Anda di halaman 1dari 11

Jurnal

Dwi Mingguan

Ade Irwan
CGP Angkatan 9
Jurnal 2.2

Kembali lagi bersama saya Ade Irwan,S.Pd, CGP


Angkatan 9. Saya mengajar di SDN 098 Ciroyom Kota
Bandung. Pada kesempatan ini saya akan menceritakan
tentang apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan
guru penggerakdi materi modul 2.2 yaitu Pembelajaran
Sosial dan Emosional.
Pengalaman selama proses pembelajaran dan perasaan
selamamem pelajari modul 2.2 saya sampaikan dalam
tulisan ini. Pelajaran dalam modul 2.2 ini akan saya
ceritakan dalam refleksi dengan model 4F yang dapat
diterjemahkan model 4P yang diprakarsai oleh Dr.
Roger Greenaway yaitu:
Facts ( Peristiwa)
Feelings ( Perasaan)
Findings ( Pembelajaran)
Future ( Penerapan )
Berikut adalah Jurnal yang saya coba buat.
Peristiwa
Sesuai alur MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.2 ini
dimulai dengan mulai dari diri, kami disuguhi materi dan video yang ada
di LMS serta diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang
pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik
yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami
mengahadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis
tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian kami
disuguhi dengan eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang
Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di
sekolah. Selain itu juga diselingi dengan tugas-tugas yang berisi refleksi
dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari. Dengan mempelajari
Pembelajaran Sosial Emosional ini diharapkan agar :
Dapat menjelaskan pentingnya kompetensi sosial dan emosional untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh
individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan
kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
Dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional
berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic,
Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan
5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran
diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran
penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi
sosial emosional (KSE). Dapat menjelaskan bagaimana
implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah
melalui
indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik
mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas
dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional
pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja
CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning)
yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan
Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat
diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu,
pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan
kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan
budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang
pembelajaran berdifernsiasi, kami juga melakukan tatap maya dengan
fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi
diskusi dan sesi presentasi. Pada hari Rabu tanggal 08 November 2023,
Bapak Muhamad Naim, S.Pd. selaku fasilitator, memberikan pemantapan
tentang modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian kami diminta
untuk melakukan diskusi dengan menaganalisis tentang implementasi KSE.
Pada pertemuan berikutnya, 10 November 2023 kami melakukan presentasi
hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan. Kemudian ditutup
dengan penguatan yang diberikan oleh bapak Muhamad Naim, S.Pd.
sebagai Fasilitator dan Ibu Marjani, S.Pd Sebagai Pengajar Praktik.

Selanjutnya untuk mendemonstrasikan pemahaman dalam kontekstual,


saya menyajikannya dalam link :
https://drive.google.com/file/d/11flqkqn2OfJizKUOmQ5roGxVpcFnoAu
0/view?usp=sharing
Kegiatan selanjutnya adalah elaborasi pemahaman yang dijadwalkan pada
tanggal 14 November 2023 bersama instruktur Bapak M. ALI ALFIAN.
Pada sesi ini kami menguatkan pemahaman mengenai KSE dalam moda
daring.
Hasil pemahaman kami kemudian kami hubungkan dengan pemahaman
kami dengan materi pada modul sebelumnya dan kami interpretasikan
dalam kegiatan Koneksi Antar Materi yang terangkum dalam link :
https://drive.google.com/file/d/1PQA4XM3S6YJdBN3Qv5izcCr4PeTnt
AQp/view?usp=sharing
Perasaan
Banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan senang,
karena bertambah lagi ilmu saya terutama bagaimana tentang bagaimana
saya mampu mengenali emosi yang sedang saya rasakan serta bagaimana
saya mampu mengelola emosi tersebut agar tidak melakukan tindakan yang
mungkin akan berdampak negatif bagi murid saya.
Kaget ternyata sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2, saya yakin para
CGP pun sudah menerapkan pembelajaran Sosial Emosional di sekolahnya
masing-masing, namun memang belum spesifik dan belum mengerti istilah
pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana mengatur pembelajaran
sosial emosional tersebut dengan baik. Banyak ilmu pengetahuan yang saya
dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang
seharusnya dapat memanage sosial emosional, bagaimana menerapkan
pembelajaran sosial emosional di sekolah.
Pembelajaran
Dalam modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak ilmu baru
yang bisa saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran
bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus,
agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun
orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu
mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam
keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di
modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk
menciptakan hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja,
dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita.
Beberapa kesimpulan dalam mempelajari modul ini antara lain:
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan
anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai 5
Kompetensi Sosial dan Emosional.
5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikut :
1. Kesadaran Diri (Self Awareness),
2. Pengelolaan Diri (Self Management),
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness),
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-
Making).
Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun
disekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran
secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan
kurikulum akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim
kelas dan budaya sekolah serta dengan melakukan penguatan pada Tenaga
pendidik maupun tenaga kepedidikan.
Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki
kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi
tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan
terbuka dengan keragaman budaya. Pengajaran eksplisit KSE dapat
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek, acara atau kegiatan sekolah
yang rutin untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara
eksplisit.
Indikator ketiga dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional
adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. Lingkungan yang
memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu
indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah.
Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya
akan berdampak pada ketertarikan dan keterlibatan murid dalam
pembelajaran. Sikap saling percaya akan menumbuhkan perasaan aman
dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid
akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba,
berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan
murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan
melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul
keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid, dan menumbuhkan
optimisme.
Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di
sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan
psikologis (well-being) secara optimal.
Penerapan
Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk
menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti
melakukan bernafas dengan kesadaran penuh sebelum memulai
pembelajaran dengan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan
kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan
kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian
menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun
memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan
guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.
Inilah sedikit hasil refleksi dwi mingguan saya pada modul 2.2 tentang
pembelajaran sosial dan emosional pada pendidikan guru penggerak.

Anda mungkin juga menyukai