kelas melalui pembelajaran kompetensi social.
RPP yang saya buat memuat diferensiasi produk dengan memetakan kebutuhan belajar murid
berdasarkan minatnya. Sedangkan kompetensi social emosional yang dintegrasikan memuat tiga
kompetensi social emosional. Pertama, KSE Kesadaran diri (pengenalan emosi) dengan Teknik
"Bernafas dengan kesadaran penuh (Mindfulness)". Guru dan murid melakukan kegiatan STOP
untuk merilekskan murid dan lebih bersemangat melanjutkan proses pembelajaran. Tahapan-
tahapan STOP meliputi: 1) Stop yaitu Berhenti melakukan kegiatan; 2) Take a deep breath yaitu
Tarik nafas dalam-dalam; 3) Observe yaitu perhatikan yang dirasakan tubuh; dan 4) Proceed:
lanjutkan aktivitas selanjutnya dengan penuh semangat dan fresh. Kedua, KSE Pengelolaan diri
(mengelola emosi dan fokus) dengan menggunakan Teknik "memeriksa perasaan diri".
b. Mulai dari Diri - Seberapa Jauh Saya Memahami Konsep Coaching di sekolah?
Saya mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman yang menggambarkan praktik coaching di
dunia pendidikan. Materi ini sangat relevan dengan peran saya sebagai guru penggerak karena di
aktivitas pembelajaran mulai dari diri saya belajar mengeksplorasi diri dalam merespon secara
cepat kasus-kasus yang mungkin terjadi dalam keseharian saya sebagai pendidik yang menghambat
terhadap tujuan pembelajaran murid. Saya belajar untuk menanggapi beberapa kasus yang ada di
Learning management system (LMS).
c. Eksplorasi Konsep Modul Coaching
Pada kegiatan Eksplorasi Konsep, saya melalui beberapa proses kegiatan mandiri untuk
mempelajari materi melalui kegiatan membaca dan menjawab pertanyaan, dan diskusi asinkron
untuk menguatkan pemahaman terkait materi yang dipelajari. Adapun materi yang akan dipelajari
adalah:
1. Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
2. Komunikasi Yang Memberdayakan
3. TIRTA Sebagai Model Coaching.
Materi-materi tersebut sangat dibutuhkan oleh seorang guru penggerak dalam melakukan pelayan
prima kepada murid dan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi murid. eksplorasi
konsepsangat bagus proses mendewasakan diri dalam menggali pengetahuan dan pengalaman
terkait pengertian coaching, Coaching dalam Konteks Sekolah, dan Perbedaan antara Coaching,
Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan. Komunikasi asertif, tehnik Mendengarkan
aktif, dan Bertanya efektif serta TIRTA sebagai model coaching yang memiliki kepanjangan dari
T nya adalah Tujuan; I nya adalah Identifikasi; R adalah Rencana aksi; dan TA adalah Tanggung
jawab.
2. Challenge
Di aktivitas pembelajaran ini calon guru penggerak diketuk hati untuk melakukan pemetaan
kebutuhan belajar murid setiap akan melakukan pembelajaran dan memperhatikan social emosional
untuk mengembalikan focus sehingga pembelajaran dilakukan dapat memaksimalkan karakteristik,
potensi dan keunikkan murid, Selama ini pembelajaran atau praktik baik yang dilakukan baik dengan
cara berkomunikasi, bertanya dan proses pendampingan belum menyentuh secara mendalam.
Kebiasaan yang guru lakukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi murid selalu
langsung diberikan solusi atau dengan redaksi seperti ini "kalau bapak/ibu guru dulu jika mengalami
masalah ini selalu melakukan ini dan berhasil" (memberikan solusi dengan pengalaman), tanpa
menggali potensi/kemampuan apa yang dimiliki murid dan dapat dioptimalkan untuk menyelesaikan
masalah yang hadapi murid itu sendiri. Guru hanya menggali optimalisasi potensi murid.
3. Concept
Kebanyakan proses pembelajaran dilakukan guru masih berpusat kepada guru dan cara jitu dalam
mengajar jitu hanya berdasarkan pengalaman. Padahal sangat penting bagi seorang guru melakukan
pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan belajar murid baik dari minat belajar, kesiapan belajar
atau profil belajar murid. selain itu banyak pengetahuan baru dari aktivitas belajar modul
pembelajaran social emosional ketika kita menghadapi bertumpuknya tanggung jawab yang
menimbulkan stress dan emosi. Di aktivitas ini diajarkan bagaimana mengenal, mengelola,
mengendalikan emosi, menumbuhkan rasa empati kepada siapapun khususnya murid, berdaya lenting
dan menentukan pilihan/keputusan yang bertanggung jawab.
Faidahnya kita bisa mengembalikan focus dan menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang
diharapkan. Di aktivitas pembelajaran minggu ke-14 diajarkan konsep yang sangat penting bagi guru
untuk memainkan perannya secara maksimal seperti komunikasi asertif. Komunikasi yang didasarkan
atas kemampuan individu untuk mendengarkan sudut pandang orang dan merespon dengan dengan
penuh kejujuran dan rasa hormat serta menghargai. Selain itu saya belajar menjadi penanya efektif
dan pendengar aktif yang akan membantu menciptakan proses coaching berjalan sesuai tujuan dan
harapan. Coaching sebagai dasar untuk menggali dan mendorong potensi yang dimiiki coachee untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri.
4. Change
Perubahan saya mulai dengan belajar untuk menyusun rencana pembelajaran yang mengintegrasikan
pembelajaran social emosional dan pembelajaran berdiferensiasi dan mengaplikasikannya di kelas.
Selain itu, akan menggerakkan teman sejawat untuk mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi
serta kompetensi sosial emosional dalam praktik baik di kelas. Saya akan Mengubah cara
berkomunikasi saya dengan komunikasi asertif. Selalu melakukan coaching terhadap penyelesaian
masalah yang dihadapi murid dengan menjadi penanya efektif dan pendengar aktif.

Anda mungkin juga menyukai