Anda di halaman 1dari 13

Pengalaman saya mengikuti Pelatihan Guru Penggerak angkatan 4, pada modul 2.

3 belajar tentang
coaching. Selama ini saya tidak mengerti apa perbedaan coaching, mentoring dan konseling. Dan dengan
pelatihan ini saya dapat membedakannya antara ketiganya.

Prinsip coaching adalah

Adanya kolaborasi antara coach dan coachee yang berorientasi pada hasil dan sistematis

Coach menfasilitasi peningkatan performa kerja,pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan
pribadi coachee

Coaching lebih kepada membandtu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.

Nah, salah satu model coaching yang harus di praktekkan oleh Calon Guru Penggerak adalah model
TIRTA.

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan
yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Berikut adalah contoh praktik dalaam coaching model TIRTA dengan 3 kasus yang berbeda (tugas 2.3.5
Ruang kolaborasi)

Kasus 1

Coach: guru, coachee: murid, 1 pengamat

ADAB & KURANG NYA ETIKA MURID TERHADAP GURU

Kompasiana.com

Recommended by

Coach : Pak Ade

Coachee : Wety

Pengamat : Bu Euis
Bu Tatat

Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam berpidato dalam Bahasa
Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato dalam Bahasa Inggris tingkat kabupaten.
Namun, nampaknya Rina masih belum percaya diri. Bagaimanakah cara Anda dalam menanggapi hal ini?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan
yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Guru : baiklah Rina, mohon maaf bapak mengganggu waktu kamu, begini Rina, bapak dengar Rina
ditunjuk untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris tingkat Kabupaten, tetapi bapak lihat Rina kurang
begitu semangat untuk mengikutinya, kira-kira apa penyebabnya?

Rina : iya pak, saya memang ditunjuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten, tapi
saya merasa kurang percaya diri pak.

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Guru : o begitu, Rina masih belum percaya diri, coba jelaskan mengapa Rina kurang percaya diri untuk
mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten

Rina : iya pak, karena saya merasa kurang pantas untuk bisa mewakili sekolah, karena... dulu saya
pernah mengikuti perlombaan sejenis tetapi gagal, jadi saya malu kalau sampai saya gagal kedua kalinya.

Guru: sekarang bapak paham bagaimana perasaan Rina saat ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam
lomba pidato Bahasa Inggris. Kami menunjuk Rina karena Rina mempunyai potensi bagus dalam
berbahasa Inggris. Menurut Rina apa saja kemampuan kamu dalam pelajaran Bahasa Inggris?

Rina: saya paling suka menghafal lagu berbahasa Inggris, saya juga suka menonton film berbahasa
inggris,saya mampu berkomunikasi aktif menggunakan bahasa Inggris dan saya mampu menyampaikan
informasi dengan baik dalam Bahasa Inggris.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Guru: Nah tu kan bagus kemampuan kamu dalam berbahasa Inggris, itu sudah lebih dari cukup loh untuk
mengikuti perlombaan ini. Kira-kira apa rencana kamu agar kamu lebih percaya diri untuk bisa mengikuti
perlombaan ini?
Rina : Rencana saya, yang pertama saya akan menemui pak Yosef sebagai guru Bahasa Inggris untuk
membantu saya membuat pidato Bahasa Inggris yang bagus. Kemudian yang kedua saya akan berlatih
berpidato di depan cermin supaya saya lebih percaya diri, selanjutnya saya juga akan mencoba untuk
berpidato di depan pak Yosef dan teman-teman supaya saya lebih percaya diri dan mencoba untuk
menghilangkan rasa trauma saya atas kegagalan saya waktu dulu ikut perlombaan pidto Bahasa inggris.

Guru: bagus sekali, ternyata rencana kamu luar biasa dan bapak yakin kamu mampu lebih baik dari
pengalaman yang pernah kamu alami. Apakah kamu sekarang sudah merasa percaya diri untuk
mengikuti lomba pidato Bahasa inggris tingkat kabupaten?

Rina : inshaAlloh pak, saya sekarang lebih percaya diri untuk bisa mengikuti lomba ini, terima kasih ya
pak.

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Guru : sama- sama Rina, semoga dalam persiapan lomba berjalan dengan lancar dan nantinya kamu
betul-betul siap untuk mengikuti lomba ini. Selanjutnya adakah komitmen kamu terhadap lomba ini?

Rina : komitmen saya untuk persiapan lomba ini saya akan berlatih sungguh-sungguh dengan pak Yosep
dan juga saya akan berlatih dengan guru Bahasa Inggris di luar sekolah tempat saya les pak.. Mudah-
mudahan ini bisa menjadi jalan ikhtiyar saya untuk bisa menjadi yang terbaik dan bisa membawa nama
baik sekolah dan keluarga.

Guru : Bapak sangat setuju sekali dengan komitmen kamu. Mudah-mudahan kamu sukses dan bisa jadi
juara..

Rina : terima kasih pak.

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.

Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching


Tujuan sudah jelas, bagus dalam pemaparannya

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi


potensi coachee

Pertanyaan yang diberikan dapat membuat coache menggali kemapuan yang dia miliki sehingga bisa
percaya diri mengikuti lomba

3.

Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee
dalam menyelesaikan permasalahannya

Pertanyaan yang diberikan coach bisa membuat coachee mengutarakan rencana-rencana yang akan
dilakukan untuk mengatasi permasalahannya

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai


komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Komitmen yang akan dilakukan coachee dapat mendukung untuk mengatasi masalah coachee.

Kasus 2

Coach: guru, coachee: murid. 1 pengamat

Coach : Bu Tatat

Coache : Bu Euis (nama : Amel)

Pengamat : Wety (yang bicara)


Pak Ade

Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru tersebut
membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecuali murid
tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut
les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid
yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah
cara Anda menanggapi hal ini?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan
yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Amel : Selamat siang ibu, bisakah saya minta waktunya, saya ingin mengobrol dengan ibu sebentar, apa
boleh bu?

Guru : halo siang Mel, wah dengan senang hati, mari-mari sini Mel, apa yang mau diceritakan pada ibu?

Amel : begini Bu, belakangan ini saya merasa tidak nyaman dalam suatu mata pelajaran, hal tersebut
sangat menganggu pikiran saya bu...

Guru : kira-kira apa yang bisa ibu bantu? Dan apa yang kamu ingin capai di akhir diskusi kita?

Amel : Saya hanya ingin mendapat solusi dari masalah saya bu..

Guru : Trus ada lagi?

Amel : kiranya saya ingin memperbaiki cara belajar saya bu..agar mendapatkan nilai yang optimal dan
merasa nyaman Ketika belajar

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Guru: baiklah, sebelumnya bisa kamu ceritakan hal apa yang membuatmu merasa tidak nyaman dalam
suatu mata pelajaran?

Amel : saya bingung bu, saya merasa belakangan ini saya diperlakukan tidak adil oleh seorang guru
bu...dalam hal pemberian nilai ulangan

Guru : apa yang membuatmu merasa tidak adil dari guru tersebut?
Amel : begini bu, guru tersebut membuka les privat dan Sebagian besar murid di kelas mengikuti les
privat tersebut kecuali saya.

Guru : mmmmm... bisa dijelaskan lebih lanjut apa yang membuatmu merasa tidak adil dengan gurumu
membuka les privat tersebut?

Amel : saya merasa bahwa nilai yang diberikan tidak adil. Para murid yang mengikuti les guru tersebut
mendapatkan nilai yang lebih baik dari saya.

Guru : o begitu rupanya, baik ..ibu mulai memahami sekarang... selain nilai yang kamu dapatkan dari
ulangan hal apalagi yang membuatmu merasa tidak nyaman?

Amel : saya juga merasa tidak nyaman Ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les
privatnya.

Guru : Boleh ibu tahu seperti apa bentuk sindiran tersebut?

Amel : beliau berkata "anak-anak dapat mengikuti les privat apabila memiliki kesulitan dalam belajar

Guru : apa yang membebani pikiranmu setelah guru tersebut berkata demikian?

Amel : saya jadi merasa guru tersebut menyindir saya bu...karena tidak mengikuti les privatnya.

Guru : Ooo.. seperti itu rupanya

Amel : iya bu..saya merasa tidak nyaman

Guru : selama ini Langkah-langkah apa yang telah kamu lakukan untuk mengobati rasa ingin tahumu
tentang hal itu?

Amel : saya menanyakan keppada teman-teman yang mengikuti les privat tersebut bu..

Guru : apa yang kamu tanyakan pada temanmu?

Amel : saya bertanya pemahaman mereka tentang materi yang disampaikan setelah mengikuti les privat
tersebut.
Guru : lalu apa kata temanmu?

Amel : mereka bilang lebih paham bu dengan penyelsaian soal-soalnya karena mereka dilatih dengan
berbagai jenis soal.

Guru : kalua dari kamu sendiri, kiranya apa yang ingin kamu lakukan?

Amel : begini bu, sebenarnya saya berencana menemui Guru tersebut untuk mengkonfirmasi dugaan
saya

Guru: terus kenapa tidak kamu lakukan?

Amel : Saya masih ragu bu, saya takut dimarahi

Guru : Apakah sebelumnya kamu pernah dimarahi beliau?

Amel : Tidak she bu...

Guru : Kenapa tidak kamu coba:

Amel : Benar bu.. seharusnya saya mencoba untuk menemui guru tersebut ya bu

Guru : Bagus, setelah kamu bertemu guru tersebut apa yang ingin kamu sampaikan?

Amel : saya ingin sampaikan bahwa saya tidak ikut les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya
di kelas? Selain itu saya ingin mengkonfirmasi alasan saya mendapat nilai kecil.

Guru : Bagus ayo lakukan itu. Selain itu apa kekuatan yang kamu miliki sehingga kamu merasa yakin
mendapat nilai tinggi walaupun tidak ilut les?

Amel : saya suka belajar bu, setiap sore saya selalu mengulang pembelajaran hari tersebut dan Latihan
soal. Selain itu saya selalu membuat catatab yang rapi. Saya juga selalu menonton video tutorial dari you
tube jika tidak ada yang saya pahami. Tetapi akhir-akhir ini semenjak pandemic, orang tua saya
kehilangan pekerjaan dan beralih berjualan jajan, saya terpaksa membantu orang tua saya berjualan
jajan di senggok pada sore hari.
Guru : Apakah hal tersebut mengganggu belajarmu?

Amel: Saya rasa berpengaruh, karena waktu belajar saya berkurang

Guru : nah, coba kamu pikirkan kembali tentang nilaimu? Apakah disebabkan kamu tidak ikut les atau
karena kurang belajar?

Amel : waah,.. mungkin juga ya bu...

Guru ; Menurutmu apa yang bisa kamu lakukan?

Amel : untuk ikut les saya ga mungkin bu, karena saya tidak memiliki uang untuk bayar les. Tapi saya
akan meminta bantuan eka teman saya bu, dia ikut les dan biasanya dia mau menjelaskan ke saya apa
yang belum saya pahami.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Amel : Jadi apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?

Guru : 1. Saya akan menemui guru mata pelajaran tersebut dan menyampaikan ke guru bahwa saya
tidak ikut les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya di kelas ?

2. Selain itu, saya mengkonfirmasi jawaban tes yang diberikan

3. Saya akan belajar lebih giat lagi sehingga saya mendapatkan nilai yang tinggi walaupun saya tidak ikut
les, jika saya menemui kiendala saya akan meminta bantuan prima.

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Guru : bagus, Ibu sangat suka rencaba itu, lalu komitmen apa yang kamu lakukan untuk menjalankan
rencanamu itu?

Amel : saya besok pagi akan menemui guru tersebut di sekolah bu. Selain itu say akan belajar lebih giat
lagi.

Guru: siapa yang kamu minta bantuan untuk menjalankan komitmen ini?
Amel : Saya akan meminta bantuan eka untuk mengingatkan saya dan membantu saya belajar

Guru : Nah itu baik kamu lakukan

Amel: Terima kasih bu sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya

Guru : sama-sama

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.

Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Tujuan yang disampaikan sangat jelas yaitu tentang masalah yang dihadapi oleh coachee (amel)

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi


potensi coachee

Guru memberikan pertanyaan yang dapat membuat murid dapat mengindentifikasikan masalah dan
potensi yang dimiliki oleh murid

3.
Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee
dalam menyelesaikan permasalahannya

Pertanyaan yang diberikan oleh coach membantu coachee untuk bisa membuat rencana aksi agar dapat
menyelesaikan masalah dengan baik

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai


komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Pemberian pertanyaan berupa komitmen yang akan dilakukan oleh coachee membuat masalah bisa
diselesaikan dengan baik dan bisa di pertanggungjawabkan.

Kasus 3

Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat

Coach : Wety

Coache : Bu Tatat

Pengamat : Pak Ade

Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima
laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang
melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda
mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut,
rekan Anda menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku
teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala
sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan
yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Coachee : Bu Wety, bolehkah saya meminta waktunya? Saya mau bercerita tentang apa yang saya alami
tadi ketika pelaksanaan supervisi oleh pengawas

Coach : Baik Bu Tatat, apa yang mau ibu ceritakan tentang kejadian tadi?
Coachee : Begini Bu. Saya baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang menerima laporan
dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar. Pengawas sekolah yang melakukan
supervisi tampak keberatan ketika saya mengajar tanpa buku teks. Saya mengajar dengan
memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, saya
menyampaikan jika saya tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku teks.
Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal itu kepada kepala
sekolah.

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Coach : O begitu bu... Kira-kira hambatan apa yang menyebabkan ibu tidak menggunakan buku teks?

Coachee : Saya sudah terbiasa mengajar dengan cara tersebut dan materi yang saya ajarkan sudah saya
kuasai.

Coach : Apa kelebihan yang dirasakan ibu saat tidak menggunakan buku teks?

Coachee : Saya merasa lebih bebas dalam menyampaikan materi dan hal tersebut adalah sebagai
implementasi dari merdeka mengajar

Coach : Kalau boleh tahu, pada saat mengajar ibu menggunakan sumber belajar apa?

Coachee : Saya menggunakan sumber belajar dari internet, seperti video pembelajaran di You Tube,
artikel ilmiah di internet.

Coach: Menurut ibu apakah menggunakan buku teks dapat menghambat eksplorasi murid?

Coachee: Mmmm... kalo saya pikir-pikir kembali, penggunaan buku teks tidak akan menghambat
eksplorasi murid, bahkan bisa jadi memperkaya referensi murid dalam mengeksplor materi
pembelajaran.

Coach : ya.. saya setuju dengan ibu.. semua bisa kita jadikan sumber belajar, semakin banyak yang kita
gunakan semakin baik.

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Coach : Jadi sekarang apa rencana ibu untuk untuk menyelesaikan masalah ini?

Coachee : yang pertama saya akan menghadap Kepala sekolah, untuk menyampaikan permohonan maaf
karena saya telah membuat kecewa bapak pengawas, kalua memang memungkinkan saya ingin bertemu
langsung dengan bapak Pengawas, supaya masalah ini bisa selesai dan tidak menimbulkan salah paham
yang berkepanjangan.

Coach : Apa yang akan ibu sampaikan kepada Bapak Pengawas?

Coachee : saya akan mengatakan bahwa saya akan mengajar menggunakan banyak sumber belajar
diantaranya buku teks, internet, video pembelajaran dengan tujuan supaya murid-murid dapat
mengeksplorasi materi dengan merdeka.

Coach : bagus sekali rencana ibu, mudah-mudahan berhasil..

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Coach : Apa komitmen ibu terhadap rencana ibu ini?

Coachee : Saya berkomitmen untuk selalu membuat rencana pembelajaran yang menggunakan banyak
sumber belajar untuk eksplorasi materi sehingga murid-murid saya dapat menjalankan merdeka belajar
dan saya akan membuat murid-murid saya senang dalam kegiatan eksplorasi materi, tanpa ada unsur
paksaan, akan saya serahkan pemilihan sumber belajar pada murid-murid saya.

Coach : wah bagus sekali ibu... Saya sangat mendukung. Mudah- mudahan semua berjalan lancar dan
sesuai harapan ya bu...

Coachee : terima kasih bu Wety atas waktunya untuk sharring, mudah-mudahan kita semua bisa
menjadi Guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kita ya...Aamiin...

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

No

Langkah dalam model TIRTA

Komentar

1.
Tujuan: Menyampaikan tujuan coaching

Menurut saya, Tujuan yang disampaikan oleh coachee sangat jelas yaitu ingin mencari solusi atas
permasalahan pada saat disupervisi mengajar.

2.

Identifikasi:Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi


potensi coachee

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee menyadari bahwa yang di sarankan oleh
Pengawas bukan suatu yang harus dihindari tetapi bisa untuk tambahan sumber belajar dalam
eksplorasi materi pembelajaran di kelas

3.

Rencana Aksi: Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee
dalam menyelesaikan permasalahannya

Coach memberikan pertanyaan yang dapat membuat coachee merencanakan hal-hal dalam
menyelesaikan permasalahan baik dengan kepala sekolah, dengan pengawas dan dengan dirinya sendiri
tentang sumber belajar.

4.

Tanggung jawab: memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai


komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya

Coach menanyakan tentang komitmen terhadap rencana yang diambil oleh Coachee dan ternyata
membuat coachee menjadi yakin akan keputusan dalam solusi yang dia ambil.

Anda mungkin juga menyukai