Anda di halaman 1dari 3

Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai

dengan proses pembelajaran yang pernah saya pelajari baik metode maupun strategi. Apersepsi
yang saya lakukan untuk mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi yang sudah
dimiliki oleh anak. Memberikan penyegaran pada anak melalui ice breaking untuk
mengembalikan kesegaran kefokusan siswa pada proses pembelajaran. Namun, setelah
mempelajari modul ini, ternyata apa yang sudah saya lakukan merupakan salah satu
pembelajaran social emosional, akan tetapi masih pada langkah awal perlu adanya penambahan
langkah yang lebih baik lagi. Antara lain perlunya saya melakukan kesadaran penuh pada diri
saya maupun siswa agar dapat mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat
menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk menfasilitasi
seluruh siswa di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejateraan
psikilogis [well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain; Pertama
adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL
(Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk
mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri,
manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab.Yang kedua adalah tentang pemahaman konsep kesadaran penuh
(mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) serta
bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4
indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum
akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan
emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Dan yang ketiga tentang
kesejateraan psikologis [well-being]. Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan
kompetensi social emosional baik pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik.
Karena pembelajaran social emosional merupakan suatu system yang saling terkait.

Perubahan yang saya terapkan di kelas pada anak didik saya dengan membiasakan maindfullness
pada setiap awal pembelajaran dengan mengenalkan emosi pada anak, dengan pembiasaan ini
diharapkan anak dapat mengenali dirinya dan mengelola asset-aset yang ada didirinya sehingga
memiliki kesiapan dalam belajar. Disamping itu juga menerapkan 5 KSE baik pada pengajaran
eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim
kelas dengan melibatkan siswa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan.Dengan
penerapan tersebut anak mencapai well-being sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat dengan berusaha untuk menumbuhkan rasa
percaya pada teman sejawat sehingga dapat mendukung teman sejawat dalam menerapkan
kompetensi social emosional dalam peran dan tugas sebagai guru dengan peduli kepada mereka.
Selalu belajar merefleksi kemampuan social emosional pribadi dan berkolaborasi dengan teman
sejawat untuk menciptakan struktur komunitas dalam penerapan pembelajaran social emosional,
dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi social emosional sehingga dapat tercipta
lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yaitu lingkungan yang membangun persepsi bahwa
setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan perbedaan itu dapat saling melengkapi
bukan menyaingi. Dengan penguatan KSE pendidik mampu menjadi teladan, berkolaborasi dan
saling belajar sehingga mampu membantu murid menemukan jati diri dan mengembangkan
potensinya.

Pembelajaran Sosial Emosional tidak dapat berdiri sendiri sebab pembelajaran sosial emosional
merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai
aspek sosial dan emosional agar dapat:

1. Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)


2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab)

Kesadaran Diri:

Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana
pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Manajemen Diri:

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai
situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

Kesadaran Sosial:

Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk
mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

Keterampilan Berelasi:

Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan


suportif.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:

Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian,


kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi
manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan
psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran


penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan
memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi
semangat dalam belajar. Yang akan mewujudkan kesejahteraan psikologis atau well being.

Modul Pembelajaran Sosial Emosional memiliki keterkaitan dengan modul pembelajaran


sebelumnya. Pembelajaran social emosional merupakan langkah untuk mewujudkan well being
sehingga pada komunitas sekolah akan terwujud sekolah yang nyaman, aman, dan akan tercapai
kebahagiaan dan keselamatan anak setinggi-tingginya sesuai dengan yang diamanatkan KHD.
Untuk mewujudkan pembelajaran social emosional peran guru sangat penting. Guru dapat
menumbuhkan nilai dan perannya dalam mengelola kompetensi social dan emosi anak sehingga
nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak
sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan
seimbang. Dan Hal ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi terciptanya profil pelajar
pancasila melalui proses pembelajaran tentang kesadaran diri, managem diri, kesadaran social,
kemampuan berelasi serta pengambilan keputusan bertanggung jawab. Pembelajaran social
emosional pun dalam pelaksanaannya dapat mengontrol kita untuk menciptakan budaya positif
di sekolah dengan memandang perbedaan individu melalui pembelajaran berdeferensiasi.

Anda mungkin juga menyukai