Anda di halaman 1dari 2

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGU KE 6

MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL


Oleh Antonius Budianto
SMPN 2 Lalan Musi Banyuasin
CGP 05 MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

Pengantar

Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini
berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah
sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi
orang yang berkarakter baik. Selaras dengan pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara, 
Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh adalah upaya untuk  menciptakan
ekosistem sekolah yang mendorong  bertumbuhnya budi pekerti, selain aspek intelektual. Lewat
Pembelajaran Sosial dan Emosional, murid diajak untuk  menyadari, melihat, mendengarkan,
merasakan, mengalami  berbagai pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Jurnal ini saya tulis sebagai media untuk menuangkan perasaan, gagasan dan pengalaman serta
praktik baik yang telah saya dilakukan dengan memilih model refleksi Model 1: 4F (Facts,
Feelings, Findings, Future). Jurnal ini merupakan refleksi pembelajaran dan aktivitas yang telah
dilakukan di Learning Management System (LMS). Minggu ini ada beberapa aktivitas
pembelajaran yaitu diawali dengan mengerjakan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan
dilanjutkan aktivitas pembelajaran  modul 2.3 Modul Coaching.

1. Facts (Peristiwa)
Kegiatan pertama pada modul 2.2 adalah melakukan kegiatan LMS melalui tahapan alur
merdeka yang dimulai dengan self-initiation pada 12 September dan diakhiri dengan eksplorasi
konsep pada 13-14 September dan 15-16 September dilanjutkan kerjasama kamar. Di ruang
kolaborasi, kelompok yang terdiri dari saya, Elya sumarni, dan Riri Azizah berbagi skenario
untuk mengembangkan implementasi pembelajaran sosial-emosional bagi siswa, pendidik, dan
tenaga pengajar setingkat SMA/sederajat. Musi Banyuasin. Selain itu, pada 17-19 September,
mereka diinstruksikan di ruang demonstrasi kontekstual untuk membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional. Dia juga
berkontribusi pada implementasi RPP yang halus dalam tugas demonstrasi kontekstual ini di
modul 2.2. Selain itu, 20-21. Kegiatan diskusi di ruang pemahaman komentar dengan intruktur
sebagai nara sumber . Dengan mengikuti kegiatan tersebut, wawasan saya semakin ke arah
pembelajaran sosial emosional. Selain itu, pada hari Jumat, 23 September, kami mempelajari
modul coaching 2.3, dimulai dengan “Memulai dari Diri Sendiri” dan dilanjutkan dengan
“Eksplorasi Konsep”. Dalam modul ini, saya mulai memahami apa yang dimaksud dengan
coaching dan bagaimana penerapannya di tingkat TIRTA. Ada juga akronim lain seperti
Listening with RASA yang merupakan teknik/metode penerapan prinsip coaching.

2. Feelings (Perasaan)
Saat mengikuti aktivitas pembelajaran sosial emosional saya sangat bersemangat karena saya
merasa pembelajaran sosial emosional sangat baik jika prosedur pelaksanaannya saya pahami
secara keseluruhan agar dapat langsung diimplementasikan pada lingkungan kerja apalagi setelah
memahami secara menyeluruh penerapan pembelajaran sosial emosional. Pada pembelajaran
modul coaching walaupun saat ini kami masih pada proses mulai dari diri dan ekplorasi konsep
namun saya sangat berantusias untuk menyelesaikan tahapan-tahapan dari alur pembelajaran ini
karena modul ini mulai mengarahkan kita untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mana ada
materi tentang coaching, mentoring, training, consulting dengan menerapkan pendekatan tahapan
TIRTA yang menjadi pondasi/referensi saya dalam berlatih menjadi coaching untuk peserta
didik serta rekan sejawat untuk menemukan tujuan yang ingin dicapai.

3. Findings (Pembelajaran)
Pada modul ini banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapatkan melalui modul
pembelajaran sosial emosional dan coaching yang dapat saya terapkan untuk murid dan rekan
sejawat. Bukti nyata bagaimana seorang guru harus membangun karekter murid salah satunya
dengan penerapan pembelajaran sosial emosional juga memanfaatkan prinsip coaching dalam
upaya mengarahkan peserta didik untuk menemukenali potensi diri dan mengembangkannya
sehingga dapat menjadi pribadi yang potensial dan lebih baik lagi dari sebelumnya.Pembelajaran
sosial emosional dapat pula dikolaborasikan dengan pembelajaran berdiferensiasi agar lebih
maksimal untuk menghadirkan pelayanan yang optimal pada murid sesuai denga prinsip amor
menurut Ki Hajar Dewantara.

4. Future (Penerapan)
Setelah melalui jalur pembelajaran modul Masyarakat Emosional, saya menemukan banyak
wawasan baru yang sangat berguna dalam pekerjaan saya sebagai seorang pendidik. Secara
khusus, saat kita mulai mendalami modul 2.3 dengan topik coaching, menjadi pemimpin
pembelajaran yang diharapkan mampu mempraktekkan prinsip-prinsip learning direction
coaching. Setelah menyelesaikan latihan pembelajaran untuk siswa dalam paket Modul 2 ini,
saya optimis pemahaman saya tentang konsep menjadi pemimpin pembelajaran akan membuat
saya menjadi pribadi yang lebih stabil dan siap menghadapi masa depan. profil mahasiswa
pancasila.

Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai