Anda di halaman 1dari 7

Pembelajaran Sosial Emosional

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul


2.2 Pembelajaran Sosial dan
Emosional
13 Mar @Opini

Assalamualaikum wr. Wb

Salam guru penggerak!

Bergerak, tergerak dan menggerakan

Perkenalkan kembali Saya Dewi Puspitosari, S.Pd.SD Calon Guru Penggerak


Angkatan 7-Cilacap, Guru SDN Bantarpanjang 04 Kec. Cimanggu Kab.
Cilacap Prov. Jawa Tengah. ingin mencoba mengasah kemampuan menulis
artikel, sehingga saya bergabung dengan gurusiana ini. terimakasih

Sahabat pembaca yang hebat, kali ini saya akan sharing pengalaman dalam
melaksanakan program pendidikan guru penggerak yang semoga saja sudah
hampir pada setengah perjalanan dari program ini. Jadi kami sudah belajar
menjalani laku M-E-R-D-E-K-A (Mulai dari diri, Elaborasi konsep, Ruang
kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar
materi, dan Aksi nyata) serta sudah setengah dari keseluruhan modul yang
kurang lebih berjumlah 10 modul dalam program guru penggerak ini.

Pada modul ini kami mempelajari tentang well-being (kesejahteraan


psikologis) apa pentingnya, apa revelansinya pada kegiatan pembelajaran kita
dewasa ini, bagaimana caranya, bagaimana implementasinya dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari, dan lain sebagainya.

Dan lebih paktisnya kami belajar tentang bagaimana menghadirkan


mindfulness ditengah-tengah warga sekolah secara konsisten. Kami juga
mempelajari dan praktik implementasi penguatan KSE (kompetensi sosial
emosional) bagi keseluruhan warga sekolah dengan menghadirkan PSE
(pembelajaran sosial emosional), baik melalui pembelajaran eksplisit, integrasi
ke dalam kurikulum, dan lain sebagainya. Selanjutnya, setelah melakukan
praktik baik tersebut lalu kami mendiseminasikannya kepada rekan
sejawat/guru-guru yang ada di satuan pendidikan / sekolah kami.

Kali ini saya akan sharing pengalaman pada jurnal refleksi dwi mingguan
modul 2.2 yaitu tentang Pembelajaran Sosial Emosional dengan model refleksi
4F (Fact, Feeling, Finding, Future) konsep dari Robert Greenaway.

Model ini lalu diadaptasi kedalam bahasa Indonesia menjadi 4P yaitu:


Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan). Sehingga, kemudian yang
kami jadikan pertanyaan pemantik dalam membuat refleksi ini adalah :

1. Apa yang kami (CGP) lihat dalam proses tersebut? (Peristiwa)

2. Apa yang kami (CGP) rasakan sehubungan dengan proses yang Anda
alami? (Perasaan)

3. Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)

4. Apa umpan balik yang kami (CGP) dapatkan? (Pembelajaran)


5. Apa yang ingin kami (CGP) perbaiki atau tingkatkan, agar ini berdampak
lebih luas? (Penerapan)

Fact (fakta)

Alhamdulillahirabbil 'aalamiin saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT


karena atas karunia-Nya saya telah dapat menyelesaikan dan mempelajari
modul 2.2 dengan bantuan Bapak Harmizul sebagai fasilitator saya dan Ibu
Tsalist Arifiyani sebagai Pengajar Praktiknya.

Sesuai tahapan MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.2 ini


dimulai dengan mulai dari diri, kami disuguhi materi dan video yang ada di
LMS serta diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah
kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang
berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami mengahadapi krisis
tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang
kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian kami disuguhi dengan eksplorasi
konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional,
Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga diselingi
dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami
pelajari. Dengan mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional ini diharapkan
agar :

1. Kami dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk


menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu
di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan
psikologis (well-being) secara optimal.

2. Dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional


berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and
Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima)
Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen
diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab.

3. Dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh


(mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional
(KSE).

4. Dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial


emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit,
integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan
iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial
emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang


dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran
Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for
Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk
mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu:
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial
Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4
indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan
kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya
sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang


pembelajaran berdifernsiasi, kami juga melakukan tatap maya dengan
fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi diskusi
dan sesi presentasi. Pada hari selasa tanggal 28 Februari 2023, Bapak
Muhtarom, M.Pd selaku fasilitator kami memberikan pemantapan tentang
modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian kami diminta untuk
melakukan diskusi dengan menaganalisis tentang implementasi KSE. Pada
hari berikutnya, 1 Maret 2023 kami melakukan presentasi hasil dari diskusi
kelompok yang sudah kami kerjakan.

Feeling (perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu mempelajari modul 2.2 ini, banyak sekali hal
yang dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan
keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru.
Banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan senang,
karena bertambah lagi ilmu saya terutama bagaimana tentang bagaimana
saya mampu mengenali emosi yang sedang saya rasan serta bagaimana saya
mampu mengelola emosi tersebut agar tidak melakukan tindakan yang
mungkin akan berdampak negatif bagi murid saya. Karena ketidakmampuan
saya mengelola emosi tersebut, murid saya yang akan menerima akibatnya.
Selama ini saya merasa, apapun perasaan yang sedang saya rasakan itu
tidak akan mempengaruhi diri saya ataupun orang lain dalam pelaksanaan
tugas saya sebagai guru.
Selain itu, perasaan cemas juga sedikit mengahampiri saya setelah
mempelajari modul ini, saya cemas jika saya tidak mampu memahami
perasaan murid saya. Dan perasaan yang sedang dialami mereka tentunya
akan berpengaruh terhadap proses melaksanakan dan menerima pelajaran.
Saya tidak ingin, ketidakmampuan saya memahami perasaan mereka, akan
mengurangi kualitas hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2 rata-rata CGP sudah


menerapkan pembelajaran Sosial Emosional di sekolahnya masing-masing,
namun memang belum spesifik dan belum mengerti istilah pembelajaran
sosial emosional, dan bagaimana mengatur pembelajaran sosial emosional
tersebut dengan baik.

Banyak ilmu Pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani proses ini,
bagaimana menjadi guru yang seharusnya dapat memanjemen sosial
emosional, bagaimana menerapkan pembelajaran sosial emosional di
sekolah.

Finding (pembelajaran)

Dalam modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak ilmu baru
yang bisa saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa
mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus, agar
tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.
Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi
tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang
bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk menciptakan
hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid
maupun dengan masyarakat disekitar kita.

Beberapa kesimpulan dalam mempelajari modul ini antara lain:

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan


secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak
dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai 5
Kompetensi Sosial dan Emosional.

5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikut :


1. Kesadaran Diri (Self Awareness),

2. Pengelolaan Diri (Self Management),

3. Kesadaran Sosial (Social Awareness),

4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),

5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-


Making).

Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun


disekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran
secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan kurikulum
akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya
sekolah serta dengan melakukan penguatan pada Tenaga pendidik maupun
tenaga kepedidikan.

Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki


kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi
tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan
terbuka dengan keragaman budaya. Pengajaran eksplisit KSE dapat
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pendidik
dapat menggunakan berbagai proyek, acara atau kegiatan sekolah yang rutin
untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.

Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum


akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam
konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta
musik, seni, dan pendidikan jasmani.

Indikator ketiga dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional


adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. Lingkungan yang
memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu
indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas
relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan
berdampak pada ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.
Sikap saling percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi
murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani
bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga
mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya
secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas
yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan
pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan,
melibatkan murid, dan menumbuhkan optimisme.

Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan
belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat
meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being)
secara optimal.

Future (penerapan)

Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk
menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti
melakukan Bernafas dengan kesadaran penuh sebelum memulai
pembelajaran dengan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan
kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan
kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian
menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun
memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru
dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.

Inilah sedikit hasil refleksi dwi mingguan saya pada modul 2.2 tentang
pembelajaran sosial dan emosional pendidikan guru penggerak angkatan 7-
Cilacap dari guru ndesa, Guru Kelas SDN Bantarpanjang 04 – Cimanggu.

Salam guru penggerak dan salam bahagia selalu

Anda mungkin juga menyukai